Anda di halaman 1dari 2

Gaya Pembuatan Keputusan

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai gaya. Mungkin
saja terjadi persamaan dalam gaya antara manajer yang satu dengan manajer yang lainnya,
tetapi mungkin juga dapat berbagai variasi dalam gaya. Gaya manajer dalam pengambilan
keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan,
perilaku, pengalaman, dan sejenisnya.
Para manajer memiliki berbagai gaya menyangkut pengambilan keputusan dan
penyelesaian berbagai persoalan. Salah satu pandangan mengenai gaya-gaya pengambilan
keputusan mengemukakan bahwa ada tiga cara yang berbeda dimana para manajer mendekati
masalah-masalah tersebut. Cara-cara manajer dalam mendekati masalah tersebut antara lain :
1. Menghindari masalah, Seorang penghindar masalah mengabaikan informasi yang
menunjuk ke sebuah masalah. Para penghindar masalah ini tidak aktif dan tidak ingin
mengahdapi masalah.
2. Penyelesai masalah, Seorang penyelesai masalah mencoba menyelesaikan masalahmasalah yang muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang
timbul.
3. Pencari masalah, Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah
guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar. Mereka
menempuh pendekatan proaktif guna mengantisipasi maslah-masalah sebelum timbul.
Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang akan ambiquitas. Sebagian dari kita
mempunyai toleransi ambiquitas yang rendah dan harus mempunyai konsistensi dan urutan
dimana kita menyusun informasi sehingga ambiquitas itu diperkecil. Di lain pihak, sebagian
diantara kita dapat menanggung tingkat ketidakjelasan yang tinggi dan mampu memproses
lebih banyak pikiran sekaligus. S.P. Robins dan D.A. DeCenzo membagi gaya pengambilan
keputusan manajemen dengan empat gaya, Seperti berikut :
1. Gaya direktif (pengarahan), orang menggunakan gaya ini umumnya memiliki
toleransi yang rendah terhadap ambiquitas dan bersikap rasional dalam cara
berpikirnya. Biasanya orang yang menggunakan cara ini cenderung efisiensi dan
logis. Tipenya adalah membuat keputusan secara cepat dan memusatkan perhatian
pada jangka pendek.
2. Gaya Analitis, pembuat keputusan bergaya analitis cenderun jauh lebih banyak
toleransi bagi ketidakjelasan dari pada jenis direktif. Mereka pada umumnya lebih
banyak menginginkan informasi yang lebih banyak sebelum mengambil keputusan.
3. Gaya Konseptual, pembuat keputusan yang menggunakan gaya ini cenderung
memiliki pandangan yang luas dan akan melihat dan menggunakan banyak alternatif.
Mereka cenderung memusatkan perhatian dalam jangka panjang dan sangat baik
dalam menemukan pemecahan masalah.
4. Gaya Perilaku, Pengambil keputusan yang menggunakan cara ini senang bekerja sama
dengan orang lain, mereka menaruh perhatian atas karya orang lain dan cenderung
mau menerima saran dari orang lain. Mereka biasanya menggunakan rapat untuk
berkomunikasi .

Meskipun keempat gaya pengambilan keputusan tersebut berbeda, kebanyakan manajer


mepunyai ciri lebih dari satu gaya. Mungkin lebih realitas berpikir tentang gaya yang
dominan seorang manajer dan gaya alternatifnya.
Model Pengambilan Keputusan
Dalam teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utam dalam pembuatan
keputusan. Kedua model tersebut adalah model klasik dan model perilaku. Model rasional
dalam pengambilan keputusan menganggap manajer cukup rasional, meskipun kenyataan
manajer tidak rasional dalam mengambil keputusan.
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik berpandangan bahwa manajer bertindak dalam kepastian.
Manajer menghadapi masalah yang terdefinisikan dengan jelas dan mengetahui
kemungkinan semua alternatif tindakan dan konsekuensinya. Akibatnya, keputusan
optimis terbuat, yaitu manajer memilih alternatif yang memberi solusi masalah
terbaik. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional untuk membuat
keputusan manajemen.
2. Model Keputusan Administratif
Pendekatan administratfi menggambarkan perilaku yang sangat berbeda dengan
pendekatan rasional. Pendekatan rasional menjelaskan model ideal, yaitu bagaimana
manajer seharusnya berperilaku dalam mengambil keputusan. Sedangkan pendekatan
administratif menggambarkan perilaku yang lebih realitis dalam pengambilan
keputusan. Keduanya dapat digabungkan bersama untuk memperoleh pemahaman
proses pengambilan keputusan yang baik dan realitis.

Anda mungkin juga menyukai