14 – 1
Tujuan audit siklus penjualan dan penerimaan kas adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun
yang dipengaruhi siklus sudah disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi atau tidak.
Yang termasuk kedalam siklus penjualan dan penerimaan kas dapat dilihat pada gambar berikut:
kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan
dalam salah satu dari duaakun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak
tertagih. Untukmudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik
untukpenjualan tunai maupun penjualan kredit.
14 – 2
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukanuntuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanyatersedia untuk dijual.
Dalam siklus penjualan dan penagihan ini ada 8 fungsi bisnis yang dimasukan dalam 5 kelompok
tranksaksi:
14 – 3
Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Penjualan
1. Memahami Pengendalian Internal – Penjualan
Dalam memahami pengendalian internal, seorang auditor dapat menggunakan 3 cara
yaitu memahani flowchart, memberikan kuesioner, dan melaksanakan pengujian penjualan
walkthrough.
14 – 4
Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, penekanan umum biasanya pada tes
keberadaan pencatatan transaksi untuk membuka beralihnya uang tunai yang ditarik dari rekening
piutang yang disembunyikan melalui retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif.
Walaupun penekanan untuk audit pada retur penjualan dan pengurangan harga sering
dilakukan dengan tes keberadaan pencatatan transaksi.
Retur penjualan dan pengurangan harga yang tidak dicatat bisa bersifat material dan dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menekan pendapatan bersih.
Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Penerimaan Kas
Auditor menggunakan metodologi yang sama dengan transaksi penjualan untuk merancang
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaski, auditor mengikuti proses menentukan pengendalian internal
kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian, dan merancang pengujian substantif
atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap tujuan audit.
Sama seperti retur dan tunjangan penjualan, perhatian utama auditor dalam audit penghapusan
piutang tak tertagih adalah kemungkinan personel klien menutupi penggelapan dengan menghapus
piutang yang telah dikumpulkan.
Mencegah penipuan ini adalah otorisasi yang tepat untuk penghapusan akun yang tidak dapat
tertagih oleh tingkat manajemen yang ditentukan hanya setelah penyelidikan menyeluruh tentang
alasan pelanggan belum membayar.
Auditor juga prihatin dengan tujuan terkait saldo dari nilai realisasi piutang bersih. Dua kontrol yang
menangani masalah ini:
1. Penyusunan neraca saldo piutang umur periodik untuk direview dan ditindaklanjuti oleh
personel manajemen yang tepat.
2. Kebijakan menghapus akun yang tidak dapat ditagih ketika kemungkinan besar tidak akan
dikumpulkan lagi
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap sisa audit, utamanya terhadap pengujian substantif atas rincian saldo.
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, biaya piutang tak
tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengaruh yang paling signifikan dari hasil
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha, yaitu jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan
penetapan waktu pengujian.