Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Problem Solving

“Pengambilan Keputusan”

Dosen Pengampu :
Vitria Komala Sari, S.ST,M.Keb

Nama Mahasiswa :
Revia Hafifah
D4 Kebidanan

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI


TAHUN AJARAN 2022 – 2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema makalah ini adalah “pengambilan keputusan”.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen mata kuliah problem solving yang telah memberikan tugas terhadap
saya.

Makalah saya jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Bukittinggi, 25 maret 2022

Revia Hafifah

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................7
2.1 Pengertian Pengambilan keputusan..................................................................7
Tipe keputusan.......................................................................................................7
2.2 Teori pengambilan keputusan.............................................................................7
2.3 Tipe tipe Keputusan............................................................................................9
2.4 Faktor yg mempengaruhi keputusan................................................................10
2.5 Dasar pengambilan keputusan.........................................................................11
2.6 Strategi pengambilan keputusan.......................................................................11
2. 7 Kesalahan dalam pengambilan keputusan......................................................13
BAB III.........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

3
Pemisah halaman…

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Problem Solving and Decision Making (PSDM) adalah proses langkah-demi-
langkah yang dapat membantu dengan cepat dan akurat menyelesaikan berbagai
masalah dalam organisasi di seluruh dunia, PSDM membantu pada semua tingkatan
dalam organisasi secara efisien dalam mengatur dan menganalisa informasi dan
mengambil tindakan yang tepat.
Pengambilan keputusan (Desicion Making) merupakan suatu proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah
Setiap peserta didik selalu terlibat didalam tindakan pembuatan keputusan atau
decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah
yang sederhana sampai dengan yang kompleks, dan menuntut pertimbangan
banyak dan mendalam ketika pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran
matematika berbasis Problem solving menuntut peserta didik dan pendidik untuk
mengambil keputusan sebagai jawaban dari permasalahan pembelajaran yang
dipecahkan. Pengembilan keputusan yang baik yaitu melakukan pengambilan
keputusan yang dipengaruhi oleh proses deductive reasonin.
pengambilan keputusan adalah tindakan dalam mengeluarkan keputusan yang
bersifat taktis maupun operasional seperti memuat program yang ingin dicapai,
strategi pelaksanaannya dan strategi pemecahan masalah, melalui suatu keputusan
yang didasarkan pada hasil pemilihan beberapa alternatif masalah yang telah
ditetapkan untuk pencapaian tujuan. Pembuatan keputusan tersebut mencakup
kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif
keputusan berda-sarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa itu Pengertian dari pengambilan keputusan ?

2. Apa teori pengambilan keputusan ?

3. Apa saja tipe tipe keputusan ?

4. Apa saja factor yang mempengaruhi keputusan klien ?

5. Apa dasar pengambilan keputusan ?

6. Apa saja strategi pengambilan keputusan

7. Apa saja kesalahan dalam pengambilan keputusan ?

5
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pengambilan keputusan ?

2. Untuk mengetahui teori pengambilan keputusan ?

3. Untuk mengetahui tipe keputusan ?

4. Untuk mengetahui factor yg mempengaruhi pengambilan keputusan ?

5. Untuk mengetahui dasar pengambilan keputusan ?

6. untuk mengetahui strategi pengambilan keputusan ?

7. untuk mengetahui kesalahan dalam pengambilan dalam keputusan ?

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan keputusan


Keputusan adalah pengakiran atau pemutusan dari suatu proses pemikian
untuk menjawab suatu proses pemikiran untuk menjawab suatu pertanyaan,
khususnya mengenai suatu masalah atau prolema.

Pengambilan keputusan adalah proses pendekatan sistematis terhadap suatu


masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan dan
penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan pemilihan alternative, serta
pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan yg belum
memuaskan

Tipe keputusan
 Keputusan terprogram (terstruktur)
 Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur, tertulis maupun tidak.
 Bersifat rutin, berulang ulang
 Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)
 Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa
 Kebijakan yg ada belum menjawab, misalnya pengalokasian sumber
daya.

2.2 Teori pengambilan keputusan


1. The Gerbage Can Model

.Pengambilan keputusan model ini didasarkanpada sebuah nalar


kebiasaan dan dalam hal inikeefektivitas serta efisiensi keputusan yang diambil
tidakperlu dipertimbangkan.Model kaleng sampah ini tidakmemperdulikan hubungan
keteraturan diantara masalahyang terjadi, solusi yang ada pelaku alternative,
namunmenjelaskan bahwa pengambilan keputusan dalamsebuah perusahaan
bersifat acak (random) dan tidaksistematik. Hal ini mirip dengan
seseorang yangmengambil sesuatu dari kaleng sampah dimana dia
bisamemperoleh apapun tanpa terduga.

2. The Individual Differences Perspective

Persfektif perbedaan individu memfokuskan perhatian pada prilaku


pemecahan masalah manager individu, seperti yang dipengaruhi oleh
gayapengambilan keputusan manajer, latar belakang dankepribadian
manajer. Model perspektif perbedaanindividu Ini mencoba menjelaskan
bagaimana manajerdapat menggunakan metode yang berbeda atau sampaipada
kesimpulan yang berbeda karena kepribadian yangberbeda, misalnya selain dari
Keen dan Scott Morton(1978), perspektif perbedaan individu belum

7
mendapatbanyak perhatian. Ini mungkin karena penekanankeseluruhan di
tempat lain pada organisasi (ataukelompok) daripada pengambilan keputusan
individu.

Perbedaan individu dapat mempengaruhipengambilan keputusan


setiap orang. Dimanakarakteristik setiap individu yang berbeda-beda
sangatmenentukan langkah pengambilan keputusan yang akandiambil.
Adapunmasing-masing individu memiliki gayapengambilan keputusan dan
tingkatpengembanganmoral yang berbeda serta setiap inidvidu memiliki polapikir
dan latar belakang yang berbeda pula.

3. Naturalistik Decision Making

Tupin(2004)Pengambilan keputusan naturalistikberkaitan dengan


penyelidikan (investigasi) danpemahaman pengambilan keputusan dalam konteks
alami(yang natural). Landasan empiris dari pengambilankeputusan naturalistik
membedakannya dari modeldeskriptif lainnya, seperti prosedur organisasi,
tempat sampah atau pandangan politik.Kontribusi baru-baru iniuntuk bidang
pengambilan keputusan naturalistik adalahmodel Klein's (1998) Recognition-Primed
Decision (RPD).Klein mengamati dan menganalisis lebih dari 600keputusan
yang dibuat oleh orang-orang dalam situasiberbeda, seperti petugas, perawat,
dan tentara.

Inti dari model RPD adalah kemampuan pembuatkeputusan dalam


mengenali situasi yang mirip denganpengalaman sebelumnya sehingga ia
dapat membuatkeputusan yang lebih baik dari sebelumnya. Bagian yangharus
dikenali terlebih dahulu adalah tujuan yang terkaitsesuai dengan situasi itu, serta
isyarat penting dan apayang diharapkan. Pembuat keputusan juga
mencaritindakan yang mungkin akan berhasil. Jalannya tindakandievaluasi dengan
simulasi mental, di mana pembuatkeputusan memvisualisasikan bagaimana
tindakan itudilaksanakan. Script terus diperbaiki sampai pembuatkeputusan
nyaman dengan itu, setelah itu dilaksanakan.

4. The Multiple Perspectives Approach

Mitro dan Linstone (1993) mengusulkan pendekatan multi perspektif


untuk pengambilan keputusan sebagai upaya untuk “menyapu” semua
kemungkinan perspektif pada suatu masalah. Ini didasarkan pada konsep
Singer dan Churchman (1971)tentang pemikiran sistem tanpa batas, yang
mengasumsikan bahwa masalah apapun adalah anggota dari masalah lain.

