Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andrima Nurhalifah

NIM : 170221100063

FRAUD
Fraud dalam Perundangan Kita
Pengumpulan dan pelaporan statistik tentang kejahatan di suatu Negara dapat
dilakukan sesuai dengan klasifikasi kejahatan dan pelanggaran (tindak pidana) menurut
ketentuan perundang-undangan Negara tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan
masyarakat enggan melaporkan kejahatan Oleh karena itu, beberapa kajian luar negeri
tentang data kejahatan di Indonesia memberi peringatan “crimes may be unreported.”
Fraud dalam KUHP
Beberapa pasal dalam KUHP yang mencakup pengertian Fraud antara lain:
 Pasal 362 tentang pencurian
 Pasal 368 tentang pemerasan dan pengancaman
 Pasal 372 tentang penggelapan
 Pasal 378 tentang perbuatan curang
 Pasal 396 tentang merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit

Selain KUHP, terdapat ketentuan perundang-undangan lain yang mengatur perbuatan


melawan hukum yang termasuk dalam kategori fraud, seperti undang-undang tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi, dan berbagai undang-undang perpajakan yang
mengatur tindak pidana perpajakan.
Fraud Tree
Occupational fraud tree mempunyai tiga cabang utama:
1. Corruption
Menurut UU No. 31 tahun 1999, korupsi meliputi 3 tindak pidana korupsi dan bukan 4
bentuk dalam ranting-ranting: conflicts of interest, bribery, illegal gratuities, economics
extortion.
 Conflicts of interest atau benturan kepentingan di antaranya bisnis plat merah atau
bisnis pejabat dan keluarga serta kroni mereka yang menjadi pemasok di lembaga-
lembaga pemerintah dan di dunia bisnis.
 Bribery atau penyuapan merupakan bagian yang akrab dalam kehidupan bisnis dan
politik Indonesia.
 Kickbacks merupakan salah satu bentuk penyuapan di mana si penjual
“mengikhlaskan” sebagian dari hasil penjualannya.
 Kickback berbeda dengan bribery. Dalam bribery pemberinya tidak
“mengorbankan” suatu penerimaan.
 Bid Rigging merupakan permainan tender.
 Illegal Gratuities adalah pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk
terselubung dari penyuapan.
2. Asset Misappropriation
Adalah pengambilan aset secara ilegal atau disebut dengan mencuri. Asset
misappropriation dalam bentuk penjarahan kas dilakukan dalam 3 bentuk:
 Skimming, uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan.
 Larceny, uang sudah masuk ke perusahaan dan kemudian baru dijarah.
 Fraudulent disbursement, sekali uang arus sudah terekam dalam sistem atau sering
disebut penggelapan uang.
Tahap-tahap sebelum Fraudulent disbursement
 Billing schemes
 Payroll schemes
 Expense reimbursement schemes
 Check tampering
 Register disbursement
 False voids
3. Fraudulent Statements
Ranting pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud
ini berupa salah saji. Cabang ranting ini ada 2: pertama, menyajikan aset lebih tinggi dari
yang sebenarnya. Kedua, menyajikan aset lebih rendah dari sebenarnya. Kedua,
menyajikan aset lebih rendah dari yang sebenarnya.
Akuntansi Forensik dan Jenis Fraud
Dari ketiga cabang fraud tree di atas, yakni Corruption, Asset Misappropriation,
Fraudulent Statements, akuntan forensik memusatkan perhatian pada cabang Fraudulent
Statements dalam audit atas laporan keuangan. Oleh karena itu, akuntan forensik hampir
tidak menyentuh fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan,
dengan dua pengecualian.
Manfaat Fraud Tree
Fraud Tree memetakan fraud dalam lingkungan kerja. Peta ini membantu akuntan
forensik mengenali dan mendiagnosis fraud yang terjadi. Ada gejala-gejala penyakit fraud
dalam auditing dikenal sebagai red flags (indikasi). Dengan memahami gejala-gejala ini
dan menguasai teknik-teknik audit investigatif, akuntan forensik dapat mendeteksi fraud
tersebut. Akuntan forensik yang memeriksa tindak pidana korupsi perlu membuat Pohon
Tindak Pidana Korupsi.
Fraud Triangle
1. Pressure
Cressey menemukan bahwa non-shareable problems yang dihadapi orang yang
diwawancarainya timbul dari situasi yang dapat dibagi enam kelompok, yaitu: Violation of
Ascribed Obligation; Problems Resulting from Personal Failure; Business Reversals;
Physical Isolation; Status Gaining; dan Employer-employee Relations.
2. Perceived Opportunity
Adanya non-shareable financial problem saja, tidaklah akan menyebabkan orang
melakukan fraud. Persepsi ini, perceived opportunity, merupakan sudut kedua dari fraud
triangle. Ada dua komponen persepsi tentang peluang ini yaitu general information dan
technical skill atau keahlian.
3. Rationalization
Sudut ketiga fraud triangle adalah rationalization atau mencari pembenaran
sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudahnya. Rationalization diperlukan agar si
pelaku dapat mencerna perilakunya yang melawan hukum untuk tetap mempertahankan
jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.

Kejahatan Kerah Putih atau White Collar Crime


Kejahatan kerah putih terbatas pada kejahatan yang dilakukan dalam lingkup
jabatan mereka dan karenanya tidak termasuk kejahatan pembunuhan, perzinaan,
perkosaan, dan yang lainnya tidak dalam lingkup kegiatan para penjahat berkerah putih.
Padahal ada banyak kejahatan berupa pembunuhan dan pemerasan yang dilakukan secara
terorganisasi yang berdasarkan motifnya adalah kejahatan ekonomi yang dilakukan
penjahat berkerah putih.

MENCEGAH FRAUD

1. Pengendalian Intern
a. Pengendalian intern aktif
Sarana pengendalian aktif yang sering diakai dan umumnya sudah dikenal dalam
sistem akuntansi meliputi :
 Tanda tangan
 Tanda tangan kaunter
 Password dan PIN
 Pemisahan tugas
 Pengendalian aset secara fisik
 Pengendalian persediaan secara real time
 Pagar, gembok dan semua bangunan penghalang fisik
 Pencocokan dokumen
 Formulir yang telah dicetak dokumennya
b. Pengendalian Intern Pasif
Dalam pengendalian itern pasif, dari permukaan kelihatan tidak ada pengaman,
namun ada peredaan yang membuat pelanggar atau pelaku fraud akan jera.
Pengendalian tersebut diantaranya :
 Customized control (pengendalian yang khas untuk masalah yang dihadapi)
 Audit trails (jejak audit)
 Focused audit (audit yang fokus)
 Pengintaian
 Rotasi karyawan

Perbedaan pengendalian intern aktif dan pasif

a. Pengendalian intern aktif jauh lebih mahal dari pengendalian intern pasif
b. Pengendalian intern aktif kasat mata dapat diduga sedangkan pengendalian
intern pasif dilain pihak kasat mata dan tidak predictable

AUDIT UMUM DAN PEMERIKSAAN FRAUD

Perbedaan antara audit umum (general audit atau opinion audit) dan pemeriksaan atas
fraud)

No. Issue Auditing Fraud Examination

1 Timing Recurring Non-Recurring

Dilakukan secara teratur, berkala Pemeriksaan fraud tidak


dan berulang kembali berulang kembali,
diakukan setelah ada
indikasi

2 Scope General Spesific

Lingkup audit adalah Pemeriksaan fraud


pemeriksaan umum atas data diarahkan pada dugaan,
keuangan tuduhan atau sanggahan
yang spesific

3 Objective Opinion Affix Blame

Tujuan audit adalah untuk Tujuan pemeriksaan


memberikan pendapat atas fraud adalah untuk
kewajaran laporan keuangan memastikan apakah
fraud memang terjadi
dan untuk menentukan
siapa yang
bertanggungjawab

4 Relationship Non-Adversarial Adversial

Sifat pekerjaan audit adalah Pada akhirnya,


tidak bermusuhan pemeriksa harus
menentukan siapa yang
bersalah, sifat
pemeriksaan fraud
adalah bermusuhan

5 Methodology Audit Techniques Fraud Examinination


Techniques
Audit dilakukan terutama
dengan peeriksaan data Pemeriksaan fraud
keuangan dilakukan dengan
memeriksa dokumen,
telaah data extern, dan
wawancara

6. Presumption Proffesional Skepticism Proof

Auditor melaksanakan tugasnya Pemeriksa fraud


dengan proffesional skepticism berupaya
mengumpulkan bukti
untuk mendukung atau
membantah dugaan,
tuduhan atau sangkaan
terjadinya fraud.
Teknik Pemeriksaan Fraud

1. Penggunaan teknik audit yang dilakukan oleh internal atau eksternal auditor dalam
mengaudit laporan keuangan, namun secara lebih mendalam dan luas
2. Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam kejahatan teroganisir dan penyelundupan
pajak penghasilan yang juga dapat diterapkan terhadap data kekayan pejabat negara
3. Penelusuran jejak arus uang
4. Penerapan teknik analisis dalam bidang hukum
5. Penggunaan teknit audit investigatif untuk mengungkap fraud dalam pengadaan
barang
6. Penggunaan komputer forensic
7. Penggunaan teknik introgasi
8. Penggunaan operasi penyamaran
9. Pemanfaatan Whistleblower

KORUPSI

Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintahan untuk keuntungan


pribadi.contohnya seperti

1. Penjualan kekayaan negara secara tidak sah oleh pejabat


2. Ikickbacks dalam pengadaan disektor pemerintahan
3. Penyuapan
4. Pencurian dana-dana pemerintah

Persaingan akan menekan korupsi karena ketika ada peraingan yang kuat, peserta
tender akan berusaha menekan harga jual mereka sekuat mungkin sehingga tidak tersedia
dana untuk menyogok pejabat. Negara yang mempunyai tingkat korupsi yangb tinggi
badalah negara tersebut diperintah oleh pemerintahan sosialis. Pemberantasan korupsi
dilakukan melaui gebrakan-gebrakan oleh lembaga atau aparat penegak hukum dan
keuangan. Di era orde baru ada pakar yang berpendapat bahwa korupsi justru mendorong
pertumbuhan sekonomi karena menurut mereka dengan penyuapan, perusahaan bisa
melicinkan usaha mereka yang tersendat olh birokrasi yang efisien.

Anda mungkin juga menyukai