“Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif atas
Transaksi, dan Utang Usaha”
Kelas C
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, makalah
yang berjudul “Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pengujian Pengendalian,
Pengujian Substantif atas Transaksi, dan Utang Usaha” sebagai tugas ini dapat
diselesaikan.
Penulis juga berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas dan arahan untuk
menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisan yang
selalu memotivasi.
Akhirnya, semoga konstituen semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis telah
melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan makalah ini, tetapi penulis menyadari makalah
ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan tulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…............................................................................................................i
Daftar Isi….....................................................................................................................ii
Referensi.........................................................................................................................15
BAB 18
Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T pada
gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk
akun beban anak perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar
dipengaruh oleh siklus ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk
siklus akuisisi dan pembayran memakan waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya
dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang
memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.
3. Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan
pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas aktual, karena itu perusahaan harus berhati-hati
mencantumkan semua transaksi akuisisi, hanya akuisisi yang di lakukan, dan pada
jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang umum meliputi :
a) Faktur Vendor
Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
jumlah yang terhutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi
dan kuantitas barang serta jasa yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal
penagihan, dan total jumlahnya. Faktur vendor sangat penting karena menunjukan
jumlah yang tercatat dalam berkas transaksi pembelian. Untuk perusahaan yang
menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, sehingga cara
mengauditnya akan berbeda.
b) Memo Debet
Memo debet adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
pengurangan jumlah yang terhutang kepada vendor akibat retur barang atau
pengurangan yang diberikan. Memo debet biasanya menggunakan formulir yang
sama dengan faktur vendor, tetapi informasi didalamnya adalah tentang
pengurangan dalam utang usaha, bukan penambahan.
c) Voucher
Voucher sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi no urut. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu
bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas
pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayaran
dilakukan, salinan cek ditambahkan ke paket voucher.
d) File Transaksi Akuisisi
File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode. File
ini berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi
informasi tentang setiap transaksi. Seperti nama vendor, tanggal, jumlah,
klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berkas
transaksi akuisisi juga meliputi retur dan cadangan pembelian atau berkas terpisah
untuk transaksi tersebut. Informasi dalam berkas ini sangat bergantung pada
kebutuhan perusahaan, menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau
laporan, seperti jurnal akuisisi, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk
saldo akun atau divisi tertentu.
e) Jurnal Akuisisi atau Listing
Jurnal akuisisi atau listing mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara
tunai atau dengan piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode
selama sebulan. Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang usaha. Daftar
atau laporan yang dibuat dari berkas transaksi akusisi dan berkas terkait meliputi
nama vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap
transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau peralatan. Jurnal
atau daftar akuisisi meliputi total setiap nomor akun dalam setiap periode.
Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga di-posting secara
simultan ke buku besar dan juka termasuk utang, maka dimasukkan dalam berkas
utama utang dagang.
f) File Induk Utang Usaha
File induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur
dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file
transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang
terkomputerisasi. Hasil cetak berkas utama utang dagang menunjukan, diurutkan
per vendor, saldo awal utang dagang, setiap pembelian, retur dan cadangan
pembelian, pengeluaran kas, dan saldo akhir.
g) Neraca Saldo Utang Usaha
Neraca saldo utang usaha mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap
vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca
tersebut di buat secara langsung dari file induk utang usaha.
h) Laporan Vendor
Laporan vendor adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan
menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada
vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi
vendor dalam transaksi periode tertentu, bukan reprensentasi klien.
5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas rincian saldo Utang Usaha (Tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan
apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan
secara layak. Terdapat perbedaan penekanan yang penting dalam audit atas
kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva, auditor menekankan lebih saji
melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aset mengalami
kurang saji tetapi harus lebih memperhatikan lebih saji. Pendekatan yang berlawanan
ini diambil ketika memverifikasi saldo kewajiban ; yaitu fokus utamanya adalah pada
kewajiban yang kurang saji atau dihilangkan.
Perbedaan penekanan dalam mengaudit aset dan kewajiban dihasilkan secara
langsung dari kewajiban hukum akuntan publik. Karena lebih saji ekuitas pemilik
dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban, merupakan hal
yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji
tersebut.
Kita akan menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang sama yang
kita terapkan untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat
diterapkan pada kewajiban, dengan tiga modifikasi kecil:
a) Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya
dapat diterapkan pada aset.
b) Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada
kewajiban.
c) Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan
lebih saji.
6. Reliabilitas Bukti
Auditor harus memahami reliabilitas relative dari tiga jenis utama bukti yang
umumnya digunakan untuk memverifikasi utang usaha : faktur vendor, laporan
vendor, dan konfirmasi.
a) Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor
kerika memverifikasi jumlah yang terutang kepada vendor. Auditor akan
memperoleh bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika
mereka memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti
laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Auditor harus membandingkan
faktur vendor yang ada dengan milik klien dan masih belum
mengungkapkan yang hilang, yang merupakan perhatian utama dalam utang
usaha.
b) Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi
Perbedaan yang paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi
utang usaha terletak pada sumber informasinya.laporan vendor disiapkan oleh
vendor (pihak ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien pada saat
auditor memeriksanya. Respons terhadap permintaan konfirmasi utang usaha
umumnya berupa laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke kantor
akuntan public oleh vendor. Respons tersebut menyediakan informasi
yang sama seperti laporan vendor tetapi lebih dapat diandalkan.
Karena ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor yang keduanya
bukti yang relatif dapat diandalkan karena berasal dari pihak ketiga,
konfirmasi utang usaha kurang begitu umum ketimbang konfirmasi piutang
usaha. Ketika auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi,
maka dia harus merekonsiliasi laporan atau konfirmasi dengan daftar
utang usaha. Dokumen yang umumnya digunakan untuk merekonsiliasi
saldo pada daftar utang busaha dengan konfirmasi atau laporan vendor
termasuk laporan penerimaan, faktur vendor, dan cek yang dibatalkan.
7. Ukuran Sampel
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung
pada faktor-faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang
beredar, penilaian risiko pengendalian, dan hasil tahun sebelumnya.
Sampling statistik kurang begitu umum untuk digunakan dalam mengaudit utang
usaha ketimbang untuk piutang usaha. Mendefinisikan populasi dan menentukan
ukuran populasi untuk utang usaha jauh lebih sulit. Karena penekanannya
diberikan pada utang usaha yang dihapus, auditor harus berusaha untuk
memastikan bahwa populasi melibatkan semua utang yang potensial.
REFERENSI
Alvin A. Arens dkk. Auditing & Jasa Assurance : Pendekatan Integrasi Edisi Kelimabelas
Jilid 2. Penerbit Erlangga.2014
https://docplayer.info/73228105-Audit-siklus-akuisisi-dan-pembayaran-pengujian-
pengendalian-pengujian-substantif-atas-transaksi-dan-utang-usaha.html