Anda di halaman 1dari 45

NAMA : EKA FITRIANI

NIM : 1910246980 / Angkatan26


MATA KULIAH : PENGAUDITAN
DOSEN : Andreas
Materi : Revenue Cycle &
Expenditure Cycle
REVENUE CYCLE (SIKLUS PENDAPATAN)

Definisi
Siklus pendapatan adalah siklus transaksi yang
berhubungan dengan transaksi penjualan barang dan
jasa, dengan syarat barang dan jasa tersebut merupakan
obyek penjualan utama perusahaan.
Jenis Siklus Pendapatan

 Aktivitas Pengendalian - Transaksi Penjualan Kredit


 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas
 Aktivitas Pengendalian - Transaksi –Penyesuaian Penjualan

SUMBER PENDAPATAN PERUSAHAAN

Kas
Penjualan
Piutang dagang
AKUN-AKUN YANG TERKAIT

DEBET KREDIT
 Piutang Usaha  Penjualan
 Harga Pokok Penjualan  Sediaan
 Kas  Piutang Usaha
 Diskon Penjualan
 Penyisihan Kerugian Piutang
 Retur dan Rabat Penjualan
 Biaya Kerugian Piutang
 Penyisihan Kerugian Piutang
SISTEM INFORMASI YANG MEMBENTUK SIKLUS PENDAPATAN

Sistem
penjualan
kredit

Sistem Sistem
penghapusan penjualan
piutang tunai

Sistem
pencadangan Sistem retur
kerugian penjualan
piutang
PENDEKATAN AUDIT

Pendekatan
audit

Pengujian Pengujian
kepatuhan substansi
TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN

 Menguji kewajaran asersi manajemen atas transaksi


dan saldo rekening siklus pendapatan.
 Asersi tersebut menunjukan derajat tanggung jawab
manajemen terhadap informasi keuangan yang secara
eksplisit dinyatakan dalam laporan keuangan.
ASERSI MANAJEMEN
ASERSI MANAJEMEN
Penilaian atau Transaksi
Seluruh Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang
alokasi
terjadi selama periode itu telah dinilai sesuai dengan PABU dan telah
dijurnal, diiktisarkan, dan diposting dengan tepat

saldo Akun Saldo Piutang usaha bruto di neraca telah sesuai dengan rinciannya di
buku pembantu Piutang usaha
Penyisihan piutang tak tertagih telah diestimasi secara wajar sesuai
dengan nilai realisasi neto
Penyajian dan Transaksi Rincian penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan
Pengungkapan mendukung penyajian di laporan keuangan termasuk klasifikasinya
dan pengungkapannya
Saldo Pengungkapan terhadap piutang yang dijual atau digadaikan telah
dibuat secara wajar
MATERIALITAS
Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-
keadaan yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang
mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji
tersebut.
 Frekuensi transaksi pendapatan tinggi
 Jumlah pendapatan besar
 Piutang Usaha
 Penerimaan kas dari piutang
 Jumlahnya relatif material, sehingga pendapatan sering dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan jumlah yang material
RESIKO SIKLUS PENDAPATAN
Resiko audit:
 Resiko bawaan
 Resiko pengendalian
 Resiko deteksi

Resiko siklus pendapatan:


 Piutang tidak tertagih
 Penyajian saldo piutang terlalu tinggi
 Piutang fiktif
 Pertimbangan Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko
Informasi dan Komunikasi (sistem akuntansi)
Monitoring
Aktivitas Pengendalian
 Lingkungan Pengendalian
Standar nilai etika dan integritas yang tinggi
Mengurangi insentif pelaporan yang tidak jujur
Komitmen terhadap kompetensi untuk CFO dan personil akuntansi
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dikomunikasi dengan jelas
Penilaian atas kejujuran dan integritas calon karyawan
Penilaian Risiko:

Sumber baru pendapatan


Standar akuntansi baru
Pengaruh pertumbuhan cepat terhadap akuntansi dan pelaporan
Perubahan personalia
PENGUJIAN PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Fungsi terkait

Dokumen

Catatan akuntansi

Aktivitas pengendalian

Program audit untuk pengujian pengendalian


CATATAN AKUNTANSI
 Jurnal penjualan
 Jurnal umum
 Buku pembantu piutang
 Buku pembantu sediaan
 Buku besar
AKTIVITAS PENGENDALIAN
 Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi
 Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua pelanggan baru
 Penentuan bahwa pelanggan berada dalam daftar pelanggan yang disetujui
 Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan
 Terdapat otorisasi untuk mengeluarkan barang dari gudang
 Pengecekan barang yang dikirim
 Pemisahan fungsi pengiriman dan penjualan
 Pembuatan dokumen pengiriman
 Faktur penjualan dilampiri surat order pengiriman dan dokumen pengiriman
AKTIVITAS PENGENDALIAN
 Mencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman
 Pertanggungjawaban secara periodic
 Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan
 Faktur penjualan dan dokumen pendukung lengkap
 Cek posting dalam buku pembantu piutang dengan akun control piutang dalam buku besar
 Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodic
 Panduan akun dan review kode akun
 Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur
PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN

Keberadaan atau keterjadian


1. Lakukan pengamatan terhadap:
 Persetujuan penjualan
 Pengiriman barang
 Penagihan customer
 Pengiriman pernyataan piutang

2. Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung, seperti:
 Faktur penjualan
 Laporan pengiriman barang
 Surat pengiriman barang yang diotorisasi
PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN

3. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban


pemakaian formulir tersebut
4. Ambil sampel surat order pengiriman yang disetujui dan lakukan pengusutan ke dokumen dan
catatan akuntansi berikut:
 Laporan pengiriman barang
 Faktur penjualan
 Pencatatan ke dalam jurnal penjualan
PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
5. Pada sampel, periksa bukti adanya:

 Persetujuan kredit yang semestinya


 Pengecekan independen terhadap pencantuman harga barang dalam faktur penjualan
 Pengecekan independen terhadap keakuratan perhitungan dalam faktur penjualan

6. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal
EXPENDITURE CYCLE
 Siklus pengeluaran berhubungan dengan transaksi pengadaan
barang dan jasa untuk kegiatan operasional perusahaan, misalnya
transaksi: pembelian persediaan, biaya administrasi dan umum, biaya
pemasaran, dan seterusnya.

 Transaksi pengadaan barang atau jasa yang bersifat non operasional,


misalnya pengadaan aset tetap, masuk dalam siklus investasi.
TRANSAKSI DAN SALDO AKUN
1. Pembelian persediaan
Debit: Persediaan, Kredit: Utang Dagang/Kas
2. Pelunasan utang
Debit: Utang Dagang, Kredit: Kas
3. Biaya administrasi dan umum
Debit: Biaya Administrasi dan Umum, Kredit: Kas/Utang Lain-lain.

Dalam pembahasan audit siklus pengeluaran pembahasan difokuskan pada audit pengadaan barang dagangan
Utang Dagang
ILUSTRASI TRANSAKSI
 Pelunasan utang
 Potongan tunai
 Retur pembelian
 Pembelian Barang
 Dagangan
 Pembelian Bahan Baku
 Pengakuan macam-macam biaya
TUJUAN AUDIT

Menguji kewajaran asersi manajemen atas transaksi dan saldo akun siklus
pengeluaran.
Asersi manajemen adalah pernyataan eksplisit dan implisit manajemen dalam akun-
akun laporan keuangan.
Kriteria kewajaran asersi:
 Didukung dengan bukti yang valid
 Pembukuan dan pelaporan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku.

HALAMAN 24
TUJUAN AUDIT
• Kategori asersi manajemen:
• Eksistensi atau terjadinya
• Kelengkapan
• Hak dan Kewajian
• Penilaian atau alokasi
• Penyajian dan pengungkapan
• Hal yang penting untuk dikuasai adalah pemahaman atas prosedur audit untuk menguji
masing-masing kategori asersi manajemen tersebut di atas.

HALAMAN 25
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Saldo Utang Dagang Rp. 100 juta.

Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya:


1. Membuktikan bahwa utang tersebut ada, misalnya dengan
konfirmasi utang, serta membuktikan bahwa transaksi utang
benar-benar terjadi, misalnya dengan memeriksa faktur
pembelian kredit dan dokumen pendukungnya.

HALAMAN 26
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Saldo Utang Dagang Rp 100 juta.

Pengujian asersi Kelengkapan:


2. Membuktikan bahwa seluruh utang telah dicatat dan dilaporkan,
misalnya dengan cara mengambil sampel faktur pembelian dan
menelusurnya ke buku jurnal, buku besar dan buku pembantu.

HALAMAN 27
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Saldo Utang Dagang Rp100 juta.

Pengujian asersi Hak dan Kewajiban:


3. Membuktikan bahwa seluruh utang adalah kewajiban perusahaan,
misalnya dengan menguji ketepatan cut-off (pisah batas transaksi)
– ingat FOB destination -, serta memeriksa pembayaran atas
sampel utang yang telah jatuh tempo.

HALAMAN 28
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Saldo Utang Dagang Rp 100 juta.


Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi:

4. Memeriksa ketepatan pencantuman jumlah utang dalam neraca serta


ketepatan pencatatan beban bunga atas utang, misalnya untuk kasus utang
wesel. Jumlah angsuran periodik atas suatu utang kemungkinan terdiri dari
pokok utang dan beban bunga, yang harus dijurnal sbb :

Utang XXX
Biaya Bunga XXX
Kas XXX

HALAMAN 29
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Saldo Utang Dagang Rp 100 juta.


Pengujian asersi Penyajian dan Pengungkapan:
5. Mereview ketepatan penyajian utang dalam neraca,
terutama dalam hubungannya dengan klasifikasi utang
lancar dan utang jangka panjang, serta pengungkapan
yang diperlukan. Misalnya pengungkapan tentang
informasi penting tentang utang garansi dan utang
hadiah.

HALAMAN 30
POTENSI/RISIKO SALAH SAJI
Potensi/risiko salah saji dalam bidang audit dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
Risiko bawaan (inherent risk), yaitu risiko salah saji yang disebab oleh karakteristik transaksi dan karakteristik
asersi. Misalnya karena kompleksitas standard akuntansi, karena kecenderungan curang dari manajemen.
Risiko pengendalian (control risk), yaitu risiko salah saji yang disebabkan oleh kegagalan Sistem Pengendalian
Interen (SPI) dalam mencegah terjadinya salah saji.

HALAMAN 31
POTENSI/RISIKO SALAH SAJI

Secara spesifik, risiko salah saji bisa dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
Kesalahan klasifikasi utang, utang jangka pendek dan jangka panjang.
Kesalahan pisah batas (cutoff) transaksi, misalnya untuk masalah syarat
pembelian f.o.b. shipping point dan f.o.b. destination.
Kesalahan faktur pembelian, misalnya kesalahan unit, kesalahan harga,
kesalahan perkalian dan seterusnya.
Kesalahan jurnal atau kesalahan posting.

HALAMAN 32
Adanya kecenderunganPOTENSI/RISIKO
manajemen untukSALAH SAJI
memperkecil pelaporan
utang dalam neraca.
Adanya kecenderungan untuk memperkecil jumlah biaya dalam
laporan rugi laba.
Volume transaksi siklus pengeluaran secara umum cukup tinggi,
hal ini bisa meningkatkan risiko salah saji karena terjadinya
kesalahan penanganan transaksi.
Transaksi-transaksi dalam siklus pengeluaran bisa dijadikan
sebagai lahan penyelewengan.

HALAMAN 33
POTENSI/RISIKO SALAH SAJI

Pembelian dilakukan pada pemasok yang tidak diotorisasi.


Harga beli barang terlampau mahal, mungkin karena adanya
kickback/komisi pembelian.
Terjadi kesalahan cut-off transaksi pembelian.
Utang tidak dicatat, atau dicatat dengan jumlah yang salah.
Utang dibayar dua kali.
Penyalahgunaan uang untuk pelunasan utang.

34
MATERIALITAS
Materialitas adalah tingkat salah saji yang berpengaruh besar terhadap persepsi dan reaksi keputusan pengguna
laporan keuangan.
Angka materialias ditentukan berdasarkan tingkat risiko dari masing-masing objek audit, semakin tinggi tingkat
risiko akan semakin rendah toleransi terhdap salah saji (angka materialitasnya semakin kecil).
Angka materialitas sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman bagi auditor dalam mensikapi salah saji yang
ditemukannya.

35
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN

Untuk menjamin ketelitian dan kecermatan audit, auditor harus memahami


sistem pengendalian interen dan tingkat efektifitasnya, dengan cara
mencermati efektifitas elemen-elemen pengendalian interen untuk siklus
pengeluaran, yang terdiri dari:
1. Lingkungan pengendalian. Mencermati lingkungan pengendalian untuk
bidang-bidang dalam siklus pengeluaran, untuk memahami tingkat
risiko kesalahan yang bisa terjadi. Lingkungan pengendalian adalah
budaya, kebiasaan, sikap mental dan seterusnya yang sangat
berpengaruh terhadap efektifitas sistem.

HALAMAN 36
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN

2. Pengukuran risiko. Mencermati kepedulian dan kepekaan manajemen


terhadap berbagai risiko dalam siklus pengeluaran, misalnya dengan
memahami kebijakan, prosedur, dan berbagai perangkat pengawasan
untuk pelaksanaan transaksi siklus pengeluaran.
3. Aktivitas pengendalian. Mencermati berbagai prosedur untuk
mengendalikan aktivitas transaksi siklus pengeluaran, misalnya:
prosedur otorisasi, prosedur pengecekan independen, dst.
4. Sistem informasi dan komunikasi. Mencermati sistem informasi dan
komunikasi untuk menjamin kelancaran dan keamanan pelaksanaan
transaksi siklus pengeluaran.

