Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan
timbulnya profesi akuntan publik profesi ini berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompéten dan dapat dipercaya untuk menilai
kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada pihak luar
perusahaan. Untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan diperlukan pengetahuan
yang disebut auditing.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran


pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi
akuntan publik mampu menghasilakn jasa yang menjadikan masyarakat keuangan dapat
memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi
masyarakat keaungan dalam mengambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi
secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan uraian-uraian diatas, maka diperlu kan
perancangan program audit terhadap siklus kegiatan perusahaan. Pengujian pengendalian
ditujukan oleh akuntan publik untuk menguji efektivitas pengendalian dengan kliennya.
Pengujian pengendalian disesuaikan dengan penggolongan siklus kegiatan perusahaan. Pada
kesempatan kali ini, hal yang akan dibahas ialah mengenai materi ten tang audit terhadap
siklus pengeluaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus pengeluaran?
2. Apa tujuan audit siklus pengeluaran ?
3. Bagaimana pemahaman atas bisnis dan industri klien akan mempengaruhi keputusan t
entang materialitas dan risiko inheren?
4. Bagaimana proses audit siklus pengeluaran ?
5. Apa program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus pengeluaran?
6. Bagaimana perancangan program audit untuk pengujian pengendalian - transaksi
pengeluaran kas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dari audit siklus pengeluaran.
2. Untuk memahami bagaimana bisnis dan industri klien akan mempengaruhi keputusan
tentang materialitas dan risiko inheren.
3. Untuk mengetahui aplikasibilitas dari aspek-aspek pengendalian internal untuk siklus
pengeluaran.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran adalah siklus transaksi yang berhubungan dengan transaksi atas ke
giatan operasional perusahaan yang mengakibatkan pengeluaran kas. Sifat siklus peng
eluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang
serta jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah :
1. Membeli barang dan jasa/ transaksi pembelian
2. Melakukan pembayaran/transaksi pengeluaran kas

B. Tujuan dari Audit Siklus Pengeluaran


Tujuan utama dari audit siklus pengeluaran adalah untuk memverifikasi pengeluar
an yang telah terjadi di dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu. tidak jarang di dalam
perusahaan terjadi pengeluaran-pengeluaran yang tidak memiliki dasar, tujuan, dan
pertanggung jawabannya.

Untuk mengetahui apakah pengeluaran yang terjadi merupakan pengeluaran yang


dapat dipertanggung jawabkan atau tidak, diperlukan audit tersebut.

Dengan begitu, karyawan perusahaan yang berkaitan dengan siklus pengeluaran p


erusahaan seperti operasional atau sejenisnya diharapkan lebih disiplin dan tidak mereme
hkan administrasi terkait pengeluaran tersebut.

Siklus pengeluaran yang perlu diaudit antara lain pengeluaran kas, pembelian, aktiva
tetap, aktiva tidak tetap dan pembayaran hutang.

C. Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Pengeluaran

Kelompok
Kategori Asersi Transaksi Atau Tujuan Audit Spesifik
Saldo
Eksistensi atau Transaksi saldo Mencatat Pembelian Barang, Jasa, dan Aktiva
kejadian produktif yang diterima selama periode berjalan.
Mencatat transaksi pengeluaran kas yang
dilakukan
selama periode berjalan kepada pemasok dan
kreditor. Mencatat hutang usaha yang
mencerminkan jumlah hutang perusahaan per
tanggal neraca.
Kelengkapan Transaksi saldo Semua pembelian dan pengeluaran kas yang
dilakukan selama periode beijalan telah dicatat.
Hutang usaha meliputi semua jumlah yang
terutang kepada pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca .
Hak dan Transaksi saldo Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang
Kewajiban berasal dan pencatatan transaksi pembelian.
Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan
per tanggal neraca.
Penilaian atau Transaksi saldo Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas
Alokasi telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan
dijurnal,diikhtisarkan, serta diposting dengan
benar. Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah
yang benar Saldo beban yang berkaitan telah
sesuai dengan GAAP
Penyajian dan Transaksi saldo Rincian pembelian dan pengeluaran kas
Pengungkapan mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan
termasuk kiasifikasi dan pengungkapannya yang
berkaitan.Hutang usaha dan beban terkait telah
diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar
dalam laporan keuangan.Pengungkapan yang
memadai yang telah dibuat berkaitan dengan
komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan
serta hutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.

D. Proses Audit Siklus Pengeluaran


Proses audit siklus pengeluaran perusahaan bisa dilakukan di akhir tahun, saat pro ses
sertifikasi perusahaan, atau dilakukan secara berkala.

