bag 2
Ruhul Fitrios
Bahan bacaan
Sukardji, Untung, Pajak Pertambahan Nilai, edisi
revisi 2015, Raja Grafindo
UU PPN 1983 perubahan terakhir UU 42 tahun 2009
PP 1 tahun 2012 ttg Pelaksanaan PPN
PMK dan PerDJP terkait
Gunakan web ”Ortax” untuk menemukan peraturan2
perpajakan
Tujuan Pembelajaran TM
Sebelumnya
Memahami:
1. Konsep Dasar PPN & PPnBM
2. Karakteristik dan Mekanisme PPN dan PPnBM
3. Objek pajak dan yang dikecualikan
4. Pengusaha Kena Pajak
5. Penyerahan dan Bukan Penyerahan Barang dan Jasa Kena
Pajak
6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
7. Saat dan tempat terutang
Tujuan Pembelajaran bag 2
Memahami:
1. Faktor Pajak dan Nota return
2. Dasar Pengenaan Pajak
3. Hubungan Istimewa dan kaitan dengan DPP
4. Penghitungan dan pelaporan
5. Kredit Pajak Masukan
6. Pencatatan Transaksi PPN dan PPnBM
Faktur Pajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak, atau bukti
pungutan pajak karena impor Barang Kena Pajak yang
digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Prinsip PPN bahwa PPN terutang pada saat penyerahan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
Artinya kewajiban PPN telah terjadi saat penyerahan BKP atau JKP.
Maka PKP yang melakukan penyerahan tersebut wajib memungut PPN
dan memberikan Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan pajak
tersebut.
Fungsi Faktur Pajak
Pengenaan PPnBM ini hanya satu kali pada waktu penyerahan BKP
oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor.
BKP yang dikategorikan sebagai BKP Tergolong Mewah :
barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau barang
tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
atau pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat berpenghasilan tinggi; atau barang tersebut dikonsumsi untuk
menunjukkan status; atau
apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta
mengganggu ketertiban masyarakat, seperti minuman beralkohol
Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM)
Karakteristik PPnBM:
sebagai pungutan resmi tambahan selain PPNi atas :
Penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh
Pengusaha yang menghasilkan BKP Yang Tergolong Mewah
tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya;
impor BKP Yang Tergolong Mewah.
dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan BKP Yang
Tergolong Mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada
waktu impor.
PPnBM yang telah dibayar tidak dapat dikreditkan dengan PPnBM
yang terutang.
PKP yang mengekspor BKP Yang Tergolong Mewah dapat meminta
kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP Yang
Tergolong Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM)
Subjek Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah
Pengusaha yang mengimpor barang yang tergolong mewah
Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Penyerahan barang berwujud yang tergolong mewah
Impor barang berwujud yang tergolong mewah
Saat PPnBM Terutang
Secara umum tidak terdapat perbedaan Saat terutang PPn BM dengan saat
terutang PPN
PPnBM terutang
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang dihitung dengan
cara mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak.