Anda di halaman 1dari 20

AUDIT SIKLUS

PENDAPATAN
Sifat Siklus Pendapatan
 Siklus pendapatan suatu entitas terdiri dari aktivitas
yang terkait dengan pemberian barang atau jasa
kepada pelanggan dan penagihan kas dari
pendapatan itu.
 Kelompok transaksi dalam siklus pendapatan:
 Transaksi Penjualan kredit
 Transaksi Penerimaan Kas
 Penyesuaian Penjualan (diskon penjualan, retur
dan, akun-akun pelanggan yang sulit ditagih
(penyisihan dan penghapusan)
Bagaimana perlakuan
Akuntansinya…..?
Akun yang terpengaruh dalam siklus
pendapatan
Penjualan Kredit D K
Piutang Usaha (Account Receivable) xxx
Penjualan (Sales) xxx

Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold) xxx


Sediaan (Inventory) xxx

Penerimaan Kas
Kas (Cash) xxx
Diskun Penjualan (Sales Discount) xxx
Piutang Usaha (Account Receivable) xxx

Retur dan Penyesuaian Penjualan


Retur dan penyesuaian penjualan
(Sales Return and Allowances) xxx
Piutang Usaha (Account Receivable) xxx

Penyisihan Piutang tak tertagih


Biaya Piutang tak tertagih
(Bad Debt Expense) xxx
Penyisihan untuk Piutang tak tertagih
(Allowance for doubtf ul Account) xxx

Penghapusan Piutang Usaha


Penyisihan untuk Piutang tak tertagih xxx
(Allowance for doubtf ul Account)
Piutang Usaha (Account Receivable) xxx
Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

Kategori Asesi Kelompok Transaksi


Tujuan Audit
atau saldo akun
Keberadaan Transaksi 1 Catatan transaksi penjualan menunjukkan barang atau jasa
atau yang diberikan selama periode itu
Keteradian 2 Catatan Transaksi penerimaan Kas menunjukkan kas yang
diterima selama periode itu
3 Catatan Transaksi penyesuaian penjualan selama periode
itu menunjukkan diskun, retur dan penyesuaian penjualan,
dan piutang tak tertagih yang diotorisasi
saldo Akun 4 Saldo Piutang Usaha menunjukkan saldo yang benar-benar
ada pada tanggal neraca
Kelengkapan Transaksi 5 Seluruh penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian
penjualan yang terjadi selama periode itu telah dicatat
saldo Akun 6 Saldo Piutang usaha menunjukkan seluruh klaim kepada
pelanggan pada tanggal neraca
Hak dan Transaksi 7 Entitas memiliki hak terhadap piutang usaha dan kas yang
Kewajiban dihasilkan dari penjualan yang tercatat
Saldo Akun 8 Piutang Usaha pada tanggal neraca menunjukkan klaim
legal entitas kepada pelanggan
Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

Penilaian atau Transaksi 9 Seluruh Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian


alokasi penjualan yang terjadi selama periode itu telah dinilai
sesuai dengan PABU dan telah dijurnal, diiktisarkan, dan
diposting dengan tepat
saldo Akun 10 Saldo Piutang usaha bruto di neraca telah sesuai dengan
rinciannya di buku pembantu Piutang usaha
11 Penyisihan piutang tak tertagih telah diestimasi secara
wajar sesuai dengan nilai realisasi neto
Penyajian dan Transaksi 12 Rincian penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian
Pengungkapan penjualan mendukung penyajian di laporan keuangan
termasuk klasifikasinya dan pengungkapannya
Saldo 13 Pengungkapan terhadap piutang yang dijual atau
digadaikan telah dibuat secara wajar
Pemahaman Atas SPI
 Lingkungan Pengendalian:
 Integritas dan nilai-nilai etika
 Komitmen terhadap kompetensi
 Partisipasi dean komisaris dan komite audit
 Filosofi manajemen dan gaya operasi
 Struktur organisasi
 Penetapan otoritas dan tanggungjawab
 Kebijakan dan praktik-praktik SDM
 Penilaian Risiko apakah manajemen melakukan
identifikasi terhadap risiko-risiko dalam siklus
pendapatan.
 Informasi dan komunikasiPemahaman tentang:
 Bagaimana penjualan dimulai
 Pemberian barang dan jasa
 Pencatatan piutang usaha
 Penerimaan Kas
 Penyesuaian penjualan
 Metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan yang
digunakan
 PemantauanUmpan balik tentang apakah pengendalian
internal yang berkaitan dengan siklus pendapatan telah
beroperasi sesuai rencana. Misalnya: Apakah ada kesalahan
penagihan, apakah ada kesalahan dalam pengakuan
pendapatan.
Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan
piutang usaha:

1. Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas


kerja tahun-tahun sebelumnya
2. Meriviu aktivitas dalam akun piutang usaha
dan menginvestigasi ayat jurnal yang jumlah
dan sumbernya tampak tidak biasa.
3. Memeroleh rincian saldo piutang usaha dan
menentukan apakah telah sesuai dengan
catatan akuntansi dengan melakukan footing,
dan mengecek kebenaran saldo ke buku besar
dan buku pembantu piutang usaha.
Melakukan Prosedur analitis
 Mengembangkan harapan atas piutang usaha
berdasarkan pengetahuan atas bisnis, pangsa pasar,
persyaratan perdagangan, riwayat hari perputaran
piutang usaha
 Menghitung rasio:
 Membandingkan penjualan terhadap kapasitas
perusahaan.
 Membandingkan pertumbuhan penjualan dengan
pertumbuhan piutang usaha
 Perputaran piutang usaha