Beberapa stakeholder akan dipanggil untuk memverifikasi data-data pengeluaran


perusahaan atau pengeluaran di divisi tersebut. Pengeluaran yang tidak memiliki bukti
lengkap administrasinya dipastikan akan dipertanyakan dalam proses audit tersebut.

E. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus


Pengeluaran

1. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian - Transaksi Pembelian

Dalam transaksi pembelian setidaknya ada 7 fungsi yang terkait, yaitu : fungsi
gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan barang, fungsi pencatatan utang, fungsi
akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum, dan fungsi penerimaan kas. Masing-masing
fungsi di pegang atau ditangan oleh unit organisasi yang bertanggung jawab sesuai
tugasnya masing-masing.

 Dokumen yang Digunakan

Dokumen sumber :
 Bukti kas keluar
Dokumen pendukung :
 Surat permintaan pembelian
 Surat permintaan otorisasi investasi
 Surat permintaan otorisasi reparasi
 Surat permintaan penawaran harga
 Laporan penerimaan barang
 Surat perubahan order
 Faktur dari pemasok

 Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan adalah : register bukti kas keluar, jurnal
pembelian, buku pembantu utang, dan buku pembantu sediaan.
 Bagan Alir SIA Pembelian
Bagan alir SIA pembelian menunjukkan keterkaitan antara bagian gudang, bagian
pembelian, bagian penerimaan barang, bagian utang, dan bagian akuntansi biaya.

 Aktivitas Pengendalian dalam SIA Pembelian


Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji dalam
transaksi pembelian adalah :
a. Otorisasi umum dan khusus untuk setiappembelian
b. Setiap surat order pembelian harus didasarkan pada surat permintaan pembelian
yang telah diotorisasi
c. Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian yang telah
diotorisasi
d. Fungsi penerimaan menghitung, menginspeksi, dan membandingkan barang yang
diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order pembelian
e. Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang harus
didokumentasikan.
f. Bukti kas keluar harus didampingi dengan dokumen pendukung lengkap & sah
g. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti kas
keluar yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap
h. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku besar pembantu utang
usaha, sediaan, aktiva tetap, dengan akun control yang bersangkutan dengan buku
besar
i. Pertanggungjawaban secara periodic semua dokumen bernomor urut cetak.
j. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun
k. Review kinerja secara periodic
 Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pembelian
a. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan atas permintaan
pembelian,order pembelian, penerimaan barang, pembuatan bukti kas keluar.
b. Ambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung
c. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut
d. Ambil sampel bukti kas keluar yang disetujui dan laukan pengusutan ke dokumen
pendukung dan catatan akuntansi yang bersangktan
e. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan
jurnal.
2. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian-Transaksi Pengeluaran
Kas
 Fungsi yang Terkait
Dalam transaksi ini ada 7 fungsi yang masing-masing ditangani oleh unit organisasi
yang bertanggungjawab dalam tugasnya masing-masing, fungsi tersebut adalah : fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas, fungsi pencatat utang, fungsi keuangan, fungsi akuntansi biaya,
fungsi akuntansi umum,fungsi audit intern, dan fungsi penerima kas.

 Dokumen
Dokumen sumber
 Bukti kas keluar
Dokumen pendukung
 Permintaan cek, kuitansi, dan cek
 Catatan Akuntansi

Catatan yang digunakan : Register cek dan Buku besar

 Aktivitas Pengendalian dalam SIA Pengeluaran Kas


 Penandatanganan cek harus me-review bukti kas keluardan dokumen
pendukungnya
 Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta
dokumen pendukungnya
 Pengecekan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar
 Pertanggungjawaban semua nomor urut cetak
 Pengecekan secara independen posting kedalam catatan akuntansi
 Rekonsiliasi bank secara periodic oleh pihak ketiga yang independen
 Pengecekan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam
bonggol cek
 Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pengeluaran Kas
 Lakukan pengamatan terhadap prosedur pembuatan cek dan pencatatan ce k ke
dalam register cek
 Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan pe
meriksaan terhadap dokumen pendukung
 Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut
 Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan laukan pengusutan ke
dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang bersangkutan
 Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal.
F. Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan strategi Audit

a. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat p enting
untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusaha an eceran. Bagi
beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri jasa, hutang usaha mungkin tidak
memiliki peran yang signifikan dan resiko terjadinya salah saji yang material tidaklah
besar.Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam mem ahami
resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang :
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
 Resiko inheren dalam siklus pengeluaran
 Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan r esiko
pengendalian bisnis
 Pemberian jasa bernilai tambah
b. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencermin kan
jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko terjadinya sal ah saji yang
material adalah tinggi.

Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dala m


siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangannya. Pentingnya siklus pengeluaran ini
juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat memproses
transaksi bernilai millyaran dollar selama suatu sikl us operasi, sementara yang lainnya
mungkin lebih kecil.

Sistem akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran m enurut


kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan perhitunga n observasi,jumlah
total dan rata-ratanya.

c. Resiko Inheren

Dalam menilai resiko inherenuntuk aseri- asersi siklus pengeluara, auditor ha rus
mempertimbangkan faktor-faktor yang penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi
diseluruh laporan keuanga, serta faktor-faktor yang hanya ber kaitan dengan asersi spesifik
dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk
menyalasajikan asersi-asersi siklus p engeluaran meliputi:
o Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat lapo ran yang
memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah dit etapkan, yang dalam
kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor ekonom i global, nasional, atau regional
yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap
produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.

o Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat lapor an yang
menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat peru sahaan sedang
mengalami masalah likuiditas atau keraguan tentang kelang sungan usahanya.

Kedua faktor diatas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji dari pada lebih saji
pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang dilakukan karyawan


melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lain nya yang dapat
menimbulkan salah saji dala asersi siklus pengeluaran mencan gkup berikut ini :

 volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.


 Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
 Pembelian aktiva dapat diselewengkan
 Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
 Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti
apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.
d. Resiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-ak un
siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitism erupakan unsur
siklus deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal men deteksi kekeliruan yang
material.
Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan
memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan seda ng
berkembang, maka merupakan ha yang biasa untuk memperkirakan pembe lian, persediaan
dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten.

1. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Intern


a. Lingkungan pengendalian
Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat
penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin mendapat tekanan dari
penjual yang ingin, termasuk menawarkan “ pembayaran kembali” melakukan
transaksi bisnis yang lebih besar dengan pemasok tersebut.

Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas pengguna an


sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untu menentukan :

 Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja riview perusahaan


 Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen di riview
 Keputusan yang didasarkan atas lapotan itu
 Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan
utama
b. Penilaian Resiko Manajemen
Penilaia resiko manajmen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan atas hal-hal berikut :
 kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk tran saksi
pembelian
 kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian
 terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang p enting
 pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
 atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
 atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh pegawai.
c. Informasi DanKomunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sitem akuntansi memrlukan pengetahuan tenta ng metode pe mprosesan
data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pep rosesan transaksi siklus
pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami a uditor meliputi :
 bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali
 bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau
barang dikembalikan
 catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam
akuntansi untuk beerbagai tahapan dari setiap siklus pembelian
 proses yang mengawali terjadinyapembayran atas barang dan jasa
d. Pemantauan
Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus - menerus atau periodik dalam komponen
ini apat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan kom ponen pengendalian
internal lainnya dala mengurangi resiko salah saji yang be rkaitan dengan transaksi dan saldo
siklus pengeluaran.

Aktivitas pemantauna yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,apabila


berlaku, mencangkup : (1) umpan balik yang terus menerus dari pesok perusahaan
menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman dimasa depan, (2)
komunikasi auditor eksternal tentang kondis yang dapat dila porkan atau kelemahan yang
material atas pengendalian internal yang relevan,yang ditemukan selama audit sebelumya,
dan (3) penilaian periodik oleh audit or internal tentang kebiajakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluran.
e. Penilaian Awal atas Resik Pengendalian

Berdasarkan infornasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor atas pen gendalian
haruslah maksimum. Auditor dapat melaksanakan beberapa penguji an pengendalian secara
berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pem ahaman yang diperlukan.
Untuk asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untk me nilai resio
pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunyai pengetahuan yang
dibutuhkanguna mengidentifikasi jenis -jenis salah saji pot ensial yang dapat teerjadi dan
melangkah ke tahap perancangan pengujian sub stantif.
G. Pengujian Substantif Terhadap Saldo Utang Usaha
1. Utang Usaha
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancer meliputi semua kewaj iban
yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tan ggal neraca
atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi a ktiva yang
dikelompokkan dalam aktiva lancer atau dengan caramenimbulkan utang 1ancar yang lain.
Utang saha merupakan bagian terbesar utang lancer perusahaan, ole h karena itu pengujian
substantive difokuskan terhadap utang usaha.
2. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Usaha
Tujuan audit terhadap utang usaha adalah:
a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
de ngan utang usaha.
b. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
de ngan utang usaha yang dicantumkan di neraca.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kel
engkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca.
d. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
e. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
3. Program Pengujian SubstantifTerhadap Utang Usaha
Program pengujian substantive terhadap utang usaha berisi prosedur audit yang diranc ang
untuk mencapai tujuan audit. Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaa n yang
bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci.
Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap:
a. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang dicantumkan oleh klien di dalam
neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benarada pada tanggal ner aca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang dicantumka n di neraca
dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu d ilakukan agar
auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di
neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor
melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi
utang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
1) Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang usaha ya ng
bersangkutan di dalam buku besar.
2) Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar.
3) Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalamjumlah dan sumber posting d
alam akun aktiv atetap dan akumulasi depresiasinya.
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditanakun utang usahakejurnal yang bers
angkutan.
6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang dengan akun kontrol utang usaha d i buku
besar.
b. Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantive terhadap utang usaha, pengujian analitik di
maksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam me
nemukan bidang yang memerlukan audit lebih insentif. Untuk itu, auditor melaku kan
perhitungan ratio berikut ini:

Ratio Formula
Tingkat perputaran utang usaha Pembelian ÷ rerata utang usaha
Ratio utang usaha dengan utang lancar Saldo utang usaha ÷ utang lancar

Rasio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan


auditor,misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industry, atau ratio yang dianggarkan
Pembandigan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
1) Peristiwaatautransaksi yang tidakbiasa
2) Perubahanakuntansi
3) Perubahanusaha
4) Fluktuasiacak
5) Salah saji
c. PengujianTerhadapTransaksiRinci
1) Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun utang usaha ke dokumen yang
medukung timbulnya transaksi tersebut.
2) Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung seperti bukti kas
keluar(voucher), laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.
3) Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen pendukung seperti bukti kas
keluar dan memo debit untuk retur pembelian.
4) Lakukan verifikasi pisah batas(cut off) transaksi pembelian dan retur pembelian.
5) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
6) Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya utang usaha dalam minggu
terakhir tahun yangdiaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
7) Lakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi pengeluaran kas.
8) Periksa adanya utang usaha yang tidak dicatat.
d. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
Tujuan pengujian saldo akun utang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
1) Keberadaan atau keterjadian
2) Kelengkapan
3) Kewajiban
4) Penyajian dan pengungkapan
Keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, kewajiban, penyajian dan pengungkap an utang
usaha di neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirm asi kepada
debitur dan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke pernyat aan piutang bulanan
yang diterima oleh klien dari debitur.
1) 1)Lakukan konfirmasi utang usaha
2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha setelah t anggal
neraca.
3) Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piuta ng
bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur.
e. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
1) Periksa klasifikasi utang usaha di neraca.
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha.
3) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha.
4) 4)Mintalah informasi dari klie nuntuk menemukan komitmen yang belum di ung
kapkan dan utang bersyarat dan periksa penjlasan yang bersangkutan dengan utang
tersebut.
5) Pelajari notulen rapat direksi sampai dengan tanggal penyelesaian pekerjaan la
pangan.
6) Periksa kontrak-kontrak pembelian, penjualan, dan kontrak yang lain.
7) Mintalah informasi dari pengacara klien mengenai perkata pengadilan yang m
elibatkan klien.
8) Kirimkan informasi ke bank.
9) Pelajari arsip koespondensi klien dengan lembaga keuangan
H. Contoh Kasus dan Penyelesaiannya
Kasus:
Penyelesaian:
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam
perusahaan terdiri dari: 1.Transaksi pembelian 2.Transaksi pengeluaran kas. Terdapat
beberapa tujuan dari audit siklus pengeluaran dari kelmpok transaksi atau saldo dari
ketegori-kategori asersi. Asersi-asersi tersebut adalah eksistensi atau kejadian,
kelengkapan,hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan.

Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan memudahkan kita untuk me
nilai seberapa besar tingkat materialitas, risiko inheren, dan risiko prosedur analitis da
ri siklus pengeluaran. Ada bebrapa hal yang dipertimbangkan untuk mengevaluasi
aktifitas pengendalian dalam transaksi pembelian dan pengelaran kas yaitu dokumen
dan catatan umum, fungsi-fungsi pembelian&pengeluaran kas, sistem untuk transaksi
pembelian & pengeluaran kas, serta pemahaman dan penilaian risiko

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi,Auditing Buku 2 Edisi 6. Salemba Empat, Jakarta. 2014

https://www.jojonomic.com/blog/audit-siklus-pengeluaran
/

https://dexsuar.wordpress.com/2013/10/08/audit-siklus-pengeluaran/

Anda mungkin juga menyukai