Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andrima Nurhalifah

NIM : 170221100063

BAB I
PENGANTAR AKUNTANSI FORENSIK

Akuntansi Forensik dahulu digunakan untuk keperluan pembagian warisan atau


pengungkapan motive pembunuhan. Bermula dari penerapan akuntansi dalam persoalan
hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan audit) forensik.
Perkembangan sampai dengan saat ini pun kadar akuntansi masih kelihatan. Misalnya
dalam perhitungan ganti rugi dalam pengertian sengketa maupun kerugian akibat kasus
korupsi atau secara sederhana akuntansi forensik menangani fraud khususnya dalam
pengertian corruption dan misappropriation of asset.
Akuntansi forensik dapat diartikan penggunaan ilmu akuntansi untuk kepentingan
hukum. Artinya, akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama proses
pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau administratif.
Banyak orang memahami profesi dokter dalam peraturan diatas dikenal dengan
sebutan dokter forensik, namun “ahli lainnya” yang dalam hal ini termasuk juga akuntan
belum banyak dikenal sebutannya sebagai akuntan forensik. Akuntan forensik bertugas
memberikan pendapat hukum dalam pengadilan (litigation), namun juga berperran dalam
bidang hukum diluar pengadilan (non litigation) misalnya dalam membantu merumuskan
alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa, perumusan perhitungan ganti rugi dan
upaya menghitung dampak pemutusan / pelanggaran kontrak.
Untuk menjadi seorang akuntan forensik harus memperhatikan hal-hal berikut:
Memiliki pengetahuan dasar akuntansi dan audit yang kuat.
Pengenalan perilaku manusia dan organisasi (human dan organization behaviour).
Pengetahuan tentang asspek yang mendorong terjadinya kecurangan (incentive,
pressure, attitudes, rationalization, opportunities).
Pengetahuan tentang hukum dan peraturan (standar bukti keuangan dan bukti hukum).
Pengetahuan tentang kriminologi dan viktimologi (profiling).
Pemahaman terhadap pengendalian internal.
Kemampuan berpikir seperti pencuri (think as a theft).

Perbedaaan utama akuntansi forensik maupun audit konvensional lebih terletak


pada mindset (kerangka pikir. Metodologi kedua jenis akuntansi tersebut tidak jauh
berbeda. Akuntansi forensik lebih menekankan pada keanehan (exeption, oddities,
irregularities) dan pola tindakan (product of conduct) daripada kesalahan (errors) dan
keteledoran (ommisions) seperti pada audit umum. Prosedur utama dalam akuntansi
forensik menekankan pada analytical review dan teknik wawancara mendalam (in depth
interview) walaupun seringkali masih juga menggunakan teknik audit umum seperti
pengecekan fisik, rekonsiliasi, konfirmasi dan lain sebagainya. Akuntansi forensik
biasanya memfokuskan pada area-area tertentu (misalnya penjualan, atau pengeluaran
tertentu) yang ditengarai telah terjasi tindak kecurangan baik dari laporan pihak dalam atau
orang ketiga (tip off) atau, petunjuk terjadinya kecurangan (red flag), petunjuk lainnya.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar tindak kecurangan terbongkas karena tip off ata
ketidaksengajaan (accident).
BAB 2
MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK?

Fraud sangat merugikan berbagai pihak karena dapat menghancurkan


pemerintahan maupun bisnis. Fraud berupa korupsi lebih luas daya penghancurnya.
Pada dasarnya cakupan akuntansi forensik adalah fraud dalam arti yang luas.
Association of Certified Fraud Examiners mengelompokkkan fraud dalam tiga kelompok
yaitu corruption (korupsi), asset misappropriation (penjarahan aset), dan fraudulent
financial statement (laporan keuangan yang dengan sengaja dibuat menyesatkan). Dalam
hal ini, akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus lagi daripada akutan pada
umumnya yang berspesialisasi dalam auditing. Ia menjadi fraud auditor atau fraud
examiner yang memiliki spesialisasi dalam bidang fraud.
Sorotan utama mengenai fraud pada umumnya dan korupsi pada khususnya adalah
pada kelemahan corporate governance atau kelemahan di sektor korporasi, tetapi prinsip
umumnya adalah kelemahan di sektor governance, baik korporasi maupun pemerintahan.
Di Indonesia hal ini sangat jelas terlihat dalam perkara-perkara korupsi dari para
penyelenggara negara dan dari kajian mengenai integritas yang dibuat KPK.
Salah satu dampak kelemahan governance adalah adanya fraud atau perkara
korupsi yang melibatkan para penyelenggara negara. Sedangkan dampak kelemahan
governance di korporasi lebih kepada pengaruh di pasar modal yaitu harga saham
perusahaan akan lebih rendah dimana seharusnya mempunyai nilai yang lebih tinggi kalau
mereka kalau mereka mempunyai good corporate governance (tata kelola perusahaan yang
baik).
Ada beberapa kajian global mengenai korupsi yang menilai Indonesia antara lain
adalah Corruption Perceptions Index (CPI), Global Corruption Barometer (GCB), Bribe
Payers Index (BPI), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), dan Global
Competitiveness Index (GCI).
Survei Integritas oleh KPK
Setiap tahun KPK melakukan survei integritas. Survei ini merupakan wewenang
KPK dalam pelaksanaan tugas koordinasi dan supervisi. KPK berwenang melakukan
pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan
publik. Berbeda dengan indeks tentang korupsi yang dibahas sebelumnya, indeks integritas
yang diterbitkan KPK tidaklah semata-mata didasarkan atas persepsi.
Tujuan survei ini adalah sebagai berikut.
1. Menelusuri akar permasalahan korupsi di sektor pelayanan publik.
2. Mengubah perspektif layanan dari orientasi lembaga penyedia layanan publik atau
petugasnya (sisi penawaran) ke perspektif pelanggan (sisi permintaaan).

3. Mendorong lembaga publik mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif di


wilayah dan layanan yang rentan terjadinya korupsi.
BAB 3
LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

Bologna dan Lindquist, perintis mengenai akuntansi forensik mengemukakan


beberapa istilah dalam perbendaharaan akuntansi, yakni: fraud auditing, forensic
accounting, investigative accounting, litigation support, dan valuation analysis. Namun,
istilah tersebut tidak didefinisikan secara jelas. Mereka menambahkan bahwa dalam
penggunaan sehari-hari litigation support merupakan istilah yang paling luas serta
mencakup keempat istilah lainnya.
Mereka juga menambahkan bahwa akuntan tradisional masih ingin membedakan
pengertian fraud auditing dan forensic accounting. Menurut kelompok akuntan ini, fraud
auditing berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat proaktif untuk
meneliti fraud. Sedangkan akuntan forensic baru dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul
atau ketika kecurigaan (suspicion) naik ke permukaan melalui tuduhan (allegation),
keluhan (complaint), temuan (discovery), atau tip-off dari whistleblower.
Jasa-jasa di bidang forensik antara lain:
Fraud & financial investigation
Analityc & forensic technology
Fraud risk management
FCPA reviews and investigation
Anti money laundering service
Whistleblower hotline
Litigation support
Intellectual property protection
Client training

Fraud dan Akuntansi Forensik


Akuntansi forensik pada dasarnya menangani fraud. Oleh karena itu para akuntan
forensik di Amerika Serikat menamakan asosiasi mereka Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE). ACFE ini mempublikasikan penelitiannya tentang fraud , seperti
konsep Fraud Tree dan Report to the Nation.
Praktik di Sektor Pemerintahan
Pada sektor publik praktik akuntan forensik serupa dengan apa yang digambarkan
pada sektor swasta, perbedaannya adalah tahap-tahap dalam seluruh rangkaian akuntansi
forensik di antara berbagai lembaga.
Disamping itu keadaan politik dan macam-macam kondisi lain akan memepengaruhi
lingkup akuntansi forensik yang diterapkan.termasuk pendekatan hukum dan non hukum.

AKUNTANSI FORENSIK DI SEKTOR PUBLI DAN SWASTA

Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta


Landasan Amanat undang-undang Penugasan tertulis secara spesifik
penugasan
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya
Hukum Pidana umum dan khusus, hukum Perdata, arbitrase,
administrasi negara administratif/aturan intern
perusahaan
Ukuran Memenangkan perkara pidana dan Memulihkan kerugian
keberhasilan memulihkan kerugian
Pembuktian Dapat melibatkan instansi laindi luar Buku intern, dengan bukti ekstern
lembaga yang bersangkutan yang lebih terbatas
Teknik audit Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit dibandingkan
investigatif kewenangan yang relatif besar di sektor publik. Kreativitas
dalam pendekatan, sangat
menentukan
Akuntansi Tekanan pada kerugian negara dan Penilaian bisnis
kerugian keuangan negara

Anda mungkin juga menyukai