b. Pengendalian dokumentasi
Pengendalian yang terkait mencatat tentang deskripsi,
penjelasan, bagan air, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan
contoh-contoh objek dari sistem informasi. Dokumentasi dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu: Dokumentasi yang
disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar, dokumentasi daftar
rekening dan dokumentasi prosedur manual. Dokumentasi yang ada di
bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur, sistem, program
operasi, dan dokumentasi data.
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi
sistem komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi
jaminan yang cukup bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah
dilakukan dengan benar sesuai prosedural. Pengendalian aplikasi
dikategorikan sebagai berikut :
a. Pengendalian masukan
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data.
Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan,
masukan terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam
proses komputer.
c. Pengendalian keluaran
Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan
dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah
dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini
mencakup rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi
account, audit periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream
resubmission.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan karyawan agar
karyawan dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer. Ada dua aktivitas
pengendalian :
1. Aktivitas yang terkait dengan pelaporan keuangan.
Meliputi: Perancangan dokumen yang baik dan penggunaan
dokumen bernomor urut tercetak; Pemisahan tugas; Otorisasi atas
transaksi; Pengamanan yang memadai; Cek independen atas kinerja
rekan sekerja; Penilaian (valuation) atas jumlah yang mesti dicatat
yang tepat.
2. Aktivitas yang terkait dengan pemrosesan informasi,
meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Aktivitas ini membantu memastikan reliabilitas dan integritas sistem
informasi yang memproses informasi keuangan maupun informasi non
keuangan.
3. Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
b. Lingkup Sistem
Lingkup sistem merupakan serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi guna untuk meningkatkan produktifitas
yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer suatu perusahaan atas dasar
kriteria mutu yang telah ditetapkan. Ruang lingkup sistem harus
komprehensif dan mencakup semua aktivitas di seluruh rantai nilai.
b. Manufacturing
Tahap selanjutnya setelah RD& E, perusahaan memulai manufacturing
cycle yang mana akan menghasilkan biaya produksi. Biaya dalam siklus
produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang
diperoleh, dimana didalamnya terdapat biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik Biasanya pada tahap ini tidak
banyak ruang untuk lebih fleksibel dari segi biaya, karena sudah diatur
sejak awal. Pada Traditional, biaya produksi memainkan peran besar,
sedangkan jika menggunakan konsep modern, biaya produksi dapat
ditekan dengan berbagai metode manajeman, just in time dll. Usaha lain
yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya adalah menggunakan ABC
dan manajer dapat mengidentifikasi aktivitas yang bernilai dan tidak.
E. Target costing
target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya
yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufaktur
sehingga metode target costing ini dapat digunakan oleh perancang sebelum
produk dan proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha
pada pengurangan biaya operasional produk di masa depan
Menurut Hansen dan Mowen (2000): “Kalkulasi biaya target (target
costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan
harga (harga target) dimana pelanggan bersedia membayarnya. Ini juga sering
disebut sebagai kalkulasi biaya berdasarkan harga (price-driven costing).”)
Tujuan dari target costing adalah pengurangan biaya produk dalam
tahap RD&E dan bukan pada proses produksi. Kunci target costing adalah
pada desain produk yang dapat memuaskan konsumen.
Menurut Monden (1995) target costing mempunyai dua tujuan, yaitu:
1) Untuk mengurangi biaya produk baru agar tingkat keuntungan yang
dikehendaki dapat tercapai. 2) Untuk memotivasi seluruh karyawan
perusahaan agar memperoleh laba target pada saat pengembangan produk
baru dengan menjalankan metode target costing di seluruh aktivitas
perusahaan.
Target costing adalah contoh yang sesuai bagaimana akuntansi
manajemen dan sistem pengendalian dapat digunakan untuk tujuan strategik
dan betapa pentingnya hal tersebut bagi perusahaan untuk memiliki sistem
yang mempertimbangkan pengukuran kinerja dalam seluruh proses value
chain.
Melalui target costing produk yang dihasilkan akan dapat memperoleh
laba yang diharapkan karena biaya yang diharapkan ditentukan berdasarkan
harga yang kompetitif. Sebagai dampaknya maka penggunaan target costing
harus sering mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya yang ketat atau
melakukan desain ulang produk atau desain proses produksi sehingga harga
produk dapat kompetitif namun tetap dapat menghasilkan laba.
Agar target costing dapat tercapai maka perusahaan harus melakukan
efisiensi dengan mengeliminasi pemborosan dan melakukan perbaikan terus
menerus. Perusahaan akan menentukan harga serendah-rendahnya (supaya
harga menjadi kompetitif) sehingga setiap unit atau karyawan dalam
perusahaan akan meningkatkan efisiensi yang akan berdampak pada
keuntungan maksimal. Melalui strategi ini maka target costing dapat membuat
perusahaan menjadi kompetitif. Strategi ini sangat cocok bagi perusahaan
yang berada dalam industri dimana harga sangat mempengaruhi keputusan
konsumen.
Contoh Soal:
Biaya produksi = harga jual – laba yang diinginkan perusahaan dari harga
jual Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan X mempertimbangkan
memproduksi mesin penggali baru. Spesifikasi produk saat ini dan pangsa
pasar yang ditarget meminta harga jual mesin penggali baru adalah Rp
25.000.000,-. Laba yang diinginkan oleh perusahaan adalah Rp 5.000.000,-
per unit. Target cost dihitung sebagai berikut :
F. Kaizen Costing
Kaizen merupakan suatu strategi yang dipergunakan untuk melakukan
peningkatan secara terus-menerus ke arah yang lebih baik terhadap proses
produksi, kualitas produk, pengurangan biaya operasional, mengurangi
pemborosan hingga peningkatan keamanan kerja.
Penerapan Strategi Kaizen dalam sebuah perusahaan memerlukan
usaha dan kerjasama dari semua level karyawan perusahaan mulai dari level
terendah sampai dengan yang Manajemen Puncak. Penerapan Strategi Kaizen
lebih difokuskan pada perbaikan-perbaikan yang berskala kecil-menengah
sehingga proyek-proyek perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat
sasaran. Tujuan dan Keuntungan setelah menerapkan Aktivitas Strategi
Kaizen antara lain :
1. Menghindari biaya yang tersembunyi yang berasal dari 7 pemborosan
(seven waste) dalam proses Produksi
2. Memberikan nilai tambah pada operasional produksi sehingga dapat
meningkatkan kualitas produk dengan biaya terendah dan memperpendek
waktu pengiriman kepada pelanggan.
3. Dapat melakukan perubahan dalam waktu yang relatif singkat dan biaya
yang rendah.
G. Environmental Costing
Environmental costs adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas
lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk yang mungkin
terjadi (Hansen dan Mowen, 2009).
Secara garis besar pengertian biaya lingkungan diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu (Firma Sulistyowati, 1999)
1. Biaya Lingkungan Implisit (Remedial Cost)
Biaya ini tidak terkait secara langsung dengan proses produksi suatu
perusahaan, tetapi merupakan kewajiban perusahaan untuk melakukan
perbaikan terhadap lingkungannya. Yang termasuk dalam biaya
lingkungan implisit adalah : biaya pencemaran tanah,biaya pencemaran air
tanah, biaya pencemaran permukaan air, dan biaya pencemaran gas udara.
2. Biaya Lingkungan Eksplisit (Externalities Cost)
Yang tergolong pada biaya ini adalah biaya pengurangan polusi udara,
limbah, kerusakan tanaman, biaya pengobatan, dan lain-lain yang sudah
sewajarnya menjadi tanggung jawab perusahaan.
H. Benchmarking
Benchmarking adalah cara bagi organisasi untuk mengumpulkan
informasi mengenai praktek-praktek bisnis terbaik dari organisasi lain. Cara
ini sangat efektif dari segi biaya. Organisasi dapat menghemat waktu dan
uang dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh
perusahaan lain. Informasi yang diperoleh juga akan membantu dalam upayya
memperbaiki kinerja perusahaan. Dengan demikian, memilih mitra
benchmarking yang tepat merupakan aspek yang penting dari proses ini.