BAB 15
AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN
PEMBAYARAN
Oleh :
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS UDAYANA
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran adalah untuk menilai
apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan jasa serta pegeluaran kas
untuk pembelian tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. Gambar 15-1 melukiskan bagaimana aliran informasi akuntansi melalui berbagai
2. Pengeluaran kas
Ada 10 akun yang lazim digunakan dalam siklus pembelian dan pembayaran seperti
yang ditunjukkan dengan akun T pada Gambar 15-1 di atas. Untuk menyederhanakan, dalam
gambar tersebut hanya ditunjukkan akun kontrol untuk tiga kelompok besar beban yang
umum digunakan pada kebanyakan perusahaan. Untuk setiap akun kontrol, juga diberikan
contoh akun pembantu beban yang termasuk dalam akun kontrol yang bersangkutan. Jeias
kiranya bahwa banyak akun yang terlibat dalam siklus ini. Oleh karena itu tidak
atau pengkreditan terhadap akun utang usaha. Karena banyak perusahaan melakukan
pembelian Iangsung dengan check atau melalui kas kecil, gambar ini memang sengaja sangat
disederhanakan. Kita berasumsi bahwa pembelian tunai (Iangsung dibayar per kas) diproses
dengan cara yang sama dengan pembelian secara kredit (melalui utang usaha lebih dahulu).
untuk mendapatkan barang dan jasa untuk menyelenggarakan suatu bisnis. Siklus biasanya
diawali dengan pembuatan permintaan pembelian oleh pejabat yang memiliki kewenangan
untuk mengajukan permintaan pembelian, dan diakhiri dengan pembayaran utang usaha yang
timbul dari pembelian tersebut. Dalam pembahasan berikut digunakan ilustrasi pada sebuah
perusahaan manufaktur kecil yang menghasilkan barang untuk dijual kepada pihak ketiga,
tetapi prinsip yang tercakup di sini bisa diterapkan juga pada perusahaan jasa, entitas
Kolom ketiga Tabel 15-1 di bawah ini memuat daftar empat fungsi bisnis yang terjadi
pada setiap bisnis dalam pencatatan tiga kelompok transaksi dalam siklus pembelian dan
pembayaran. Tiga fungsi pertama adalah untuk pencatatan pembelian barang dan jasa secara
kredit, dan fungsi keempat adalah untuk pencatatan pengeluaran kas untuk pembayaran ke
pemasok. Untuk menyederhanakan, dalam ilustrasi ini tidak akan dibahas tentang retur
pembelian dan potongan pembelian, walaupun kedua hal tersebut terjadi dalam siklus ini,
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil keempat fungsi tersebut, dengan
tekanan pada dokumen dan catatan yang digunakan sebagaimana tercantum pada kolom
Tabel 15-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta
Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat perusahaan klien adatah
kegiatan awal siklus ini. Formulir yang digunakan dan pemberian persetujuan (approval)
tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang diterapkan perusahaan. Dokumen-
Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh pejabat
gudang mencapai re-order point (titik pemesanan kembali) yang akan melakukan pemesanan
secara otomatis.
Order Pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari
pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kuantitas, dan informasi lain yang berhubungan
dengan barang dan jasa yang diinginkan perusahaan untuk dibeli dan seringkali digunakan
pembelian secara elektronik kepada pemasok yang telah membuat persetujuan untuk
Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang paling kritis
dalam sikius ini, karena saat ini oleh kebanyakan perusahaan dipakai pertama kali untuk
mengakui pembelian dan utang yang bersangkutan. Ketika barang diterima, agar kontrol
berjalan baik, diperlukan pemeriksaan tentang deskripsi, kuantitas, tanggal penerimaan, dan
kondisi barang yang diterima, Laporan penerimaan adalah dokumen berupa kertas atau
elektronik yang dibuat pada saat barang diterima. Dalam laporan tersebut dicantumkan
keterangan mengenai barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, serta data lain yang
relevan.
Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah diterima menuntut adanya
pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan pertama kali mempengaruhi laporan keuangan
dan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Oleh karena itu perusahaan harus seksama dalam
dengan jumlah yang benar. Dokumen-dokumen dan catatan yang lazim digunakan adalah:
Faktur dari pemasok adalah dokumen yang diterima dari penjual dan menunjukkan jumlah
yang terutang yang berasal dari pembelian barang dan jasa. Dokumen tersebut menyebutkan
deskripsi barang atau, jasa, kuantitas barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk biaya
pengangkutan), ketentuan tentang potongan harga, tanggal faktur, dan total harga faktur.
Faktur dari pemasok sangat penting karena menunjukkan jumlah yang akan dicatat dalam file
transaksi pembelian. Pada perusahaan yang menggunakan EDI, faktur dari pemasok
menilai bukti.
Memo Debet
Memo Debet juga merupakan dokumen yang diterima dari pemasok dan menunjukkan
pengurangan atas jumlah yang terutang yang disebabkan karena adanya pengembalian (retur)
barang ke pemasok atau diterimanya pengurangan harga. Dokumen ini mirip dengan faktur,
Voucher biasanya digunakan dalam suatu organisasi untuk menetapkan cara yang formal
dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan membuat agar setiap
transaksi pembelian bernomor urut. Voucher terdiri dari amplop (cover atau folder) voucher
order pembelian, bukti pengiriman dari penjual, laporan penerimaan, dan faktur dari penjual.
