Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Auditing 2

Audit of The Acquisitions and


Payment Cycle: Test of Controls
and Substantive Test of
Transactions and Account
Payable

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 84062 Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI

Abstract Kompetensi
Siklus pengadaan (pembelian) dan Mahasiswa memahami audit siklus
pengeluaran merupakan proses utama pengadaan (pembelian) dan
dalam banyak bidang usaha yang pengeluaran kas serta bagaimana
umumnya jumlah dan volume transaksi melakukan uji pengendalian dan uji
siklus ini memiliki risiko salah saji substantif atas transaksi.
material yang tinggi. Siklus ini
melibatkan dan memengaruhi banyak
jenis akun-akun akuntansi. Auditor
perlu mencermati pengklasifikasian,
pengalokasian, dan pengakuan atas
saldo akun.
Tentang Siklus Pengadaan dan Pengeluaran Kas
Siklus ini mencakup dua aktifitas, yaitu: 1) pembelian barang dan jasa, baik yang dikapitalisasi menjadi aset
(aset tetap atau tak berwujud) maupun yang dicatat langsung sebagai beban biaya – transaksi pembelian;
dan 2) pembayaran, baik pembayaran langsung (dari pengadaan tunai) atau dalam bentuk pelunasan hutang
(pengadaan kredit) – transaksi pengelaran kas. Pembelian dan pengeluaran kas memiliki pengaruh yang
besar terhadap Laporan Keuangan (LK) sepert terlihat dalam gambar berikut ini (Gambar 1).

Debet Kredit Debet Kredit

Persediaan barang dagang Kas


Persedaan bahan baku Utang Dagang Potongan pembelian
Pembelian Retur pembelian
Biaya dibayar di muka
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain

Macam-macam Biaya

Pembelian Pengeluaran Kas

Fungsi Bisnis, Dokumen dan Catatan dalam Siklus

Sebagaimana dalam pemeriksaan penjualan dan penagihan, penting bagi auditor untuk memahami fungsi
bisnis, dokumen dan catatan dalam siklus pengadaan dan pembayaran. Dengan memahami hal ini, auditor
akan mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal dijalin dalam siklus sehingga berguna bagi auditor
untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi-asersi LK yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi dalam
siklus ini. Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus ini, antara lain:

1. Pengajuan pembelian, yaitu permintaan perusahaan untuk bertransaksi dengan perusahaan lain yang
meliputi aktifitas: 1) mencantumkan nama pemasok dalam daftar pemasok yang telah disetujui; 2)
mengajukan permintaan barang dan jasa; dan membuat order pembelian.
2. Penerimaan barang dan jasa, baik penerimaan fisik barang atau pengiriman kembali barang jika terjadi
retur, meliputi: 1) menerima barang; 2) menyimpan barang; 3) mengembalikan barang yang diretur.
3. Pencatatan utang, pengakuan formal atas kewajiban hukum, meliputi: 1) membuat voucher
pembayaran dan mencatat utang; 2) mempertanggungjawabkan transaksi yang telah dicatat.
4. Pengeluaran kas, merupakan proses pertanggungjawaban perusahaan atas penerimaan barang dan
jasa dari pihak lain, yang meliputi: 1) pembayaran utang dan 2) pencatatan pengeluaran kas.

Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang umumnya terkait dalam siklus ini adalah:

2017 Auditing 2
2 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Permintaan pembelian, permintaan tertulis dari orang atau departemen yang bersangkutan kepada
departemen pembelian (internal).
2. Order pembelian, permintaan (pembelian) tertulis dari departemen pembelian ke pemasok.
3. Laporan penerimaan, laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan
jumlah barang yang diterima dari pemasok.
4. Faktur penjualan, yaitu tagihan dari pemasok atas barang dan jasa yang dikirimkan yang menyebutkan
jenis barang atau jasa yang dikirim, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal
tagihannya.
5. Voucher, adalah formulir intern perusahaan yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus
dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah dterima. Dokumen ini digunakan
sebagai otorisasi untuk melakukan pencatatan dan pembayaran utang. Dalam kebanyakan sistem
voucher biasanya disyaratkan agar semua dokumen pendukung telah lengkap sebelum diberikan
persetujuan pembayaran. Paket voucher biasaya terdiri dari copy permintaan pembelian, order
pembelian, laporan penerimaan, faktur dari penjual, dan voucher.

