Disusun oleh:
Kelompok 4
Laporan keuangan wajib merupakan bagian terpenting dari proses pelaporan keuangan.
Meskipun telah mengenal laporan keuangan-khususnya laporan tahunan-terdapat laporan
keuangan wajib penting lainnya yang perlu dikaji oleh analis. Berikut pembahasan tiga kategori
laporan tersebut pada bagian ini: laporan keuangan, pengumuman laba, dan laporan wajib
lainnya.
Laporan Keuangan
Sebenarnya, laporan tahunan bukanlah dokumen yang sifatnya wajib. Laporan tahunan ini
sering berfungsi untuk mempublikasikan produk, jasa, dan pencapaian perusahaan kepada
pemegang saham dan pihak lain. Dokumen wajib yang serupa dengan laporan tahunan adalah
Form 10-K, di mana perusahaan publik harus mengajukan ke SEC. Laporan tahunan tersebut
meliputi sebagian besar informasi dalam Form 10-K. Namun, karena Form 10 K biasanya berisi
informasi relevan yang tidak terdapat dalam laporan tahunan, maka laporan tahunan adalah
praktik yang baik untuk memperoleh salinannya secara berkala. Form 10-K saat ini dan masa
lalu-serta pengajuan peraturan lainnya-dapat diunduh dari EDGAR di situs web SEC
(www.sec.gov).
Perusahaan juga mewajibkan untuk mengajukan Form 10-Q secara triwulanan ke SEC untuk
melaporkan beberapa informasi keuangan. Hal ini sangat penting untuk mengacu pada Form
10-Q agar informasi tepat waktu. Sayangnya, sebagian besar perusahaan merilis informasi
triwulanan yang sangat singkat, sehingga akan membatasi nilainya. Pada saat menganalisis
informasi triwulanan, perlu mengakui dua faktor penting sebagai berikut.
Laporan keuangan tahunan dan triwulanan/kuartalan dibuat untuk publik hanya setelah laporan
keuangan tersebut disusun dan diaudit. Jeda waktu ini biasanya berkisar satu hingga enam
minggu. Namun, perusahaan hampir selalu merilis informasi ringkasan penting kepada publik
terlebih melalui pengumuman laba (earnings announcement). Pengumuman laba dibuat untuk
trader di bursa efek melalui pita lebar dan sering kali dilaporkan di media keuangan seperti The
Hall Street Journal. Pengumuman laba menyediakan informasi ringkasan penting mengenai
posisi dan kinerja perusahaan baik untuk periode triwulanan maupun tahunan.
Meskipun laporan keuangan menyediakan informasi terperinci yang sangat bermanfaat dalam
analisis, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan reaksi harga saham langsung terhadap
informasi keuangan triwulanan (setidaknya pada laba) terjadi pada tanggal pengumuman laba
bukannya ketika laporan keuangan lengkap dirilis. Ini berarti investor kemungkinan tidak akan
memperoleh keuntungan dengan menggunakan informasi ringkasan yang sebelumnya dirilis.
Informasi terperinci dalam laporan keuangan dapat dianalisis untuk memberikan pandangan
tentang kinerja dan prospek masa depan perusahaan yang tidak tersedia dari informasi
ringkasan pada pengumuman laba.
Akhir-akhir ini, perusahaan telah memfokuskan perhatian kepada investor mengenai laba pro
forma (pro forma earnings) pada pengumuman laba mereka. Dimulai dengan laba GAAP dari
operasi yang dilanjutkan (tidak termasuk operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan
perubahan prinsip akuntansi), pos peralihan/ transisi tambahan (terutama, beban restrukturisasi)
tetap ada pala laba dari operasi yang dilanjutkan saat ini secara rutin dikeluarkan dalam
perhitungan laba pro forma. Selain itu, perusahaan juga tidak memasukkan beban-beban yang
berasal dari akuisisi, beban kompensasi dalam bentuk opsi saham, laba (rugi) dari investee
dengan metode ekuitas, pengeluaran penelitian dan pengembangan, dan lainnya. Perusahaan
menandang sasaran perumusan kembali (reformulasi) ini sebagai laba penyediaan komunitas
analis dengan angka laba yang lebih mendekati laba "inti" di luar dari beban peralihan dan
nonoperasi, yang harus memiliki tingkat relevansi yang tinggi untuk menentukan harga saham.
Dampak umum dari laba pro forma seharusnya dapat menghilangkan pos peralihan
untuk meningkatkan daya banding tahun ke tahun. Meskipun hal ini mungkin dapat dibenarkan
berdasarkan laba yang dihasillkan memiliki kemampuan prediksi yang lebih besar, informasi
penting telah hilang dalam proses. Akuntansi sangat berguna dalam melaporkan seberapa
efektif kepengurusan manajemen berkecimpung dalam modal yang diinvestasikan.
Penghapusan aset, liabilitas akrual, dan beban lain yang dihilangkan dalam proses ini dapat
mencerminkan hasil keputusan investasi yang buruk atau manajemen yang buruk atas modal
yang diinvestasikan perusahaan, Investor seharusnya tidak membabi buta menghilangkan
informasi yang terkandung dalam pos tidak berulang, atau "noninti," dengan hanya berfokus
pada laba pro forma. Definisi sistematis dari laba operasi dan format laporan laba rugi standar
mungkin menawarkan klarifikasi yang sangat membantu, tetapi itu tidak harus menjadi
pengganti untuk uji tuntas (idue diligence) dan pemeriksaan menyeluruh atas catatan kaki yang
merupakan analisis laporan keuangan komprehensif.
Laporan Wajib Lainnya
Selain laporan keuangan, perusahaan harus mengajukan laporan lain dengan SEC. Beberapa
laporan yang lebih penting adalah pernyataan proxy (proxy statememt), yang harus dikirim
bersama dengan pemberitahuan rapat tahunan pemegang saham; Form-8K, yang harus
diajukan untuk melaporkan kondisi yang tidak biasa seperti perubahan auditor, dan prospektus
(praspectus), yang harus dilampirkan aplikasi untuk penawaran ekuitas. Tampilan 2-1 memuat
daftar laporan wajib utama beserta isinya.