HALAMAN 37
DOKUMEN TRANSAKSI DAN PEMBUKUAN

Auditor harus memahami dokumen transaksi dan dokumen akuntansi yang berlaku di perusahaan, karena dua hal tersebut yang
menjadi dasar penyusunan laporan keuangan.

Dokumen transaksi:
1. Permintaan pembelian
2. Pesanan pembelian
3. Bukti penerimaan barang
4. Faktur pembelian
5. Voucher
6. Bukti pengeluaran
kas
7. Memo debit
8. Bukti retur
pembelian

HALAMAN 38
DOKUMEN TRANSAKSI DAN PEMBUKUAN

Dokumen pembukuan:
1. Register permintaan pembelian
2. Register pesanan pembelian, yang
sudah dipenuhi dan yang belum
dipenuhi.
3. Register penerimaan barang
4. Register faktur pembelian/ voucher
5. Register pengeluaran kas
6. Buku besar utang
7. Buku pembantu utang
HALAMAN 39
FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI

1. Fungsi pemesanan pembelian


2. Fungsi penerimaan
3. Fungsi penyimpanan barang
4. Fungsi pencatatan utang
5. Fungsi pengeluaran kas

HALAMAN 40
ARUS PEMBUKUAN SIKLUS PENGELUARAN
Atau
Transaksi siklus Bukti
pengeluaran: Transaksi
• Pembelian
• Penerimaan barang
• Otorisasi dan Jurnal/register
pembukuan utang
• Retur pembelian
• Pelunasan utang Buku Pembantu
Buku Besar
• Pembayaran berbagai
biaya operasional
Laporan Laporan
Keuangan Manjerial

Pengujian substantif untuk menguji


kewajaran saldo akun.
41
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF
UTANG DAGANG
Sifat, saat, dan luas pengujian substantif ditentukan oleh prakiraan risiko pengendalian, yang disimpulkan dari hasil pemahaman dan
pengujian sistem pengendalian interen atas siklus pendapatan.

1. Prosedur pendahuluan. Tujuan prosedur pendahuluan adalah untuk memastikan


kesiapan data yang akan diuji. Langkah-langkah prosedur
pendahuluan adalah sbb :
a. Mencocokkan saldo awal (utang dagang) ke saldo per audit tahun sebelumnya.
b. Memeriksa dan mencatat kemungkinan adanya transaksi yang tidak lazim, baik
dari segi jumlah maupun sumbernya.
c. Memeriksa kesesuaian antar data pembukuan, misalnya antara jurnal, buku besar
dan buku pembantu.
d. Memeriksa kebenaran penjulmlahan dan perhitungan-perhitungan penting yang
lain.

42
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF
UTANG DAGANG
2. Prosedur analitis. Tujuan prosedur analitis adalah memprediksi potensi salah saji karena adanya transaksi/saldo
rekening yang tidak lazim. Prosedur ini dilakukan dengan cara melakukan berbagai analisis rasio, misalnya:

a. Rasio utang dengan total pembelian.


b. Rasio perputaran utang.
c. Rasio utang terhadap aktiva lancar.
d. Membandingkan rasio yang ada dengan rasio yang diharapkan.

43
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF UTANG DAGANG

3. Prosedur pengujian detil transaksi, prosedur ini merupakan tindak lanjut dari prosedur sebelumnya, dengan tujuan
untuk menguji validitas transaksi dan pembukuan atas sampel transaksi yang dipilih. Prosedur ini mencakup:
a. Vouching sampel kredit utang dagang ke faktur pembelian dan dokumen pendukungnya, atau
lakukan tracing.
b. Vouching debit utang dagang ke bukti pelunasan utang dan dokumen pendukungnya, atau lakukan
tracing.
c. Menguji ketepatan pisah batas (cut-off) transaksi pembelian dan pelunasan utang, dengan cara:
 Memeriksa sampel transaksi pembelian beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal
neraca untuk menguji ketepatan periode pencatatannya. Dokumen pembelian terdiri dari:
pesanan pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur pembelian, periksa syarat
pembelian, misalnya FOB destination ataukah FOB shipping point.

44
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF UTANG DAGANG

 Memeriksa sampel bukti pelunasan utang dan sampel pembukuan pelunasan


utang, untuk menguji ketepatan periode pembukuannya.
4. Pengujian detil saldo rekening. Tujuan pengujian adalah untuk sekali lagi
memastikan kewajaran saldo utang, karena pengujian selalu dilakukan berdasarkan
sampel trasaksi. Cara pengujian:
a. Ambil sampel piutang dari pemasok utama perusahaan.
b. Kirim konfirmasi utang dan investigasi perbedaan yang terjadi.

5. Review penyajian dan pengungkapan.


a. Periksa ketepatan klasifikasi utang.
b. Periksa kecukupan pengungkapan.

45

Anda mungkin juga menyukai