Anda di halaman 1dari 54

2

PEMUNGUT PPh PASAL 22

a. Bank Devisa dan DJBC


b. Bendahara Pemerintah dan KPA
c. Bendahara Pengeluaran
d. Badan usaha tertentu meliputi :
• BUMN
• BUMN yang di restrukturisasi oleh Pemerintah
• Badan usaha yang dimiliki secara langsung
oleh BUMN
e. Badan usaha dalam bidang usaha industri
semen, kertas, baja, otomotif, farmasi
f. ATPM, APM, dan importir kendaraan bermotor

Haerial - FEB UH
3
Pemungut PPh Pasal 22

g. Produsen / Importir BBM, BBG dan Pelumas


h. Industri atau eksportir : kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan dan
perikanan
i. Industri atau badan usaha yang melakukan
pembelian komoditas tambang batubara,
mineral logam, dan mineral bukan logam, dari
badan atau orang pribadi pemegang izin usaha
pertambangan;
j. Badan usaha yang memproduksi emas
batangan, atas penjualan emas batangan di
dalam negeri.
Haerial - FEB UH
4
BADAN USAHA TERTENTU
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Petrokimia
Gresik, PT Pupuk kujang, PT Pupuk Kalimantan
Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT
Telekomunikasi Selular, PT Indonesia Power, PT
Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang,
PT Semen Tonasa, PT Elnusa Tbk, PT Krakatau
Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya
Beton Tbk, PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia
Farma Trading & Distribution, PT Badak Natural
Gas Liquefaction, PT Tambang Timah, PT
Petikemas Surabaya, PT Indonesia Comnets Plus,
PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRI Syariah,
dan PT Bank BNI Syariah,
Haerial - FEB UH
5
PEMUNGUT PPh PASAL 22
PEMUNGUT OBJEK
-
IMPOR
BANK DEVISA
EKSPOR KOMODITAS BATUBARA,
- DITJEN BEA DAN CUKAI
MINERAL LOGAM DAN BUKAN LOGAM
-
BEND. PEMERINTAH, KPA
BEND. PENGELUARAN PEMBAYARAN ATAS
PEMBELIAN BARANG

BADAN USAHA TERTENTU :


PEMBAYARAN ATAS
• BUMN
PEMBELIAN BARANG DAN ATAU BAHAN2
• BUMN YG DI RESTRUKTURISASI
UNTUK KEG. USAHANYA
YG DIMILIKI OLEH BUMN

BADAN USAHA DI BIDANG:


- INDUSTRI SEMEN PENJUALAN
- INDUSTRI KERTAS HASIL PRODUKSI
- INDUSTRI BAJA DI DALAM NEGERI KPD DISTRIBUTOR
-INDUSTRI OTOMOTIF
-INDUSTRI FARMASI

6 Haerial - FEB UH
PEMUNGUT PPh PASAL 22
PEMUNGUT OBJEK
-
PENJUALAN KEND, BERMOTOR
ATPM, APM, IMPORTIR
DI DALAM NEGERI
KENDARAAN BERMOTOR

-
- PRODUSEN ATAU IMPORTIR BBM,
PENJUALAN BBM, BBG DAN PELUMAS
BBG DAN PELUMAS

INDUSTRI ATAU EKSPORTIR YANG BERGERAK PEMBELIAN BAHAN – BAHAN UTK


DLM SEKTOR KEHUTANAN, PERKEBUNAN KEPERLUAN INDUSTRI ATAU EKSPOR
PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN

PEMBELIAN KOMODITAS BATUBARA


INDUSTRI ATAU BADAN USAHA MINERAL LOGAM DAN BUKAN LOGAM
DARI OP ATAU BADAN PEMEGANG IUP

BADAN USAHA YANG MEMPRODUKSI PENJUALAN EMAS BATANGAN


EMAS BATANGAN DI DALAM NEGERI

7 Haerial - FEB UH
TARIF DAN DASAR
PEMUNGUTAN
OBJEK TARIF

• BARANG TERTENTU : 10 % DARI NI


• BARANG TERTENTU LAINNYA : 7,5 %
• DENGAN API
2,5 % X NILAI IMPOR (NI) ,
IMPOR
0,5% X NI(gandum, kedelai, tepung terigu)
• TANPA API
7,5 % X NILAI IMPOR
•TIDAK DIKUASAI
7,5 % X HARGA JUAL LELANG

PEMBAYARAN ATAS
1.5 % X HARGA PEMBELIAN
PEMBELIAN BARANG

8 Haerial - FEB UH
TARIF DAN DASAR
PEMUNGUTAN
OBJEK TARIF

- SEMEN : 0,25% X DPP PPN


PENJUALAN - KERTAS : 0,1% X DPP PPN
HASIL PRODUKSINYA - BAJA : 0,3% X DPP PPN
DI DALAM NEGERI -OTOMOTIF : 0,45% X DPP PPN
-FARMASI : 0,3 % X DPP PPN

PENJUALAN KEND. BERMOTOR


DARI ATPM DAN IMPORTIR UMUM 0,45 % X Hg JUAL (diluar PPN)

NON PERTAMINA : 0,3% X Hg JUAL

PERTAMINA :
PENJUALAN BBM, BBG dan PELUMAS
-BBM : 0,25% X Hg JUAL
-Selain BBM : 0,3% X Hg JUAL

9 Haerial - FEB UH
TARIF DAN DASAR
PEMUNGUTAN
OBJEK TARIF

PEMBELIAN BAHAN – BAHAN UTK 0,25 % X Hg PEMBELIAN


KEPERLUAN INDUSTRI ATAU EKSPOR

PEMBELIAN KOMODITAS BATUBARA


MINERAL LOGAM DAN BUKAN LOGAM 1,5 % X Hg PEMBELIAN
DARI OP ATAU BADAN PEMEGANG IUP

PEJUALAN EMAS BATANGAN 0, 45 % X Hg JUAL

10 Haerial - FEB UH
SAAT PEMUNGUTAN/ PELUNASAN
PPh PASAL 22
SAAT PEMBAYARAN
IMPOR BEA MASUK/
PENYELESAIAN DOKUMEN

PEMBELIAN BARANG DARI


BELANJA NEGARA/BELANJA DAERAH SAAT PEMBAYARAN

PENJUALAN HASILPRODUKSI PERTAMINA


DAN BADAN USAHA LAIN DI BIDANG
SAAT PENERBITAN SPPB (DO)
BBM JENIS PREMIX DAN GAS KEPADA
PENYALUR/AGEN

PENJUALAN HASIL
INDUSTRI SEMEN,KERTAS, BAJA, DAN SAAT PENJUALAN
OTOMOTIF FARMASI / ATPM

PEMBELIAN BAHAN HASIL PERTANIAN


PERHUTANAN, PERKEBUNAN UTK SAAT PEMBELIAN
IND & EKS DR PDG. PENGUMPUL

11 Haerial - FEB UH
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN/PEMBELIAN BARANG
YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Impor barang/penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang –


undangan tidak terutang pajak penghasilan (dengan SKB)

Pembayaran atas pembelian barang oleh bendahara pemerintah pusat maupun daerah
atau yang lainnya yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000)

pembayaran yang dilakukan oleh BUMN dan Badan Usaha lainnya yang jumlahnya
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran
yang terpecah-pecah;

Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, gas, pelumas, benda – benda pos,
pemakaian air dan listrik.

Impor emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor (dengan SKB)

Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan


Operasional Sekolah (BOS).

12 Haerial - FEB UH
SAAT TERUTANG PPh PASAL 22

 PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat


pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau
dibebaskan, harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean impor.
 Pajak Penghasilan Pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara,
mineral logam, dan mineral bukan logam, terutang dan dilunasi bersamaan
dengan saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas ekspor
 PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh bendahara, BUMN dan badan
usaha tertentu terutang dan dipungut pada saat pembayaran .
 Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi, penjualan
kendaraan bermotor, dan penjualan emas batangan terutang dan dipungut
pada saat penjualan.
 Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan
bakar gas, dan pelumas terutang dan dipungut pada saat penerbitan
surat perintah pengeluaran barang (delivery order).
 Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dan pembelian
batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam terutang dan dipungut
pada saat pembelian.

13 Haerial - FEB UH
PENYETORAN PPh PASAL 22
 Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh importir, eksportir
komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan
logam, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan bendahara
pemerintah dilakukan dengan menggunakan formulir Surat Setoran
Pajak yang berlaku sebagai bukti pemungutan pajak.
 Pemungut pajak selain tersebut di atas wajib menerbitkan Bukti
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 3 (tiga),
yaitu:
a. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor
Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
c. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.

14 Haerial - FEB UH
PELAPORAN PPh PASAL 22

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan


pemungut pajak sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Keuangan ini
wajib melaporkan hasil pemungutannya
dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan Masa ke Kantor
Pelayanan Pajak.

15 Haerial - FEB UH
KETENTUAN LAINNYA

a. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh Produsen


atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas atas penjualan bahan bakar minyak dan
bahan bakar gas kepada:
• penyalur/agen bersifat final;
• selain penyalur/agen bersifat tidak final.
b. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 selain pada
huruf a di atas bersifat tidak final dan dapat
diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan
dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut.

16 Haerial - FEB UH
CONTOH PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Pada tanggal 15 Agustus 2013, PT. Cahaya


Mulia NPWP : 02.445.523.7-801.000 membeli
semen dari PT. Semen Cibinong seharga Rp
250.000.000,-
Jawab :
Berdasarkan transaksi tsb, maka PT Semen
Cibinong memungut PPh Pasal 22 sebesar :
0.25 % x Rp. 250.000.000 = Rp. 625.000

17 Haerial - FEB UH
BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
(OLEH BADAN USAHA INDUSTRI/EKSPORTIR TERTENTU)
Nomor : ……………………………………… (2)

NPWP : 0 2 - 4 4 5 - 5 2 3 - 7 - 8 0 1 - 0 0 0 (3)

Nama : P T . C A H A Y A M U L I A
Alamat :

Tarif Lebih
Tinggi Tarif Pajak yang Dipungut
No. Uraian Harga (Rp)
100% (Tdk (%) (Rp)
ber-NPWP)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Jenis Industri : Penjualan Bruto :
1. Semen 250.000.000 0,25% 625.000

2. Kertas

3. Baja

4. Otomotif

5. ……………………………..

6. ……………………………..
Penjualan Barang yang Tergolong
Sangat Mewah Harga Jual :
7. ……………………………..

Industri/Eksportir : Pembelian Bruto :

8. Sektor ……………………….

9. Sektor ……………………….

Badan Tertentu Lainnya :

10. ……………………………..

11. ……………………………..
JUMLAH 250.000.000 625.000
Terbilang : …………………………………………………………………………………………….……………………

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Pemungut Pajak (5)

NPWP : - - - - -

Nama : P T . S E M E N C I B I N O N G

Perhatian 18 Haerial - FEB UH


CONTOH KASUS PPh PASAL 22

PT. Bangun Jaya mendapatkan pekerjaan


(proyek) dari Pemda DKI Jakarta dengan
nilai kontrak Rp. 165.000.000 (termasuk
PPN) untuk pengadaan seragam pegawai.
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh
Bendaharawan Pemda DKI Jakarta adalah :
DPP = 100/110 x Rp. 165.000.000
= Rp. 150.000.000
PPh Pasal 22 = 1,5 % x Rp. 150.000.000
= Rp. 2.250.000

19 Haerial - FEB UH
Atas transaksi tersebut,
Bendaharawan Pemprov DKI wajib
menyetorkan PPh Pasal 22 yang
dipungut paling lambat pada hari
yang sama dengan pelaksanaan
pembayaran dengan menggunakan
SSP yang ditandatangani oleh
Bendaharawan tetapi atas nama dan
NPWP Wajib Pajak PT. Bangun Jaya.