Komponen utama laporan keuangan adalah informasi akuntansi keuangan. Meskipun sebagian
informasi akuntansi keuangan ditentukan oleh GAAP, penentu lainnya adalah pembuat laporan
(manajer) serta mekanisme pengawasan dan pelaksanaan aturan yang memastikan kualitas
dan integritas.
Laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP, yang merupakan aturan dan pedoman
akuntansi keuangan. Aturan ini menentukan kebijakan pengukuran dan pengakuan seperti
bagaimana aset diukur, kapan terjadinya liabilitas, kapan pendapatan dan keuntungan diakui,
serta kapan terjadinya beban dan kerugian. Aturan tersebut juga menyebutkan informasi apa
yang harus disediakan pada catatan atas laporan keuangan. Pengetahuan mengenai prinsip
akuntansi ini sangat penting untuk analisis laporan keuangan yang efektif.
Pembahasan akan mengacu pada dua perangkat GAAP: (1) US GAAP, yang mengacu pada
aturan dan praktik yang saat ini digunakan di Amerika Serikat; dan (2) IFRS. yang mengacu
pada aturan dan prinsip yang ditetapkan oleh International Accounting Standards Board dan
diadopsi oleh sebagian besar negara di luar Amerika Serikat. Terdapat banyak kesamaan
antara kedua bentuk GAAP ini, tetapi ada beberapa perbedaan yang signifikan. Demikian pula,
ketika US GAAP sangat terperinci dengan banyak aturan dan peraturan khusus, IFRS
cenderung lebih berorientasi pada prinsip dengan pedoman yang tidak terlalu terperinci.
US GAAP. Penetapan standar akuntansi di Amerika Serikat merupakan tanggung jawab sektor
swasta, yang memiliki hubungan erat dengan profesi akuntansi. Financial Accounting Standards
Board (FASB)-DewanStandar Akuntansi Keuangan (DSAK)- saat ini berfungsi sebagai badan
yang menetapkan standar akuntansi. Aturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh FASB disebut
Statements of Financial Accounting Standards (SFAS)-Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Standar ini, bersama dengan standar yang dikeluarkan oleh dewan standar
yang ada sebelum FASB, menjadi dasar di mana US GAAP ditentukan. Selain standar ini, US
GAAP juga meliputi pernyataan, opini, interpretasi, dan pedoman praktik lainnya. Dewan
standar lain seperti American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)dan Securities
and Exchange Commission (SEC) juga membantu menentukan US GAAP. Saat ini FASB telah
mengodifikasikan standar akuntansi berdasarkan bidang topik sehingga semua aturan terbaru
untuk topik tertentu tersedia pada satu tempat. Terkadang pengodifikasian akan mengacu pada
kode-kode yang terdapat dalam FASB dan sangat jarang mengacu pada SFAS tertentu.
FASB memiliki tujuh anggota penuh waktu, yang mewakili berbagai kelompok kepentingan
seperti para investor, manajer, akuntan, dan analis. Sebelum mengeluarkan standar, FASB
mengeluarkan memorandum pembahasan untuk mendapat tanggapan publik. Tanggapan
tertulis diajukan ke dewan standar, dan tanggapan lisan dapat diumumkan pada dengar
pendapat (public hearings) yang secara umum terlebih dahulu dikeluarkan Exposure Draft dari
standar yang diusulkan. Setelah eksposur lebih lanjut dan komentar, FASB biasanya
menerbitkan versi akhir SFAS. Dewan standar juga terkadang mengeluarkan interpretasi atas
pernyataan standar, Penetapan standar oleh FASB merupakan proses politik, dengan
meningkatnya partisipasi oleh pengguna laporan keuangan. Dari sudut pandang analisis,
proses politik ini sering menghasilkan standar yang merupakan solusi kompromi yang secara
singkat memerlukan informasi paling relevan.
Meskipun FASB menentukan standar akuntansi, FASB tidak memiliki otoritas legal untuk
memberlakukan standar ini. Otoritas legal untuk memberlakukan US GAAP berada pada SEC.
SEC merupakan badan pemerintah yang independen yang menatausahakan Securities Acts
tahun 1933 dan 1934. Undang-undang ini berhubungan dengan pengungkapan terkait
penawaran saham kepada publik. SEC memainkan peran penting dalam meregulasi
pengungkapan informasi oleh perusahaan dengan efek yang diperdagangkan publik (publicly
traded securities) maupun dalam memonitor dan menegakkan kepatuhan praktik-praktik yang
diterima. SEC dapat mengganti, memodifikasi, atau memperkenalkan pelaporan akuntansi dan
persyaratan pengungkapan. SEC dapat dipandang sebagai otoritas final pada pelaporan
keuangan di Amerika Serikat. Akan tetapi, SEC menghargai profesi akuntansi dan memahami
kesulitan-kesulitan dalam mengembangkan standar akuntansi yang dapat diterima. Akibatnya,
SEC jarang menggunakan otoritas peraturannya. Namun demikian, SEC menjadi semakin
agresif dalam memodifikasikan standar FASB.
Tidak seperti US GAAP, IFRS cenderung lebih berbasis prinsip. Iní berarti bahwa IFRS
cenderung lebih konseptual dan kurang memberikan pendekatan "cookbook" untuk
mengimplementasikan aturan akuntansi. Aturan IFRS tidak berbeda dengan US GAAP, dengan
sedikit pengecualian. FASB saat ini sedang terlibat dalam proyek bersama dengan IASB yang
pada akhirnya bertujuan menghilangkan seluruh perbedaan di antara kedua standar tersebut.
Seperti halnya US GAAP, IFRS juga diatur oleh serangkaian pernyataan. Pernyataan ini dibagi
menjadi dua kategori, yaitu pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya oleh International
Accounting Standards Board (IASB) dan standar yang merupakan bagian dari International
Financial Reporting Standards (IFRS). Kita akan sesekali mengacu pada pernyataan tersebut.
Manajer
Pihak yang paling bertanggung jawab atas pelaporan keuangan yang wajar dan akurat terletak
pada manajer, Manajer memiliki kendali tertìnggi atas integritas sistem akuntansi dan catatan
keuangan yang membentuk laporan keuangan. Dengan mengakui kenyataan ini, Sarbanes-
Oxley Act tahun 2002 mengharuskan CEO untuk menyatakan secara pribadi akan akurasi dan
kebenaran laporan keuangan.
Seperti yang diketahui, penilaian sangat diperlukan dalam menentukan jumlah laporan
keuangan. Meskipun standar akuntansi mengurangi subjektivitas dan arbitrase dalam penilaian
ini, tetapi subjektivitas dan arbitrase tersebut tidak dapat seluruhnya dihilangkan.
Manajer juga dapat memengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung melalui pengaruh
kolektif pada proses penetapan standar. Manajer merupakan kekuatan utama dalam
menentukan standar akuntansi. Manajer juga memberikan kekuatan penyeimbang pada
permintaan pengguna dalam penetapan standar. Meskipun para pengguna memfokuskan pada
manfaat standar baru atau pengungkapan, para manajer berfokus pada biayanya. Secara
khusus, manajer akan menentang standar yang (1) mengurangi laba yang dilaporkan, (2)
meningkatkan volatilitas laba, atau (3) mengungkapkan informasi kompetitif mengenai segmen,
produk, atau rencana.
Mekanisme pengawasan dan pelaksanaan dapat memastikan keandalan dan integritas laporan
keuangan. Beberapa di antaranya, seperti SEC, ditetapkan melalui undang- undang.
Mekanisme lainnya, seperti pengauditan, berkembang sepanjang waktu. Pentingnya
mekanisme ini bagi kredibilitas dan kelangsungan pelaporan keuangan tidak dapat terlalu
ditekankan.
Auditor. Audit eksternal merupakan mekanisme penting untuk membantu memastikan kualitas
dan keandalan laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan perusahaan publik harus diaudit
oleh akuntan publik bersertifikat (certified public accountant-CPA) yang independen. Hasil audit
adalah laporan auditor, yang menjadi bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan.
Inti dari laporan audit adalah opini audit (audit opinion). Auditor dapat (1) mengeluarkan opini
bersih (clean opinior:) atau opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (2)
mengeluarkan satu atau lebih jenis opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), atau (3)
tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Securities and Exchange Commission. SEC memainkan perak aktif dalam pengawasan dan
pelaksanaan standar akuntansi. Seluruh perusahaan publik harus menyerahkan laporan
keuangan auditan (10-K dan 10-Q) ke SEC. Staf SEC memeriksa laporan ini untuk memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan, termasuk kepatuhan pada standar akuntansi.
Tindakan penegakan aturan terhadap perusahaan dan manajernya berkisar pada penyajian
kembali laporan keuangan hingga denda dan hukuman penjara.
Proses Pengadilan (Litigasi). Pengawasan penting lainnya terhadap manajer (dan auditor)
adalah ancaman litigasi. Jumlah kerusakan yang terkait dengan penyimpangan akuntansi yang
dibayar oleh perusahaan, manajer, dan auditor dalam dekade terakhir diperkirakan mencapai
milyaran dollar.
Laporan keuangan sudah lama dianggap sebagai satu sumber utama informasi bagi pengguna.
Akan tetapi, laporan keuangan semakin lama semakin bersaing dengan sumber informasi
alternatif lainnya. Salah satu sumber utama informasi alternatif adalah prakiraan dan
rekomendasi para analis. Dibagian ini akan dibahas berbagai sumber informasi utama, yaitu:
Mereka dianggap melakukan sedikitnya satu atau lebih dari empat fungsi berikut.
Keandalan (reliability) agar informasi dapat diandalkan maka informasi tersebut harus dapat
diverifikasi, disajikan secara jujur, dan netral. Kemampuan memverifikasi berarti bahwa
informasi tersebut dapat dikonfirmasi.
Kualitas informasi akuntansi yang diinginkan berfungsi sebagai kriteria konseptual untuk prinsip
akuntansi.
Akuntansi Akrual
Akuntansi modern mengadopsi basis akrual atas dasar arus kas yang lebih primitif.
Berdasarkan akuntansi akrual, pendapatan diakui ketika diterima dan beban diakui ketika terjadi,
tanpa memerhatikan apakah kas tersebut diterima atau dibayarkan.
Secara tradisional, akuntansi telah menggunakan konsep biaya historis (historical cost) untuk
mengukur dan mencatat nilai aset dan liabilitas. Biaya historis merupakan biaya dari transaksi
aktual yang telah terjad di masa lalu, sehingga akuntansi biaya historis juga mengacu pada
akuntansi berbasis transaksi. Menyadari adanya keterbatasan pada akuntansi historis, para
pembuat standar akuntansi semakin bergerak menuju bentuk alternatif pencatatan nilai aset
atau liabilitas berdasarkan konsep nilai wajar (fair value). Secara garis besar, akuntansi nilai
wajar merupakan estimasi nilai ekonomis terkini dari aset atau liabilitas. Apabila terdapat pasar
dari aset tersebut, nilai wajarnya adalah nilai pasar terkini dari aset tersebut.
Materialitas
Konservatisme
Akuntansi untuk aktivitas bisnis tidak sempurna dan memiliki keterbatasan. Mudah untuk
memfokuskan pada ketidaksempurnaan dan keterbatasan ini. Akan tetapi, tidak ada pengganti
yang sebanding. Akuntansi keuangan masih tetap merupakan satu-satunya sistem yang
relevan dan andal untuk mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas aktivitas bisnis.
