Anda di halaman 1dari 13

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Komang Ayu Ratih Vijayanti (2107511177)


2. Ni Kadek Eva Pridariasih (2107511181)
3. Zahrah Batrisya Rawosi (2107511182)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan ............................................................................ 3
2.2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan ............................................................... 3
2.3 Macam-Macam Pengambilan Keputusan.................................................................... 4
2.4 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan........................................................................ 5
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ................................................ 5
2.6 Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi ...................................................... 6
2.7 Gaya Pengambilan Keputusan .................................................................................... 7
2.8 Pengambilan Keputusan Individu ............................................................................... 7
2.9 Pengambilan Keputusan Kelompok ............................................................................ 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, dapat terjadi perubahan-
perubahan kondisiyang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka
diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan
yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasidapat berjalan
terus dengan lancar.
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.
Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah,evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan
alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat
keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik
pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan
keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya,
sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan
manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan
keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat
dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternatif program dan prioritasnya.
Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungandan berbagai dampak
yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam
tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil
pelaksanaandilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang
telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan
keputusan. Kegiatan yangdilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan
keputusan dari mulai identifikasi masalahsampai dengan evaluasi dari pengambilan
keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalamadministrasi sebagai suatu
sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkansuatu
permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
organisasidibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi
guna mengambilkeputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan
bagian dari kegiatanadministrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat
roda organisasi dapat segeraterpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif dalamrangka mencapai suatu tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas yaitu:
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan.
2. Macam-macam pengambilan keputusan.
3. Tahap-tahap dan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
4. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan ditulisnya makalah ini berdasarkan uraian rumusan masalah di atas yaitu:
1. Agar dapat mengetahui yang di maksud dengan pengambilan keputusan.
2. Agar bisa memahami cara mengambil keputusan.
3. Agar dapat mengetahui konsep yang ada dipengambilan keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan


Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan keputusan. Kegiatan ini
memainkan peranan penting, karena kualitas keputusan-keputusan manajer akan
menentukan efektifitas rencana yang disusun. Secara umum, pengertian pengambilan
keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah:
1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

2.2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


1. Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
mempunyai fungsiantara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik
secara individual maupun secara kelompok.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut masa yang akan datang,
dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
2. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancar dan
tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-

3
hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan
oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan
masalah tersebut.

2.3 Macam-Macam Pengambilan Keputusan


Oleh Herbert Simon, secara umum macam-macam pengambilan keputusan dibedakan
menjadi tiga jenis keputusan, yaitu:
1. Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan rutin, sehingga
dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah.
Contoh: Manajer produksi dari PT. Abadi selalu melakukan kegiatan rutin disetiap
awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan Setengah Terprogram
Merupakan keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang
dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci.
Contoh: Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada
devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan
serta mengolah keuangan pada PT.Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin
di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada
mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan.
Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan
perusahaan secara cermat.
3. Keputusan Tidak Terprogram
Merupakan keputusan yangg tidak terjadi berulang-ulangdan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi
untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan
tidak mudah tersediadan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh: Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu
bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia ketahui. Sebagai contoh, harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa

4
menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek
bisa selalu stabil.

2.4 Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan


Tahap-tahap pengambilan keputusan yaitu:
1. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk
dimengerti.
2. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas
dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
3. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih
memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
4. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang
kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan
dipakai.
5. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip- prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.
Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap
yaitu intelligence, design, choice, dan implementation. Intelligence adalah proses
pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan. Design adalah
tahap perancangan solusi terhadap masalah. Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan
kekurangan dari berbagai macam alternatif yang ada dan memilih yang terbaik.
Implementation adalah tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu:
1. Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi,
dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu sendiri untuk
terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
2. Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, hukum, dan sebagainya. Faktor ini
berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada atau
seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.

5
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan
kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat
merugikan.
5. Pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau
anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.

2.6 Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi


Secara umum informasi yang masuk kadang kala terjadi dalam berbagai
kondisi,seperti kondisi pasti, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. dalam kondisi pasti
proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak
alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Teknik yang bisa
dipergunakan yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linear, dan analisis
jaringan kerja (secara critical path method/CPM dan Project evaluation and review
technique/PERT).
Pada kondisi tidak pasti proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih komplek
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang
mungkin diperoleh. Untuk menghindari timbulnya masalah sebaiknya melakukan riset
terlebih dahulu mencari informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa
metode pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang
mungkin timbul, seperti metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan asumsi
bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya), metode maximax
(proses pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang palingoptimistis
dengan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi), metode maximin (proses
pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang minimalnya paling besar), metode
regret (proses pengambilan keputusan dengan didasari pada hasil keputusan
yangmaksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan perbandingannya), metode
realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode maximax dan
maximin).

6
2.7 Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa
hal seperti latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara
manajer dala mendekati masalah tersebut antara lain:
1. Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindar masalah mengabaikan informasi
yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindar masalah ini tidak aktif dan
tidak ingin menghadapi masalah.
2. Kedua, penyelesai masalah. Seorang penyelesai masalah mencoba menyelesaikan
masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif
menghadapi masalah-masalah yang timbul.
3. Ketiga, Pencari masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-
masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

2.8 Pengambilan Keputusan Individu


Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai.
Beberapa faktor perilaku hanya mempengaruhi aspek-aspek tertentu dari proses
pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah:
1. Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap
proses pengambilan kepribadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain
yaitu:
a. Variabel kepribadian: hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.
b. Variabel situasional: menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang
dihadapi oleh orang-orang itu sendiri.
c. Variabel interaksional: hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-
orang sebagai akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas
kepribadian orang.
2. Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian
dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses
pengambilan keputusan manajemen sebagai berikut:
a. Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai
pemilihan kesempatan dan penentuan prioritas.

7
b. Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbangkan nilai
berbagai macam kemungkinan.
c. Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil keputusan
memperngaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.
d. Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam
memilih cara pelaksanaanya.
e. Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari
apabila mengambil tindakan.
3. Kencendrungan akan risiko
Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil risiko akan
menetapkan sasaran yang bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga.
Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan dimana risiko atau ketidakpastian
sangat rendah, atau dimana kepastian akan hasilnya sangat tinggi.
4. Kemungkinan ketidakcocokkan.
Apabila terjadi ketidakcocokan, maka tentu saja ketidakcocokan ini dapat
dikurangi dengan mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih
memungkinkan menggunakan satu atau beberapa metode berikut ini untuk
mengurangi ketidak cocokan mereka: Mencari informasi yang mendukung
kebijaksanaan dari keputusa mereka. Secara selektif memahami (mengubah)
informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung keputusan mereka. Merubah
siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif
yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengelakan pentingnya segi-segi postif dan
mempertinggi unsur-unsur positif dari keputusanya.

2.9 Pengambilan Keputusan Kelompok


Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi
kesempatan pada yang terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga membantu
mengembangkan kemampuan anggota kelompok. Orang yang ikut dalam pengambilan
keputusan akan lebih antusias dalam pelaksanaan nanti. Dalam mengunakan kelompok,
manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian dari kelompok tersebut.
Keuntungan:
1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
2. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
3. Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.

8
4. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang
hilang banyak.
2. Menimbulkan kompromi Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi
kelompok.
3. Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah,menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, danmelakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah
dalam kegiatan manajemen. Hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan
organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya. Dengan kata lain, pengambilan
keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang
tidak memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu dan pengambilan
keputusan yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.


Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta: Bina Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai