Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGAUDITAN II

“Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif atas
Transaksi, dan Utang Usaha”

Disusun Oleh : Kelompok 5

Yolanda Julita (1613031)

Tirza Vanessa Bangonan (1613118)

Kelas C

UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI

TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, makalah
yang berjudul “Audit Siklus Akuisisi Dan Pembayaran : Pengujian Pengendalian,
Pengujian Substantif atas Transaksi, dan Utang Usaha” sebagai tugas ini dapat
diselesaikan.

Penulis juga berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas dan arahan untuk
menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisan yang
selalu memotivasi.

Akhirnya, semoga konstituen semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis telah
melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan makalah ini, tetapi penulis menyadari makalah
ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan tulisan ini.

Makassar, 23 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…............................................................................................................i

Daftar Isi….....................................................................................................................ii

A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan


Pembayaran..............................................................................................................1
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan
yang Terkait...............................................................................................................2-6
C. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantf atas Transaksi.............................................................................................6-10
D. Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Utang Usaha...............10-14

Referensi.........................................................................................................................15
BAB 18

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN,


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA

A. Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran


Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta
pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan dalam
siklus :
 Akuisisi barang dan jasa
 Pengeluaran kas
 Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T pada
gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk
akun beban anak perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar
dipengaruh oleh siklus ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk
siklus akuisisi dan pembayran memakan waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya
dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang
memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Kelas Transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Akuisisi o Persediaan o Memroses o Permintaan
o Properti, Pabrik, dan pesanan Pembelian
Peralatan pembelian o Pesanan Pembelian
o Beban dibayar di muka
o Perbaikan Leasehold o Menerima o Laporan
barang dan Penerimaan
jasa
o Utang Usaha o Mengakui o Faktur Vendor
o Beban Manufaktur Kewajiban o Memo debet
o Beban Penjualan o Voucher
o Beban Administratif o File Transaksi
Akuisisi
o Jurnal
Akuisisi/Listing
o File Induk Utang
Usaha
o Neraca Saldo Utang
Usaha
o Laporan Vendor
Pengeluaran Kas o Kas di Bank o Memroses o Cek atau
o Utang Usaha dan pembayaran
o Diskon Pembelian mencatat elektronik
pengeluara o File Transaksi
n kas pengeluaran kas
o Jurnal Pengeluaran
kas atau listing
1. Memroses Pesanan Pembelian
Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus
ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada
sifat barang atau jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan
meliputi:
a) Permintaan Pembelian
Permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta barang
dan jasa oleh karyawan yang berwenang berupa permintaan akuisisi seperti atas
bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpan, perbaikan oleh pihak luar oleh
personil kantor atau pabrik, atau permintaan asuransi dari wakil direktur
penanggung jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung pada spesifikasi
pencatatan pesanan yang terkomputerisasi untuk mengawali permintaan
pembelian persediaan secara otomastis.
b) Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan
jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi
terkait barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan
untuk menunjukkan otorisasi pembelian. Perusahaan biasanya menyerahkan
pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor yang menyediakan
pertukaran data elektronik (Elektronic Data Interchange/EDI).

2. Menerima Barang dan Jasa


Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam siklus ini
karena pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang
yang terkait dalm pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan pengendalian
yang memadai untuk menguji deskriptif, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang
yang dibeli. Laporan penerimaan adalah selembar kertas atau dokumen elektronik
yang disiapkan pada saat barang diterima. Laporan tersebut mencakup deskriptif
barang jumlah diterima, data yang diterima, dan data penting lainnya yang relevan.

3. Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan
pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas aktual, karena itu perusahaan harus berhati-hati
mencantumkan semua transaksi akuisisi, hanya akuisisi yang di lakukan, dan pada
jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang umum meliputi :
a) Faktur Vendor
Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
jumlah yang terhutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi
dan kuantitas barang serta jasa yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal
penagihan, dan total jumlahnya. Faktur vendor sangat penting karena menunjukan
jumlah yang tercatat dalam berkas transaksi pembelian. Untuk perusahaan yang
menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, sehingga cara
mengauditnya akan berbeda.
b) Memo Debet
Memo debet adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
pengurangan jumlah yang terhutang kepada vendor akibat retur barang atau
pengurangan yang diberikan. Memo debet biasanya menggunakan formulir yang
sama dengan faktur vendor, tetapi informasi didalamnya adalah tentang
pengurangan dalam utang usaha, bukan penambahan.
c) Voucher
Voucher sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi no urut. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu
bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas
pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayaran
dilakukan, salinan cek ditambahkan ke paket voucher.
d) File Transaksi Akuisisi
File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode. File
ini berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi
informasi tentang setiap transaksi. Seperti nama vendor, tanggal, jumlah,
klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berkas
transaksi akuisisi juga meliputi retur dan cadangan pembelian atau berkas terpisah
untuk transaksi tersebut. Informasi dalam berkas ini sangat bergantung pada
kebutuhan perusahaan, menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau
laporan, seperti jurnal akuisisi, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk
saldo akun atau divisi tertentu.
e) Jurnal Akuisisi atau Listing
Jurnal akuisisi atau listing mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara
tunai atau dengan piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode
selama sebulan. Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang usaha. Daftar
atau laporan yang dibuat dari berkas transaksi akusisi dan berkas terkait meliputi
nama vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap
transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau peralatan. Jurnal
atau daftar akuisisi meliputi total setiap nomor akun dalam setiap periode.
Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga di-posting secara
simultan ke buku besar dan juka termasuk utang, maka dimasukkan dalam berkas
utama utang dagang.
f) File Induk Utang Usaha
File induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur
dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file
transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang
terkomputerisasi. Hasil cetak berkas utama utang dagang menunjukan, diurutkan
per vendor, saldo awal utang dagang, setiap pembelian, retur dan cadangan
pembelian, pengeluaran kas, dan saldo akhir.
g) Neraca Saldo Utang Usaha
Neraca saldo utang usaha mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap
vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca
tersebut di buat secara langsung dari file induk utang usaha.
h) Laporan Vendor
Laporan vendor adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan
menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada
vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi
vendor dalam transaksi periode tertentu, bukan reprensentasi klien.

4. Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas


Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan bagi
semua entitas. Aktifitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun
kewajiban, terutama utang usaha. Dokumen yang berhubungan dengan proses
pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas:
a) Cek
Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran
sudah jatuh tempo. Sebagian besar perusahaan menggunakan cek yang dibuat
melalui komputer berdasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi
akuisisi pada saat barang dan jasa diterima. Biasanya cek dibuat dalam format
multisalinan, dimana yang asli diberikan kepada pihak yag dibayar, satu salinan
diarsipkan bersama dengan faktur vendor dan dokumen pendukung lainnya dan
yang lainnya diarsip secara numeris.
Setelah cek ditandatangani oleh pihak yang berwenang, cek tersebut menjadi
sebuah aset. Karena itu, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan
oleh pihak yang menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya.
Ketika cek dicairkan oleh vendor atau dikliring oleh bank klien, cek itu disebut
sebagai cek yang dibatalkan. Pada saat itu, cek bukan lagi merupakan sebuah
aset, melainkan sebuah dokumen.
b) File Transaksi Pengeluaran Kas
File transaksi pengeluaran kas adalah file yang dibuat dengan komputer yang
mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem
akuntansi selama masa periode. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti
yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.
c) Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas
Jurnal atau listing pengeluaran kas adalah laporan yang dibuat dari file transaksi
pengeluaran kas yang mencamtumkan semua transaksi selama setiap periode
waktu. Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, akan
dicantumkan dalam file induk utang usaha dan buku besar umum.

C. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas


Transaksi
Pada audit khusus, akun yang paling banyak menyita waktu untuk diversifikasi
oleh pengujian atas rincian saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aktiva
tetap, utang usaha, dan beban. Empat dari lima akun ini berhubungan
langsung dengan siklus akuisisi dan pembayaran. Jika auditor dapat mengurangi
pengujian atas rincian saldo akun dengan menggunakan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi untuk memverifikasi efektivitas
pengendalian internal terhadap akuisisi serta pengeluaran kas, waktu bersih yang
dapat dihemat sangatlah besar.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran dibagi kedalam 2 bidang yang luas :
 Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang
telah dibahas sebelumnya dalam bab ini: memroses pesanan pembelian,
menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban.
 Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memroses
dan mencatat pengeluaran kas.