File transaksi pembelian adalah file yang dihasilkan komputer yang mencakup semua
transaksi pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu,
misalnya satu hari, satu minggu, atau sebulan. File tersebut berisi semua informasi yang
dimasukkan ke dalam sistem dan mencakup informasi untuk setiap transaksi, seperti nama
pemasok, tanggal, jumlah, klasifikasi akun, dan keterangan mengenai jumlah barang atau jasa
yang dibeli. File ini juga bisa meliputi retur dan pengurangan harga pembelian, apabila hal
tersebut tidak dimuat dalam file tersendiri. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi
dalam file transaksi pembelian digunakan untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan, seperti
misalnya jurnal pembelian, master file utang usaha, dan transaksi untuk saldo akun tertentu
Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya berisi nama
pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi, seperti reparasi dan
pemerliharaan, persediaan, atau kelompok akun lainnya. Juga ditunjukkan apakah pembelian
dilakukan secara tunai atau kredit. Jurnal bisa mencakup sate periode tertentu, biasanya
bulanan. Transaksi yang sama yang dimasukkan ke dalam jurnal juga diposting secara
serentak ke dalam buku besar, dan apabila pembelian dilakukan secara kredit, dicatat pula ke
Master file utang usaha mencatat transaksi pembelian, pengeluaran kas, dan retur
pembelian untuk setiap pemasok. Master file ini dimutahirkan (updated) dari file transaksi
komputer untuk pembelian, retur pembelian, dan pengeluaran kas. Total dari saldo-saldo
individual dalam master file sama dengan total saldo akun utang usaha dalam buku besar.
Hasil cetakan (printout) master file utang usaha menunjukkan saldo awal utang usaha, setiap
pembelian, retur pembelian, dan pengeluaran kas, serta saldo akhir untuk setiap pemasok.
Banyak perusahaan tidak menyelenggarakan master file utang usaha per pemasok.
Perusahaan-perusahaan tersebut membayar atas dasar faktur dari penjual individual. Oleh
karena itu, total faktur yang belum dibayar dalam master file sama dengan total utang usaha.
Sesuai dengan namanya, daftar utang usaha berisi daftar jumlah yang terutang kepada
masing-masing pemasok atau untuk setiap faktur, atau voucher pada suatu saat tertentu.
Laporan dari pemasok adalah dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap akhir bulan dan
menunjukkan saldo awal, pembelian, retur pembelian, dan pembayaran ke pemasok tersebut,
serta saldo akhir. Saldo dan aktivitas tersebut adalah laporan yang dibuat pemasok (bukan
klien), Jumlah saldo menurut master file utang usaha seharusnya sama dengan saldo yang
ditunjukkan dalam laporan dari pemasok, kecuali bila ada kerancuan diantara pemasok
aktivitas yang signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan mengurangi saldo akun
kewajiban, biasanya akun utang usaha. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses
Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.
yang tercantum dalam file transaksi pembelian pada saat barang dan jasa diterima. Apabila
elektronik melalui electronic funds transfer (EFT) antara bank perusahaan klien dengan bank
pemasok,
File ini dihasilkan komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas yang diolah
sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, mungkin per hari, per minggu, atau per bulan.
File ini berisi jenis informasi yang sama seperti telah dibahas pada file transaksi pembelian.
Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waktu tertentu. Transaksi yang sama,
termasuk semua informasi yang relevan, dimasukkan ke dalam master file utang usaha dan
buku besar.
PENGUJIAN SUBSTANTIF
GOLONGAN TRANSAKSI
Dalam pengauditan pada umumnya, akun-akun yang paling banyak menyerap waktu
pemeriksaan adalah piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan akun beban.
Perhatikanlah bahwa empat dari lima akun di atas berkaitan langsung dengan siklus
pembelian dan pembayaran. Apabila auditor dapat mengurangi pengujian rind saldo dengan
efektivitas pengendalian internal atas pembelian dan pengeluaran kas, maka waktu yang bisa
dihemat akan sangat signifikan. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
untuk siklus pembelian dan pembayaran sangat diperhatikan auditor, lebih-lebih apabila klien
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis yang telah
disinggung di atas, yakni: order pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan
pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, yang berkaitan dengan fungsi keempat, yakni; pengolahan
pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan pembayaran. Metodologi ini sama
dengan yang digunakan dalam bab-bab sebelumnya. Dalam uraian selanjutnya akan
dijelaskan bagian demi bagian dari gambar 15-2 yang dimulai dengan pemahaman
pengendalian internal.
Pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus pembelian dan pembayaran sebagai
bagian dari prosedur penilaian risiko, dapat diperoleh auditor dengan mempelajari bagan alir
yang berlaku pada perusahaan klien, mereview daftar pertanyaan pengendalian internal, dan
melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Prosedur
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan atas pengendalian internal kunci untuk setiap fungsi
bisnis seperti telah dijelaskan pada awal bab ini, yaitu: otorisasi pembelian, pemisahan antara
penyimpan barang yang diterima dart fungsi-fungsi lainnya, ketepatan waktu pencatatan dan
Otorisasi pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli
mensyaratkan berbagai tingkat otorisasi untuk pembelian yang berbeda atau menurut jumlah
rupiahnya. Sebagai contoh, pembelian aset tetap yang melebihi batas jumlah rupiah tertentu
membutuhkan persetujuan dart dewan komisaris; pembelian untuk sesuatu yang jarang terjadi
seperti polis asuransi atau kontrak servis jangka panjang harus mendapat persetujuan dart
pejabat tertentu; perlengkapan dan servis yang harganya dibawah jumlah tertentu yang
ditetapkan harus mendapat persetujuan dart kepala bagian atau kepada departemen.
Sementara itu untuk beberapa jenis bahan baku dan perlengkapan tertentu pembelian
dilakukan secara otomatis, karena sistem dirancang sedemikain rupa sehingga apabila
saldonya telah sampai di bawah batas tertentu, komputer akan langsung melakukan
pemesanan kepada pemasok yang telah tercantum dalam database perusahaan, sering juga
pembelian barang atau jasa. Order pembelian diterbitkan kepada seorang pemasok untuk
nnembeli barang atau jasa yang disebutkan dalam order pada harga tertentu dan dikirimkan
pada tanggal atau sebelum tanggal yang disebut di dalamnya. Order pembelian yang bisa
dibuat dalam bentuk tertulis atau elektronik, biasanya dipandang sebagai dokumen resmi, dan
merupakan suatu permintaan untuk membeli barang atau jasa. Perusahaan biasanya
membentuk suatu bagian pembelian untuk menjamin diperolehnya barang dan jasa dengan
kualitas yang baik dengan harga yang rendah. Agar tercipta pengendalian internal yang baik,
bagian pembelian sebaiknya terpisah dari bagian yang memberi otorisasi dan yang menerima
barang. Semua order pembelian hendaknya bernomor urut tercetak agar dapat dengan mudah
diketahui berapa order pembelian yang sudah diterbitkan dan harus dirancang untuk
meminimumkan kemungkinan hilangnya formulir secara tidak disengaja ketika barang sudah
dipesan.
penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima dan diperiksa. Salah satu copy
biasanya dikirimkan ke gudang bahan baku dan lembar lainnya dikirim ke bagian .utang
untuk memberi informasi yang mereka butuhkan. Untuk mencegah pencurian dan
penyaiahgunaan, barang harus diawasi secara fisik sejak barang tersebut diterima hingga
digunakan atau dijual. Personel yang ditugasi di bagian penerimaan harus independen dari
bagian gudang dan bagian akuntansi. Terakhir, catatan akuntansi harus mengikuti
perpindahan tangungjawab atas barang setiap saat ketika barang tersebut berpindah, dari
Pada sejumlah perusahaan, pencatatan utang yang timbul dari transaksi pembelian dilakukan
ketika barang atau jasa diterima. Pada perusahaan lainnya, pencatatan ditangguhkan hingga
faktur dari pemasok diterima. Cara manapun yang dipakai, bagian utang bertanggungjawab
untuk mencermati ketepatan pembelian. Hal ini dilakukan dengan membandingkan rincian
dalam order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok untuk
menentukan bahwa uraian/ deskripsi, harga, kuantitas, termin, dan biaya pengangkutan dalam
faktur penjual adalah benar. Bagian utang juga berkewajiban memeriksa kebenaran perkalian,
berbantuan komputer, perangkat lunak komputer bisa memeriksa kesesuaian antar dokumen
dan memeriksa ketelitian faktur secara otomatis. Bagian utang juga harus memeriksa
penggunaan laporan penerimaan barang untuk memastikan bahwa tujuan kelengkapan telah
tercapai.
bahwa personel yang mencatat pembetian harus tidak memiliki akses ke kas, surat berharga,
dan aset lain. Dokumen dan catatan yang cukup, prosedur yang tepat untuk pencatatan, dan
pengecekan independen atas kinerja, semua merupakan pengendalian yang penting dalam
Otorisasi Pembayaran
utang usaha.
Check harus bernomor urut tercetak untuk memudahkan pengawasan penggunaan check dan
dicetak pada kertas khusus untuk mempersulit pengubahan nama penerima atau jumlah
rupiahnya, jika check tersebut akan disalahgunakan seseorang. Perusahaan harus melakukan
pengawasan fisik atas blangko check, check yang dibatalkan, maupun check yang sudah
ditandatangani. Perusahaan juga harus mempunyai cara untuk mencegah penggunaan kembali
bukti pendukung yang telah digunakan, misalnya dengan memberi tanda dengan dicap atau
diperforasi. Metoda yang lazim dipakai adalah dengan menuliskan nomor check pada
dokumen pendukung sehingga terlihat bahwa dokumen tersebut telah digunakan sebagai
Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensinya, auditor bisa
secara efektif yang didukung dengan tambahan pengujian pengendalian, auditor akan bisa
Tabel 15-2 meringkas pengendalian internal kunci, pengujian pengendalian yang lazim
dilakukan, dan pengujian substantif golongan transaksi yang biasa dilakukan untuk setiap
tujuan audit transaksi. Dalam ilustrasi ini, kits berasumsi bahwa perusahaan memiliki jurnal
Voucher Memeriksa
bernomor urut keberurutan
tercetak dan voucher
diper-
tanggungjawabk
an
penggunaannya.
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada pengendalian
internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan tercapai dalam audit
Empat dari enam tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapat perhatian
khusus dan oleh karena itu akan dibahas Lebih dalam di bawah ini. Kebenaran kebanyakan
akun aset, liabilitas, dan beban tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal
(Keterjadian)
Apabila auditor puas bahwa pengendalian cukup untuk tujuan ini, pengujian untuk
memeriksa adanya transaksi yang tidak tepat dan pencatatan transaksi yang tidak pernah
terjadi bisa sangat dikurangi. Pengendalian yang memadai bisa mencegah terjadinya
pencatatan transaksi yang tidak pernah terjadi secara tidak disengaja, terutama terjadi
pembelian barang untuk keperluan pribadi yang dilakukan tanpa otorisasi. Dalam situasi lain,
ketepatan suatu transaksi sulit untuk dievaluasi, seperti misalnya pembayaran iuran
keanggotaan club golf, atau pembayaran beban perjalanan berlibur ke luar negeri untuk
manajemen dan keluarganya. Apabila pengendalian atas transaksi yang tidak tepat atau
transaksi yang tidak pernah terjadi tidak memadai, diperlukan pemeriksaan yang Lebih
Kegagalan mencatat pembelian barang dan jasa yang diterima menyebabkan utang
usaha kurang saji dan mengakibatkan labs bersih dan ekuitas pemilik Lebih saji. Oleh karena
itu, auditor harus memandang hal ini sebagai tujuan yang penting. Dalam situasi audit
tertentu, kadang-kadang sulit untuk melakukan pengujian rinci atas saldo untuk menentukan
apakah ada transaksi yang tidak dicatat, sehingga auditor harus mengandalkan pada
pengendalian dan pada pengujian substantif golongan transaksi untuk tujuan ini. Tambahan
pula, karena audit utang usaha memakan waktu yang cukup lama, pengendalian internal yang
efektif dan pengujian yang tepat, bisa menurunkan biaya audit cukup signifikan.
Luas pengujian rinci pada kebanyakan akun neraca dan akun beban tergantung pada
evaluasi auditor tentang efektivitas pengendalian internal atas ketelitian pencatatan transaksi
pembelian. Sebagai contoh, apabila auditor yakin bahwa transaksi aset tetap dicatat dengan
benar dalam jurnal pembelian, maka bisa diterima apabila auditor memutuskan untuk
memeriksa dokumen pendukung pembelian periode ini yang Lebih sedikit selama melakukan
Apabila klien menggunakan catatan persediaan perpetual, pengujian rinci saldo juga
dapat dikurangi secara signifikan seandainya auditor percaya bahwa catatan perpetual adalah
akurat. Pengendalian atas pembelian yang terkandung dalam catatan perpetual biasanya diuji
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
pembelian.
Pengujian rinci akun individual tertentu dapat dikurangi apabila auditor yakin bahwa
penggolongan yang benar di dalam jurnal pembelian. Meskipun semua akun terpengaruh
sampai pada tingkatan tertentu oleh efektivitas pengendalian untuk penggolongan, dua bidang
yang paling terpengaruh adalah pembelian aset tetap periode ini, dan semua akun beban,
seperti beban reparasi dan pemeliharaan, beban listrik & gas, dan beban advertensi.
pembelian aset tetap dan akun-akun beban periode ini guna memeriksa ketelitian dan
kebenaran penggolongan. Oleh karena itu akan sangat menghemat waktu apabila
Tabel 15-3 untuk pengeluaran kas menggunakan format yang sama dengan Tabei 15-2 untuk
pembelian. Untuk pengendalian dan prosedurprosedur audit ini kita berasumsi bahwa
terdapat jurnal khusus pembelian dan pengeluaran kas. Komentar kita tentang metodologi dan
proses untuk mengembangkan prosedur audit untuk pembelian diterapkan sama untuk
pengeluaran kas.
Auditor biasanya melaksanakan pengujian pembelian dan pengeluaran kas pada saat
yang sama. Untuk transaksi-transaksi tertentu yang dipilih dari jurnal pembelian untuk
diperiksa, faktur penjual, laporan penerimaan barang, dan dokumen pendukung lainnya
diperiksa pada saat yang sama. Dengan demikian verifikasi dilakukan secara efisien tanpa
untuk pembelian dan pembayaran, maka penggunaan sampling atribut menjadi sangat lazim
dilakukan. Pendekatannya serupa dengan yang digunakan untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif golongan transaksi untuk penjulan seperti telah dibahas pada bagian
Tabel 15-3 lkhtisar Tujuan Audit Golongan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi Pengeluaran
Kas
Pengujian
Tujuan Audit
Pengendalian Internal Pengujian Substantif
Golongan
Kunci Pengendalian Golongan
Transaksi
Transaksi
Pengeluaran Terdapat pemisahan Diskusikan Review jurnal
kas yang tugas yang memadai dengan pengeluaran kas,
dibukukan antara utang usaha dan personil terkait buku besar, dan
adalah untuk penyimpan check yang dan observasi master file utang
barang dan jasa telah ditandatangani aktivitas. usaha untuk
yang telah atau otoritas pembayaran
diterima membayarkan dana berjumlah besar
(keterjadian) secara elektronis. atau tidak biasa.
Periksa dokumen
pendukung sebagai
bagian dari
pengujian
pembelian.
Ada tiga hal yang berbeda pada sikius pembelian dan pembayaran dibandingkan
1. Seperti telah disinggung pada awal bab, sikius ini menyangkut banyak akun, baik
penggolongan antara beban reparasi dan pemeliharaan dan aset tetap. Akibatnya,
auditor sering menurunkan tingkattoieransi bisa diterima, terutama untuk atribut
penggolongan.
2. Dalam sikius transaksi ini sangat lazim diperiukan pertimbangan yang signifikan,
seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi. Kebutuhan atas
Akibatnya, auditor sering menurunkan tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut
ketelitian.
Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa seperti itu
UTANG USAHA
Karena hampir semua transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran mengalir melalui
akun utang usaha, akun ini sangat kritikal dalam setiap audit atas sikius pembelian dan
pembayaran. Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari pembelian
barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan. Utang usaha meliputi
kewajiban yang timbul dari pembelian bahan baku, peralatan, listrik, reparasi dan masih
banyak jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun buku. Kebanyakan
utang usaha dapat juga diidentifikasi melalui keberadaan faktur dari penjual yang
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga. Kewajiban
merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan terutang pada tanggal
neraca. Apabila kewajiban menyangkut pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai utang
utang usaha. Metodologi ini sama dengan yang digunakan untuk piutang usaha pada Bab 13
Gambar 15-3 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rind Saldo untuk Utang
Usaha
menunjukkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif, dan prosedur analitis
menunjukkan hasil yang mernuaskan, auditor pada umumnya akan menurunkan pengujian
rind saldo. Namun, karena pada kebanyakan perusahaan, utang usaha cenderung menjadi
USAHA (Tahap I)
Akhir-akhir ini banyak perusahaan fokus pada upaya memperbaiki manajemen aktivitas
rantai-pemasokan yang telah mengubah berbagai hal dalam rancangan sistem yang digunakan
untuk menginisiasi dan mencatat aktivitas pembelian dan pembayaran. Upaya-upaya untuk
merampingkan pembelian dan pembayaran barang dan jasa, termasuk lebih meningkatkan
dan penggunaan teknologi informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis, telah mengubah
semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak perusahaan. Perubahan-
contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar pada catatan utang usaha yang
memungkinkan mereka untuk secara terus menerus memonitor saldo utang usaha dan
melakukan rekonsiliasi rinci transaksi. Akses oleh pihak luar, seperti misalnya pemasok, atas
tersebut tidak diawasi dengan baik. Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki
logistik per
gerakan fisik persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa meningkatkan kesulitan
dalam menetapkan pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada akhir tahun. Auditor harus
mengerti sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien
(Tahap I)
Seperti halnya piutang usaha, sejumlah besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha.
Saldonya seringkali berjumlah besar dan meliputi sejumiah besar pemasok dan biasanya akan
mahal bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor biasanya
menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif tinggi. Dengan alasan yang sama,
auditor sering menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi. Mereka biasanya
menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah batas karena potensi
Seperti nampak pada Gambar 15-3, setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko
inheren untuk utang usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas
pengendalian internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya akan
tergantung pada efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh
karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian
1. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas catatan dan
laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak; voucher bernomor urut tercetak
dibuat dengan tepat dan efisen dan dicatat dalam file transaksi pembelian dan master
file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan tepat pada tanggal jatuhnya dan
segera dicatat dalam file transaksi pembayaran dan dalam master file utang usaha.
Saldo utang usaha individual dalam master file direkonsiliasi secara bulanan dengan
laporan dari pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsilasi total master file
dengan buku besar. Dalam situasi demikian, verifikasi atas utang usaha hanya
pencatatan pembelian hingga dilakukan pembayaran kas, dan karena kekurangan kas,
tagihan dari pemasok sering dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuh-nya.
Apabila auditor berhadapan dengan situasi semacam itu, ada kemungkinan terjadi
kurang saji dalam utang usaha; oleh karena itu diperlukan pengujian rinci yang
ekstensif untuk memastikan apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada
tanggal neraca.
pembelian dan pembayaran serta pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan
transaksi pada awal bab ini. Sebagai tambahan atas pengendalian-pengendalian tersebut, pada
setiap bulan seorang karyawan yang independen atau program komputer harus merekonsiliasi
laporan dari pemasok dengan liabilitas dalam pembukuan, serta master file utang usaha
dengan buku besar. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal panting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain, terutama dalam menemukan kesalahan
penyajian dalam utang usaha. Tabel 15-4 melukiskan prosedur analitis untuk akun-akun
neraca dan akun-akun laba-rugi dalam siklus pembelian dan pembayaran yang berguna untuk
Auditor harus membandingkan total beban tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk
menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha maupun dalam akun beban. Karena
dalam akun beban biasanya juga akan berakibat kesalahan penyajian yang sama pada akun
utang usaha. Oleh karena itu, pembandingan beban-beban tahun ini seperti misalnya sewa,
listrik, dan beban-beban yang terjadwal dengan regular dengan tahun sebelumnya merupakan
prosedur yang efektif dalam menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun
relatif stabil.
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha
telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Tujuh dart delapan tujuan audit
saldo yang telah dibahas pada Bab 4 diterapkan pada audit utang usaha, yaitu: keberadaan,
kewajiban. Nilai bersih bisa direalisasi tidak bisa diterapkan pada utang usaha.
Ada perbedaan penting dalam penekanan audit atas liabilitas dan aset. Apabila auditor
mengaudit aset, auditor akan menekankan pada lebih saji melalui verifikasi dengan
dilakukan auditor dalam audit atas saldo liabilitas. Dalam hal ini auditor menekankan pada
Perbedaan penekanan dalam audit aset dan kewajiban berakibat langsung pada
kewajiban hukum akuntan publik. Apabila penanam kreditur, dan pengguna lainnya setelah
diterbitkannya laporan keuangan auditan menentukan bahwa laba dan ekuitas pemilik telah
lebih sap material, maka tuntutan hukum kepada KPA layak untuk dlakukan. Karena
kesalahan penyajian ekuitas pemilik dapat timbul baik dengan membuat lebih saji aset
atau membuat kurang saji liabilitas, maka logis bagi auditor untuk menaruh perhatian yang
besar pada kedua jenis kesalahan penyajian tersebut. Auditor juga jangan melupakan bahwa
kemungkinan aset kurang saji dan liabilitas lebih saji, termasuk yang timbul dari kesalahan
Dalam uraian berikut, kita akan menggunakan tujuan audit saldo dari Bab 13 yang
diterapkan dalam mengaudit piutang usaha, untuk pengauditan utang usahadengan tiga
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai bersih bisa
2. Aspek hak pemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterapkan untuk liabilitas.
Untuk aset, auditor sangat menekankan pada hak klien atas penggunaan dan
kewajiban klien untuk membayar utang. Apabila klien tidak mempunyat kewajiban
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada atas lebih saji,
Tabel 15-5 mencakup tujuan audit saldo dan prosedur pengujian rinci saldo yang lazim
dilakukan atas utang usaha. Prosedur audit yang sesungguhnya diterapkan auditor bisa
bervariasi tergantung pada sifat entitas, materilitas utang usaha, sifat dan efektivitas
pengendalian internal, serta risiko inheren. Ketika auditor melaksanakan pengujian rinci saldo
utang usaha dan akun liabilitas lainnya , auditor biasanya mengumpulkan bukti tentang empat
tujuan penyajian dan pengungkapan, terutama ketika melakukan pengujian untuk tujuan
kelengkapan. Prosedur lain yang berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
dilakukan sebagai bagian dari prosedur untuk menyelesaikan audit, yang akan dibahas pada
Bab 21.
Tabel 15-5 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci atas Saida Utang Usaha Tujuan
Audit Saldo
Prosedur Pengujian
Tujuan Audit Saldo Komentar
Rinci Saldo
Utang usaha dalam daftar Jumlahkan ulang atau Bila penjumlahan dilakukan
utang usaha cocok dengan gunakan komputer secara manual tidak perlu seluruh
yang tercantum pada master untuk menjumlahkan halaman dijumlah.
file yang bersangkutan, dan daftar utang usaha.
totalnya cocok dengan yang
tercantum di buku besar Telusur total ke buku
(kecocokan saldo) besar.
Lakukan pengujian
untuk parsediaan dalam
perjalanan.
Perusahaan memiliki Periksalah laporan dari Biasanya bukan merupakan
kewajiban untuk membayar pemasok dan konfirmasi perhatian utama dalam audit utang
liabilitas yang tercantum dalam utang usaha. usaha, karena semua utang usaha
utang usaha (kewajiban) adalah kewajiban.
Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas, pengujian sesudah
tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya pengujian untuk menemukan
utang yang tidak dicatat, (sering disebut mencari utang yang tidak dicatat), sangat tergantung
pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo potensial dalam akun yang
bersangkutan. Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mencari utang tidak dicatat
diterapkan pula untuk tujuan ketelitian. Berikut adalah prosedur-prosedur yang lazim
dilakukan:
Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah tanggal neraca
untuk menentukan apakah pengeluaran kas itu untuk membayar utang dari periode ini
(periode yang diperiksa). Apabila pembayaran itu untuk pembayaran utang periode ini,
auditor harus meneiusur ke daftar utang usaha untuk memastikan apakah utang termaksud
tercantum dalam daftar utang usaha. Laporan penerimaan barang menunjukkan tanggal
barang diterima dan oleh karena itu menjadi dokumen yang sangat berguna. Demikian pula,
faktur penjual biasanya menunjukkan tanggal suatu jasa diberikan. Auditor sering memeriksa
dokumen-dokumen pendukung pengeluaran kas yang dilakukan pada periode sesudah tanggal
neraca beberapa minggu sesudah tanggal neraca, terutama apabila klien sering tidak
Periksalah Dokumen Pendukung untuk Faktur Tagihan yang Belum Dibayar Sampai
Auditor melakukan prosedur ini di periode berikutnya dengan cara yang sama seperti
prosedur di atas untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda dengan yang di atas, yaitu
dalam hal kewajiban ini belum dibayar sampai menjelang akhir audit, bukan kewajiban yang
sudah dibayar.
Sebagai contoh, dalam suatu audit untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Maret,
dimisalkan auditor memeriksa dokumen pendukung untuk check yang dibayar melewati
tanggal 28 Juni. Tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal 28 Juni harus diperiksa
Telusur Laporan Penerimaan Barang yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun dengan
Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun buku harus dimasukkan sebagai utang
usaha. Dengan menelusur laporan penerimaan barang yang diterbitkan menjelang akhir tahun
buku ke faktur penjual dan meyakinkan bahwa semua telah dimasukkan sebagai utang usaha,
Telusur Laporan dari Pemasok yang Menunjukkan Saldo Terutang ke Daftar Saldo Utang
Usaha
Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor dapat menelusur setiap
laporan yang menunjukkan said° terutang pada setiap tanggal neraca ke daftar utang usaha,
Pengiriman Konfirmasi kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis dengan Klien
Meskipun pengiriman konfirmasi untuk utang usaha tidak begitu iazim dibandingkan dengan
konfirmasi untuk piutang usaha, namun auditor dapat menggunakan prosedur ini jika
dipandang perlu untuk menguji jangan-jangan nama pemasok tidak tercantum dalam daftar
utang, atau ada transaksi yang dihilangkan, atau saldonya tidak sesuai dengan catatan
pemasok. Pengiriman konfirmasi kepada pemasok aktif yang saldonya tidak tercantum dalam
daftar utang adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan utang tidak dicatat. Jenis
konfirmasi ini biasanya disebut konfirmasi saldo nol (zero balance confirmation).
Pembahasan tentang konfirmasi utang usaha akan dilanjutkan pada akhir bab ini.
Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang
dibukukan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah tanggal neraca telah dibukukan
pada periode yang tepat. Lima pengujian audit liabilitas yang telah dikemukakan di atas
semua merupakan pengujian pisah batas untuk pembelian, tetapi semuanya ditekankan untuk
menemukan kurang saji. Tiga prosedur pertama juga bermanfaat untuk memeriksa dokumen
pendukung sebagai pengujian untuk lebih saji utang usaha. Sebagai contoh, prosedur
pengujian ketiga untuk kurang saji (utang tidak dicatat) dengan menelusur laporan
penerimaan barang yang diterbitkan sebelum akhir tahun buku kepada pemasok yang
bersangkutan. Untuk menguji lebih saji pisah batas, auditor harus menelusur laporan
penerimaan barang yang diterbitkan setelah akhir tahun buku ke faktur yang bersangkutan
untuk meyakinkan bahwa transaksi yang bersangkutan tidak dimasukkan sebagai utang usaha
(kecuali jika itu merupakan barang dalam perjalanan yang akan dibahas nanti).
Kita telah membahas sebagian besar pengujian pisah batas dalarn uraian di atas.
Dalam uraian di bawah ini kita akan fokus pada dua aspek, yaitu: hubungan antara pisah
batas dengan observasi fisik atas persediaan dan penentuan jumlah persediaan dalam
perjalanan.
Dalam menentukan apakah pisah batas sudah benar, sebaiknya pengujian pisah batas
suatu pembelian persediaan seharga Rp40.000.000,- telah diterima pada tanggal 31 Desember
petang, tak lama setelah penghitungan fisik selesai. Apabila pembelian ini dimasukkan dalam
utang usaha dan pembelian tetapi dikeluarkan dari persediaan akhir, hasilnya adaiah laba
bersih akan kurang saji sebesar Rp40.000.000,-. Sebaliknya, apabila pembelian dikeluarkan
baik dari persediaan maupun dari utang usaha, maka kesalahan penyajian akan terjadi dalam
neraca, tetapi laporan laba-rugi benar. Satu-satunya cara agar auditor bisa mengetahui tipe
kesalahan penyajian mana yang telah terjadi adaiah dengan mengkoordinasi pengujian pisah
Informasi pisah batas untuk pembelian hams diperoleh selama observasi fisik
persediaan. Pada waktu itu, auditor harus mereview prosedur-prosedur di bagian penerimaan
barang untuk memastikan bahwa semua barang yang diterima telah dihitung, dan auditor
harus mencatat dalam dokumentasi audit nomor laporan penerimaan barang terakhir yang
dicantumkan dalam penghitungan fisik. Setelah tanggal penghitungan fisik, auditor kemudian
harus menguji catatan akuntansi untuk pisah batas. Auditor harus menelusur nomor- nomor
laporan penerimaan barang yang sebelumnya sudah didokumentasi ke catatan utang usaha
untuk melakukan verifikasi bahwa mereka telah dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar.
Sebagai contoh, misalkan nomor laporan penerimaan barang terakhir yang menggambarkan
persediaan yang dimasukkan ke dalam perhitungan fisik adalah 3167. Auditor harus mencatat
nomor dokumen ini dan kemudian menelusurnya beserta beberapa nomor sebelumnya ke
faktur penjual yang bersangkutan dan ke daftar utang usaha atau ke master file utang usaha
untuk menentukan bahwa mereka semua diikutsertakan. Demikian pula, utang usaha untuk
pembelian yang dicatat dalam laporan penerimaan barang dengan nomor lebih besar dari
Apabila penghitungan fisik dilakukan sebelum tanggal terakhir dari tahun buku,
auditor masih harus melakukan pisah batas utang usaha pada waktu penghitungan fisik
dengan cara seperti diuraikan di atas. Selain itu, auditor harus melakukan verifikasi apakah
semua pembelian yang terjadi antara penghitungan fisik dan tanggal akhir tahun telah
Dalam menentukan utang usaha, auditor harus membedakan antara pembelian persediaan
yang dilakukan atas dasar FOB destination dengan yang dilakukan atas dasar FOB origin.
Untuk FOB destination, hak pemilikan atas barang berpindah kepada pembeli apabila barang
telah diterima pembeli. Jadi hanya persediaan yang diterima sebelum atau tepat pada tanggal
neraca yang harus dimasukkan ke dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun.
Apabila pembelian dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan
dan utang usaha yang bersangkutan pada periode ini apabila pengiriman telah dilakukan
Auditor akan dapat menentukan apakah persediaan telah dibeli atas dasar FOB
destination ataukah FOB origin dengan memeriksa faktur dari penjual. Auditor harus
memeriksa faktur untuk barang-barang yang diterima beberapa waktu setelah akhir tahun
untuk menentukan apakah barang tersebut dibeli alas dasar FOB origin. Untuk barang-barang
yang dikirim sebelum atau tepat pada tanggal neraca, persediaan dan utang usaha yang
KEANDALAN BUKTI
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang biasa digunakan untuk
memeriksa utang usaha, yaitu: faktur penjual, laporan dari penjual (pemasok), dan
konfirmasi.
