DISUSUN OLEH :
1910246980 E K A FI T RI ANI
1910247007 MONICA
UNIVERSITAS RIAU
2019
LANDASAN TEORI
Audit bertujuan untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum. Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti kompeten
yang cukup. Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: “Bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.”
Untuk memenuhi standar ini, auditor harus pertama mengidentifikasi tujuan audit
untuk perikatan dan kemudian memilih jenis dari bukti dan prosedur audit yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan tersebut. Rencana audit yang mengandung tujuan dan prosedur
spesifik disebut dengan program audit. Audit workpaper adalah bukti dokumentasi yang
auditor memenuhi tujuan audit yang ditetapkan dalam program audit.
BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai
dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
Bukti harus memadai dan kompeten. Memadai artinya bukti tersebut cukup
mendukung opini auditor atas laporan keuangan. Bukti yang memadai dipengaruhi oleh
kualitas dari pengendalian internal dan materialitas dari komponen laporan keuangan.
Kompeten artinya valid dan relevan.
2
Sebagai contoh adalah pelaksanaan pengujian persediaan saat akhir tahun
dan nilainya dibandingkan kesesuaiannya dengan nilai yang tercatat pada
neraca. Contoh lainnya adalah pelaksanaan cash opname di akhir tahun
dalam petty cash yang juga akan dibandingkan dengan yang tercatat pada
neraca. Tujuan akhir dari prosedur ini adalah untuk meyakini bahwa asset
yang tercantum dalam neraca benar-benar ada dan sesuai dengan jumlah
yang sebenarnya.
2. Konfirmasi (Confirmation)
Bukti konfirmasi mencakup kegiatan mengumpulkan segala bukti atas
keberadaan (existence), kepemilikan (ownership) maupun penilaian
(valuation) langsung dari pihak ketiga dari klien auditee. Kelebihan dari
bentuk pembuktian ini adalah auditor mendapatkan fakta bukti langsung dari
sumber pihak ketiga yang berelasi dengan auditee. Salah satu contoh bentuk
konfirmasi adalah konfirmasi piutang dan konfirmasi hutang.
3
4. Bukti matematis (Mathematical Evidence)
Bukti matematis terdiri dari penghitungan, penghitungan ulang, dan
rekonsiliasi yang dihasilkan oleh auditor. Sebagai contoh, dalam menghitung
ketepatan nilai persediaan, auditor harus melakukan uji penghitungan. Dalam
uji pengitungan akan menghasilkan bukti matematis. Bukti matematis
merupakan bentuk bukti secara langsung, karena auditor langsung
melakukan pembuktian penghitungan atas data tersebut.
Kategori yang seringkali memerlukan bukti matematis melalui uji
penghitungan maupun penghitungan ulang adalah penghitungan bunga,
penyusutan, pajak, transaksi akrual, dan laba/rugi atas penjualan asset.
5. Bukti Analisis (Analytical Evidence)
Tujuan dari penerapan prosedur bukti analisis adalah pengujian
substantif dari informasi keuangan yang didapat melalui analisa dan
perbandingan atas data-data lainnya. Hal tersebut dapat dilaksanakan pada
tahapan perencanaan audit dalam prosedur pengujian substantif dan pada
akhir pelaksanaan audit dalam bagian audit review.
Dalam tahap perencanaan tujuannya adalah mengidentifikasi area
yang memiliki risiko audit yang tinggi sehingga auditor dapat merencanakan
penerapan prosedur substantif yang lebih intensif pada area-area tersebut.
Sedangkan dalam tahapan review, auditor mengevaluasi kewajaran
atas transaksi dan nilai saldo.
6. Bukti wawancara (Hearsay Evidence)
Bukti wawancara merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan oleh auditor kepada auditee. Wawancara merupakan bukti audit terlemah
dan harus dikuatkan lebih jauh lagi. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya muncul
atas hasil dari prosedur analitis yang dilakukan sebelumnya. Sebagai contoh jika
penurunan secara signifikan pada rasio perputaran persediaan mengarah pada
pertanyaan atas jumlah persediaan dan jumlah persediaan yang using kepada
pegawai produksi yang bertanggung jawab atas persediaan.
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi
dan informasi penguat. Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh
efektivitas pengendalian intern. Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan
catatan akuntansi dan bukti bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien. Kompetensi
Informasi Penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini:
4
a. Relevansi
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh
auditor sebelum bukti tersebut dapat terpercaya
b. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya daripada
bukti audit yang diperoleh dari dalam entitas.
c. Efektivitas pengendalian intern klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang
diperoleh akan dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu lemah.
d. Pemahaman langsung auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi,
perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh
secara tidak langsung.
e. Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan
dapat dipercaya kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut
memilikikualifikasi untuk melakukan hal itu.
f. Tingkat obyektivitas
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan
pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar.
Berbagai contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan
saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan ulang
saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan apakah data-data tersebut
sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari bukti-bukti
yang subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara klien yang
membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai gugatan
hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan yang usang
selama dilakukannya pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari
menejer kredit tentang kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar oleh
pelanggan.
g. Ketepatan waktu
Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan
atau kapan periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
5
PROSEDUR ANALITIK
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari
evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang
masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara
data keuangan dengan data nonkeuangan.
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit
lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan pada butir a dan c di
atas untuk semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagai tambahan, dalam beberapa hal,
prosedur analitik lebih efektif atau efisien daripada pengujian rinci untuk mencapai tujuan
pengujian substantif.
KERTAS KERJA
Kertas kerja juga merupakan penghubung antara catatan klien dengan audit. Oleh
karena itu, pembuatan dan penyimpanan kertas kerja merupakan pekerjaan yang penting
dalam audit. Dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai
6
tipe bukti untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan.
Untuk pengumpulan dan pembuktian bukti audit itulah auditor membuat kertas kerja.
Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja
masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien. Auditor harus
menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus
menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpan dokumen.
7
CASE HANLON, INC
PERMASALAHAN
Hanlon, Inc., Balance Sheets
8
Hanlon, Inc., Income Statements
Required:
a. Copy the comparative financial statements and add columns for expressing balance
sheet amounts as a percent of total assets, and income statement amounts as a
percent of sales.
b. Compute the following ratios for each of the three years:
1. Inventory turnover
2. Accounts receivable turnover
3. Operating margin
4. Percentage of long term debt to total capital structure (long-term debt plus
stockholders’ equity)
5. Current ratio
6. Quick ratio
c. Enter the given industry averages for these ratios and
1. Compare company and industry
2. Compare current and prior years
3. Identify areas requiring further investigation.
4. Identify possible causes of disparities cited in 3
9
PENYELESAIAN
A. Laporan keuangan komperatif
Hanlon, Inc., Balance Sheets
Unaudited Audited Audited
31/12/X7 31/12/X6 31/12/X5
Cash in bank - general 4000 0,14% 12000 0,68% 53000 2,63%
Cash in bank - payroll 4000 0,14% 4000 0,23% 8000 0,40%
Petty cash 500 0,02% 500 0,03% 500 0,02%
Notes receivable – current 8000 0,28% 6000 0,34% 10000 0,50%
Account receivable - trade 300000 10,45% 150000 8,48% 220000 10,93%
Allowance for doubtfull account (12000) -0,42% (12000) -068% (15000) -0,75%
Interest receivable 600 0,02% 400 0,02% 500 0,02%
Investment - curent 7000 0,24% 2000 0,11% 6000 0,30%
Raw materials and purchase 0,00% 0,00% 0,00%
parts
Inventories 270000 9,40% 80000 4,52% 100000 4,97%
Goods in process 4500 0,16% 12000 0,68% 30000 1,49%
Finished good inventory 300000 10,45% 180000 10,17% 266000 13,22%
Prepaid expenses - current 8000 0,28% 5900 0,33% 7800 0,39%
Plants assets - net 1620000 56,41% 1210000 68,37% 1200000 59,62%
Other assets 7000 0,24% 4000 0,23% 6000 0,30%
Total assets 2871600 100% 1769800 100% 2012800 100%
10
Hanlon, Inc., Income Statements
Unaudited Audited Audited
31/12/X7 31/12/X6 31/12/X5
Sales 1800000 100% 1300000 100% 2860000 100%
Cost of gods sold 800000 44,44% 620000 47,69% 1700000 59,44%
Gross profit 1000000 55,56% 680000 52,31% 1160000 40,56%
Operating expenses 600000 33,33% 488954 37,61% 520000 18,18%
Income before income taxes 400000 22,22% 191046 14,70% 640000 22,38%
Income taxes 180000 10,00% 154332 11,87% 250000 8,74%
Net Income 220000 12,22% 36714 2,82% 390000 13,64%
Retained earnings – BOY 496714 27,60% 575000 44,23% 300000 10,49%
Total 716714 39,82% 611714 47,05% 690000 24,13%
Devidens 80000 4,44% 115000 8,85% 115000 4,02%
Retained earning - EOY 636714 35,37% 496714 38,21% 575000 20,10%
B. Analisa rasio
1. Inventory turnover
Inventory turnover digunakan untuk mengukur aliran barang
dari barang persediaan yang dijual. inventory turnover dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Cost Of Gods Sold
Inventory Turnover =
Average Inventory
Oleh karena itu, semakin tinggi inventory turnover semakin efektif
perusahaan dalam mengelola persediaan. Inventory turnover yang
dimiliki Hanlon,Inc. di tahun X7 sebesar 1,89.
Sales
Accounts Receivable Turnover =
Average Accounts Receivable
11
3. Operating Margin
Operating margin digunakan untuk mengukur keuntungan
perusahaan yang berasal dari setiap penjualan yang terjadi, operating
margin dirumuskan, sebagai berikut :
Net Income Before
Operating margin =
Extraordinary Items
Sale
s
Semakin tinggi operating margin, semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan pada setiap dolar penjualan. Operating margin pada
Hanlon,Inc. di tahun X7 sebesar 12,2.
Long-Term Liabilities
Percentage of Debt in Capital Structure =
Total Long-Term Liabilities
+ Stakeholder’s Equity
bagi perusahaan semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar
resiko yang akan ditanggung perusahaan atas kegagalan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya yang mungkin terjadi. Hanlon,Inc.
memiliki nilai percentage of debt in capital structure pada tahun X7
sebesar 55,5%
5. Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek
perusahaan, current ratio dihitung dengan rumus :
Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities
Semakin tinggi current ratio, semakin baik kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya. Hanlon,Inc. di
tahun X7 memiliki nilai current ratio sebesar 1,73 : 1 atau 173%.
12
6. Quick Ratio
Quick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek
perusahaan, quick ratio dihitung dengan rumus :
Current Assets Without
Quick Ratio =
Inventory
Current Liabilities
Semakin tinggi quick ratio, semakin baik kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya. Quick ratio
pada Hanlon,Inc. di tahun X7 sebesar 60,6%.
Ratio Analysis
Hanlon, Inc.
Ratio Unaudited Audited Audited
31/12/X7 31/12/X6 31/12/X5
Inventory turn 1,89 1,86 -
over
Account 8,45 7,58 -
Receivable Turn
Over
Operating 0,12 0,03 0,14
Margin
Percentage of 0,55 0,36 0,42
Long Term Debt
to Total Capital
Structure
13
Current Ratio 0,61 0,49 0,95
Quick Ratio 0,61 0,49 0,95
Debt to Equity 1,72 0,93 1,02
Ratio
14
tahun X7 adalah 12,22%, hal ini memgambarkan bahwa kondisi
perusahaan pada tahun X7 sangat menguntungkan. Hal ini
menggambarkan kondisi profit margin Hanlon,Inc, lebih baik
dibandingkan dengan nilai profit margin pada industri sejenis
sebesar 5,00%. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di tahun X6,
dimana kondisi perusahaan mengalami penurunan profit margin
yang cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13,64% pada
tahun X5 menjadi 2,82% pada tahun X6. jika dibandingkan
dengan data profit margin pada industri lainnya pada tahun X6,
Hanlon,Inc. mengalami kondisi profit margin yang tidak baik.
15
9. Perbandingan tren rasio perusahaan setiap tahun
9.1. Inventory Turnover
Inventory turnover pada Hanlon, Inc. pada tahun X6 dan X7
adalah 1,86 dan 1,89. Jika kita lihat dari tahun ke tahun rasio ini
pada Hanlon, Inc. mengalami peningkatan walaupun nilainya
tidaklah signifikan. Hal ini menggambarkan ada keinginan dari
perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam pengelolaan aliran
persediaan yang akan dijual.
16
yang sebenarnya terjadi dari tahun X6 ke tahun X7.
- Tahun X5 = 41,98%
- Tahun X6 = 36,19%
- Tahun X7 = 55,16%
Dari kondisi tersebut rasio Percentage of Debt in Capital Structure
17
10. Area-area yang memerlukan investigasi lebih lanjut
18
10.2. Debt to equity ratio
19
11. Faktor-faktor penyebab adanya peningkatan profit margin dan
debt to equity ratio:
20
DAFTAR PUSTAKA
Elder., Beasley., Arens., Jusuf., 2008. Jasa Audit dan Assurance : Pendekatan Terintegrasi.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Konrath, Larry F. 2001. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach (5th
Edition). New York: South Western.
21