Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pengambilan Keputusan

Dosen Pengampu : ISYFA FUHROTUN NADHIFAH, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

No Nama NIM

1. Shinta Yulita Sari 211110002987

2. Fifi Dea Rizky 211110002947

KELAS MC

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.


Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan
dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan


manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan
keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam
proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah,
dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam
tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil
pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang
telah dilakukan.

Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.


Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari
mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang
melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi.
Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang
ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan
informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil
keputusan yang tepat dan cepat.

Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan
bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat
roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi pasti?
b. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko?
c. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti?
d. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kondisi konflik?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
b. Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko
c. Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
d. Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pasti (Certainty)


2.1.1 Pengertian
Kondisi Pasti (Certainty) adalah Suatu keputusan dalam kondisi pasti apabila hasil
setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dengan pasti. Dalam kondisi pasti ini, pengambil
keputusan secara pasti mengetahui yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Kondisi pasti
didukung oleh informasi yang lengkap sehingga diramalkan secara tepat hasil dari suatu
tindakan.
2.1.2 Ciri-ciri
a. Keadaan yang jelas dan pasti.
b. Informasi yang lengkap dan akurat tersedia.
c. Alternatif keputusan yang tersedia terbatas.
d. Konsekuensi dari setiap alternatif keputusan diketahui dengan pasti.
2.1.3 Contoh keputusan personal dan organisasional
 Contoh keputusan personal kondisi pasti:
1. Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi berdasarkan fakta
dan data mengenai peluang karir dan penghasilan yang lebih baik.
2. Memilih untuk menjalani gaya hidup sehat berdasarkan analisis risiko kesehatan dan
manfaat kesejahteraan jangka panjang.
3. Memutuskan untuk bergabung dengan organisasi sukarelawan berdasarkan nilai-nilai dan
prinsip etika yang dijunjung tinggi.
 Contoh keputusan organisasional kondisi pasti:
1. Memilih untuk meluncurkan produk baru berdasarkan analisis pasar dan permintaan
konsumen yang kuat.
2. Menentukan strategi pemasaran berdasarkan data penelitian pasar dan analisis pesaing.
3. Memilih untuk mengadopsi teknologi baru dalam operasional perusahaan berdasarkan
evaluasi manfaat dan efisiensi yang diharapkan.
2.1.4 Teknik pengambilan keputusan
Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti
Beberapa teknik penyelesaian pengambilan keputusan kondisi pasti diantaranya adalah
Linear Programming, Analisis Jaringan dan Teori Antrian.
1. Linear Programming atau Pemrograman Linier
Adalah metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Linear programming banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer,
sosial dan lain-lain. LP berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai
suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala
linier (Siringoringo, 2005).
Dalam model LP dikenal dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective function)
dan fungsi-fungsi batasan (constraint function). Fungsi tujuan adalah fungsi yang
menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan
pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan
maksimal dan memperoleh biaya minimal. Sedang fungsi batasan merupakan bentuk
penyajian secara matematis batasn-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan
secara optimal ke berbagai kegiatan.
2. Analisis Jaringan
Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalahmasalah
yang dimaksud antara lain adalah :
 Waktu penyelesaian dari serangkaian pekerjaan
 Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan
 Waktu menganggur yang terjadi di setiap pekerjaan
3. Teori antrian
Teori antrian dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu
dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas pelayanan dan
apa yang terjadi bila waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah.
2.1.5 Contoh permasalahan
PT sejahtera menghasilkan 10 jenis produk menggunakan fasilitas produksi yang
sama. Produk dihasilkan secara bergantian. Fasilitas dioperasikan 8 jam setiap harinya dan 6
hari dalam seminggu. Setiap tanggal 1, fasilitas dibersihkan untuk perawatan. Biaya produksi
setiap jenis produk berbeda, demikian pula harga jualnya. Semua produk menggunakan
bahan baku yang hampir sama.
Penyelesaian : Pengambil keputusan adalah pimpinan perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai
adalah keuntungan maksimum. Keterbatasan sumber daya yang dihadapi diantaranya waktu
kerja, fasilitas produksi, kapasitas produksi, jumlah permintaan akan produk. Jumlah masing-
masing produk yang dihasilkan.

