Anda di halaman 1dari 7

CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

SUMMARY CHAPTER 14
AUDITING THE REVENUE CYCLE

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan II


Dosen Pengampu: Dr. Amiruddin, SE.,M.Si.Ak., CA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

MUH.SYUKUR (A031191077)

SAMINTANG (A031191129)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2021

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

1. KONSEP DASAR SIKLUS PENDAPATAN


 Pengertian Siklus Pendapatan
Konsep siklus pendapatan menurut Boynton dan Johnson (2006), siklus
pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan
pendapatan dalam bentuk kas. Siklus pendapatan adalah penjualan kredit
(penjualan yang dilakukan dengan utang), penerimaan kas (penagihan piutang
dan penjualan tunai), dan penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisihan dan penghapusan]).
Sedangkan menurut Krismiaji (2010), siklus pendapatan adalah serangkaian
kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi,
yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan
penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa siklus pendapatan
mencakup fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah produk atau jasa
menjadi pendapatan dari pelanggan. Fungsi-fungsi yang umum meliputi
penawaran, penjualan, pengiriman barang, penagihan piutang sampai
pengumpulan pembayaran kas dari hasil penjualan tersebut.

Transaksi Debet Kredit


Pendapatan
Penjualan Kredit Piutang Usaha Penjualan
HPP Persediaan
Penerimaan Kas Kas Piutang Usaha
Potongan Penjualan
Retur & Pot. Penjualan Retur Penjualan & Pengurangan Piutang Usaha
Harga
Penyisihan Piutang Tak Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan Piutang Tak
Tertagih Tertagih
Penghapusan Piutang Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Usaha
Tak Tertagih

 Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti
kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Tujuan audit
spesifik dihasilkan dari lima kategori asersi manajemen. Beberapa tujuan audit
spesifik yang dihasilkan dengan cara ini untuk kelompok transaksi dan saldo
akun berkaitan dengan siklus pendapatan. Adapun kategori asersi dari tujuan
audit meliputi: Eksistensi/kejadian (Occurrence), Kelengkapan (Completeness),

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations), Penilaian atau Alokasi (Valuation
and Allocation), serta Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and
Disclosure). (Informasi lebih lanjut dapat mengakses ISA 200).
 Penggunaan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien untuk
Mengembangkan Strategi Audit
A. Pemahaman Bisnis dan Industri Klien. Auditor mengembangkan strategi
audit berdasarkan risiko salah saji yang material. Langkah pertama dalam
menilai risiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
klien.
B. Materialitas Total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada
laporan keuangan yang seringkali digunakan sebagai ukuran materialitas
secara keseluruhan untuk penugasan ini.
C. Risiko Inheren Faktor-faktor yang dapat mendorong manajemen untuk
mensalahsajikan asersi siklus pendapatan meliputi: Memaksakan untuk
menyatakan terlalu tinggi pendapatan dan memaksakan untuk menyatakan
terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu rendah
penyisihan piutang tak tertagih.
D. Risiko Prosedur Analitis: Penjualan terhadap kapasitas, kecenderungan
dalam margin kotor dibandingkan kecenderungan pangsa pasar, penjualan
terhadap total aktiva, pertumbuhan piutang usaha, AR turn days, pendapatan
produk baru terhadap total pendapatan, beban piutang tak tertagih terhadap
penjualan kredit bersih, dan beban piutang tak tertagih terhadap
penghapusan piutang usaha.
 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
A. Lingkungan Pengendalian: Adopsi manajemen dan ketaatan terhadap standar
integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi. karakteristik filosofi manajemen dan
gaya operasi meliputi pemilihan manajemen yang konservatif/agresif dari
prinsip akuntansi alternatif, pemberian otoritas dan tanggung jawab. kebijakan
dan praktik sumber daya manusia khusus sering diberlakukan pada karyawan
yang menangani penerimaan kas.
B. Penilaian Risiko
Upaya manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis risiko yang berkaitan
dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan dan bagaimana membuat
prosedur untuk memperkecil risiko tersebut.
C. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi). Pemahaman atas sistem
akuntansi pendapatan yang memerlukan pengetahuan tentang bagaimana

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

penjualan diawali, barang dan jasa diberikan, piutang dicatat, kas diterima,
dan penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk pemrosesan data.
D. Pemantauan (Monitoring). Memberikan manajemen umpan balik tentang
apakah pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi
siklus pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan.
E. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan.
Saat auditor memperoleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian
internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman,
auditor dapat mengevaluasi risiko pengendalian berdasarkan bukti tersebut.

2. AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT)


 Dokumen dan Catatan yang Umum
Terdiri dari: 1) Pesanan Pelanggan, 2) Pesanan Penjualan, 3) Dokumen
Pengiriman (Bill of Lading), 4) Faktur Penjualan, 5) Daftar Harga yang
Diotorisasi, 6) File Transaksi Penjualan, 7) Jurnal Penjualan, 8) File Induk
Pelanggan, 9) File Induk Piutang Usaha, 10) Laporan Bulanan Pelanggan.
 Fungsi-fungsi
A. Memprakarsai Penjualan
 Penerimaan pesanan pelanggan. Pesanan pelanggan diterima hanya
apabila sesuai dengan kriteria yang diotorisasi oleh manajemen.
 Persetujuan kredit. Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit
sesuai dengan kebijakan kredit manajemen dan batas kredit yang
diotorisasi untuk setiap pelanggan.
B. Pengiriman Barang dan Jasa
 Pemenuhan pesanan penjualan. Komputer diprogram untuk mencocokkan
seluruh barang yang ditarik dari persediaan perpetual dengan pesanan
penjualan yang disetujui.
 Pengiriman pesanan penjualan. Pengecekan independen oleh petugas
pengiriman tentang kesesuaian barang yang diterima dari gudang dengan
pesanan penjualan yang disetujui. Komputer akan mencocokkan dokumen
pengiriman bernomor urut dengan pesanan penjualan yang disetujui untuk
setiap pengiriman.
C. Pencatatan Penjualan
 Penagihan pelanggan Perhatian utama auditor: penagihan telah ditagih
untuk seluruh pengiriman, hanya pengiriman aktual, dan pada harga yang
telah diotorisasi.

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

 Pencatatan penjualan. Perhatian utama auditor: bahwa faktur penjualan


telah dicatat secara akurat dalam periode yang benar.

3. AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENERIMAAN KAS)


 Dokumen dan Catatan yang Umum
Terdiri dari: 1) Bukti Penerimaan Uang, 2) Pradaftar, 3) Lembar Perhitungan
Kas, 4) Ikhtisar Kas Harian, 5) Slip Deposit yang Disahkan, 6) File Transaksi
Penerimaan Kas, 7) Jurnal Penerimaan Kas
 Fungsi-fungsi
A. Menerima Penerimaan Kas
 Penerimaan melalui kasir (over the counter receipts). Penting untuk
menggunakan register kas/point of sale terminal. Kuitansi penerimaan
yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi
pada file komputer atau pita register yang terkunci.
 Penerimaan melalui pos. Perusahaan biasanya meminta pelanggan untuk
membayar dengan cek untuk meminimalkan pengalihan penerimaan
melalui pos.
B. Menyetorkan Kas ke Bank
Semua penerimaan kas harus disetorkan secara utuh (pengeluaran kas
tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum disetorkan)
setiap hari.
C. Mencatat Penerimaan Kas
Pengendalian harus menjamin bahwa hanya penerimaan yang sah
yang dimasukkan dan bahwa seluruh penerimaan aktual telah
dimasukkan pada jumlah yang benar.

4. AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN)


Transaksi penyesuaian penjualan, meliputi :
1. Pemberian potongan tunai
2. Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
3. Penentuan piutang tak tertagih
Perhatian utama auditor: Kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian
penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan dalam pemrosesan
penerimaan kas. Contoh: menggelapkan kas dengan menghapus penyisihan
piutang tak tertagih/diskon yang terlalu tinggi. Jadi, aktivitas pengendalian
bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan dalam pemrosesan
transaksi yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

kejadian, transaksi dan mencakup hal-hal berikut:

1. Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan → retur


harus diotorisasi dalam manajemen penjualan.
2. Perhitungan independen atas barang yang diretur
3. Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama dalam
penggunaan memo kredit serta memo otorisasi penghapusan.
4. Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan
dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas.
Manajemen mengandalkan pengendalian atas tanggungjawab tingkat
manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan
penghapusan piutang tak tertagih. Jika transaksi tersebut bersifat material,
auditor harus menginspeksi laporan manajerial dan melakukan tanya jawab
serta observasi tentang tindakan yang akan diambil atas laporan tersebut.
Auditor harus mempertimbangkan untuk melakukan inspeksi pada:
1. Memorandum kredit atas retur penjualan sebagai indikasi persetujuan yang
tepat dan penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang
aktual.
2. Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi
pendukung.
Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas adalah
tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan
penerimaan kas, hal ini terbukti jika terdapat kenaikan pada AR turn days.
Oleh karena itu, auditor sering kali akan menguji prosedur pengendalian
yang berkaitan dengan penerimaan kas.
 Jika risiko pengendalian ditetapkan tinggi → mendukung bukti yang
diperoleh ketika mendapatkan pemahaman mengenai SPI (Sistem
Pengendalian Internal).
 Jika risiko pengendalian ditetapkan rendah → memperluas pengujian
sehingga mencakup inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali
pengendalian manual.

DAFTAR PUSTAKA:
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing,
Edisi Ketujuh, Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Wicaksono, A., 2013. Evaluasi Sistem Akuntansi Siklus Pendapatan pada PT. Unilab

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II
CHAPTER 14: AUDITING THE REVENUE CYCLE

Perdana. Binus Business Review, 4(1), pp.197-206.

KELOMPOK 1 PENGAUDITAN II

Anda mungkin juga menyukai