Auditor harus bisa membedakan antara faktur dari penjual dengan laporan dari penjual dalam
melakukan verifikasi atas jumlah yang terutang kepada pemasok. Auditor mendapat bukti
tentang transaksi individual dengan keandalan tinggi ketika la memeriksa faktur dari penjual
beserta dokumen pendukungnya, seperti laporan penerimaan barang dan order pembelian.
Berbeda dengan faktur penjualan, laporan dari penjual tidak begitu diperlukan untuk
memeriksa transaksi individual, karena laporan dari penjual hanya mencakup jumlah total
transaksi. Jumlah unit yang dibeli, harga, biaya angkut, dan data lain tidaktercantum dalam
laporan itu.
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik untuk memeriksa saldo utang usaha
yang benar? Laporan dari penjual lebih baik untuk memeriksa utang usaha karena
didalamnya ditunjukkan saldo akhir. Auditor dapat membandingkan faktur penjual yang ada
dengan daftar utang usaha yang dibuat klien, tapi tetap kehilangan sesuatu yang merupakan
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik dalam pengujian pembelian dalam
pengujian pembelian dan pengujian substantif golongan transaksi? Faktur dari penjual lebih
baik untuk memeriksa transaksikarena auditor memeriksa transaksi individual dan faktur
sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh penjual (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada ditangan klien ketika auditor memeriksanya. Hal ini bisa memberi
Jawaban atas permintaan konfirmasi untuk utang usaha pada umumnya harus dikirim
langsung ke kantor akuntan publik oleh penjual. Konfirmasi berisi informasi yang sama
dengan laporan dari penjual tetapi lebih bisa dipercaya. Selain itu, konfirmasi utang usaha
sexing juga minta informasi lain, misalnya tentang utang wesel, atau barang konsinyasi yang
merupakan milik si penjual tetapi disimpan di gudang klien. Contoh suatu jenis konfirmasi
10 Januari 2014
Kepada
Yth. Direktur Utama PT XYZ
Jalan Kenanga 175
Yogyakarta, 22225
Dengan hormat,
Bersama ini kami beritahukan bahwa auditor kami, Kantor Akuntan Publik
Sugiarto & Rekan, sedang mengaudit laporan keuangan kami untuk tahun
yang berakhir tanggal 31 Desember 2013. Sehubungan dengan hal
tersebut, silahkan sampaikan informasi berikut langsung kepada auditor
kami:
(1) Saldo kewajiban/ utang kami kepada anda per 31 Desember 2013.
(2) Daftar utang wesel kami kepada anda (termasuk yang sudah
didiskontokan) dengan menunjukkan tanggal penarikan, tanggal
jatuh, jumlah nominal, saldo belum dibayar, jaminan, dan
(3) Daftar barang dagangan konsinyasi milik anda yang ada pada
kami.
Kami sangat menghargai kesediaan anda untuk memberi informasi yang
diperlukan. Bersama ini pula kami lampirkan amplop tertuju kepada
kantor akuntan untuk mengirim jawaban. Atas kerjasama anda, kami
ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Dengan adanya laporan dari penjual dan faktur yang diterbitkan penjual, yang
keduanya merupakan bukti yang bisa dipercaya karena dibuat oleh pihak ketiga, konfirmasi
menjadi kurang lazim digunakan dalam audit atas utang usaha dibandingkan dengan
konfirmasi yang sangat lazim digunakan dalam audit atas piutang usaha. Apabila klien
memiliki pengendalian internal yang memadai dan tersedia laporan dari penjual untuk
diperiksa, auditor biasanya tidak mengirim konfirmasi. Namun, apabila pengendalian internal
klien lemah, dan laporan dari penjual tidak tersedia, atau apabila auditor meragukan integritas
klien, maka pengiriman permintaan konfirmasi kepada penjual layak untuk dilakukan. Oleh
karena tekanan utama audit utang usaha adalah pada kurang saji, maka akun utang usaha
yang dikonfirmasi harus mencakup akun bersaldo besar, akun bersaldo nol, dan suatu sampel
Apabila auditor memeriksa laporan dari penjual atau jawaban konfirmasi, harus
dilakukan rekonsiliasi antara laporan atau konfirmasi dengan daftar utang usaha. Selisih yang
ditemukan, seringkali terjadi karena adanya barang dalam perjalanan, check sudah dikirim
klien tapi belum sampai ke tangan penjual, atau karena adanya penundaan dalam proses
akuntansi.
UKURAN SAMPEL
Pembahasan tentang pengujian rind atas saldo utang usaha di atas dititik beratkan pada
prosedur-prosedur audit yang lazim dilakukan, dokumen dan catatan yang diperiksa, serta
saat pengujian. Auditor harus juga mempertimbangkan ukuran sampel dalam audit atas utang
usaha.
Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada berbagal
faktor seperti misalnya: materialitas utang usaha, jumlah akun yang ada, hasil penilaian risiko
pengendalian, dan hasil audit tahun yang lalu. Apabila pengendalian internal klien lemah,
yang tidak jarang dijumpal pada utang usaha, hampir seluruh populasi harus diperiksa. Dalam
situasi yang lain hanya sebagian kecil dipandang perlu untuk diperiksa.
Sampling statistikal kurang lazim digunakan untuk pengauditan utang usaha dibandingkan
dengan untuk piutang usaha. Perumusan populasi dan penentuan ukuran populasi sering lebih
sulit untuk utang usaha. Karena tekanan audit adalah pada utang usaha yang tidak dicatat,