 Biaya piutang tak tertagih terhadap jumlah


Penjualan kredit neto.
 Biaya piutang usaha tak tertagih terhadap
penghapusan piutang usaha
 Menganalisa hasil rasio relatif terhadap
harapan berdasarkan data tahun sebelumnya,
data industri, jumlah anggaran, atau data
lainnya.
Pengujian terhadap rincian transaksi
1. Memvouching sampel catatan transaksi penjualan dan
piutang usaha ke dokumentasi pendukung.
2. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test)
penjualan dan retur penjualan dengan cara:
 Memilih sampel catatan transaksi penjualan beberapa
hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa
dokumen pendukungnya dan menentukan apakah telah
dilakukan pencatatan pada periode yang tepat.
 Memilih sampel memo kredit beberapa hari sebelum dan
sesudah akhir tahun serta memeriksa keberadaan
dokumen pendukungnya dan menentukan apakah retur
penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat.
Pengujian terhadap rincian
transaksi
3. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test)
penerimaan kas, dengan cara:
 Mengamati bahwa seluruh penerimaan kas dan bank
periode itu sudah dicatat pada periode neraca
periode yang sama dan tidak ada penerimaan
periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas
periode itu.
 Meriviu dokumentasi seperti iktisar kas harian,
duplikat slip setoran, serta laporan bank mencakup
beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca.
Pengujian atas saldo akun
Mengkonfirmasi saldo piutang usaha:
 Menentukan bentuk, waktu dan luas permintaan konfirmasi
 Melakukan sampel terhadap pelanggan yang akan dikonfirmasi dan
mengevaluasi pengembalian konfirmasi terutama untuk jawaban
pengecualian (tidak setuju).
 Melakukan tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dibalas:
 Mengirim ulang surat konfirmasi
 Melakukan prosedur alternatif untuk pelanggan yang tidak
membalas surat konfirmasi. Prosedur alternatif misalnya:
 Memeriksa bukti pendukung penerimaan kas pada awal periode
akuntansi berikutnya yang berasal dari saldo piutang usaha
periode sebelumnya.
 Memeriksa bukti pendukung piutang usaha.
Pengujian atas estimasi akuntansi
 Mengevaluasi kewajaran asumsi yang digunakan dalam akun
penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful account):
 Memeriksa penjumlahan ke bawah (foot) dan penjumlahan ke
samping (crossfoot) saldo pelanggan dan menelusuri kesesuaian
saldo ke buku besar dan buku pembantu.
 Pengujian penentuan umur piutang usaha di daftar analisa atas umur
piutang usaha dengan memeriksa sampel bukti pendukung.
 Mengevaluasi proses manajemen untuk mengestimasi penyisihan
piutang usaha yang sulit ditagih.
 Mengevaluasi kecukupan informasi tentang kecenderungan industri,
kecenderungan penentuan umur, riwayat penagihan atas pelanggan
tertentu.
Konfirmasi Piutang Usaha
 Konfirmasi piutang usaha merupakan komunikasi
tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor. Konfirmasi piutang usaha harus dilakukan
dalam audit atas saldo piutang usaha, kecuali:
 Saldo Piutang usaha tidak material dibandingkan
seluruh aset
 Auditor yang tidak melakukan konfirmasi harus
mendokumentasi di kertas kerja alasan atau
pertimbangan tidak melakukan konfirmasi.
Formulir konfirmasi
 Ada dua jenis formulir konfirmasi:
 Konfirmasi positifmengharuskan debitur untuk
menjawab apakah saldo yang ditunjukkan dalam
formulir konfirmasi sudah tepat
 Konfirmasi negatifmeminta debitur untuk
menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan
tidak benar.
Formulir konfirmasi
 Bentuk konfirmasi positif biasanya menghasilkan
bahan bukti audit yang lebih baik, karena dalam
konfirmasi negatif, apabila debitur lalai menjawab
hanya akan menghasilkan anggapan saldo
pelanggan itu sudah tepat.
 Bentuk konfirmasi negatif bisa digunakan apabila:
 Saldo pelanggan kebanyakan bernilai kecil
 Auditor yakin bahwa debitur akan menjawab atau
memberi pertimbangan atas saldo piutang usaha.
Pengendalian atas permintaan
konfirmasi
1. Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada
surat konfirmasi telah sesuai dengan data yang terkait
dengan pelanggan.
2. Menjaga penyimpanan surat konfirmasi sampai
dikirimkan.
3. Menggunakan amplop berlogo dan bernama
perusahaan untuk mengembalikan konfirmasi.
4. Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke
amplop dan pengirimannya.
5. Mewajibkan pengiriman jawaban konfirmasi
langsung kepada auditor.

Anda mungkin juga menyukai