1. Memahami Pengendalian Internal


Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran
sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur penilaian risiko dengan mempelajari bagian
arus klien, mereview kuisionerpengendalian internal, serta melaksanakan pengujian
walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
2. Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan
a) Otorisasi Pembelian
Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa barang
dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan
yang diotorisasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau
tidak diperlukan.
Setelah permintaan pembelian melalui suatu akuisisi telah
disetujui, pesanan pembelian untuk memperoleh barang atau jasa harus
mulai dibuat. Pesanan pembelian yang dibuat untuk vendor atas suatu
item tertentu pada harga tertentu akan dikirimkan pada atau sebelum
waktu yang ditetapkan. Biasanya perusahaan meminta departemen
pembelian untuk memastikan kualitas barang dan jasa yang memadai
pada harga minimum. Agar pengendalian internal berjalan baik, departemen
pembelian harus terpisah dari departemen yang mengotorisasi akuisisi atau
menerima barang.
b) Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya
Sebagian besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk mulai
membuat laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan barang.
Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang tersebut harus
dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau
pelepasannya. Personil didepartemen penerimaan harus independen dari personil
ruang penyimpanan dan departemen akuntansi. Terakhir, catatan akuntansi harus
mentransfer tanggung jawab atas barang setiap kali barang itu dipindahkan, dari
penerimaan ke penyimpanan, dari penyimpanan ke manufaktur dan seterusnya.
c) Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Dalam beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat
atas dasar penerimaan barang dan jasa. Dalam perusahaan lainnya,
pencatatan ditangguhkan hingga faktur vendor diterima. Dalam kedua kasus
departemen utang usaha umumnya bertanggung jawab untuk memverifikasi
kelayakan akuisisi. Pengendalian yang penting dalam departemen utang
usaha dan teknologi informasi adalah persyaratan bahwa personil yang
mencatat akuisisi tidak boleh memiliki akses ke kas, sekuritas, dan aktiva
lainnya. Prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan, dan pengecekan
independen atas kinerja juga merupakan pengendalian yang penting dalam fungsi
utang usaha.
d) Otorisasi Pembayaran
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk :
 Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang tepat.
 Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan
fungsi utang usaha.
 Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan
cek pada saat cek ditandatangani.

3. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian


Setelah mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi, auditor menilai
risiko pengendalian. Jika ingin mengandalkan pengendalian untuk mendukung
penilaian risiko pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor
melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian
telah beroperasi secara efektif. Setelah efektivitas operasi pengendalian ditingkatkan
dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor akan mampu
mengurangi pengujian substantive.
4. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk
Akuisisi
Efisiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit apabila
pengendalian beroperasi secara efektif. Empat dari enam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga
harus diperiksa secara lebih teliti.
a) Akuisisi yang Dicatat adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, yang
Konsisten dengan Kepentingan Utama Klien (Keterjadian)
Jika auditor yakin bahwa pengendalian sudah memadai untuk tujuan ini,
pengujian atas transaksi yang tidak benar dan transaksi yang dicatat
padahal sebenenarnya tidak ada dapat dikurangi secara drastis.
Pengendalian yang memadai juga dapat mencegah klien untuk
mencantumkan beban bisnis atau transaksi aktiva yang curang atau yang terutama
memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lainnya dan bukan
entitas yang sedang diaudit. Beberapa contoh, transaksi yang tidak dapat saja
terjadi, seperti akuisisi item pribadi yang tidak diotorisasi oleh karyawan.
b) Akuisisi yang Ada Telah Dicatat (Kelengkapan)
Kelalaian untuk mencatat akuisisi barang dan jasa yang diterima secara langsung
akan mempengaruhi saldo utang usaha dan mungkin menghasilkan lebih
saji laba bersih serta ekuitas pemilik. Dalam beberapa audit mungkin sulit
untuk melakukan pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah
transaksi yang ada belum dicatat, sehingga auditor harus mengandalkan
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan ini.
c) Akuisisi Telah Dicatat secara Akurat (Keakuratan)
Luas pengujian yang terinci atas banyak akun neraca dan beban
tergantung pada evaluasi auditor keefektifan pengendalian internal
terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat. Jika klien
menggunakan catatan persediaan perpetual, pengujian yang terinci atas
persediaan juga dapat dikurangi secara signifikan apabila auditor yakin
bahwa catatan perpetual memang akurat. Pengendalian terhadap akuisisi yang
dicantumkan dalam catatan perpetual biasanya diuji sebagai bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akuisisi.
d) Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)
Pengujian yang terinci atas setiap akun tertentu dapat dikurangi jika
auditor yakin bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk
memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang benar dalam
jurnal akuisisi. Relatif menghabiskan banyak waktu bagi auditor untuk
mendokumentasikan pengujian atas akuisisi aktiva tetap pada periode
berjalan dan akun beban demi tujuan keakuratan dan klasifikasi.

5. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk


Pengeluaran Kas
Biasanya auditor melaksanakan pengujian akuisisi dan pengeluaran kas pada saat
yang bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi,
faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya diperiksa pada
saat yang bersamaan seperti cek yang dibatalkan yang terkait. Jadi, verifikasi dapat
dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan pengujian.

6. Sampling Atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas


Transaksi
Terdapat 3 perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan
dengan siklus lainnya.
a) Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam silus ini, termasuk akun
laporan laba rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi,
yang beberapa mungkin akan mempengaruhi laba.
b) Sudah lebih umum bagi transaksi dalam silus ini untuk menuntut pertimbangan
yang signifikan, seperti biaya lease dan konstruksi. Auditor seringkali
mengurangi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut keakuratan.
c) Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam silus mencakup rentang yang luar.
Akibatnya, auditor seringkali memisahkan item-item yang bernilai besar dan
tidak biasa serta mengujinya atas dasar 100%.

D. Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Utang Usaha


Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya
mengalir melalui utang usaha, akun ini penting bagi setiap audit atas siklus
akuisisi dan pembayaran. Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar
atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis yang biasa. Utang
usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga.
Kewajiban akan dianggap sebagai utang usaha hanya jika total jumlah kewajiban itu
diketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi terkait menunjukkan bahwa pengendalian telah
beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan, auditor
mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Fokus terkini yang diberikan oleh banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas
manajemen mata rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam
perancangan system yang digunakan untuk mengawali serta mencatat aktivitas
akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan proses pembelian barang
dan jasa, termasuk penekanan yang lebih besar pada pembelian persediaan just in
time, pembagian informasi yang meningkat dengan pemasok, dan penggunaan
teknologi serta e-commerce untuk melakukan transaksi bisnis, telah mengubah
semua aspek siklus akuisisi dam pembayaran bagi banyak perusahaan.

2. Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)


Seperti piutang usaha, sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha.
Saldonya seringkali berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo
vendor serta relatif mahal untuk mengaudit akun tersebut. Auditor umumnya
menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relatif tinggi untuk utang usaha.
Dan juga auditor seringkali menilai resiko inheren sebagai sedang atau tinggi.

3. Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian


Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap I dan II)
Pengaruh pengendalian internal klien terhadap pengujian utang usaha dapat
diilustrasikan dengan dua contoh:
a) Asumsikan bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat
efektif terhadap pencatatan dan pembayaran akuisisi. Penerimaan barang
didokumentasikan secara tepat waktu dengan laporan penerimaan yang telah
dipranomori; sementara voucher yang dipranomori disiapkan secara tepat waktu
dan efisien serta dicatat dalam file transaksi akuisisi dan file induk utang usaha.
Verifikasi utang usaha akan memerlukan sedikit upaya audit setelah auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif.
b) Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan, klien menunda
pencatatan akuisisi hingga pengeluaran kas dilakukan, dan karena
lemahnya posisi kas, tagihan seringkali dibayar beberapa bulan setelah
tanggal jatuh temponya.

4. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam siklus akuisisi
dan pembayaran seperti pada siklus lainnya, terutama untuk mengungkapkan
salah saji utang usaha. Auditor harus membandingkan total beban tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji utang
usaha serta akun beban, karena akuntansi berganda, salah saji akun beban biasanya
juga menimbulkan salah saji yang sama pada utang usaha. Karena itu,
membandingkan beban saat ini seperti sewa, utilitas, dan tagihan lainnya yang
terjadwal secara teratur dengan tahun sebelumnya, merupakan prosedur yang efektif
untuk menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan relatif
stabil.

5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas rincian saldo Utang Usaha (Tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan
apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan
secara layak. Terdapat perbedaan penekanan yang penting dalam audit atas
kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva, auditor menekankan lebih saji
melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aset mengalami
kurang saji tetapi harus lebih memperhatikan lebih saji. Pendekatan yang berlawanan
ini diambil ketika memverifikasi saldo kewajiban ; yaitu fokus utamanya adalah pada
kewajiban yang kurang saji atau dihilangkan.
Perbedaan penekanan dalam mengaudit aset dan kewajiban dihasilkan secara
langsung dari kewajiban hukum akuntan publik. Karena lebih saji ekuitas pemilik
dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban, merupakan hal
yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji
tersebut.
Kita akan menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang sama yang
kita terapkan untuk memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat
diterapkan pada kewajiban, dengan tiga modifikasi kecil:
a) Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya
dapat diterapkan pada aset.
b) Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada
kewajiban.
c) Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan
lebih saji.

6. Reliabilitas Bukti
Auditor harus memahami reliabilitas relative dari tiga jenis utama bukti yang
umumnya digunakan untuk memverifikasi utang usaha : faktur vendor, laporan
vendor, dan konfirmasi.
a) Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor
kerika memverifikasi jumlah yang terutang kepada vendor. Auditor akan
memperoleh bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika
mereka memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti
laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Auditor harus membandingkan
faktur vendor yang ada dengan milik klien dan masih belum
mengungkapkan yang hilang, yang merupakan perhatian utama dalam utang
usaha.
b) Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi
Perbedaan yang paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi
utang usaha terletak pada sumber informasinya.laporan vendor disiapkan oleh
vendor (pihak ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien pada saat
auditor memeriksanya. Respons terhadap permintaan konfirmasi utang usaha
umumnya berupa laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke kantor
akuntan public oleh vendor. Respons tersebut menyediakan informasi
yang sama seperti laporan vendor tetapi lebih dapat diandalkan.
Karena ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor yang keduanya
bukti yang relatif dapat diandalkan karena berasal dari pihak ketiga,
konfirmasi utang usaha kurang begitu umum ketimbang konfirmasi piutang
usaha. Ketika auditor memeriksa laporan vendor atau menerima konfirmasi,
maka dia harus merekonsiliasi laporan atau konfirmasi dengan daftar
utang usaha. Dokumen yang umumnya digunakan untuk merekonsiliasi
saldo pada daftar utang busaha dengan konfirmasi atau laporan vendor
termasuk laporan penerimaan, faktur vendor, dan cek yang dibatalkan.

7. Ukuran Sampel
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung
pada faktor-faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang
beredar, penilaian risiko pengendalian, dan hasil tahun sebelumnya.
Sampling statistik kurang begitu umum untuk digunakan dalam mengaudit utang
usaha ketimbang untuk piutang usaha. Mendefinisikan populasi dan menentukan
ukuran populasi untuk utang usaha jauh lebih sulit. Karena penekanannya
diberikan pada utang usaha yang dihapus, auditor harus berusaha untuk
memastikan bahwa populasi melibatkan semua utang yang potensial.
REFERENSI

Alvin A. Arens dkk. Auditing & Jasa Assurance : Pendekatan Integrasi Edisi Kelimabelas
Jilid 2. Penerbit Erlangga.2014
https://docplayer.info/73228105-Audit-siklus-akuisisi-dan-pembayaran-pengujian-
pengendalian-pengujian-substantif-atas-transaksi-dan-utang-usaha.html

Anda mungkin juga menyukai