Dengan demikian, dianjurkan bahwa lebih dari satu pandangan teknis dari
suatu sistem diperoleh.Untuk menutupi perspektif organisasi dan individu,
sebanyakmungkin roleplayer dan pemangku kepentingan harus
diselidiki.Pengumpulan data juga untuk mengikuti pendekatan "menyapu",

8
dan terutama data perspektif organisasi dan teknis perlu diperoleh dalam
berbagai model dan dari sebanyak mungkin sumber

2.3 Tipe tipe Keputusan


Hubungan antara gaya kepemimpinan dan perilaku pengambilan keputusan secara
individual dapat dijelaskan secara ringkas, sebagai berikut:

1. Authocrative Leadership: sang pemimpinan memiliki kecenderungan untuk


melakukan pengambilan keputusan sendiri. Pada umumnya keputusan yang
diambil adalah berbasis keakhlian yang dimiliki pemimpin atau berdasarkan
“intuitive judgment” dari sang pemimpin.
2. Laissez-faire Leadership: sang pemimpin memiliki kecenderungan untuk
membiarkan bawahan (anak-buah) untuk melakukan pengambilan keputusan.
Pola keputusan ini cenderung mendorong diberikannya kebebasan kepada
para pengikut atau bawahannya, yang secara positif diharapkan akan
merangsang dan menumbuhkan kreativitas-kreativitas dari para pengikutnya.
3. Democratic Leadership: sang pemimipin memiliki kecenderungan untuk
mendorong bawahan berperan-serta dalam pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil pada umumnya bersifat consensus hasil
musyawarah, yang disepakati semua pengikutnya. Secara positif keputusan-
keputusan yang diambil akan mendorong komitmen dari para anggota dalam
melaksanakan atau mempertahankan keputusan.
4. Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership): sang pemimpin menciptakan
dan mengartikulasikan visi (tujuan yang akan dicapai) sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh para pengikutnya. Kepemimpinan Visioner
dipandang sangat efektif dalam pengambilan keputusan-keputusan tentang
aspek perencanaan (planning), khususnya perencanaan strategik (strategic
planning), yaitu pada organisasi yang ingin melakukan perubahan besar pada
masa depan, ingin merubah atau menciptakan citra organisasi yg baru atau
organisasi yg ingin melakukan konsolidasi internal dalam menetapkan
rencana strategic organisasi.
5. Kepemimpinan Transaksional (Transactional Leadership): sang pemimpin
berupaya mempengaruhi para pengikutnya untuk mencapai kinerja tinggi
dengan transaksi akan memperoleh imbalan yang tinggi. Para pemimpin
transaksional memiliki pemahaman dan kepekaan yang tinggi terhadap
kebutuhan bawahan. Gaya kepemimpinan ini sangat efektif pada organisasi-
organisasi yang relatif berskala kecil (small scale enterprise), yang mengalami
situasi yang mendesak untuk melakukan peningkatan kinerja atau
produktivitas, atau pada organisasi yang mengalami stagnasi atau “slow
moving” pertumbuhannya.
6. Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership): sang
pemimpin berupaya mengilhami dan memotivasi pengikutnya untuk meraih
hasil kerja yang lebih besar dari pada target yang ditetapkan dan mendorong
pengikutnya untuk meraih ‘internal rewards’ (kebanggaan berprestasi, tujuan-

9
tujuan transendental, aktualisasi diri, dll). Pemimpin transformasional akan
bekerja efektif pada situasi organisasi yang menuntut peningkatan dalam
aspek pengorganisasian (organizing) dan pengarahan(directing), sebagai
contohnya adalah pada organisasi yang ingin merombak budaya organisasi,
mengatasi masalah-masalah rendahnya kinerja bawahan, banyak bawahan
yang keluar, tingkat absensi yang tinggi, dan rendahnya kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

2.4 Faktor yg mempengaruhi keputusan


Menurut Terry factor factor yg mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
ialah :
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional
maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan.
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi
harus lebih mementingkan kepentingan.
3. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah
altenatif-alternatif tandingan.
4. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini
harus diubah menjadi tindakan fisik.
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup
lama.
6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
7. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan
itu benar.
8. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan mata rantai berikutnya.

Sedangkan menurut Kotler, faktor-faktor yang mempengaruhi


pengambilan keputusan antara lain:
a. Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas
sosial
b. Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan
status
c. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep
diri
d. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan,
keyakinan dan pendirian

10
2.5 Dasar pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan (decision making) yg dilakukan oleh manejer
biasanya berdasarkan:

a. Keyakinan
Manajer dalam pengambilan keputusannya didasarkan atas keyakinan bahwa
“keputusan” inilah yg terbaik setelah diperhitungkan dan di analisis factor
factor internal dan ekstrernal serta dampak positif dan negative dari
keputusan tersebut :
b. Intuisi
Manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hatinya,
bersifat ilham dan perasaannya. Pengambilan keputusan secara intuitif ini
secara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan latihan
dan latar belakang. Pengambilan keputusan secara intuisi oleh pengetahuan
masa lalu, latihan latihan dan latar belakang. Pengambilan keputusan secara
intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental,
tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya
menurut perasaannya.
c. Fakta fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi dan
fakta fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman,
perspektif yg tepat dan daya piker utk menginflemasikan situasi dan kondisi
masa depan. Keputusan yg ditetapkan berdasarkan fakta fakta ini realitif baik,
rasional, dan dapat dipertanggung jawabkan serta bisa diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi.
d. Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusuannya didasarkan pada
pengalamannya dan pengalaman pihak pihak lain. Pengalaman sangat
berharga, memberikan petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan
“apa yg harus dilakukan dalam situasi dan kondisi seperti ini?”
e. Kekuasaan
Decision making dalam pengambilan keputusan harus berpedoman atas
kekuasaan yg dimiliki, supaya keputusan itu sah dan legal utk diberlakukan.
Hal ini didasarkan karena authority merupakan dasar hokum utk bertindak
dan berbuat sesuatu.

2.6 Strategi pengambilan keputusan


Strategi pengambilan keputusan adalah suatu usaha yg rasional dari administrator
untuk mencapai tujuan yg telah diterapkan pada bagian awal dari fungsi
perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan. Ia memerlukan
kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.

Adapun strateginya ialah ;

11
a. Mengidentifikasi, suatu organisasi apabila mengahdapi permasalahn lebih
dulu harus dibuat jelas apakah otu memang masalah atau sekedar isu belaka.
Yang dimaksud dengan masalah disini adalah persoalan yang harus
dipecahkan sedangkan isu adalah persoalan yang perlu dibicarakan
b. Menganalisis masalah, untuk mengetahu penyebab timbulnya masalah, lebih
dahulu harus didapat datanya. Daftar tersebut kemudian diolah menjadi
informasi tentang penyebab timbulnya masalah. Disini fungsi unit pengolah
data sangat penting sebab kemungkinan juga akan ada informasi yang masuk
yang tidak dapat dipertanggung jawabka. Oleh karena itu sebelumnya kita
harus membuat bebrapa alternatif pemecahan masalah. Untuk dapat
membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah, maka lebih dulu harus
diketahui penyebab timbulnya masalah. Selanjutnya dibuatlah beberapa
alternatif, maka masing-masing alternatif harus ditnjukan kekurangan dan
kelebihannya.
c. Penilaian dan pemilihan alternatif, setelah sebagaialternatif di identifikasi,
kemudian dilakukan evaluasi masing-masing alternativ yang telah
dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif tindakan
dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat
memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam
hubungan dengan sasaran atay tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu
statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai
alternatif yang telah dikembangkan.
d. Melaksanakan keputusan, jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah,
maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini,
sudah jelas akan tetapi seringkali keputusan yang baik sekalipun mengalami
kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Dalam mengevaluasi dan
memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan
kemugkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betappun baiknya suatu
keputusan apabila suatu keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan
itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan
dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikkit mempertimbangkan.
e. Evaluasi dan pengendalian, setelah keputusan ditetapkan, pengambil
keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan
akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan
agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat teralisir. Peniaian
didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang
bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercayai pimpinan untuk menilai
keberhasilan keputusan tersebut, keputusan tersebut kurang berhasil dimana
permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil
keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi . masing-masing tahap
dari proses pengambilan keputusan perlu ditimbangkan dengan hati-hati,
termasuk dalam penetapan sasarn tujuan setiap keputusan yang di ambil itu
merupak perwujudan kebijakan yang telh digariskan. Oleh karena itu analisis
proses pengambilan keputusan pada hakekatnya sama saja dengan proses

12
2. 7 Kesalahan dalam pengambilan keputusan
1. Terlalu percaya diri, kondisi dimana pembuat keputusan cenderung berfikir bahwa
mereka tahu lebih banyak dari pada yang mereka lakukan atau memiliki pandangan
yang positif namun tidak relalistis tentang diri mereka sendiri dan kinerjanya

2. Gratfikasi segera, kondisi dimana pembuat keputusan cenderung menginginkan


imbalan segera dan menghindari biaya segera.

3. efek jangkar, kondisi dimana pembuat keputusan menetapkan infomasi awal


sebagai titik awal dan kemudian, setelah ditetapkan gagal menyesuaikan secara
memadai informasi berikutnya

4. Presepsi selektif, situasi dimana pembuat keputusan mengorganisasikandan


mengintreprestasikan kejadian secara selektif berdasarkan presepsinya.

5. Biasa konfirmasi, kondisi ketika pembuat keputusan yang mencari informasi yang
menegaskan lagi pilihannya yang lalu dan mengurangi informasi yang betolak
belakang dengan penilaian dimasa lalu.

6. Biasa pembingkaian, kondisi dimana pembuat keputusan memilih dan menyoroti


suatu aspek dari situasi tertentu tetapi membuang yang lain. Memberikan perhatian
pada aspek khusus dari situasi, pada waktu bersamaan menolak aspek yang lain,
para pembuat keputusan mendistorsi apa yang mereka lihat dan menciptakan ttik
referensi yang salah.

7. Ketersediaan, kemampuan untuk mengingat kejadian secara obyektif dan


menghasilkan penilaian dan estimasi probabilitas yang terdistrori

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan itu merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
cara atau teknik tertentuagar dapat lebih diterima oleh semua
pihak.Beberapaperbedaan antara proses pengambilan keputusan yang sedang
diasumsikan atau dimodelkan dan cara pengambilan keputusan terjadi
dalam praktik atau teori. Keputusan-keputusan yang diambil oleh setiap orang
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti latar belakang, pengalaman, kebutuhan,dan
lain sebagainya. Agar lebih memahami dan lebih tepat dalam mengambil keputusan,
seorang pengambil keputusan harus lebih banyak mempelajari tentang
pengambilan keputusan dan bertukar pengalaman dengan orang lain
sehingga dapat menemukan cara pengambilan

3.2 Saran
Jangan mengambil keputusan disaat mendesak dikarenakan akan membuat
kita merasa menyesal, dan setiap aspek aspek keputusan harus diperhatukan.
Karena keputusan yg akan kita ambil tidak hanya melibatkan kita saja, tetapi
berkaitan dengan aspk lain.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unikom.ac.id/32804/1/PERTEMUAN%20-11%20(PENGAMBILAN
%20KEPUTUSAN%20DAN%20OPTIMASI).pdf

https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/download/569/516

http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/5/09410127_Bab_2.pdf

https://osf.io/preprints/inarxiv/j9fra/

https://www.neliti.com/id/

https://repository.unpak.ic.id/

https://www.academia.edu/35944539/bab-7-problem-solving_1_.ppt

Anizizhan, syafarudin.2004. pengambilan keputusan pendidikan.jakarta: grasindo

Hasan, M. Iqbal.2004.pokok-pokok materi pengambilan keputusan.bogor:ghalia


indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai