DISUSUN OLEH :
FACHRIZON 160301116
FEBRIA PUTRI 160301042
IIN SAPUTRA 170301207
NADYA ZAHTI M.T 160301148
RIRIN MELATI 160301008
RISA AMDANI 160301124
WINDA WIDIA ASTUTI 160301157
i
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul
“Audit Siklus Akuisi Dan Pembayaran mengenai Pengujian Pengendalian,
Pengujian Substantif Atas Transaksi, Dan Utang Usaha Serta Menyelesaikan
Pengujian Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran Verifikasi Akun Terpilih”
dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dalam mata kuliah Auditing 2.
Adapun tujuan diberikannya tugas makalah ini yaitu untuk menambah wawasan
tentang audit siklus akuisi dan pembayaran dengan cara melakukan pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan utang usaha. Walaupun
dalam penyusunan danpenulisan makalah ini penulis menemukan beberapa
kesulitan, namun akhirnya penyusunan dan penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan khususnya dari dosen
mata kuliah Auditing 2 untuk dijadikan pedoman pada penulisan berikutnya.
Harapan penulis semoga penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan khususnya pada penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akun dan kelas transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran .......... 3
2.2 Fungsi bisnis dalam siklus serta dokumen dan catatan yang terkait ...... 4
2.3 Pengaruh E – commerce terhadap siklus akusisi dan pembayaran ........ 7
2.4 Metodologi merancang pengujian pengendalian dan pengujian
susbtantif atas transaksi ......................................................................... 8
2.5 Metodologi merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha ........15
2.6 Jenis akun lain dalam siklus akuisisi dan pembayaran ..........................19
2.7 Audit properti, pabrik dan peralatan ......................................................20
2.8 Audit beban dibayar dimuka ..................................................................27
2.9 Audit kewajiban akrual ..........................................................................29
2.10 Audit akun laba dan beban ...................................................................29
2.11 Contoh kasus ........................................................................................30
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................33
3.2 Saran .....................................................................................................34
PERTANYAAN..................................................................................................34
JAWABAN .........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan
pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pembayaran untuk barang dan jasa
merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara
langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang
berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus di periksa auditor terdiri
atas cek, berkas transaksi pengeluaran kas, daftar pengeluaran kas dan lain lain.
Akuisisi barang dan jasa mencakup akuisisi barang seperti bahan baku,
peralatan, perlengkapan, perbaikan dan pemeliharaan, serta penelitian dan
pengembangan. Auditor harus memahami fungsi bisnis serta dokumen dan catatan
perusahaan sebelum mereka dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi.
Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas tentang kelas
transaksi dan saldo akun akuisisi dan pembayaran pada sebuah perusahaan umum
dan dokumen, catatan khusus yang digunakan dalam siklus akuisisi dan
pembayaran.
1
5. Bagaimana metodologi merancang pengujian atas rincian saldo utang
usaha ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran
adalahuntuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi
barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.Terdapat tiga kelas
transaksi yang dimasukkan dalam siklus :
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan serta diskon pembelian
Ada 10 akun yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang ditunjukkan
oleh akun T :
3
Gambar diatas menunjukkan bahwa setiap transaksi didebit atau dikredit
ke utang usaha. Karena banyak perusahaan melakukan akuisisi secara langsung
dengan menggunakan cek atau kas kecil (petty cash). Kita asumsikan bahwa
akuisisi yang dilakukan secara tunai diproses dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan dengan utang usaha.
2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang
diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis
yang dimulai dari :
1. Memproses Pesanan Pembeli
Bentuk dari permintaan barang dan jasa, persetujuan yang diperlukan serta
kebijakan perusahaan. Dokumen yang digunakan dalam memproses ini adalah :
Permintaan Pembelian (purchase requisition).
Dokumen untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang
berupa permintaan akuisisi seperti atas bahan oleh seorang mandor ruangan
penyimpanan, perbaikan oleh pihak luar oleh personil kantor atau pabrik, atau
asuransi dari wakil presiden direktur yang bertanggungjawab atas properti dan
peralatan.
