Anda di halaman 1dari 24

AUDIT SIKLUS

PENDANAAN DAN
PEMBAYARANNYA
Oleh Kelompok 8 :
Ayessa Miftahul Iman 1510531046
Kenni Rana 1510532014
Suci Juliana 1510532016
Vivalde Gusmon 1510532044
Konsep Dasar Siklus Pendanaan
Siklus pendanaan adalah siklus transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
pendanaan, baik dalam bentuk utang jangka panjang maupun dalam bentuk
penerbitan saham.
Aktivitas pendanaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas
diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan
hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Siklus pendanaan ini
berkaitan dengan transaksi mengenai penghimpunan dana dari pihak lain, lease
modal, menerbitkan obligasi atau menerbitkan saham preferen maupun saham
biasa yang dimaksudkan sebagai setoran modal melalui penjualan saham
maupun sebagai utang jangka panjang. Aktivitas pendanaan juga mencakup
pembayaran kembali utang jangka panjang yang telah jatuh tempo,
mengakuisisi kembali saham (treasury stock) serta pembayaran bunga dan
dividen.
Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi, yaitu:

Transaksi Utang Transaksi Ekuitas


Jangka Panjang Pemegang Saham

Siklus pendanaan bersinggungan dengan siklus pengeluaran


kas dimana hal ini memiliki alasan yaitu karena pembayaran bunga
obligasi dan dividen oleh perusahaan biasanya dilaksanakan dalam
bentuk uang ataupun sejenisnya
Rekening yang terkait siklus pendanaan
Tujuan Audit Siklus Pendanaan
Tujuan audit siklus pendanaan adalah menguji kebenaran
dan kewajaran asersi manajemen tentang transaksi pendanaan. Asersi
manajemen adalah pernyataan manajemen dalam bentuk saldo akun
dalam laporan keuangan. Kriteria kebenaran dan kewajaran asersi
pendanaan adalah :
1. Asersi sesuai dengan bukti pendukung
2. Asersi sesuai dengan fakta
3. Asersi diungkapkan secara penuh
4. Asersi sesuai dengan SAK
Untuk menjamin efektifitas pencapaian tujuan audit, dalam
melaksanakan tugas audit auditor perlu menggunakan rerangka
kerja yang baik, misalnya menggunakan rerangka
kerja (framework) yang dikembangkan oleh PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board), yang terdiri dari:
1. Eksistensi / Terjadinya
2. Kelengkapan
3. Hak dan Kewajiban
4. Penilaian atau Alokasi
5. Penyajian dan Pengungkapan
Potensi Kesalahan
1. Kesalahan pelaporan saldo akun transaksi pendanaan, misalnya karena kesalahan pisah batas transaksi atau sengaja tidak
melaporkan utang jangka panjang secara lengkap karena pertimbangan tertentu.
2. Uang hasil pendanaan tidak digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Penyalahgunaan dana pelunasan pinjaman oleh oknum staf perusahaan.
4. Kesalahan pencatatan pelunasan pinjaman, misalnya kesalahan klasifikasi unsur pelunasan pokok pinjaman dan pelunasan bunga
pinjaman.
5. Kesalahan pencatatan utang leasing karena kesalahan klasifikasi antara leasing operasional (operating lease) dan leasing
pendanaan (financing lease).
6. Kesalahan pencatatan penyesuaian utang bunga pada akhir periode akuntansi.
7. Kesalahan pencatatan beban bunga, misalnya karena tidak memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto utang obligasi.
8. Kesalahan pencatatan konversi utang obligasi dengan saham.
9. Kesalahan pencatatan transaksi penjualan saham dengan pola pesanan (subscription stock), terutama pada saat pemesan saham
gagal melunasi kekurangan pembayaran saham.
10. Kesalahan pencatatan pengumuman dan pembayaran dividen, misalnya dalam kasus dividen saham atau dividen likuidasi.
11. Kesalahan pencatatan saham treasury dan penjualan kembali saham treasury.
Penyusunan Program Audit Siklus
Pendanaan serta Penerapan Prosedur
Audit

• Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya


merupakan sumber dana modal yang utama.
• Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran
ketika kas dikeluarkan untuk membayar bunga obligasi,
penarikan obligasi, dividen tunai dan pembelian saham
treasuri.
Beberapa pertimbangan perencanaan
audit meliputi :
1. Materialitas
Arti penting dari utang jangka panjang dalam posisi keuangan berbagai perusahan dapat saja berbeda-
beda. Pada umumnya di perusahaan, perbandingan utang jangka panjang terhadap total kewajiban dan
ekuitas pemegang saham tidak material, tetapi pada perusahaan-perusahaan seperti PLN, perusahaan
gas dan air minum utang jangka panjang bisa mencerminkan lebih dari 50% klaim atas total aktiva.

2. Risiko bawaan
Risiko salah saji dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi-transaksi siklus keuangan biasanya
rendah, dimana dalam kebanyakan perusahaan transaksi-transaksi siklus ini jarang terjadi kecuali untuk
pembayaran bunga dan dividen, yang kadang-kadang ditangani oleh pihak luar. Disamping itu juga,
transaksi-transaksi semacam ini kebanyakan membutuhkan otorisasi dari dewan komisaris dan pejabat
perusahaan terlibat dalam pelaksanaannya.

3. Risiko prosedur analitis


Merupakan elemen risiko deteksi yang berupa kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi kekeliruan
material. Apabila auditor memahami aktifitas-aktifitas investasi dan sifat bisnis klien, maka aktifitas-aktifitas
pendanaan klien bisa diperkirakan.
4. Risiko pengendalian
Yaitu penerapan komponen-komponen pengendalian internal atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo
pada siklus pendapatan dalam banyak hal serupa dengan apa yang diterapkan untuk siklus investasi.
Seperti dalam lingkungan pengendalian, tanggung jawab atas transaksi biasanya dibebankan pada kepala
departemen yang harus memiliki integritas dan kompetensi untuk melakukan tugas-tugas tersebut.
Sebagian besar transaksi memerlukan otorisasi dari dewan komisaris dan dewan komitmen audit harus
memonitor dengan ketat aktivitas dan pengendalian dalam siklus ini.

5. Dokumen dan catatan


Sejumlah dokumen yang ada pada siklus pendanaan yaitu seperti sertifikat saham dan sertifikat obligasi
yang sudut pandangnya dilihat dari sudut pandang penerbit (issuer). Selain itu, transaksi-transaksi pada
siklus pendanaan menyangkut ayat-ayat dalam jurnal umum, jurnal penerimaan & pengeluaran kas untuk
aktifitas penerbitan dan penghentian utang, sekuritas saham, pembayaran utang, pembayaran bunga
serta pengumuman dan pembayaran dividen.
6. Fungsi dan pengendalian yang berkaitan

Fungsi-fungsi siklus pendanaan dan aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan siklus pendanaan yaitu
:
• Pemberian otorisasi atas obligasi dan modal saham oleh dewan komisaris berdasarkan perencanaan
strategic dan aktivitas investasi perusahaan.
• Penerbitan obligasi dan modal saham yang dilakukan sesuai otorisasi oleh dewan komisaris dan
peraturan hukum yang berlaku, yang hasil penerbitannya segera disetorkan ke bank secara utuh serta
sertifikat obligasi dan saham tersebut harus di amankan secara fisik.
• Pembayaran bunga obligasi dan dividen tunai sesuai dengan otorisasi dewan komisaris dan
manajemen.
• Pelunasan dan pembelian kembali obligasi dan modal saham yang dilakukan sesuai dengan otorisasi
dewan komisaris serta saham yang dibeli kembali harus diamankan secara fisik.
• Pencatatan atas transaksi pembelanjaan secara baik dan benar mengenai jumlahnya,
penggolongannya dan periode akuntansinya yang sesuai dengan otorisasi dan dokumen pendukung .
Cont..
Penyusunan Program Audit Siklus Pendanaan serta Penerapan
Prosedur Audit

Prosedur Analitis yang digunakan untuk mengaudit siklus pendanaan yaitu :


1. Rasio arus kas bebas
Arus Kas Bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan (kuartalan atau
tahunan)—setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang
berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital expenditure) untuk
pengembangan usaha.
Arus kas bebas yang negative menunjukkan kebutuhan akan dan
mendekati jumlah dari pembiayaan yang diharapkan guna mencegah
kekeringan kas atau investasi.
2. Rasio utang berbunga terhadap total asset
Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset


Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

4. Rasio membandingkan pengembalian atas asset dengan biaya


incremental utang
Jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi atas asset dibanding biaya incremental
utangnya, maka ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan
pembiayaan dengan utang untuk memperluas asset dan laba entitas
tersebut.
5. Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa
Memberikan pengujian kelayakan atau ekuitas pemegang
saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan.

6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancer
Suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang apabila rasio kurang dari 1,0
menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial.
7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkan
Pengujian atas kemampuan entitas untuk menghasilkan laba untuk
menutup biaya pelunasan utang yang apabila rasio kurang dari 1,0
menunjukkan bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutupi
biaya pendanaan.

8. Rasio beban bunga terhadap utang bunga


Suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang dicatat yang
harus mendekati biaya modal utang rata-rata entitas.
Pengujian Substantif atas Saldo Hutang
Jangka Panjang
Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit
transaksi berkaitan dengan utang jangka panjang, tetapi jumlah
per transaksi seringkali sangat signifikan. Transaksi utang jangka
panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir tahun.
Oleh karena itu, pengujian substantif atas saldo utang
jangka panjang bisa dilakukan sebelum ataupun sesudah tanggal
neraca. Pengujian atas biaya yang berkaitan biasanya dilakukan
bersamaan dengan pengujian atas saldo utang.
Penentuan Risiko Deteksi

Berikut tabel pengujian substantif atas saldo hutang jangka


panjang :
Pengujian Substantif Atas Ekuitas
Pemegang Saham (Modal)
Pengujian saldo ekuitas pemegang saham dapat
dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca.
Dalam pengauditan saldo-saldo ini, untuk asersi-
asersi penilaian atau pengalokasian san penyajian serta
pengungkapan perlu dipisahkan antara modal saham disetor
dengan laba ditahan.
Penentuan Risiko Deteksi
Risiko deteksi pada ekuitas terkadang ditetapkan rendah karena
transaksi pada ekuitas terjaid tidak rutin pada perusahaan klien, maka
risiko deteksi dapat ditetapkan moderat atau tinggi jika hanya ada
transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi,
sekuritas konvertibel atau opsi saham.
Berikut tabel pengujian substantif atas ekuitas
pemegang saham :
Kategori Pengujian Substantif
Prosedur- 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha dan tentukanlah :
prosedur awal a. Signifikansi berbagai sumber pendanaan (utang dan ekuitas)
b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh atas kebutuhan
perusahaan akan pendanaan serta kemampuan untuk mendapatkan ekuitas
modal dan pembayaran dividen.
c. Standar industry yang menunjukkan seberapa besar industri menggunakan
pembelanjaan modal.

2. Lakukan prosedur awal atas saldo ekuitas pemegang saham serta catatan-
catatan yang akan di uji lebih lanjut.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis


Pengujian detil 4. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke rekening modal
transaksi saham disetor dengan dokumen pendukungnya.
5. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke rekening laba
ditahan dengan dokumen pendukungnya.

Pengujian detil saldo 6. Review pasal-pasal dalam anggaran dasar perusahaan


7. Review otorisasi dan termin-termin penerbitan saham.
8. Konfirmasi saham beredaran dengan registrar dan transfer agent
9. Inspeksi buku sertifikat saham
10. Inspeksi saham-saham yang dibeli kembali

Penyajian dan 11. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU.


pengungkapan

Anda mungkin juga menyukai