Prakiraan, laporan dan rekomendasi analis bersama dengan sumber informasi alternatif
lainnya adalah pesaing utama bagi informasi akuntansi. Apa saja keunggulan yang
ditawarkan oleh sumber-sumber alternatif ini. Kita dapat mengidentifikasi tiga hal berikut
ini :
1. Ketepatan waktu. Laporan keuangan dibuat setiap triwulan dan biasanya diterbitkan
tiga sampai enam minggu setelah berakhirnya triwulan tersebut.
2. Frekuensi. Frekuensi erat kaitanya dengan ketepatan waktu. Laporan keuangan dibuat
secara periodik, khusunya setiap triwulan.
3. Berpandangan ke depan. Sumber informasi alternatif, khusunya laporan dan prakiraan
analis, menggunakan banyak informasi yang berpandangan kedepan. Laporan
keuangan memuat prakiraan yang terbatas.
Laporan keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Para pendukung bisnis
akrual sangat meyakini bahwa akuntansi akrual lebih unggul dibandiingkan akuntansi kas,
baik untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan. Akuntansi akrual menimbulkan respon
yang sama kuat dari para pengkritiknya. Akuntansi akrual merupakan campuran dari aturan
yang kompleks dan tidak sempurna yang mengaburkan tujuan laporan keuangan-
menyediakan informasi tentang arus kas dan kapasitas penghasil kas. Bagi para pengkritik
yang ekstrem, akuntansi akrual merupakan pengalih perhatian yang memperlemah proses
penyebaran informasi.
Bagian ini menyajikan evaluasi kritis mengenai akuntansi akrual. Kita akan membahas
relevansi dan pentingnya akrual, kelemahan dan keterbatasannya, dan implikasi dari
perdebatan akrual versus arus kas untuk analisis laporan keuangan. Tujuannya bukan
untuk memihak salah satu sisi dalam pendebatan ini. Kita meyakini bahwa arus kas dan
akrual memberikan tujuan yang berbeda dan bahwa keduannya penting untuk analisis
keuangan.
Perbedaan akuntansi akrual dengan akuntansi kas akan dijelaskan dengan sebuah
ilustrasi. Misalkan anda memutuskan untuk menjual kaos sablon seharga $10 per buah.
Penelitian menujukkan bahwa dapat membeli kaos polos seharga $5 per buah.
Penyablonan akan memerlukan sebuah front-end dengan biaya tetap sebesar $100 untuk
screen dan biaya lainnya sebesar $0,75 per sablon. Promosi awal anda menghasilkan
pesanan untuk 100 potong kaos. Selanjutnya menginvestasikan uang sebesar $700 dalam
usaha bersama tersebut, membeli kaos polos dan screen dan mendapat kaos sablon
(pemasok mengharuskan anda membayar semua biaya secara tunai).
Pada catatan akuntansi kas menunjukkan bahwa mengalamim kerugian uang. Namun
saldo kas menegaskan kerugian sebesar $425. Artinya memulai usaha dengan $700 dan
sekarang memiliki kas sebesar $275 – jelas, terjadi arus kas keluar neto sebesar $425.
Oleh karena itu harus mengkaji kembali keputusan untuk melanjutkan bisnis ini.
Konsep Awal
Fitur menarik tentang arus kas adalah kemudahannya. Arus kas dihitung secara
langsung. Arus kas merupakan suatu yang berwujud dan pasti. Arus kas seperti tampak hal
yang nyata – bukan hasil kreasi metode akuntansi. Akan tetapi, mengukur kapasitas
penghasil kas perusahaan, penggunaan, arus kas sangat terbatas. Sebagian besar
transaksi bisnis dilakukan secara kredit. Perusahaan menginvestasikan dananya untuk
persediaan dan aset jangka panjang, manfaatnya akan terjadi selama beberapa periode
mendatang. Akuntansi arus kas tidak dapat memberikan gambaran yang relevan mengenai
kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan.
Proses Akrual – Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban. Akuntansi akrual terdiri
dari dua prinsip dasar, pengakuan pendapatan dan pengaitan beban, yang mengarahkan
perusahaan mengenai kapan harus mengakui pendapatan dan beban :
1. Pengakuan Pendapatan. Pendapatan diakui ketika diterima maupun direalisasi atau
dapat direalisasi. Pendapatan diterima ketika perusahaan menyerahkan produk atau
jasanya. Hal ini bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi
ketika kas diperoleh atas produk atau jasa yang diserahkan.
2. Pengaitan beban. Akuntansi akrual menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan
pendapatan yang bersesuaian dengan beban tersebut. proses pengaitan ini berbeda
untuk dua jenis utama beban. Beban yang muncul dalam produksi suatu produk atau
jasa yang disebut dengan biaya produk diakui ketika produk atau jasa tersebut
diserahkan.
Akrual jangka pendek mengacu pada perbedaan waktu jangka pendek antara laba dan arus kas
yang menyebabkan pos modal kerja pada laporan posisi keuangan (aset lancar dan liabilitas
jangka pendek) dan disebut dengan akrual modal kerja. Akrual jangka pendek muncul terutama
dari persediaan dan transaksi kredit yang menimbulkan semua jenis piutang dan utang seperti
debitur dan kreditur perdagangan, biaya dibayar dimuka, dan penerimaan uang muka. Akrual
jangka panjang muncul dari kapitalisasi. Kapitalisasi asset adalah proses
menunda/menangguhkan biaya yang dikeluarkan pada periode berjalan yang manfaatnya
diharapkan pada periode mendatang. Proses ini menyebabkan asset jangka panjang seperti
pabrik, mesin, dan goodwill.
Keunggulan akuntansi akrual dibandingkan arus kas ini muncul karena laporan laba rugi dan
posisi keuangan berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur kapasitas penghasil kas saat ini
dan masa depan perusahaan
Keunggulan akrual dalam memberikan informasi yang relevan mengenai kinerja dan kondisi
keuangan perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa depan, sebagai berikut.
Kinerja keuangan
Kondisi keuangan
Prediksi arus kas masa depan
Kritik atas akuntansi akrual menentang keandalan yang rendah dan lebih menyukasi arus kas
yang andal. Para pendukung akrual menegaskan relevansi tambahan dari akuntansi akrual
dalam mengompensasi untuk rendahnya keandalan tersebut. Mereka juga mengarahkan
adanya mekanisme kelembagaan, seperti GAAP dan audit, yang memastikan setidaknya
keandalan minimum yang dapat diterima.
Perbedaan utama antara akuntansi akrual dengan akuntansi arus kas adalah ketepatan waktu
dalam mengakui aktivitas bisnis. Laba akrual mengakui pengaruh sebagian besar aktivitas
bisnis secara lebih tepat waktu. Untuk membuktikannya, lihat hubungan antara imbal hasil
saham, laba neto, dan arus kas operasi selama horizon waktu yang berbeda. Jika
mengasumsikan harga saham menyita pengaruh aktivitas bisnis secara tepat waktu, maka
hubungan antara imbal saham dengan ukuran kinerja alternative mencerminkan ketepatan
waktu dari ukuran-ukuran ini.
Akuntansi akrual telah tertanam dalam bisnis modern. Akuntansi akrual lebih unggul
dibandingkan dengan akuntansi kas dalam mengukur kinerja dan kondisi keuangan, serta
dalam memprakirakan arus kas masa depan. Namun, akuntansi akrual tetap memiliki
keterbatasan. Berikut ini adalah mitos dan kebenaran akuntansi akrual maupun akuntansi kas.
Akrual dan Arus Kas-Mitos. Ada beberapa mitos dan kesalahpahaman tentang akuntansi
akrual, laba, dan arus kas:
Dikarenakan nilai perusahaan tergantung pada arus kas masa depan, hanya arus kas ini
yang relevan untuk penilaian. Meskipun nilai perusahaan tergantung pada arus kas
masa depan, tidak ada alasan untuk mengaitkan arus kas kini dengan arus kas masa
depan. Laba kini (current income) merupakan alat prediksi yang lebih baik menjelaskan
harga saham dibandingkan arus kas.
Semua arus kas memiliki nilai yang relevan. Banyak jenis arus kas yang tidak
memengaruhi nilai perusahaan, misalnya kas dari pelunasan piutang pelanggan.
Arus kas tidak dapat dimanipulasi, padahal arus kas lebih mudah dimanipulasi
dibandingkan laba.
Semua laba dimanipulasi. Memang beberapa manajer melakukan manipulasilaba
namun banyak pula yang melaporkan laba yang sesungguhnya
Tidak mungkin untuk terus menerus meningkatkan laba untuk jangka panjang.
Arus kas lebih andal dibandingkan akrual karena tidak mudah dimanipulasi.
KONSEP LABA
Hal yang paling cukup krusial dalam akuntansi akrual adalah konsep laba
dan perbedaannya dengan arus kas. Laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitasoperasi
usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam keuangan. Labamerupakan informasi
perusahaan paling diminati dalam pasar uang.Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi.
Hal ini disebabkan akuntan menggunakan kriteria berbeda untuk menentukan laba. Berikut
akan dijelaskan mengenai laba ekonomi dengan laba akuntansi :
Laba Ekonomi
Laba ekonomi biasanya ditentukan dengan cara arus kas ditambah dengannilai sekarang dari
prediksi arus kas masa depan, khususnya dipresentasikandengan perubahan nilai pasar aset
usaha. Laba ekonomi berguna jika tujuananalisis adalah menentukan tingkat pengembalian
yang tepat
kepada pemegang saham untuk periode tertentu. Dengan kata lain, laba ekonomimerupakan
indikator final atas kerja perusahaan.
Laba Permanen
Laba operasi
Konsep alternatif yang lain adalah laba operasi yang merujuk pada laba yangtimbul dari
kegiatan operasi perusahaan. Laba operasi merupakan pentingdalam penilaian kepentingan
yang timbuldari tujuan keuangan perusahaanuntuk memisahkan kegiatan operasi usaha dari
kegiatan keuangan.labaoperasi mungkin untuk memasukkan komponen yang tidak berulang
terjadiseperti biaya restrukturisasi. Sementara komponen yang sering terjadi seperti beban
bunga dikeluarkan dari laba operasi.
Laba akuntansi ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual. Laba akuntansi juga
mengalami masalah pengukuran, sehingga mengurangikemampuannya dalam mencerminkan
realitas ekonomi. Konsekuesinya, tugasutama analissi laporan keuangan adalah menyesuaikan
laba akuntansi, sehinggamerefleksikan alternatif konsep ekonomi atass laba dengan lebih baik.
Tujuan akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba
adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Dua kondisiwajib untuk dapat diakui
adalah bawa pendapatan :
Laba akuntansi berupaya untuk menangkap elemen dari laba permanen dan laba ekonimi,
tetapi memliki kesalahan pengukuran. Ada tiga komponen dalam melihat laba akutansi.
Dalam menyesuaikan laba akuntansi untuk menentukan laba ekonomi maka perlu mengadopsi
pendekatan yang memasukkan (inklusif) semua komponen laba apakah berulang (recurring)
atau tidak berulang (nonrecurring). Salah satu cara untuk melihat laba ekonomi adalah
perubahan neto pada kekayaan pemegang saham yang timbul dari sumber nonpemilik.
Sehingga kekayaan tersebut mencakup semua yang menyangkut perubahan kekayaan bersih
pemegang saham.
Pada saat menentukan laba operasi, analisis yang bertugas sering memulai dengan
menentukan laba inti dimana mereka tidak memasukkan komponen laba nonoperasi seperti
beban bunga. Untuk tujuan konsistensi, laba operasi mengacu pada laba yang dihasilka – yaitu
dari aktivitas bisnis bukan dari fungsi perbendaharaan, tanpa memperhatikan berulang atau
tidak berulang. Oleh karena itu, dimensi laba operasi/nonoperasi dan berulang atau tidak
berulang harus dilihat untuk mengklasifikasikan laba sebagai komponen yang berdiri sendiri
atau saling terpisah dari yang lain.
Yang dimaksud dengan akuntansi nilai wajar adalah (jumlah aset yang dapat dipertukarkan,
atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk transaksi
lengan panjang; (2) estimasi nilai seluruh aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi
yang digunakan untuk mengkonsolidasi laporan keuangan kedua perusahaan; (3) dalam pasar
berjangka, nilai wajar adalah harga ekuilibrium untuk kontrak berjangka.
Ada perbedaan yang sangat mencolok dalam laporan keuangan yang disusun pada kedua
model ini. Berikut ini beberapa berbedaan mendasar antara kedua model tersebut.
Dalam arti luas, nilai wajar berarti nilai pasar. Nilai wajar digunakan (bukan hanya
menggunakan “ nilai pasar” ) karena jika pasar primer tidak ada untuk aset tau liabilitas dimana
harga pasar bisa mudah ditemukan, orang masih bisa memperkirakan “ nilai wajar” dengan
mengacu pasar sekunder atau melalui penggunaan teknik penilaian. Oleh karena itu
Ada lima aspek mengenai definisi nilai wajar yang perlu diperhatikan.
1. Pada tanggal pengukuran
2. Transaksi hipotesis
3. Transaksi teratur
4. Pengukuran berbasis pasar
5. Harga keluar.
Hierarki Input
Standar untuk menetapkan hierarki input nilaiwajar (asumsi untuk membentuk dasar
untuk memperoleh estimasi nilai wajar) ada 2 (dua) yaitu :
1. Input yang diobservasi : dimana harga pasar diperoleh dari sumber independent pada
perusahaanpelapor
2. Input yang tidakdapatdiobservasi : dimana nilai wajar ditentukan dengan asumsi yang
diberikan oleh perusahaan pelapor karena asset atau liabilitas tidak diperdagangkan.
a. Input level 1 :harga saham kuotasian di pasar aktif untuk asset atau liabilitas yang
identic yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran
b. Input level 2 : harga kuotasian dari harga pasar aktif untuk asset atau liabilitas yang
serupa tetapi tidak identic atau identic dipasar yang tidakaktif.
c. Input level 3 :input yang tidak dapat diobervasi dan digunakan ketika asset atauliabilitas
tidak diperdagangkan atau ketika substitusi yang diperdagangkan tidak dapat
diklarifikasi.
SFAS 157 mengatur pengungkapancatatan kaki dimanainformasi yang terkait level
input yang digunakan untuk menentukan nilai wajar harus dilaporkan. Seorang analis
dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi tingkatkean
dalanjumlahnilaiwajar yang diakui.
Teknik Penilaian
Teknik penilaian yang tepa ttergantung pada ketersediaan input data. Sebelum
Teknik dipilih, maka harus digunakan secara konsisten. Ada tiga pendekatan dasar
untukpenilaian adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan
pasar :menggunakanhargabaiksecaralangsungatautidaklangsungdaritransaksi pasar
yang sebenarnya.
b. Pendekatan penghasilan :nilai wajar diukur dengan mendiskontokan harapan arus kas
(ataulaba) masa depan untuk periode berjalan.
c. Pendekatan biaya : digunakan untuk menentukan biaya pengganti saat in iuntuk asset,
yaitu dengan menentukan biaya untuk menggantikan kapasitas manfaat yang tersisadari
suatu asset.
ImplikasiAnalisis
Adopsi akuntansi nilai wajar memiliki implikasi yang signifikan bagianalisis laporan
keuangan. Peralihan menuju akuntansi nilai wajar telah menimbulkan perdebatan yang
intens. Keunggulan utama dari akuntansi nilai wajar adalah sebagai berikut :
Sedangkan untuk kelemahn dari akuntansi nilai wajar adalah sebagai berikut :
Oleh karena dampak yang mendalam pada akuntansi nilai wajar terhadap laporan
keuangan, ini akan memengaruhi bagaimana perlakuan dalam membuat laporan
keuangan. Ada beberapa masalah penting yang perlu dipertimbangkan dalam
menganalisis laporan keuangan yang dibuat dengan model nilaiwajaryaitu :
Pada saat ini, akuntansi nilai wajar dapat diterapkan terutama untuk asset atau liabilitas
yang bersifat keuangan dalam arti luas. Asset dan liabilitas ini mencakup efek yang
diperdagangkan, investasi, instrument keuangan, dan kewajiban utang. SFAS 157 tidak
menetapkan asset dan liabilitas baru yang harus menggunakan model nilaiwajar. Akan
tetapi, SFAS 157 mengizinkan perusahaan untuk mengadopsi secara sukarela
akunatnsi nilai wajar untuk asset dan liabilitas keuangan mereka sendiri. Selain asset
keuangan dan liabilitas keuangan, baru – baruini asset dan liabilitas yang berkaitan
dengan dana pension dan manfaat purna karya diharuskan untuk dinilai atas dasar
nilaiwajar pada laporan posisi keuangan (SFAS 158). Akan tetapikeuntungan yang
belum direalisasikan dan kerugian akibat perubahan asset dan liabilitas ini tidak diakui
dalam laba netto.
Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana angka akuntansi suatu
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi melibatkan sejumlah
tugas yang berbeda, seperti mengevaluasi risiko akuntansi dan kualitas laba
perusahaan, mengestimasi kekuatan laba dan, membuat penyesuaian yang diperlukan
dalam laporan keuangan negara mencerminkan realitas ekonomi dan dapat membantu
analisis keuangan.
Analisis akuntansi merupakan prasyarat penting bagi analisis keuangan yang efektif.
Hal ini disebabkan kualitas analisis keuangan, dan kesimpulan yang ditarik tergantung
pada kualitas dari informasi akuntansi yang mendasarinya, bahan untuk analisis.
Meskipun akuntansi akrual memberikan gambaran mengenai kinerja dan kondisi
keuangan perusahaan yang tidak tersedia dari akuntansi kas, ketidaksempurnaannya
dapat mendistorsi kandungan ekonomi dari laporan keuangan. Analisis akuntansi
merupakan proses yang digunakan analisis untuk mengidentifikasi dan menilai distorsi
akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis ini juga meliputi penyesuaian
yang diperlukan laporan keuangan untuk mengurangi distorsi dan membuat laporan
keuangan tersebut agar dapat diterima untuk analisis keuangan.
Kebutuhan untuk analisis akuntansi muncul karena dua alasan. Pertama, akuntansi
akrual meningkatkan akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas fisik secara tepat
waktu. Akan tetapi, akun akuntansi akrual menghasilkan beberapa distorsi akuntansi
yang harus diidentifikasi dan disesuaikan agar informasi akuntansi mencerminkan
aktivitas dengan lebih baik. Kedua, laporan keuangan dibuat untuk berbagai macam
pengguna dan kebutuhan informasi. Hal ini berarti informasi akuntansi biasanya
memerlukan penyesuaian untuk memenuhi tujuan analisis dari pengguna tertentu.
Distorsi Akuntansi
Sumber distorsi kedua dari standar akuntansi yang ditimbulkan dari prinsip akuntansi
tertentu. Misalnya, prinsip biaya historis dapat mengurangi relevansi laporan posisi
keuangan karena tidak mencerminkan nilai pasar kini dari aset dan liabilitas. Basis
transaksi akuntansi juga mengakibatkan akuntansi goodwill yang tidak konsisten dimana
goodwill yang dibeli dicatat sebagai aset tetap, tetapi goodwill yang dikembangkan
secara internal tidak tercatat. Selain itu, pembukuan ganda menginformasikan bahwa
laporan posisi keuangan berartikulasi dengan laporan laba rugi yang berarti bahwa
banyak transaksi yang mempengaruhi kedua laporan keuangan tersebut.
Realibilitas versus Relevansi. Standar akuntansi melibatkan trade off antara labilitas
dan relevansi. Penekanan pada reabilitas sering menunda pengakuan dampak peristiwa
besar dari transaksi tertentu dalam laporan keuangan hingga konsekuensi markas dapat
digerakkan secara wajar. Salah satu contoh adalah kerugian kontinjensi detik sebelum
kerugian kontinjensi dicatat sebagai kerugian, maka harus di estimasi secara wajar.
Dikarenakan adanya kriteria ini, banyak kerugian kontinjensiyang tidak dilaporkan dalam
laporan keuangan bahkan beberapa tahun setelah keberadaannya ditetapkan tanpa
adanya keraguan.
Manajemen Laba. Manajemen laba mungkin merupakan hasil dari akuntansi akrual
yang palingbermasalah titik penggunaan penelitian dan estimasi dalam akuntansi yang
memungkinkan manajer untuk menggunakan informasi dalam (inside information)
pengalamannya mereka untuk meningkatkan kegunaan angka akuntansi. Akan tetapi,
beberapa manajer menggunakan kebijakannya untuk mengelola angka akuntansi,
khususnya laba, untuk keuntungan pribadi,sehingga mengurangi kualitas labanya.
Manajemen laba terjadi karena beberapa alasan,seperti untuk meningkatkan
kompensasi, menghindari perjanjian utang, memenuhi Prakiraan analisis, dan
mempengaruhi harga saham. Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara: (1)
mengubah metode akuntansi, yang merupakan bentuk manajemen laba yang terlihat,
dan (2) mengubah estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka akuntansi,
yang merupakan bentuk manajemen laba yang tersembunyi.
Manajemen Laba
Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai “ intervensi dengan tujuan tertentu oleh
manajemen dalam proses penentuan laba biasanya untuk memenuhi tujuannya sendiri”
(Schipper, 1989). Manajemen laba sering melibatkan window-dressing atas laporan
keuangan khususnya jumlah laba bottom-line. Manajemen laba dapat berupa cosmetic,
jika manajer manipulasi akrual tidak memiliki konsekuensi arus kas. Manajemen laba
juga dapat menjadi real, jika manajer mengambil tindakan terkait dengan konsekuensi
arus kas untuk tujuan mengelola laba.
Ada tiga strategi yang umum dalam manajemen laba. (1)Manajer meningkatkan laba
periode berjalan.(2)Manajer melakukan big bath dengan mengurangi laba periode
berjalan secara mencolok. (3)Manajer mengurangi volatilitas laba dengan peralatan laba
(income smoothing). Manajer kadang menerapkan strategi tersebut dalam komunikasi
atau satu-persatu pada titik waktu yang berbeda untuk mencapai tujuan manajemen
laba jangka panjang.
Meningkatkan laba. Salah satu strategi manajemen apa adalah dengan meningkatkan
laba Yang dilaporkan periode berjalan untuk menggambarkan keadaan perusahaan
lebih baik. Hal ini mungkin untuk meningkatkan laba dengan cara tersebut untuk
beberapa periode. Dalam skenario yang sedang mengalami pertumbuhan, pembalikan
agar lebih kecil dibandingkan akrual kini sehingga dapat meningkatkan laba. Hal ini
menyebabkan suatu keadaan dimana perusahaan dapat melaporkan apa yang lebih
tinggi dari manajemen apa yang agresif untuk jangka waktu yang lama.
Big bath. “ Strategi big bath” dilakukan dengan cara penghapusan sebanyak mungkin
pada satu periodetitik berat yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang sangat
buruk (Seringkali pada masa resesi dimana sebagian besar perusahaan juga
melaporkan apa yang buruk) atau periode saat terjadi suatu peristiwa seperti perubahan
manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering digunakan
bersamaan dengan strategi peningkatan laba untuk 1 tahun lagi.
Peralatan laba. Peralatan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Dalam
strategi ini,manajer menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan sehingga
mengurangi fluktuasinya. Peralatan laba mencakup tidak melaporkan adanya bagian
apa pada tahun yang baik melalui pembentukan cadangan atau “ bank” laba, dan
kemudian melaporkan apa ini pada tahun yang buruk. Banyak perusahaan
menggunakan bentuk manajemen laba seperti ini.
Dampak Harga Saham. Insentif lain untuk manajemen laba adalah dampak potensial
terhadap hargasaham.Misalnya, manajer bisa meningkatkan laba untuk mendongkrak
harga saham perusahaan secara temporer untuk kejadian seperti yang akan datang
atau penawaran efek, atau rencana untuk menjual saham atau menggunakan opsi.
Manajer juga melakukan peralatan laba untuk menunjukkan prestasi pasar mengenai
risiko dan menurunkan biaya modal.
Area yang menawarkan peluang maksimal untuk manajemen laba meliputi pengakuan
pendapatan, penilaian, persediaan estimasi provinsi (penyisihan) seperti beban piutang
tak tertagih dan pajak tangguhan, dan biaya satu kali seperti restrukturisasi dan
penurunan nilai aset Pakaian ini tidak memberikan contoh dari setiap metode yang
dapat dibayangkan untuk mengelola laba.Pada bagian ini akan dijelaskan dengan
metode utama manajemen laba-pergeseran laba dan klasifikasi manajemen laba
- Insensif bagi manajemen laba. Laba tidak akan dikelola kecuali jika terdapat insentif
untuk mengelola.
- Reputasi dan histori manajemen. Pentingnya untuk menilai reputasi dan integritas
manajemen.
- Pola konsisten. Perubahan pola komponen.
- Peluang manajemen laba. Sifat aktivitas bisnis memerlukan penilaian yang cukup.
Analisa akuntansi mencangkup beberapa proses dan tugas yang saling berkaitan.
Kualitas laba ( atau lebih tepatnya kualitas akuntansi) berarti hal yang berbeda untuk
orang yang berlaian . Kebanyakan analisa mendefinisikan kualitas laba dengan tingkat
konservatisme yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut- perusahaan dengan kualtias
laba yang lebih tinggi diharapkan memiliki rasio harga terhadap laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kualitas laba yang lebih rendah.
Tugas terakhir dan paling banyak terlibat dalam analisa akuntansi adalah membuat
penyesuaian yang layak atas laporan keuangan, terutama laporan laba rugi dan laporan
posisi keuangan.
- Kapitalisasi sewa operasi jangka panjang, dengan penyesuaian pada laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi.
- Pengakuan bebas ESO untuk penentuan laba.
- Penyesuaian untuk biaya satu kali seperti penurunan nilai asset dan biaya restrukrisasi.
- etc
Pengukuran dan pengakuan laba melibatkan estimasi dan interpretasi dan transaksi dan
peristiwa bisnis. Kebutuhan akan estimasi dan interpretasi dalam akuntansi akrual telah
membuat bebrapa individu mempertanyakan keandalan semua pengukuran akrual.
Analisa harus berfokus pada asumsi dan prinsip yang diterapkan, dan penyesuaian
yang layak untuk tujuan analisis. Informasi yang digunakan dalam akrual untuk
keunggulan kompetitif dan untuk membantu dalam memahami kinerja perusahaan pada
saat ini dan masa depan.
1. Prinsip akuntansi.
2. Penerapan akuntansi.
3. Resiko bisnis.
Penentuan penting dari kualitas laba adalah pada pilihan manajemen dan penerapan
prinsip akuntansi. Bagian ini berfokus pada pengeluaran diskresioner akuntansi yang
penting untuk membantu menilai kualitas laba. Pengeluaran diskresioner (discretionary
expenditures) merupakan pengeluaran manajemen dapat berbeda antar periode untuk
melestarikan sumber daya dan/ atau memengaruhi laba yang diperkirakan. Untuk
alasan ini, pengeluaran tersebut pantas mendapat kan perhatian khusus dalam analisis.
Sejauh biaya ini diungkapkan secara terpisah pada laporan laba rugi atau catatan atas
laporan keuangan, analisa harus mengakui dampak biaya ini dalam menilai laba
berjalan dan prospek masa depan.
Relevansi nilai asset yang dilaporkan adlah terkait ( dengan sedikit pengecualian seperti
uang tunai, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan tanah) dengan pengecualian
akhir mereka sebagai beban yang dilaporkan. Hal ini dapat dinyatakan sebagai proposisi
umum sebagai berikut.
Jika asset dinyatakan terlalu tinggi, maka laba kumulatif dinyatakan terlalu tinggi.
Pernyataan ini benar karena laba tidak dikenakan biaya yang diperlukan untuk
menuruunkan asset kenilai realisasi.
Analisa harus mewaspadai proposisi yang berkaitan dengan nilai provisi (penyisihan)
dan lianbilitas terhadap laba, secara umum
Jika provisi dan lianbilitas terlalu rendah, maka laba kumuatif dinyatakan terlalu tinggi
Pernyataan ini benar karena laba tidak dikenakan biaya yang diperlukan untuk
menaikan provisi dan lianbilitas ke nilai pasarnya.
Faktor Eksternal dan Kualitas Laba
Kualitas laba dipengaruhi oleh faktor eksternal terhadap perusahaan. Faktor eksternal
ini membuat laba lebih kurang andal. Salah satu faktor adalah kualitas laba luar negeri.
Kualitas laba luar negeri dipengaruhi oleh kesulitan dan ketidakpastian dalam
pemulangan kembali (repatiasi) dana, fluktuasi mata uang, kondisi social dan politik,
serta adat dan peraturan setempat.