Pesanan Pembelian (purchase order).
Dokumen untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut
mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang dan jasa
yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan
otorisasi akuisisi. Perusahaan sering kali menyerahkan pesanan pembelian secara
elektronik kepada vendor yang telah memiliki sistem EDI (electronic data
intercharge).
4
Laporan Penerimaan (receiving report)
Sebuah dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang diterima.
Laporan tersebut mencantumkan deskripsi barang, kuantitas yang diterima,
tanggal diterima dan data lainnya yang relevan.Pencatatan awal akan
mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas actual karena itu,
perusahaan perlu berhati-hati mencantumkan semua transaksi akuisisi, hanya
akuisisi yang dilakukan dan pada jumlah yang tepat.
5
Jurnal akuisisi atau Listing
Yaitu file yang dibuat dari transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama
vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap transaksi,
seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, atau utilitas. Jurnal tersebut juga
mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau dengan piutang
usaha.
File Induk Utang Usaha (accounts payable master file)
Yaitumencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan
pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file
transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang
terkomputerisasi. Total setiap saldo dalam file induk sama dengan total saldo
utang dalam buku besar umum. Printout file induk utang usaha menunjukkan, per
vendor, saldo awal utang usaha, setiap akuisisi, retur dan pengurangan akuisisi,
pengeluaran kas dan saldo akhir.
Neraca Saldo Utang Usaha (accounts payable trial balance)
Yaitu dokumen yang mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap
vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut
dibuat secara langsung dari file induk utang usaha.
Laporan Vendor (Vendor’s Statement)
Dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo
awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo
akhir.
6
faktur vendor dan dokumen pendukung lainnya, dan yang lainnya diarsipkan
secara numberis.
File Transaksi Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Transaction File)
Adalah file yang dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua
transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu
periode, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan. File ini berisi jenis
informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.
Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas (Cash Disbursenment Journal or
Listing)
Yaitu listing atau laporan yang dibuat dari transaksi pengeluaran yang
mencantumkan semua transaksi selama setiap periode tertentu. Transaksi yang
sama, termasuk semua informasi yang relevan akan dicantumkan dalam file induk
utang usaha dan buku besar umum.
7
Selain itu, penggunaan Internet untuk mengakuisisi barang dan jasa juga
sering memungkinkan pengiriman produk dan jasa lebih cepat karena waktu yang
terkait dengan melakukan pemesanan secara online dapat dihemat. Ketersediaan
produk dan informasi tentang rantai suplai lainnya secara online, seperti status
pesanan, yang membantu mengurangi biaya yang berkaitan dengan penggajian
setelah dihubungkan dengan penetapan staf layanan pelanggan dan fungsi
penjualan lainnya.
8
kas. Prosedur untuk memahami pengendalian internal dalam siklus akuisisi dan
pembayaran serupa dengan prosedur yang dilaksanakan pada siklus transaksi
lainnya.
9
kuantitas, syarat, dan ongkos angkut yang ada dalam faktur vendor yang
sudah benar.
2. Memverifikasi perkalian, footing, dan distribusi akun.
3. Perangkat lunak komputer akan menyandingkan dokumen dan
memverifikasi keakuratan faktur secara otomatis.
4. Harus memperhitungkan semua laporan penerimaan untuk memastikan
bahwa tujuan kelengkapan dipenuhi.
Otorisasi Pembayaran.
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk:
Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang tepat.
Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan
fungsi utang usaha.
Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan
cek pada saat cek ditandatangani.
Cek harus dipranomori agar jauh lebih mudah memperhitungkan semua
cekdan dicetak pada kertas khusus yang membuatnya sulit untuk mengubahpayer
atau penerima pembayaran atau jumlah. Perusahaan harus berhati-hatidalam
melakukan pengendalian fisik terhadap cek kosong, yang sudah tidakdigunakan
lagi, dan yang telah ditandatangani.
10
menerbitkan pendapat mengenai pengendalian internal terhadap laporan
keuangan.
11
Faktur vendor, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan permintaan
pembelian diverifikasi secara internal.
12
Pengendalian internal kunci :
Pesanan pembelian telah dipranomori dan diperhitungkan.
Laporan penerimaan telah dipranomori dan diperhitungkan.
Voucher telah dipranomori dan diperhitungkan.
Pengujian pengendalian yang umum :
Memeriksa urutan pesanan pembelian.
Memeriksa urutan laporan penerimaan.
Memeriksa urutan voucher.
Pengujian substantif atas transaksi yang umum :
Menelusuri dari file laporan penerimaan ke jurnal akuisisi.
Menelusuri dari file faktur vendor ke jurnal akuisisi.
Pengujian susbtantif atas transaksi yang umum :
Membandingkan transaksi yang tercatat dalam jurnal akuisisi dengan
faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi pendukung lainnya.
Menghitung utang keakuratan klerikal pada faktur vendor, termasuk
diskon dan ongkos angkut.
13
Contoh, jika auditor merasa yakin bahwa transaksi aktiva tetap telah
dicatat dengan benar dalam jurnal akuisisi, maka dapat diterima untuk
memvouching lebih sedikit akuisisi periode berjalan selama pegujian atas rincian
saldo ketimbang jika pengendaliannya tidak memadai.
14
Pengendalian internal kunci :
Bagan akun yang memadai telah digunakan.
Klasifikasi akun telah diverifikasi secara internal.
Pengujian pengendalian yang umum :
Memeriksa prosedur manual dan bagan akun.
Memeriksa indikasi verifikasi internal.
Pengujian susbtantif atas transaksi yang umum :
Membandingkan klasifikasi dengan bagan akun dengan merujuk ke faktur
vendor.
15
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang
Usaha (Tahap I).
Banyak perusahaan yang fokus pada perbaikan aktivitas manajemen mata
rantai suplainya yang telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan
system untuk mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Auditor harus
memahami sifat perubahan system tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko
bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi
kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.
16
4. Merancang Dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III).
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam siklus
akuisis dan pembayaran seperti pada setiap siklus lainnya, terutama untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha. Dengan cara auditor harus
membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban.
17
4. Menelusuri laporan penerimaan yang yang dikeluarkan sebelum akhir
tahun ke faktur vendor terkait.
5. Menelusuri laporan vendor yang menunjukkan saldo yang jatuh tempo
keneraca saldo utang usaha.
6. Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis.
7. Pengujian pisah batas pengujian pisah batas (cutoff tests).
8. Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan.
9. Persediaan dalam perjalanan.
18
tetapi, jika pengendalian internal klien lemah, laporan tidak tersedia, atau auditor
mempertanyakan integritas klien, sangatlah penting untuk mengirimkan
permintaan konfirmasi kepada vendor. Karena menekankan pada kurang saji akun
kewajiban, akun yang dikonfirmasi harus mencakup akun saldo yang besar, aktif
dan nol serta sampel representatif dari semua akun lainnya.
Ukuran Sampel.
Pengujian atas rincian saldo utang usaha terutama berfokus pada prosedur
audit yang umumnya dilakukan, dokumen dan catatan yang diperiksa, serta
penetapan waktu pengujian. Auditor juga harus mempertimbangkan ukuran
sampel ketika mengaudit utang usaha.
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung
pada faktor – faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar,
penilaian resiko pengendalian, dan hasil tahun sebelumnya. Jika pengendalian
internal klien lemah, yang bukan merupakan hal umum untuk utang usaha, hampir
semua item populasi harus diverifikasi.
Sampling statistik kurang begitu umum digunakan dalam mengaudit utang
usaha ketimbang untuk piutang usaha. Mendefenisikan populasi dan menentukan
ukuran populasi untuk utang usaha jauh lebih sulit. Karena penekanannya
diberikan pada utang usaha yang dihapus, auditor harus berusaha untuk
memastikan bahwa populasi melibatkan semua utang yang potensial.
19
Kewajiban lainnya
Laba dan akun beban
20
Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor harus
memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah
saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian.
Salah saji yang dapat ditoleransi merupakan hal yang penting untuk
memverifikasi penambahan tahun berjalan karena transaksi tersebut bervariasi
dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun hingga sejumlah besar
akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan
mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut
21
baru atau bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan
biaya atau bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan
biaya atau harga perolehannya. Pengujian audit yang paling umum untuk
memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor.
22
atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu mengurangi risiko
salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang
tercatat untuk memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan
akuntansi.
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi
catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal
kapan aktiva dilepas atau dibuang, nama orang atau perusahaan yang
mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan akumulasi
penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan
diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke
pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan
akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti.
Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan
aktiva pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terkait dan file induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan
akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat
dalam jurrnal umum serta menghitung kembali keuntungan atas kerugian atas
pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva dengan aktiva pengganti,
auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang
23
digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
1) Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca
(eksistensi)
2) Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
24
mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih (tujuan
nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan
nonoperasi”.
25
umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan perusahaan yang
ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi
penyusutan adalah:
26
footing akumulasi penyusutan dalam file induk properti dan menelusuri
totalnya ke buku besar umum
2) Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat
Pengendalian Internal
Pengujian Audit
27
1) Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan
tahun sebelumnya,
2) Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3) Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian
atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan asuransi,
4) Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama
tahun berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun
sebelumnya sebagai pengujian terhadap kesalahan perhitungan,
5) Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar
di muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi
menyangkut kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar
asuransi, tetapi pemahaman auditor mengenai akuntansi dan penilaian
aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak
diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan
khusus untuk melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva,
pembahasannya:
1) Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan
polis yang ada telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2) Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi
dibayar di muka (hak),
3) Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah
dijumlahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
(keakuratan dan detail tie-in),
4) Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5) Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)
28
2.9 Audit Kewajiban Akrual
Kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas
jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual
diantaranya seperti:
1. Gaji akrual,
2. Pajak gaji akrual,
3. Bonus pejabat akrual,
4. Komisi akrual,
5. Fee profesional akrual,
6. Sewa akrual,
7. Bunga akrual.
2.10 Audit Akun Laba Dan Beban
Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan
ketika mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi :
1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil
operasi yang tepat.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang
berbeda diperlukan untuk komparabilitas
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi
dan mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo
29
CONTOH KASUS
30
SOLUSI PEMECAHAN KASUS :
Analisis Kasus :
Kasus permasalahan diatas menunjukkan bahwa terjadinya ketidakbiasaan
atau kegiatan-kegiatan yang tidak diharapkan. Yang dimana perbandingan antara
pembelian barang persediaan dengan penjualan bersihnya yang dapat
mengindikasikan adanya pembelian yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa
dibandingkan dengan tingkat penjualannya.
Metode analitis lainnya adalah perbandingan pembelian persediaan bahan
baku dengan tahun sekarang yang mungkin mengindikasikan adanya kecurangan
kecurangan pembelian ganda (overbilling scheme).
Sampling Statistik :
Persediaan, dokumen dasar pembelian dapat diuji secara sampling untuk
menentukan ketidakbiasaan (irregularities), metode deteksi ini akan efektif jika
ada kecurigaan terhadap satu attributnya seperti pemasok fiktif. Suatu daftar
alamat PO BOX akan mengungkapkan adanya pemasok fiktif vendor dengan
munculnya Komplain / keluhan dari konsumen, pemasok, atau pihak lain.
Sehingga alat deteksi tersebut dapat mengarahkan auditor untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut terhadap perusahaan itu.
Kunjungan Observasi :
Kasus kecurangan dan penggelapan aset diatas, hal itu biasanya terjadi
karena tiga faktor yaitu:
1. ada satu tekanan pada seseorang, seperti kebutuhan keuangan.
2. adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan dan menyembunyikan
kecurangan yang dilakukan.
3. adanya cara pembenaran perilaku tersebut yang sesuai dengan tingkatan
integritas pelakunya.
Hal yang perlu di perhatikan pada struktur pengendalian internal
perusahaan tersebut :
31
1. Lingkungan pengendalian.
filosofi dan gaya manajemen
struktur organisasi
komite audit
metode komunikasi
Fungsi audit internal
Kebijakan dan prosedur personalia / kepegawaian.
2. Sistem akuntansi nya.
Valid / keabsahan / kebenarannya
Otorisasi
Kelengkapan
Klasifikasi / pengelompokkannya.
Waktu
3. Prosedur pengendalian.
Pemisahan tugas
Otorisasi Prosedur yang layak
Dokumen dan catatan yang memadai
Kontrol fisik atas aset dan catatannya.
Pemeriksaan independen terhadap kinerja
Jika struktur pengendalian internal sudah ditempatkan dan berjalan dengan
baik, peluang adanya kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang.
Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan memahami dengan baik setiap elemen
dalam struktur pengendalian intern agar dapat melakukan evaluasi dan mencari
kelemahannya.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Akun dan
kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan pembayaran yang pertama yaitu
perolehan barang dan jasa, kedua pengeluaran kas, ketiga retur dan cadangan
pembelian serta potongan pembelian. Fungsi bisnis dalam siklus beserta dokumen
dan catatan terkait tersebut adalah terjadinya setiap bisnis ketika membukukan
tiga kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan pembayaran. Tiga fungsi
yang pertama adalah membukukan pengeluaran kas dan jasa secara kredit, dan
proses terakhir adalah membukukan pengeluaran kas guna pembayaran ke
pemasok.
E-commerce mempengaruhi siklus perolehan dan pembayaran yang telah
di gunakan oleh perusahaan-perusaan yang melalui opsi internet untuk
mepersingkat proses yang mengelilingi perolehan barang dan jasa, sehingga
membatu perkembangan revolusi di dalam proses yang menyangkut manajemen
saluran pasokan (supply-chain management).
Dalam metodologi perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi untuk siklus perolehan dan pembayaran di bagi menjadi
dua bidang yang luas; pengujian atas perolehan dan pengujian atas pembayaran.
Pengujian atas pembelian atau perolehan melibatkan tiga dari empat fungsi bisnis
yang telah dibahas lebih dahulu di dalam pembahasan ini; pemrosesan pesanan
pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan kewajiban.
Dan dapat disimpulkan juga bahwa mengenai akun dan transaksi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang
berkaitan dengan siklus ini memadai, auditor harus memahami :
33
dokumen serta
catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus akuisisi dan
pembayaran.
Banyak dari akun – akun tersebut, seperti utang usaha, properti, pabrik dan
peralatan, beban penyusutan, serta beban dibayar dimuka, memiliki karakteristik
unik yang mempengaruhi cara auditor memngumpulkan bukti yang mencukupi
tentang saldo akun yang terkait.
3.2 Saran
Saran kami setelah menyusun makalah ini bahwa audit siklus perolehan
dan pembayaran itu perlu menggunakan pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan utang usaha agar dapat meminimalisir resiko yang
akan terjadi pada sebuah laporan keuangan.
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Yang dilakukan auditor jika pengendalian internal atas pencatatan wesel
bayar tidak memadai
Auditor perlu melakukan pengujian kembali terhadap transaksi-
transaksi wesel bayar tersebut,dan :
auditor perlu melakukan prosedur lain untuk menguji adanya wesel
bayar yang tidak tercatat. Misalnya auditor dapat mengirimkan
konfirmasi kepada kreditur yang memiliki wesel atas klien di masa
lampau, tetapi tidak ada di dalam daftar wesel bayar.
34
auditor juga dapat menganalisis beban bunga untuk pembayaran
kepada kreditur yang tidak termasuk dalam daftar wesel bayar dan
menelaah notulensi pertemuan dewan direksi untuk mendeteksi
kemungkinan adanya wesel bayar yang tidak tercatat.
DAFTAR PUSTAKA
35