Berikut summary dari siklus pengadaan (pembelian) dan pembayaran terkait transaksi, fungsi bisnis, dokumen
dan catatan (diadaptasi dari Arens et all., 2012).

Tujuan Audit
Manajemen membuat asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pembelian (pengadaan)
dan pengeluaran dalam LK perusahaan. Asersi-asersi tersebut mendefinisikan tujuan khusus audit dalam
program audit. Ikhtisar asersi-asersi tersebut, antara lain:

2017 Auditing 2
3 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Keberadaan/keterjadian. Catatan akuntansi mencerminkan pembelian dan pengeluaran kas atas
barang, jasa, dan aset produktif yang diterima selama periode dan sesuai dengan konfirmasi pihak
kreditur dan pemasok. Utang dagang mencerminkan jmlah utang perusahaan pada tanggal neraca.
2. Kelengkapan. Semua pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang diperiksa
telah dicatat berdasar kelengkapan dokumen yang ditentukan. Utang dagang meliputi semua jumlah
yang terutang kepada pemasok atasarang dan jasa pada tanggal neraca.
3. Hak dan kewajiban. Perusahaan mempunyai kewajiban membayar yang diakibatkan oleh transaksi
pembelian. Utang dagang adalah kewajiban perusahaan per tanggal neraca.
4. Penilaian dan pengalokasian. Semua transaksipembelian dan pengeluaan kas telah dicatat sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum, djurnal, diringas, dan dibukukan dengan benar. Utang
dagang dinyatakan pada angka yang benar dan dicatat sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Penyajian dan pengungkapan. Rincian pembelian dan pengeluaran kas mendukung penyajiannya
dalam LK termasuk pengklasifikasian dan pengungkapannya. Utang dagang dan biaya bersangkutan
diidentifikasi dan dikelompokkan dengan benar dalam LK. Pengungkapan yang memadai mengenai
komitmen, utang bersyarat, penjaminan, dan utang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
telah dilakukan.

Metodologi Pemeriksaan
Siklus pembelian (pengadaan) dan pengeluaran kas melibatkan banyak akun-akun dalam klasifikasi
akuntansi, pembelian (aktiva tetap) umumnya melibatkan angka yang material dan harus diakui dengan benar
sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku umum. Kesalahan klasifikasi menurut Arens et all. (2012)
akan menyembunyikan kerugian perusahaan dan kesalahan dalam pengakuan nilai aktiva tetap akan
menyebabkan overstated pada angka laba. Figure 18-3 merupakan metodologi pengujian pengedalian dan
substantif yang akan dikembangkan dalam pemeriksaan siklus pembelian (pengadaan) dan pengeluaran kas
(diadaptasi dari Arens et all., 2012).

Memahami Bisnis dan Bidang Usaha Klien – Identify Client Bussiness Risk

Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan
pasar ekstern yang memicu pasar bisnis, dan bagaimana kekuatan ini memengaruhi siklus pengeluaran
perusahaan. Auditor harus memahami siklus operasi perusahaan yang menggambarkan waktu mulai dari
penggunaan kas untuk membeli barang dan jasa sampai perusahaan tersebut menerima kas yang berasal
dari penjualan barang dan jasa. Pada perusahaan manufaktur, siklus operasi bruto dihitung dari rata-rata hari
yang dibutuhkan untuk mengembalikan lagi persediaan dan menerima piutang. Siklus operasi bersih adalah
siklus operasi bruto dkuangi dengan hari pengembalian utang dagang yang diberikan oleh pemasok untuk
menggunakan masa kredit sebelum saatnya barang dan jasa harus dibayar. Dalam perusahaan manufaktur,
utang dagang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terjadinya salah saji material.

2017 Auditing 2
4 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemahaman tentang bisnis klien membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien dan sebagai basis
dalam menentukan: materialitas, risiko bawaan, dan pengendalian internal kunci yang seharusnya ada untuk
menghadapi risiko bisnis tersebut.

Materialitas

Siklus pengeluaran merupakan proses utama dalam banyak bidang usaha yang umumnya jumlah serta
volume transaksi siklus ini memiliki risiko salah saji material yang tinggi. Transaksi dalam siklus ini
memengaruhi lebih banyak rekening akun dibandingkan siklus lainnya (lihat Gambar 1 di atas). Auditor
biasanya menghendaki tingkat risiko pengendalian yang rendah karena transaksi-transaksi dalam siklus ini
merupakan sumber salah saji material dalam LK. Auditor umumnya menentukan pengalokasian materialitas
individual yang berbeda-beda dengan pertimbangan atas stuktur pengendalian internalnya dan pertimbangan
lain bergantung pada jenis usaha perusahaannya. Perhitungan materialitas juga mempertimbangkan aspek
utang dagang yang memengaruhi besarnya quick ratio dan current ratio yang sangat penting bagi pemakai

2017 Auditing 2
5 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
LK, di mana besarnya salah saji akan memengaruhi besarnya rasio secara signifikan. Pertimbangan lain
adalah mengenai biaya yang dibutuhkan dalam mendeteksi kekeliruan.

Risiko Bawaan

Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai risiko bawaan pada siklus pembelanjaan dan
pembayaran. Pertama adalah motivasi manajemen dalam menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran,
misalnya: 1) tekanan untuk memenuhi target laba atau norma industri tertentu yang dalam kenyataan
sebenarnya tidak tercapai karena kondisi ekonomi yang memengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan
teknologi terhadap produktifitas, dan atau buruknya performance manajemen. 2) Tekanan untuk melakukan
kurang saji utang karena masalah likuiditas atau going concern untuk menunjukkan modal kerja lebih tinggi.
Kedua, auditor perlu memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang berkaitan dengan
ketersediaan dan perubahan harga bahan baku. Faktor-faktor ini dan pemahaman atas bisnis klien berguna
dalam menenukan RSSM (Risiko Salah Saji Material). Ketiga, intensitas pengeluaran kas memungkinkan
karyawan dalam melakukan kecurangan otorisasi. Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dan
menyebabkan RSSM adalah: 1) volume transaksi yang tinggi; 2) pembelian dan pengeluaran kas biasanya
dilakukan tanpa otorisasi yang sah; 3) penyelewengan pembelian aktiva; 4) pembayaran atas faktur yangtelah
dilunasi; 5) persoalan akuntansi, misalnya: apakah suatu pengeluaran harus diperlakukan sebagai biaya atau
harus dikapitalisasi (misalnya perlakuan biaya reparasi dan pemeliharaan).

Risiko Prosedur Analitis

Risiko prosedur analitis adalah elemen risiko deteksi berupa kegagalan prosedur tersebut untuk mendeteksi
kekeliruan material, merupakan pengujian yang efektif dan prosedur yang sangat murah. Prosedur analitis
yang umumnya digunakan dalam siklus pengeluaran adalah: 1) rasio jumlah hari utang dagang; 2) HPP
berbanding utang dagang; 3) Persentase utang dari total aktiva; 4) Rasio Lancar; 5) Quick ratio. Pengetahuan
auditor tentang volume pembelian dipadukan dengan pengalaman jumlah hari utang di masa lalu (jumlah rata-
rata hari menyelesaikan utang) berguna utuk menaksir jumlah utang tahun ini.