2.1 Berisiko (Risk)


2.1.1 Pengertian
Pengambilan keputusan dalam kondisi risiko merupakan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan dinamika atau ketidakpastian. Dimana hasil yang diperoleh harus
ditanggung sebagai konsekuens.
2.1.2 Ciri-ciri
1. Ada alternatif tindakan yang fisibel (bisa dilakukan)
2. Kemungkinan kejadian tak pasti dan probabilitas masing-masing
3. Nilai pay off sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan suatu kejadian pasti tertentu
2.1.3 Contoh keputusan personal dan organisasional
 Contoh keputusan personal kondisi berisiko
1. Membeli saham: Membeli saham adalah salah satu contoh keputusan personal berisiko.
Meskipun saham dapat memberikan keuntungan yang besar, namun juga memiliki
risiko yang tinggi.
2. Membuka usaha: Membuka usaha juga termasuk keputusan personal berisiko. Sebelum
membuka usaha, seseorang harus mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi,
seperti kegagalan usaha atau kerugian finansial.
3. Mengambil pinjaman: Mengambil pinjaman juga merupakan keputusan personal
berisiko. Seseorang harus mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi, seperti tidak
mampu membayar kembali pinjaman atau terjebak dalam hutang.
4. Mengambil keputusan besar dalam hidup: Keputusan besar dalam hidup, seperti
menikah atau pindah ke tempat baru, juga termasuk keputusan personal berisiko.
Seseorang harus mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi, seperti tidak cocok
dengan pasangan atau kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
 Contoh keputusan organisasional kondisi berisiko
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PENS dapat mengadakan bazaar dalam kondisi
cuaca yang tidak pasti dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi
keputusan, seperti aspek finansial dan aspek teknologi.
2.1.4 Teknik-teknik pengambilan keputusan resiko
a. Expected Value (Nilai Ekspektasi)
Kriteria yang paling sering digunakan. Expected value untuk suatu tindakan adalah
rata-rata tertimbang pay off, yaitu jumlah dari pay off untuk setiap tindakan peristiwa
dikalikan probabilitas peristiwa yang bersangkutan.
Alternatif yang logis adalah yang memiliki expected value terbesar. Justru yang sering
terjadi adalah bahwa keuntungannya bukan sebesar expected valuenya. Kriteria ini digunakan
karena untuk jangka panjang (situasi serupa yang terjadi berulang) dapat memaksimumkan
pay off. Jika situasinya tidak berulang, maka penggunaan expected value tidak tepat.
b. Expected Opportunity Loss ( EOL)
Untuk meminimumkan kerugian yang disebabkan karena pemilihan alternatif
keputusan tertentu. Keputusan yang direkomendasikan kriteria expected value dan expected
opportunity loss adalah sama, dan ini bukan suatu kebetulan karena kedua metode ini selalu
memberikan hasil yang sama, sehinggacukup salah satu yang dipakai, tergantung tujuannya.
Hanya kriteria ini sangat tergantung pada perkiraan probabilitas yang akurat.
c. Expected Value of Perfect Information (EVPI)
Merupakan perluasan dari criteria EV dan EOL, atau dengan kata lain informasi yang
didapat pengambil keputusan dapat mengubah suasana risk menjadi certainty (membeli
tambahan informasi untuk membantu pembuat keputusan). EVPI sama dengan EOL
minimum (terbaik), karena EOL mengukur selisih EV terbaik keputusan dalam suasana risk
dan certainty.
2.1.5 Contoh permasalahan
Sebuah perusahaan harus memilih antara tiga alternatif investasi A, B, dan C, dimana
keuntungan yang diperoleh dari ketiga jenis investasi tersebut memiliki risiko yang berbeda-
beda. Selain itu, perusahaan juga harus menghadapi risiko ketidakpastian permintaan dari
pelanggan yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Penyelesaian : Untuk mengatasi permasalahan pengambilan keputusan dalam kondisi
berisiko di perusahaan, dapat dilakukan beberapa cara, seperti menggunakan konsep
probabilitas, menggunakan teknik pemecahan masalah, menggunakan manajemen risiko, dan
menggunakan perangkat lunak yang sederhana seperti aplikasi spreadsheet.
3.1 Tidak pasti (Uncertainty)
3.1.1 Pengertian
Pengambilan keputusan dalam kondisi di mana terdapat ketidakpastian atau
ketidakpastian mengenai hasil yang mungkin terjadi. Dalam kondisi ini, tidak ada informasi
yang cukup untuk membuat keputusan yang pasti dan akurat.
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (Decision Making Under Certainty)
adalah pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal berikut :
 Tidak diketahui jumlah dan kemungkinan munculnya kondisi tersebut.
 Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai
kondisi atau hasil yang keluar.
 Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil suatu tindakan,tetapi tidak dapat
diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut.
 Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
 Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
3.1.2 Ciri-ciri :
a) Ada beberapa alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan)
b) Nilai probabilitas masing-masing kejadian tidak diketahui.
c) Memiliki Pay-off sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan kejadian tidak pasti.
3.1.3.Contoh keputusan personal dan organisasional kondisi tidak pasti
 Contoh keputusan personal kondisi tidak pasti
1. Keputusan karir: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan menerima
pekerjaan baru atau tetap di pekerjaan saat ini, ketika tidak ada cukup informasi
tentang perusahaan atau lingkungan kerja yang baru.
2. Keputusan kesehatan: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan
menjalani operasi atau tidak, ketika tidak ada cukup informasi tentang risiko dan
manfaat dari operasi tersebut.
3. Keputusan keuangan: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan
berinvestasi dalam suatu produk keuangan atau tidak, ketika tidak ada cukup
informasi tentang risiko dan potensi keuntungan dari produk tersebut.
 Contoh keputusan organisasional kondisi tidak pasti
1. Keputusan investasi: Organisasi mungkin harus memutuskan apakah akan
berinvestasi dalam suatu proyek atau tidak, ketika tidak ada cukup informasi
tentang risiko dan potensi keuntungan dari proyek tersebut.
2. Keputusan pengembangan produk: Organisasi mungkin harus memutuskan
apakah akan meluncurkan produk baru ke pasar atau tidak, ketika tidak ada cukup
informasi tentang permintaan pasar atau persaingan.
3. Keputusan ekspansi bisnis: Organisasi mungkin harus memutuskan apakah akan
memperluas bisnis ke wilayah baru atau tidak, ketika tidak ada cukup informasi
tentang pasar dan persaingan di wilayah tersebut.
3.1.4 Teknik-teknik pengambilan keputusan
Ada beberapa kriteria dalam pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu :
1.Kriteria Maximax
Pengambil keputusan dianggap sangat optimis yaitu dipilihnya hasil-hasil terbesar
dari alternatif-alternatif yang memberikan hasil maksimal dalam berbagai keadaan secara
alamiah.
Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid,karena hanya
mempertimbangkan hasil yang paling optimisticdan mengabaikan semua keadaan yang
mungkin, pay off,dan probabilitas yang lainnya.
2.Kriteria Maximin
Dalam kriteria maximin,pengambil keputusan diangggap pesimis atau konservatif
tentang masa depan.Menurut kriteria ini ,hasil terkecil untuk setiap alternative dibandingkan
dengan alternatif yang menghasilkan nilai maksimal dari hasil-hasil minimal yang dipilih
atau memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
3.Kriteria Laplace
Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood.Menurut kriteria ini,pengambilan
keputusan mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama
besarnya.Pada kriteria ini,pengambil keputusan tidak dapat menentukan atau mengetahui
probabilitas terjadinya berbagai hasil,sehingga diasumsikan bahwa semua kejadian
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadinya atau setiap hasil memiliki probabilitas
yang sama.Hasil yang dipilih adalah yang memiliki nilai tertimbang tertinggi.
4.Kriteria Regret
Kriteria regret atau kriteria minimax pertama kali diperkenalkan oleh L.J savage yang
didsarkan pada konsep opportunity loss atau regret.Pada kriteria ini pengambil keputusan
dapat diperoleh hasil keputusan yang maksimal agar tidak terjadi suatu penyesalan
(regret),dan dapat bertindak ke depan dengan melihat keadaan masa lalu. Menurut kriteria
ini,pengambilan keputusan akan mengalami suatu kerugian apabila suatu peristiwa terjadi
menyebabkan alternatif yang dipilih kurang dari payoff maksimal.
Untuk menyelesaikan kasus dengan menggunakan kriteria regret dapat diginakan
pedoman sebagai berikut :
1.Tentukan nilai regret setiap (opportunity loss) pay off,dengan jalan mengurangkan
nilai payoff maksimal baris dengan payoff tiap baris.
2.Menentukan nilai regret maksimal tiap baris.
3. Menentukan nilai minimax,sebagai alternatif pengambilan keputusan.
5.Kriteria Realism
Kriteria realisme dikenal juga sebagai kriteria Hurwicz, untuk menghormati
penemunya Leonid Hurwicz, Kriteria ini merupakan antara maximax dan maximin,antara
optimis dan pesimis, pengambilan keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu
campuran antara optimism dan pesimisme.
6.Kriteria Pohon Keputusan (Decision Tree)
Decision Tree adalah diagram pilihan keputusan dan peluang kejadian yang menyertai
keputusan, serta hasil dari hubungan antara pilihan dengan kejadian. Tujuan pohon keputusan
ini adalah untuk memudahkan penggambaran situasi keputusan secara sistematik dan
komprehensif.
• Simbol-symbol dalam pohon keputusan :
■ = symbol keputusan
○ = symbol kejadian tidak pasti
3.1.5 Contoh permasalahan
Perusahaan A yang telah lama berbisnis kerajinan rotan di daerah pariwisata
bermaksud untuk menawarkan produk baru berupa produk kaos. Perusahaan A sama sekali
tidak bisa memperkirakan apakah produk kaos itu bisa laku di tempat pariwisata tersebut,
karena perusahaan tidak mempunyai informasi sama sekali tentang penjualan kaos di daerah
tersebut.
Penyelesaian : Pengambil keputusan harus mencari informasi tambahan di tempat
pariwisata tersebut untuk mengetahuai jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya. Dari
informasi tersebut si pengambil keputusan bisa memperkirakan bahwa jumlah konsumen di
tempat wisata tersebut akan semakin besar di tahun-tahun mendatang, dan ada kemungkinan
konsumen tersebut akan membeli produk kaos yang ditawarkan.
4.1 Konflik (Conflict)
4.1.1 Pengertian
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik terjadi apabila alternatif keputusan
yang harus dipilih / diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua atau lebih
pengambil keputusan. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain dalam suatu permainan.
Sifat pemecahan : Tergantung tindakan lawan.
4.1.2 Ciri-ciri
1. Tidak adanya kesepakatan: Dalam kondisi konflik, tidak ada kesepakatan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan
2. Keterbatasan informasi: Informasi yang tersedia dalam kondisi konflik seringkali
terbatas dan tidak lengkap
3. Ketidakpastian: Kondisi konflik seringkali disertai dengan ketidakpastian mengenai
hasil yang mungkin terjadi
4. Ketidakpercayaan: Pihak-pihak yang terlibat dalam kondisi konflik seringkali saling
tidak percaya satu sama lain
4.1.3 Contoh keputusan personal dan organisasi
 Contoh keputusan personal kondisi konflik
1. Keputusan karir: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan menerima
tawaran pekerjaan baru atau tetap di pekerjaan saat ini, ketika terdapat konflik antara
nilai-nilai yang dipegang dan tuntutan pekerjaan
2. Keputusan hubungan: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan
melanjutkan hubungan dengan pasangan atau tidak, ketika terdapat konflik antara
kebutuhan dan harapan masing-masing pihak
3. Keputusan kesehatan: Seseorang mungkin harus memutuskan apakah akan
menjalani operasi atau tidak, ketika terdapat konflik antara risiko dan manfaat dari
operasi tersebut
 Contoh keputusan organisasional kondisi konflik
1. Keputusan manajemen: Manajemen mungkin harus memutuskan apakah akan
memberikan sanksi atau tidak kepada karyawan yang melanggar aturan, ketika
terdapat konflik antara kebijakan perusahaan dan hak karyawan
2. Keputusan pengembangan produk: Organisasi mungkin harus memutuskan apakah
akan meluncurkan produk baru ke pasar atau tidak, ketika terdapat konflik antara
kebutuhan pasar dan kemampuan produksi
3. Keputusan pengelolaan sumber daya: Organisasi mungkin harus memutuskan
apakah akan mengalokasikan sumber daya untuk proyek tertentu atau tidak, ketika
terdapat konflik antara kebutuhan proyek dan ketersediaan sumber daya
4.1.4 Teknik-teknik pengambilan keputusan
Keputusan dalam situasi ada konflik bisa dipecahkan dengan teori permainan (game
theory). Teori permainan adalah Teknik ini dilakukan dengan merumuskan situasi persaingan
dan pertentangan (konflik) antara berbagai kepentingan Dalam kondisi konflik, teknik ini
dapat membantu memecahkan keputusan dengan cara yang adil dan menguntungkan bagi
semua pihak yang terlibat.
a. Permainan Strategi Murni
Dilakukan dengan menggunakan konsep maximin untuk pemain/perusahaan
baris dan konsep minimax untuk pemain/perusahaan kolom. Dalam strategi ini
seorang pemain atau perusahaan akan menggunakan satu strategi/strategi tunggal
untuk mendapatkan hasil optimal (sadle point yang sama).
b. Permainan Strategi Campuran
Dilakukan apabila strategi murni yang digunakan belum mampu
menyelesaikan masalah permainan atau belum mampu memberikan pilihan strategi
yang optimal bagi masing-masing pemain/perusahaan. Dalam strategi ini seorang
pemain atau perusahaan akan menggunakan campuran/lebih dari satu strategi untuk
mendapatkan hasil optimal. Agar sebuah permainan atau persaingan menjadi
optimal, setiap strategi yang dipergunakan berusaha untuk mendapatkan nilai
permainan (sadle point) yang sama.
c. Permainan Tidak Jumlah-Nol
Permainan Tidak Jumlah-Nol dalam teori permainan artinya bahwa setiap
kemenangan bagi suatu pihak pemain merupakan kekalahan bagi pemain lainnya.
Dalam permainan ini, letak arti penting dari perbedaan kedua kategori permainan
berdasarkan pay off ini adalah bahwa permainan jumlah nol adalah suatu sistem
yang tertutup. Sedangkan permainan jumlah bukan nol tidak demikian halnya.
Dalam hampir semua permainan, pada dasarnya merupakan permainan jumlah nol.
Permainan berjumlah nol dua pemain merupakan persaingan dari dua pemain
dimana setiap kemenangan bagi satu pemain merupakan kekalahan bagi pemain
lainnya.
4.1.5 Contoh permasalahan
Banyaknya karyawan yang resign, peningkatan jumlah ketidakhadiran tanpa sebab,
masalah produktivitas, dan budaya perusahaan yang buruk dapat menyebabkan konflik antara
karyawan dan manajemen perusahaan. Konflik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kurangnya komunikasi, kepemimpinan yang kurang efektif, pengambilan keputusan
yang kurang adil, dan perbedaan dalam berbagai tujuan
Penyelesaian : Untuk mengatasi konflik dalam kondisi pengambilan keputusan di
perusahaan, dapat dilakukan manajemen konflik yang efektif, seperti mediasi, negosiasi,
konseling, dan pelatihan manajemen konflik.
BAB III PENUTUP

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai situasi. Prosese itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri
tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam
pikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam dunia manajemen,
atau dalam kehidupan organisasi, proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampak dalam
berbagai diskusi.
Konsep sistem dapat diaplikasikan dalam pembuatan keputusan, seperti halnya dalam
perencanaan dan komunikasi sebagai upaya mendesain sistem dalam organisasi. Gigch
(1997) berpendapat bahwa pendekatan sistem merupakan proses pengambilan keputusan
yang digunakan untuk mendesain sistem. Pengambilan keputusan merupakan sikap yang hati-
hati dalam bertindak untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif. Hal ini merupakan
gambaran sederhana. Pengambilan keputusan adalah proses berpikir yang meliputi semua
aktivitas pemecahan masalah.
Dasar-dasar pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,
pengambilan keputusan rasional, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman, dan pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
Adapun contoh pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi seperti, kondisi pasti, tidak
pasti, berisiko dan konflik. Dengan banyaknya contoh pengambilan keputusan pastinya
memiliki ciri-ciri serta teknik-teknik mengatasi permasalahan yang berbeda-beda.
Proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan dan
analisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan salah satu alternatif terbaik
dan pelaksanaan keputusan lalu pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan, syafaruddin.2004.Pengambilan Keputusan Pendidikan.Jakarta:Grasindo


Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Bogor:Ghalia
Indonesia
Levany, Yuanita. “Pengambilan Keputusan”
Mangkusubroto, Kuntoro & Listiarini. 1983. Analisa Keputusan. Bandung: Baskara
Nachrowi ,Djalal Nachrowi, PhD, dan Hardius Usman, Msi. 2004. Teknik pengambilan
keputusan. Jakarta : PT Grasindo.
Rowits, Louis. 2011. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:
EGC
Saaty, L Thomas. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin. Jakarta: PT Pustaka
Binaman Pressindo
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: Grasindo
Siswanto, H. B.2011. Manajemen Sebuah Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi.Jakarta : Bumi Aksara
Terry, G. R. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen. (J. Smith, Penerj.) Jakarta: BumiAksara

Anda mungkin juga menyukai