Proses pengambilan keputusan kelompok adalah salah satu corak proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Ciri dari prosesnya ditandai dengan keterlibatan dan partisipasi banyak orang. Keputusan semacam ini sering dianggap ideal dan digunakan secara luas. Berikut ini keunggulan dan kekurangan dari keputusan kelompok menurut Umar Nimran (1999) yaitu: 1. Keunggulan keputusan berkelompok 1) Informasi dan pengetahuan lebih lengkap. Dengan menghimpun sumber daya dari sejumlah individu, berarti lebih banyak masukan yang dipakai dalam proses pembuatan keputusan. 2) Keragaman pandangan lebih banyak. Selain masukan yang banyak, kelompok juga dapat membawa heterogenitas mereka dalam proses keputusan. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak pendekatan dan alternatif yang akan menjadi pertimbangan. 3) Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak solusi yang ternyata gagal setelah keputusan diambil karena orang–orang tidak dapat menerima hasil keputusan tersebut. 4) Namun, bila orang yang akan diakui oleh keputusan itu dan orang yang melaksanakannya dapat diambil bagian dalam proses pembuatannya, maka mereka lebih cenderung untuk menerimanya. 2. Legitimasi keputusan lebih kuat. Masyarakat kini menghargai metode yang demokratis yang mana proses pengambilan keputusan kelompok yang konsisten dengan sikap demokratis tersebut dipandang memiliki keabsahan daripada keputusan yang dibuat oleh seorang individu. 3. Kekurangan keputusan kelompok 1) Memakan waktu. Untuk membentuk suatu kelompok tentunya membutuhkan waktu tersendiri dan proses interaksi pada saat telah terbentuk kelompok sering tidak efisien. Akibatnya, kelompok membutuhkan waktu lama untuk dapat mengambil kesepakatan dan hal ini tentu saja akan membatasi kemampuan manajemen dalam bertindak. 2) Tekanan untuk sependapat. Keinginan anggota kelompok untuk diterima dan dipertimbangkan sebagai aset bagi kelompok yang akan mengakibatkan adanya tekanan pada pihak yang berbeda pendapat. Dimana keadaan seperti ini mendorong terjadinya pemikiran kelompok yang mengarah kepada menurunnya efisiensi mental, minimnya uji realitas, dan kurangnya pertimbangan moral. 3) Dominasi oleh minoritas. Diskusi kelompok boleh didominasi oleh satu atau beberapa anggota. Namun jika koalisis dominan ini terdiri atas anggota yang berkemampuan rendah dan menengah, tentunya akan adanya gangguan terhadap efektivitas kelompok secara keseluruhan. 4) Tanggung jawab yang kabur. Pada suatu keputusan individu sudah jelas siapa yang bertanggung jawab, namun pada keputusan kelompok tanggung jawab dari setiap anggota diabaikan. 4. Teknik–teknik keputusan kelompok Umar Nimran (1999) mengatakan bahwa bentuk yang paling lazim dalam proses pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam interaksi tatap muka. Kemudian ia lebih lanjut mengakatan bahwa teknik brainstorming (sumbang saran), nominal group, dan Delphi telah dianggap sebagai cara yang baik untuk meminimalkan berbagai masalah yang timbul dalam interaksi kelompok. 1) Brainstorming Pada intinya teknik ini berusaha untuk menggali dan mendapatkan gagasan–gagasan dari anggota kelompok yang mana lebih fokus pada penggalian gagasan daripada evaluasi gagasan. Semakin banyak gagasan yang diperoleh, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan solusi dari sebuah masalah yang dihadapi. Kelemahannya : (1) Hanya diterapkan pada masalah yang bersifat sederhana. (2) Memerlukan banyak biaya dan waktu. (3) Hanya menghasilkan ide–ide yang dangkal. 2) Nominal Group Technique (NGT) Teknik ini berkenaan pada penggalian dan sekaligus evaluasi terhadap gagasan. Pada awalnya gagasan digali secara nominal (tanpa interaksi) untuk menghindari hambatan dan pemufakatan. Selanjutnya pada saat evaluasi gagasan, interaksi dan diskusi dimungkinkan, namun dalam situasi terstruktur agar setiap gagasan mendapatkan perhatian yang proporsional. 3) Delphi Technique Inti teknik ini adalah pada penggunaan serangkaian kuesioner yang dikirimkan kepada responden untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya, dari jawaban yang ada diolah oleh pihak pengambil keputusan untuk merumuskan rangkuman – rangkuman yang kemudian digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Adapun kelemahan dari teknik ini yaitu: (1) Memakan waktu lama. (2) Membutuhkan keterampilan bahasa yang tinggi untuk menyusun kuesioner yang baik dan sesuai dengan masalah yang diangkat. 7.8 Implikasi Manajerial Pengambilan keputusan merupakan intisari dari manajemen organisasi yang dapat memengaruhi masa depan organisasi. Setiap anggota organisasi yang berada dalam level manajemen wajib untuk terampil dalam mengambil keputusan baik ketika merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Proses dalam pengambilan keputusan tersebut akan berkaitan dengan jenis masalah apakah terstruktur atau tidak terstruktur, kondisi, pendekatan serta gaya dalam pengambilan keputusan. Robbins (2001) memberi saran bagi manajer untuk memperbaiki kualitas pengambilan keputusannya yaitu: 1. Analisis situasi; 2. Sadarlah akan adanya bias; 3. Kombinasikan analisis rasional dengan intuisi; 4. Jangan mengasumsikan bahwa gaya pengambilan selalu tepat untuk setiap pekerjaan atau masalah 5. Selalu bersikap kreatif.