Menilai Risiko Pengendalian

Auditor perlu mempersiapkan penilaian atas risiko pengendalian berdasarkan tujuan asersi audit atas saldo
rekening terhadap potensi salah saji potensial pada setiap fungsi transaksi. Auditor harus memahami
bagaimana prosedur SPI klien, mengenai pemisahan tugas, pengendalian fisik, pengendalian manajemen,
dan pengendalian komputer. Dengan pemahaman ini, auditor akan mengidentifikasi jenis-jenis salah saji
potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi RSSM potensial sehingga berguna dalam
melakukan perencanaan audit dan merancang pengujian substantif. Jika audit menilai bahwa pengendalian
internal klien baik (efektif), maka auditor bisa merencanakan prosedur audit dalam pengujian substantif
dipersempit. Jika tidak, auditor bisa melakukan complient test dan memperluas pengujian substantif.

Dalam hal ini, auditor bisa melakukan observasi, inspeksi atas dokumen-dokumen, dan mengajukan
pertanyaan kepada manajemen, serta melalui pengalaman auditor di masa lalu dengan klien. Pengujian
2017 Auditing 2
6 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pengendalian ditujukan untuk menentukan efektifitas SPI klien. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
auditor adalah: 1) risiko bawaan pada siklus ini biasanya ditetapkan pada tingkat maksimum, karena siklus
pembelian memiliki pengaruh yang material terhadap LK dan kerentanan aktiva terhadap fraud. 2) Hasil
prosedur analitis dipertimbangkan dalam menentukan tingkat risiko pengendalian dan risiko pengujian detail.

Beberapa pertimbangan risiko pengendalian terkait transaksi:

1. Fungsi pengajuan pembelian, periksa apakah terdapat pengendalian atas pembelian dan utang tak
dicatat. Perhatikan kemungkinan terjadinya pembelian yang dilakukan untuk tujuan dan jumlah yang
tidak diotorisasi terlebih dahulu. Periksa pula kemungkinan pegawai menciptakan pemasok fiktif dan
perusahaan membayar jasa yang tidak pernah diterimanya.
2. Penerimaan barang dan jasa, periksalah kemungkinan barang diterima tapi tidak dicatat dan bagian
penerimaan menerima barang yang tidak pernah dipesan atau tidak diotorisasi.
3. Pencatatan utang. Periksa apakah terdapat kemungkinan barang dan jasa sudah diterima tapi utang
yang timbul tidak dicatat; sebaliknya utang dicatat untuk barang dan jasa yang tidak pernah diterima
atau dicatat dengan jumlah yang salah; faktur yang sama dibayar dua kali; pencatatan dilakukan pada
periode akuntansi yang salah; kesalahan perhitungan matematis pada saat pembuatan voucher;
pembelian diringkas dan dbukukan pada rekening yang salah; atau pembelian dicatat untuk barang
dan jasa yang idak pernah diterima; dibukukan dengan jumlah dan rekening yang salah.
4. Pengeluaran kas. Periksa kemungkinan cek tidak atau tidak tepat dicatat; kemungkinan cek diterbitkan
unuk pembelian yang tidak diotorisasi; kemungkinan voucher dibayar dua kali; kemungkinan cek
diterbikan dalam jumlah yang salah; kemungkinan cek diubah setelah ditandatangani, kekeliruan
pencatatan cek; atau kemungkinan pengeluaran kas dilakukan untuk pembelian yang tidak diotorisasi
atau dilakukan dengan jumlah yang salah.

Dalam penilaian risiko pengendalian, auditor harus menentukan pula pengendalian potensial untuk mencegah
(control) dan mendeteksi (detection) salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa otorisasi pada tujuan
asersi audit terkait saldo rekening.

Apabila auditor merencanakan tingkat risiko pengendalian yang rendah untuk suatu asersi, maka ia
membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai prosedur pengendalian yang berkaitan dengan
asersi tersebut. Penetapan tingkat risiko yang lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak bukti
kompeten tentang efektifitas pengoperasian pengendalian internal.

Pengujian Substantif

Utang dagang umumnya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam LK dan merupakan faktor signifikan
dalam mengevaluasi solvabilitas jangka pendek perusahaan, serta volume transaksi yang tinggi,
menyebabkan rentan terhadap salah saji. Audit pada utang usaha biasanya lebih ditekankan pada asersi
kelengkapan dari pada keterjadian, alasannya adalah apabila manajemen ingin memanipulasi utang, ia

2017 Auditing 2
7 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cenderung akan melaporkan utang dalam jumlah yang lebih kecil dari jumlah sesungguhnya agar LK nampak
berkinerja baik.

Penentuan risiko deteksi untuk pengujian rinci. Rencana risiko deteksi ditujukan sebagai dasar penetapan
rencana tingkat pengujian substantif. Auditor membuat matriks komponen-komponen risiko audit terhadap
asersi-asersi utang dagang, untuk menentukan risiko deteksi (risiko gagal dalam menerima atau mendeteksi
salah saji material). Misalnya: risiko deteksi menentukan perlunya diperoleh bukti yang lebih meyakinkan
untuk asersi-asersi kelengkapan dan penyajian dan pengungkapan pada utang dagang dibandingkan pada
asersi-asersi lain. Risiko deteksi berbanding terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Pengujian rinci atas transaksi. Prosedur yang dilakukan dalam pengujian detil transaksi adalah melakukan
pencocokan ke dokumen pendukung (vouching) atas setiap pengkreditan dan pendebetan baik transaksi yang
menyebabkan penambahan atau pengurangan. Dan melakukan penelusuran (tracing) dari bukti transaksi dan
jurnal ke pendebetan atau pengkreditan dalam rekening-rekening utang dan pengeluaran kas langsung ke
debitur/pelanggan. Pengujian rinci atas transaksi dalam siklus pembelian (pengadaan) dan pengeluaran kas,
antara lain:

1. Mengambil suatu sample transaksi utang dagang dan periksalah dokumen pendukung transaksi-
transaksi tersebut, dengan cara memeriksa semua pengkreditan atas rekening utang dagang ke
voucher pendukungnya, misalnya: faktur dari penjual, laporan penerimaan, order pembelian, serta
dokumen pendukung lainnya. Periksa semua pendebetan atas rekening utang dagang ke pengeluaran
kas atau ke memo retur penjualan.
2. Lakukan pengujian pisah batas pembelian. Pilihlah suatu sampel transaksi pembelian yang telah
dicatat dalam masa beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal akhir tahun buku dan periksalah ke
voucher pendukungnya, faktur pembelian, dan laporan penerimaan untuk memastikan bahwa
pembelian telah dicatat pada periode yang tepat. Observasi nomor laporan penerimaan barang terakhir
yang diterbitkan pada akhir periode tanggal audit dan telusur sampel bernomor lebih kecil dan lebih
besar dari nomor tersebut ke dokumen pembelian bersangkutan untuk memastikan bahwa transaksi
telah dicatat pada periode yang tepat.
3. Lakukan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Observasi nomor cek terakhir yang diterbitkan dan
dikirimkan pada hari terakhir periode audit dan telusur ke catatan akuntansi untuk memeriksa ketelitian
pisah batas. Telusur tanggal-tanggal pencatatan cek untuk semua cek yang tercantum dalam laporan
cut off bank.
4. Lakukan pencarian utang tak dicatat. Periksalah pembayaran-pembayaran antara tanggal neraca
dengan tanggal akhir pekerjaan lapangan, apabila dokumen bersangkutan menunjukkan bahwa
pembayaran tersebut untuk kewajiban yang ada pada tanggal neraca, telusuri ke daftar utang dagang.
Periksa dokumen-dokumen pendukung utang yang masih belum dibayar. Selidiki order pembelian
yang belum lengkap bukti pendkungnya; lakukan investigasi kepada personil akuntansi mengenai
utang yang belum dicatat; reviu anggaran aktiva tetap serta dokumen pendukung lainnya sebagai bukti
atas kemungkinan hutang belum dicatat.