20 Haerial - FEB UH
Haerial - FEB UH 21
PEMOTONG PPh PASAL 23

• BADAN PEMERINTAH
• SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI
• PENYELENGGARA KEGIATAN
• BENTUK USAHA TETAP
• PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR NEGERI LAINNYA

MEMBERIKAN PENGHASILAN YANG


BERASAL

PENYERAHAN PENYELENGGARA
MODAL KEGIATAN SELAIN
JASA
YANG TELAH
DIPOTONG PPh Ps.21
22 Haerial - FEB UH
PENERIMA PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh PASAL 23/26

PPh PASAL 23 PPh PASAL 26

• WAJIB PAJAK DALAM NEGERI WAJIB PAJAK


• BUT LUAR NEGERI

23 Haerial - FEB UH
Objek dan Tarif PPh Pasal 23

15 Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah, Penghargaan,


Bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong
% PPh Pasal 21

Sewa Dan Penghasilan Lain Sehubungan Dengan


Penggunaan Harta, Kecuali Penghasilan yang telah
Dikenakan PPh Final
2%
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan
jasa lain selain jasa yang telah dipotong pph pasal
21

24 Haerial - FEB UH
Dasar PengenaanTarif PPh Pasal 23

15
2%
%

DARI JUMLAH BRUTO TIDAK TERMASUK PPN

DPP PPh = DPP PPN

25 Haerial - FEB UH
PPh Pasal 23
Objek Pajak :
PPh 23 1. Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah, Penghargaan, Bonus
2. Sewa, kecuali Sewa Tanah dan Bangunan
3. Jasa Tehnik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultan
4. Jasa Lainnya yang belum dipotong PPh 21

Tarif bagi Rekanan NPWP:


PMK NO. 141/2015
15 % x Penghasilan Bruto berupa
Tentang dividen, bunga, royalti, hadiah,
Jenis Jasa Lain Penghargaan, bonus
UU PPH NOMOR 36
TAHUN 2008 Tarif bagi Rekanan NPWP:
2 % x Penghasilan Bruto atas jasa
seperti sewa, jasa tehnik, jasa
manajemen, jasa konsultan,dan jasa lainnya
Haerial - FEB UH
26
PPh Pasal 23
Objek Pajak :
PPh 23 1. Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah, Penghargaan, Bonus
2. Sewa, kecuali Sewa Tanah dan Bangunan
3. Jasa Tehnik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultan
4. Jasa Lainnya yang belum dipotong PPh 21

Tarif bagi Rekanan Non NPWP:


15 % x 200 % x Penghasilan Bruto
PMK NO. 141/2015
Tentang
berupa dividen, bunga, royalti,
Jenis Jasa Lain hadiah, penghargaan, bonus
UU PPH NOMOR 36 Tarif bagi Rekanan Non NPWP:
TAHUN 2008
2 % x 200% x Penghasilan Bruto
atas jasa seperti sewa, jasa tehnik,
Jasa manajemen, jasa konsultan,
Jasa konstruksi, dan jasa lainnya
Haerial - FEB UH
27
Objek dan Tarif PPh Pasal 23

 Imbalan sehubungan dengan jasa lain,


dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2% (dua
persen) dari jumlah bruto tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai.
 Jumlah bruto adalah:
a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah
penghasilan dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah
jatuh tempo pembayarannya

28 Haerial - FEB UH
b. untuk jasa selain jasa katering adalah seluruh jumlah
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh
tempo pembayarannya, tidak termasuk :
 pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain sebagai imbalan
 pembayaran kepada penyedia jasa atas
pengadaan/pembelian barang atau material yang terkait
dengan jasa yang diberikan;
 pembayaran kepada pihak ketiga yang dibayarkan
melalui penyedia jasa, terkait Jasa yang diberikan oleh
penyedia jasa; dan/atau
 pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan
penggantian (reimbursement) atas biaya yang telah
dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga dalam
rangka pemberian jasa bersangkutan.
Haerial - FEB UH
29
Pembayaran sebagaimana dimaksud huruf b di
atas tidak termasuk dalam jumlah bruto sebagai
dasar pemotongan Pajak Penghasilan sepanjang
dapat dibuktikan dengan :
a. kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan
b. faktur pembelian atas pengadaan/pembelian barang
atau material;
c. faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan
perjanjian tertulis; dan
d. faktur tagihan dan/atau bukti pembayaran yang telah
dibayarkan oleh penyedia jasa kepada pihak ketiga

Haerial - FEB UH
30
Dalam hal tidak terdapat bukti
sebagaimana dimaksud di atas,
jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
23 adalah sebesar keseluruhan
pembayaran kepada penyedia jasa,
tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai.

Haerial - FEB UH
31
PPh Pasal 23

Objek Pajak :
1. Jasa Tehnik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultan
2. Jasa Lainnya yang belum dipotong PPh 21

Tarif bagi Rekanan NPWP:


2 % x Penghasilan Bruto atas jasa

Tarif bagi Rekanan Non NPWP:


100 % (Seratus persen) lebih tinggi dari yang
ber NPWP

Haerial - FEB UH
32
Jasa lain yang menjadi objek Pemotongan
PPh Pasal 23


*tidak termasuk PPN
33 Haerial - FEB UH
Jasa lain yang menjadi objek Pemotongan
PPh Pasal 23

34 Haerial - FEB UH
Jasa lain yang menjadi objek Pemotongan
PPh Pasal 23

35 Haerial - FEB UH
PENGECUALIAN PPh PASAL 23

1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;


2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa
guna usaha dengan hak opsi;
3. Dividen;
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggotanya dan bunga simpanan yg tdk melebihi Rp.240.000 setiap
bulannya yg dibayarkan oleh koperasi kpd anggotanya;
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan yang diatur dengan PMK.

36 Haerial - FEB UH
TATA CARA
PEMOTONGAN
PPh PASAL 23/26

DILAKUKAN PADA SAAT PENGHASILAN


DIBAYARKAN/TERUTANG

BUKTI PEMOTONGAN

F.1.1.33.01
1
2
3

1. UNTUK REKANAN

2. LAMPIRAN SPT MASA


PPh PASAL 23/26
3. ARSIP

37 Haerial - FEB UH
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 23/26

JUMLAHKAN PPh PS.23/26 DALAM BUKTI PEMOTONGAN


SELAMA SATU BULAN TAKWIM

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU KANTOR POS DAN GIRO


DENGAN MENGGUNAKAN SSP

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM BERIKUTNYA SETELAH


BULAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PADA HARI LIBUR, MAKA PENYETORAN


DILAKUKAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA

38 Haerial - FEB UH
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 23/26

MENGISI DENGAN LENGKAP DAN BENAR SPT MASA PPh


PASAL 23/26 RANGKAP 2

LAMPIRAN
• LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PS.23/26
• DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PS.23/26
• LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

KE KPP/KP2KP SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL


20 BULAN BERIKUTNYA

PADA HARI KERJA JIKA JATUH PADA HARI


BERIKUTNYA LIBUR

39 Haerial - FEB UH
CONTOH PEMOTONGAN PPh PASAL 23

PT Tenaga Power merupakan perusahaan penyedia


jasa tenaga kerja. PT Tenaga Power mendapat
kontrak dari PT Bank Untung Terus untuk
menyediakan petugas customer service sebanyak 20
orang dengan mendapat imbalan jasa sebesar
Rp20.000.000,00.
Petugas customer service tersebut selanjutnya
menjadi pegawai PT Bank Untung Terus.
Atas pembayaran yang dilakukan PT Bank Untung
Terus kepada PT Tenaga Power dipotong PPh Pasal
23 oleh PT Bank Untung Terus sebesar:
2% x Rp20.000.000,00 = Rp 400.000,00.

Haerial - FEB UH
40
CONTOH PEMOTONGAN PPh PASAL 23

PT Aman Secure merupakan perusahaan penyedia


tenaga kerja untuk keamanan (satpam).
PT Aman Secure mendapat kontrak penyediaan
tenaga kerja satpam sebanyak 20 orang dari PT Maju
Sejahtera.
Tenaga kerja satpam tersebut tetap merupakan
pegawai PT Aman Secure.
Dalam Kontrak disepakati bahwa pembayaran atas
penyerahan jasa oleh PT Aman Secure dengan
rincian tagihan berupa gaji untuk 20 orang satpam per
bulan sebesar Rp40.000.000,00 dan imbalan atas jasa
penyediaan satpam per bulan sebesar
Rp4.000.000,00.
Haerial - FEB UH
41
Pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa penyedia tenaga kerja
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Atas pembayaran yang dilakukan PT Maju Sejahtera
kepada PT Aman Secure untuk jasa penyediaan satpam
dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Maju Sejahtera setiap
pembayaran per bulan sebesar:
2% x Rp4.000.000,00 = Rp80.000,00
b. Dalam hal tidak ada bukti pendukung, seperti daftar
pembayaran gaji dan kontrak kerja atas rincian tagihan di
atas, maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh
Pasal 23 adalah sebesar Rp44.000.000,00 sehingga PPh
Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Maju Sejahtera atas
pembayaran kepada PT Aman Secure adalah sebesar:
2% x Rp44.000.000,00 = Rp880.000,00

Haerial - FEB UH
42
43
Haerial - FEB UH
Pajak Final

PPh Psl 4 Objek Pajak:


Ayat 2 Persewaan Tanah & Bangunan, Hadiah
Undian, Bunga Simpanan Koperasi,
(PPh Final) Jasa Konstruksi.

BUKTI PEMOTONGAN
PP 29/1996 Jo PP 5/2002
KMK : 120/KMK.03/2002 PPH PASAL 4 AYAT 2:
FORM F1.1.33.12 atas Sewa Tanah/Bangunan
UU PPh NOMOR 36 FORM F1.1.33.16 atas Jasa Konstruksi
TAHUN 2008

Haerial - FEB UH
44
Pajak Final

PPh Psl 4 Objek Pajak:


Persewaan Tanah & Bangunan, Hadiah
Ayat 2 Undian, Bunga Simpanan Koperasi
(PPh Final)

PERSEWAAN TANAH/BANGUNAN
PP 29/1996 Jo PP 5/2002
KMK : 120/KMK.03/2002 Tarif :
UU PPH NOMOR 36 10% dari Nilai sewa tanah/bangunan
TAHUN 2008 (Pemilik = WP Orang Pribadi atau Badan)

Haerial - FEB UH
45
TARIF PPh FINAL – JASA KONSTRUKSI
(PP 51/2008 Juncto PP 40/2009)
KUALIFIKASI USAHA
LAINNYA
KEGIATAN TIDAK (SELAIN KECIL
KECIL MEMILIKI DAN TIDAK
MEMILIKI)
PELAKSANAAN 2% 4% 3%
PERENCANAAN 4% 6% 4%
PENGAWASAN 4% 6% 4%
CATATAN:
LOGO SELURUH TARIF DI ATAS DIKENAKAN PPH YANG BERSIFAT FINAL

www.themegallery.com
46
Haerial - FEB UH
Pajak Final

Pendapatan bunga yang berasal


PPh Final dari Bank
Objek Pajak :
1. Bunga deposito dan tabungan, serta diskonto
SBI, kecuali :
PP 51/1994 Jo PP131/2000
a. Jml Tabungan diskonto tidak melebihi Rp 7,5 jt
KMK : 51/KMK. 04/2001
b. Bunga & diskonto yg diterima Bank
c. Bunga & diskonto yg diterima dana pensiun
UU PPH NOMOR 36 d. Bunga pada Bank yang ditunjuk pemerintah
TAHUN 2008 Dari pemilikan RS, RSS.
2. Bunga yg melalui Bank Indonesia / cab Bank Luar
Negeri.

a. 20% x Bruto terhadap WP DN dan BUT


b. 20% x Bruto atau dengan tarif berdasar P3B,
untuk WP LN

Haerial - FEB UH
47
Pajak Final

Hadiah Undian
PPh Final
Objek Pajak :
PP 132/2000 Hadiah dengan nama dan dalam bentuk
Kep 395/PJ/2001 apapun yang diberikan melalui undian

Tarif : 25% x jumlah bruto hadiah undian


(berupa nilai uang atau nilai
pasar jika berbentuk barang)

Haerial - FEB UH
48
Pajak Final
PENGALIHAN HAK
ATAS TANAH/ BANGUNAN
PPh Final
Objek Pajak :
PP 48/1994 JO Pengalihan hak atas tanah dan / atau
PP 71/2008 bangunan

Tarif : 2,5% x jumlah bruto pengalihan


1% x jumlah bruto pengalihan
(RS & RSS)

Haerial - FEB UH
49
JUMLAH BRUTO
NILAI PENGALIHAN

NILAI TERTINGGI
ANTARA
NILAI BERDASARKAN

AKTA NJOP
TANAH DAN/ATAU
PENGALIHAN HAK BANGUNAN

CATATAN
JUMLAH BRUTO TDK TERMASUK PPN DAN BIAYA NOTARIS
ATAU PEJABAT YG BERWENANG MENERBITKAN AKTA

50 Haerial - FEB UH
WP BADAN WP OP

YANG MENGALIHKAN HAK


ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
PENGALIHAN KEPADA PIHAK
SELAIN PEMERINTAH

JUMLAH BRUTO NILAI PENGALIHAN


KURANG DARI Rp 60 jt

PENGHASILAN PENGHASILAN
LAINNYA LAINNYA
MELEBIHI TDK MELEBIHI
PTKP PTKP

DISETOR SENDIRI DENGAN TIDAK


SSP FINAL KE BANK
PERSEPSI ATAU
TERUTANG
KANTOR POS PPh

SELAMBAT-LAMBATNYA
PPh 5% dari jumlah
AKHIR TAHUN TAKWIM Bruto NilaiPengalihan
YANG BERSANGKUTAN
(BERSIFAT FINAL)
51 Haerial - FEB UH
Haerial - FEB UH

Contoh Pemotongan
Atas pengadaan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi yang dilakukan oleh
PPh Final Pengusaha yang memiliki kualifikasi
sebagai usaha kecil dengan nilai jasa
sebesar Rp.500.000.000,- dan PPN
sebesar Rp.50.000.000,-

Nilai Jasa Rp.500.000.000


PPN Rp. 50.000.000
Total tagihan Rp.550.000.000
Terhadap Rekanan Non NPWP:
Terhadap Rekanan NPWP:
PPh Psl 4=
PPh Psl 4= 2% x Rp.500 jt = Rp.10 jt
2%x200%xRp.500 jt = Rp.20 jt
PPN 10% = Rp.50 jt
PPN 10% = Rp.50 jt
Total pemotongan =Rp.60 jt
Total pemotongan =Rp.70 jt
Dibayar kpd Rekanan= Rp.490 juta
Dibayar kpd Rekanan= Rp.480 juta
52
Pemungutan, Penyetoran & Pelaporan
PPh Pasal 4 (2)

Uraian Setor dan Lapor


Secara umum, obyek PPh Pasal Setor tanggal 10 bulan
4 (2) berikutnya Lapor tgl 20 bulan
berikutnya

Atas pemotongan PPh Pasal 4 (2), wajib membuat


Bukti pemotongan PPh Pasal 4 (2)
Penyetoran PPh Pasal 4 (2) menggunakan SSP berdasarkan bukti
pemotongan PPh pasal 4 (2)
Pelaporan PPh Pasal 4 (2) menggunakan SPT Masa PPh Pasal 4 (2)
Form F1.1.32.04

53 Haerial - FEB UH
Terima kasih

Haerial - FEB UH 54

Anda mungkin juga menyukai