Disusun Oleh :
Kelompok 2
Afriliani 18102039
UNIVERSITAS TRILOGI
2021
PENDAHULUAN
Penerapan pengendalian internal akan mengurangi ketidaksiapan terhadap hal-hal
yang belum direncanakan sebelumnya. Dengan adanya pengendalian internal dapat
memungkinkan manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomis dan
lingkungan kompetitif yang berjalan terus-menerus, dan restrukturisasi karena
pertumbuhan pada masa mendatang, serta pengendalian internal dapat memberikan
jaminan efisiensi, menurunkan risiko kerugian aset, menjamin realibilitas laporan
keuangan, dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Perusahaan menghadapi berbagai risiko dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkannya. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengendalian untuk
menghadapi dan mengelola risiko tersebut. Pengendalian yang lemah akan
mengakibatkan kerugian, skandal, kegagalan, dan merusak reputasi organisasi dalam
berbagai hal. The Committee of Sponsoring Organizations (COSO) of the Treadway
Commission mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut:
“Suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel
lain suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai
pencapaian tujuan dalam (I) efektivitas dan efisiensi operasi, (2) keandalan pelaporan
keuangan, dan (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal ini
dirancang oleh manajemen dan dilakukan oleh personel di semua tingkatan organisasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi dengan menjamin efisiensi dan efektivitas
proses operasi, keandalan catatan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku. Pengendalian internal tidak hanya terbatas pada seperangkat prosedur dan
infrastruktur pengamanan tetapi juga integritas dan etika semua personel organisasi. Ada
beberapa hal yang mendasari konsep pengendalian, yaitu sebagai berikut:
Pengendalian yang efektif adalah ukuran yang menjamin bahwa operasi dapat
berjalan sukses dan dapat mengamankan sumber daya perusahaan. Pengendalian internal
adalah konsep dinamis yang berjalan di dalam organisasi yang merupakan kebalikan dari
serangkaian prosedur dasar. Pengendalian efektif yang efektif menjadi penting karena:
1. Memiliki informasi operasional yang efektif dan keuangan yang dapat diandalkan
2. Patuh dengan kebijakan dan perencanaan prosedur, aturan, regulasi, dan hukum yang
berlaku
3. Dapat melindungi asset
4. Tercapainya misi, tujuan dan sasaran perusahaan
1. Menaksir area-area berisiko tinggi yang merupakan tujuan utama dari pengendalian.
2. Mendefinisikan dan menjalankan program untuk meninjau sistem pencegah risiko.
3. Meninjau setiap sistem dengan melakukan pengujian evaluasi terhadap Sistem
pengendalian internal untuk mempertimbangkan pencapaian kelima tujuan pokok
pengendalian.
4. Memberi masukan kepada manajemen apakah pengendalian berjalan dengan tepat dan
efektif atau tidak, apakah pelaksanaannya mendorong pencapaian tujuan sistem atau
pengendalian.
5. Merekomendasikan saran-saran yang diperlukan untuk memperbaiki sistem
pengendalian.
6. Melakukan audit tindak lanjut untuk mengetahui apakah manajemen telah
melaksanakan rekomendasi audit yang telah disepakati.
Penaksiran risiko dan perancangan, pengendalian akan dipisah jika tidak ada
kerangka kerja pengendalian yang jelas. Pemisahan penilaian risiko dan perancangan
pengendalian tidak akan memberikan manfaat dan nilai yang tinggi bagi pengendalian
internal organisasi. Kerangka kerja ini menyediakan tiga kategori tujuan yang
memungkinkan organisasi berfokus pada beragam aspek pengendalian internal berikut:
1. Tujuan operasi (operations objectives). Tujuan ini berkenaan dengan efektivitas dan
efisiensi kegiatan entitas, termasuk tujuan kinerja operasional dan keuangan, serta
pemeliharaan aset dari kerugian.
2. Tujuan pelaporan (reporting objectives). Tujuan ini berkaitan dengan pelaporan
keuangan dan non-keuangan internal dan eksternal serta mencakup aspek reliabilitas,
ketepatwaktuan, transparansi, atau aspek lain sebagaimana ditetapkan oleh
pemerintah, diakui oleh pembuat standar, atau entitas pembuat kebijakan.
3. Tujuan kepatuhan (compliance objectives). Tujuan ini berkaitan dengan ketaatan atas
hukum dan aturan di mana entitas menjadi subjek.
COSO mengemukakan bahwa sistem pengendalian internal memiliki 5 unsur,
yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi serta pemantauan pengendalian. Setiap unsur-unsur dalam kerangka kerja
COSO memilki sub unsur yang merupakan penjabaran dari unsur tersebut. Tujuan
pengendalian internal model COSO adalah menciptakan efektivitas dan efisiensi aktivitas
operasi, menjamin terciptanya laporan keuangan yang andal dan mendorong manajemen
untuk mamatuhi aturan yang berlaku. Model COSO sangat dinamis karena mencangkup
sebagian besar aspek struktur dan proses yang dibutuhkan untuk menjalankan
pengendalian. Tanpa adanya referensi mengenai model ataupun kriteria yang komperatif
untuk mengevaluasi tingkat perusahaan, sangat sulit untuk mengetahui bagaimana direksi
meninjau system pengendalian internal.
a. Tujuan
Sangat penting bagi organisasi untuk memiliki tujuan sebagai petunjuk yang jelas
mengenai kriteria pengendalian. Tujuan akan mengarahkan organisasi pada
aktivitas yang harus dilakukannya dan pengendalian yang dibutuhkannya untuk
pencapaian tujuan tersebut.
b. Komitmen
Orang – orang di dalam perusahaan harus memahami dan menyelaraskan diri
mereka dengan nilai – nilai dan identitas perusahaan yang meliputi nilai etika,
integritas, kebijakan sumber daya manusia, otoritas, tanggung jawab dan
akuntabilitas, maupun rasa saling percaya.
c. Kemampuan
Kemampuan merupakan sumber daya bagi usaha pengendalian yang berupa
keahlian, pengalaman dan tingkah laku yang memadai oleh karyawan.
Kemampuan dapat dipenuhi melalui pelatihan dan seminar penyuluhan, baik pada
saat awal program maupun saat program sedang berlangsung.
d. Tindakan
Sebelum karyawan bertindak, mereka harus mempunyai tujuan yang jelas,
komitmen untuk mencapai target dan kemampuan untuk menghadapi masalah
maupun peluang yang ada. Tindakan yang dilakukan setelah ada persiapan akan
lebih berpeluang untuk sukses dalam mencapai tujuan.
e. Pemantauan dan Pembelajaran
Setiap aktivitas merupakan bagian dari proses pembelajaran yang akan membawa
perusahaan ke dalam dimensi yang lebih tinggi. Organisasi yang bertahan pada
budaya yang kaku tidak akan mendorong pengalaman pembelajaran yang positif,
dan pengendalian akan diinterpretasikan dengan menghukum mereka yang
kinerjanya menurun.
F. MEKANISME PENGENDALIAN
Mekanisme pengendalian merupakan serangkaian rencana dan prosedur yang
dilakukan untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Mekanisme tersebut
terdiri dari mekanisme individual untuk setiap orang dan proses yang terjadi di dalam
organisasi. Mekanisme pengendalian harus mencakup hal-hal tertentu seperti berikut:
1. Mekanisme pengendalian harus didefinisikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh
penggunanya. Jika prosedur tidak dimengerti oleh karyawan, akan menimbulkan
masalah mengenai kesesuaiannya.
2. Mekanisme harus dijalankan untuk memantau pelaksanaan pengendalian.
Pengendalian adalah proses yang dimulai dengan penyusunan standar dan diakhiri
dengan peninjauan apakah pelaksanaan telah sukses.
3. Mekanisme harus disetujui oleh manajemen dan karyawan yang akan
melaksanakannya. Faktor tersebut dapat digunakan oleh auditor untuk meyakinkan
bahwa manajer telah menyetujui berbagai akibat yang akan timbul dari sistem
pengendalian internal.
Jenis-Jenis Pengendalian
Pelaksanaan Pengendalian
1. Otorisasi
Mengotorisasi berarti proses menyetujui sesuatu atas nama organisasi
2. Pembatasan akses fisik
Dapat dilakukan melalui password, pembatasan akses terhadapat dekstop komputer,
dan kebijakan mengenai keaman gedung
3. Supervisi
Karyawan diobservasi oleh jajaran manajer, serta membantu mereka juga
4. Pemeriksaan
Kesesuaian yang merupakan komponen penting dari sistem pengendalian dan bagian
dari proses untuk menjalankan sesuatu dengan tepat
5. Manual Prosedur
Pengendalian tingkat tinggi mengharuskan organisasi untuk menyusun standar-
standar yang minimal mencakup :
a. Peraturan Keuangan meliputi pendapatan, pengeluaran kas, perbankan, akuntansi
umum, kontrak, dan lain sebagainya.
b. Buku panduan karyawan mencakup rekrutmen, pelatihan dan pengembangan,
kinerja, dan disiplin.
c. Mekanisme pembelian barang dan jasa yang diperlukan organisasi.
d. Mekanisme penanganan personel sesuai dengan panduan jaminan kesejahteraan
e. Standardisasi komputer mencakup penggunaan sistem komputer dan prosedur
keamanan.
6. Praktik pengembangan dan rekrutmen karyawan
Sebagian besar pengendalian didasarkan pada hal-hal apa yang dilakukan oleh
manusia. Oleh sebab itu, manusia adalah faktor yang tidak dapat diabaikan. Sistem
rekrutmen dan pengembangan yang baik mendorong keberhasilan implementasi
sistem pengendalian.
7. Pemisahan tanggung jawab
Pengendalian jenis ini mengharuskan lebih dari satu orang dalam memproses sebuah
transaksi yang memberi kontribusi terhadap keuntungan perusahaan.
8. Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan atau merepresentasikan pengendalian yang bagus.
Garis pelaporan yang jelas sehubungan dengan akuntabilitas, pertanggungiawaban,
dan otorisasi merupakan awal mula pengendalian yang bagus.
9. Dokumen yang bernomor urut dan pengendalian atas alat tulis kantor
Dokumen berharga seperti formulir pemesanan, permohonan cek, dan cek
mengandung unsur pengendalian jika semua bernomor urut.
10. Rekonsiliasi.
Tindakan menyeimbangkan satu sistem dengan sistem yang lain merupakan salah satu
mekanisme pengendalian.
11. Manajemen usaha untuk memperoleh proyek dan manajemen proyek yang sudah ada
Kebanyakan organisasi memiliki program yang berubah-ubah guna memajukan
organisasi mereka atau singkatnya berkompetisi dan mempertinggi harapan
stakeholder (pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi)
12. Pengendalian sistem keuangan
Pengendalian dasar seperti pengendalian terhadap sistem pembayaran, pendapatan,
penjualan, pembelian, persediaan, dan sistem lain yang berbasis keuangan harus
dijalankan di perusahaan.
13. Keamanan IT
Semua organisasi menggunakan sistem informasi dan sistem ini akan diotomatisasi
melalui jaringan internal dan sambungan ke internet.
14. Manajemen kinerja
Pengendalian pokok lainnya yang harus dilakukan di perusahaan adalah proses
pengujian hasil-hasil atau kinerja oleh jajaran manajemen. Sistem kinerja sebaiknya:
a. Sederhana.
b. Dapat dipercaya.
c. Dapat diterima oleh semua bagian.
d. Ditetapkan oleh direksi.
e. Fleksibel.
f. Mencerminkan akuntabilitas.
g. Berorientasi masa depan dengan berbasis pada visi perusahaan
h. Didasarkan pada kebijakan yang adil dan jelas.
i. Berhubungan dengan sistem penaksiran yang berlaku di dalam organisasi.
j. Berhubungan dengan tujuan dan target.
k. Didasarkan pada sistem pelaporan yang bagus yang menyediakan informasi tepat
waktu, rulin, dapat dipercaya, dapat dibandingkan,jelas (misalnya dalam bentuk
grafik), dan tidak memuat detail yang terlalu panjang dan menunjukkan
akuntabilitas personal.
l. Didasarkan pada pembelajaran yang dinamis.
m. Disesuaikan dengan operasi.
n. Sejalan dengan kebudayaan atau merupakan bagian perkembangan kebudayaan.
o. Responsifterhadap perubahan strategi risiko manajemen.
p. Menantang.
KESESUAIAN PENGENDALIAN