2017 Auditing 2
8 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengujian rinci atas saldo. Auditor melakukan konfirmasi eksternal kepada pihak ketiga untuk mendapatkan
bukti apakah terdapat salah saji material atau tidak. Prosedur yang perlu diakukan oleh auditor antara lain,
pertama, identifikasi pemasok-pemasok besar; aktivitasnya tidak beres; bersaldo kecil atau nol; dan bersaldo
debet, dengan cara mereviu register voucher atas buku pembantu utang dagang atau file induk. Kedua,
mengirimkan konfirmasi kepada pemasok-pemasok terkait. Ketiga, melakukan penyelidikan atas perbedaan
saldo utang dan melakukan rekonsiliasi atas perbedaan yang ada. Auditor melakukan rekonsiliasi utang yang
tidak dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok.

Penyajian dan Pengungkapan. Apakah penyajian LK telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, lihatlah pengklasifikasian akun baik dari jenis dan atau jangka waktu pembayaran. Apakah terdapat
utang yang bersaldo debet dengan saldo keseluruhan yang signifikan sehingga perlu dilakukan reklasifikasi.
Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
lakukan investigasi kepada manajemen tentang keberadaan komitmen yang tidak diungkapkan atau
kewajiban bersyarat.

Sampling
Pemberlakuan sampling pada pengauditan siklus pengadaan (pembelian) dan pengeluaran kas merupakan
hal yang umum dilakukan. Terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampling
dan pengumpulan bukti audit pada sikls ini yang membedakannya dengan siklus-siklus lainnya.

1. Siklus ini melibatkan akun rekening yang lebih banyak dibandingkan dengan siklus lainnya, baik yang
berhubungan dengan akun neraca dan atau Laporan Laba/Rugi. Pengaruh yang mungkin terjadi
adalah classification misstatements. Contohnya adalah kesalahan klasifikasi pada akun biaya
perbaikan dan perawatan dengan aset tetap. Mengenai hal ini, biasanya auditor mengurangi tingkat
tolerable exception rate pada atribut klasifikasi.
2. Dalam siklus ini, umum dalam suatu transaksi memerlukan pertimbangan penting (significant
judgment) seperti pada biaya leasing dan konstruksi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya salah saji.
Mengenai hal ini, auditor akan mengurangi tingkat tolerable exception rate pada atribut akurasi.
3. Jumlah rupiah dalam transaksi siklus ini secara individual biasanya besar. Auditor biasanya akan
memisahkan item-item yang tidak biasa dan melibatkan angka yang besar dan kemudian melakukan
pengujian pada basis 100%.

Summary
Berikut ini merupakan ringkasan dari empat tipe prosedur audit yang digunakan dalam pemeriksaan siklus
pembelian (pengadaan) dan pembayaran (pengeluaran kas). Setelah memahami dan melakukan pengujian
terhadap pengendalian internal, auditor akan mengevaluasi efektifitas pengendalian internalnya. Jika penilaian
auditor efektif, auditor dapat mempersempit pengendalian internalnya dan sebaliknya jika penendalian internal
dinilai memiliki risiko tinggi, maka pengujian substantif dapat dipersempit.

2017 Auditing 2
9 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2017 Auditing 2
10 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arens, A.A., R.J. Elder, dan M.S. Beasley. 2012. Auditing And Assurance Services: An Integrated Approach.
Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Boynton, W. C. dan R.N. Johnson. 2012. Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity of Financial
Reporting. Edisi 8.
Jusuf, Al. Haryono. 2002. Auditing. Penerbitan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Tuanakotta, T. M. 2015. Audit Kontemporer. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

2017 Auditing 2
11 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai