Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TIDAK TERPROGRAM :

Studi Kasus PT. Sukses Internet Promosi (The Conversion)


Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen Semester Ganjil oleh:
Murdhaningsih, S.E., M.Ak.

Disusun oleh :
Nama : Andreas Felix
NIM : 210301070004

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SIBER ASIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sukses atau tidaknya suatu perusahaan tergantung pada struktur formal dan informal serta
pengawasan harus sesuai dengan strategi perusahaan. Contoh: strategi transnasional
membebankan alat-alat yang sangat berbeda untuk staffing, perkembangan manajemen dan
praktek kompensasi dibandingkan dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan
multidomestik. Perusahaan mengejar kebutuhan strategi transnasional untuk membangun
kerjasama budaya yang kuat dan jaringan manajemen informal untuk mentransmisikan
informasi dengan organisasi. Selanjutnya seleksi pegawai, perkembangan manajemen,
penilaian penampilan, dan kebijaksanaan upah fungsi MSDM bisamembantu
mengembangkan hal ini. Sumber daya manusia (SDM) Merupakan salah satu faktor kunci
dalam reformasi ekonomi, yakni untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki
ketrampilan dan berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang sangat kompetitif.
Kondisi ekonomi di abad 21, ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses
kegiatan perekonomian dan perdagangan ketika Negara-negara di seluruh dunia
menjadisatu kekuatan yang terintegrasi dan tanpa batas teritorial Negara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu
keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus
dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula, dan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Pengambilan keputusan memainkan peranan penting di dalam manajemen, karena kualitas


keputusan tersebut akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Secara umum,
pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya
adalah:

1. Menurut George R. Terry. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner. Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan
untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
4. Menurut Tata Sutabri. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam
rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan

Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan bahwa


pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah.

Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang memerlukan penanganan


yang serius. Secara umum, proses decision making meliputi tujuh langkah berikut (Gibson
dkk, 1987)
1. Menerapkan tujuan dan sasaran: sebelum memulai proses pengambilan keputusan,
tujuan dan sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. Apa hasil yang harus
dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut.
2. Identifikasi persoalan: persoalan-persoalan di seputar pengambilan keputusan harus
diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi
batasan persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya, sehingga memerlukan upaya
penggalian.
3. Mengembangkan alternatif: tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif yang
memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada
hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini.
4. Menentukan alternatif: dalam tahap ini mulai berlangsung analisis tehadap berbagai
alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini disusun
juga kriteria tentang alternatif yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan
keputusan. Hasil tahap ini mungkin masih merupakan beberapa alternatif yang
dipandang layak untuk dilaksanakan.
5. Memilih alternatif: beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus dipilih satu
alternatif yang terbaik. pemilihan alternatif harus harus mempertimbangkan
ketersediaan sumberdaya, keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan,
kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif
pada masa yang akan datang.
6. Menerapkan keputusan: keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri
merupakan abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
7. Pengendalian dan evaluasi: pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi
untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah
diputuskan.

Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dalam manajemen, yang


dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan
dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung
jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dan lain-lain.

Pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan


yang diambil merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh organisasi.
Keputusan di dalam manajemen sangat penting karena menyangkut semua aspek.
Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian
citra sampai pada kerugian uang.

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula
masalah yang sulit,tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor.
Model yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan
keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1. Pemahaman menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data


mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat
menemukan masalahnya.
2. Perancangan menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk
menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat
dilaksanakan.
3. Pemilihan memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.

2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan

Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar
pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala
intern, kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Interaksi tersebut
diharapkan akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan,
pengendalian, dan umpan baliknya. Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi
maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan


b. pengaruh politik
c. emosionalisme
d. tingkat pendidikan
e. model keputusam faktual.
2.3 Macam-Macam Keputusan Manajemen

Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
Keputusan yang terprogram (programmed decision), Keputusan setengah terprogram
(half-programmed decision), dan Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed
decision).

1. Keputusan terprogram / keputusan terstruktur :


Keputusan terprogram / terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-
ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama padad manjemen tingkat bawah
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal
bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :
Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur merupakan keputusan yang
sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-
perhitungan serta analisis yg terperinci.
Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada
devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan
serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin
di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada
mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan.
Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan
perusahaan secara cermat.
3. Keputusan tidak terprogram / tidak terstruktur :
Keputusan tidak terprogram / tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak
terjadi berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi
di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur
tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu
bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus
bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek
bisa selalu stabil.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Latar Belakang Perusahaan

PT. Sukses Internet Promosi atau yang lebih dikenal sebagai The Conversion, adalah salah
satu Digital Marketing Agency besar yang berada di Tangerang. Perusahaan ini adalah
salah satu anak perusahaan dari seorang yang terkenal didunia bisnis yaitu Tung Desem
Waringin atau yang biasa disebut TDW, Tung Desem adalah seorang pembicara yang
berfokus mengenai bisnis dan marketing. The Conversion sendiri menerapkan sistem
bayar berdasarkan hasil (Pay By Result) yang artinya bayar ketika sudah mendapatkan
hasil.

The Conversion sendiri sudah dipercaya lebih dari 300 perusahaan besar baik yang
nasional maupun yang multinasional seperti AirAsia, BCA, Indosat, Gudang Garam, Optik
Seis, Mayapada, Mitsubishi, Novell Pharma, Pharos, dan masih banyak lagi. Selain itu,
The Conversion akan selalu memastikan bahwa budget yang client keluarkan tidak sia-sia,
dengan cara The Conversion akan mengukur budget marketing client sehingga nantinya
akan dilakukan riset dan analisis mendalam terkait perusahaan dari client tersebut.

Ketika agency lain tidak transparant terhadap client maka hanya TheConversion yang
bersifat sangat terbuka. Disini client bisa mengecek dan memantau jalannya iklan, semua
aktivitas advertising bisa dicek sendiri sehingga tidak perlu takut akan kecurangan. Sistem
bayar berdasarkan hasil juga semakin membuat TheConversion lebih unggul dari agency
lainnya. Garansi yang diberikan oleh TheConversion lebih real dan bahkan bisa sampai
menggaransikan sales atau penjualan, dimana hal tersebut belum berani diberikan oleh
agency manapun.

3.2 Data Direksi dan Manager


1. Nama : Peter Kohar
Jabatan : Direktur
2. Nama : Julio Andrian
Jabatan : Chief Marketing Officer
3. Nama : Anton Hartanteng
Jabatan : Chief Operation Officer
4. Nama : Harry Valentine P
Jabatan : Finance Manager
3.3 Permasalahan

The Conversion adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa periklanan (yang biasanya
dilayani adalah perusahaan yang memiliki brand atau usaha dan memerlukan promosi
online). Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari seorang pembicara terkenal yaitu
Tung Desem Waringin dan juga memiliki sistem penanaman modal didalam usaha ini, jadi
dalam 1 perusahaan ada 4 penanam modal didalamnya, sehingga ada 4 kepala yang
bertugas dalam pengambilan keputusan didalam perusahaan.

Ada suatu waktu antara keputusan kepala yang 1 dengan yang lainnya tidak sama,
sehingga karyawan harus bisa menyesuaikan keinginan dan keputusan dari atasan yang
lainnya. Seperti saat pertengahan oktober lalu, akan ditentukan orang yang akan menjadi
PIC dalam mengurus Deposito perusahaan ke Bank. Akan tetapi ada perbedaan keputusan
antara lebih baik pihak Manager keuangan yang menjadi PIC nya atau bagian dari Finance
yang akan menjadi PIC.

3.4 Penyelesaian Masalah

Pada masalah tersebut, atasan tidak menggunakan buku ataupun prosedur tertulis untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, dan juga bagian direksi selalu mengutamakan
solusi dari antara setiap permasalahan, keputusan yang diambil adalah ditunjuknya bagian
Finance untuk mengurus permasalahan Deposito perusahaan, dikarenakan bagian Finance
akan lebih punya waktu senggang dan mobilitasnya lebih lancar daripada bagian Manager
Keuangan yang lebih sering in charge dikantor.
DAFTAR PUSTAKA
J Salusu.1996. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.46-54

Suwanto, Ferry T.Indratno. 2009. Ayo Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


KANISIUS.150

Muhammad Alfan Alfian Mahyudin. 2009. Menjadi Pemimpin Politik .Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama . 138

Dr. Prastyawan, Agus. Lestari, Yuni. 2020. Pengambilan Keputusan.Surabaya: UNESA


University Press. 157

Anda mungkin juga menyukai