Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AUDITING 2
”Audit terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif”
Dosen Pengampu : Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA, CIQaR, CIQnR

Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Khoirun Najwa (C1C021001)
Ma’ruf Yoga Setiawan (C1C021002)
Wina Putika Sari (C1C021003)

Program Studi Akuntasi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Audit terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
individu dari Ibu Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k. CA, CIQaR, CIQnR pada
mata kuliah Auditing 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai topik yang diangkat bagi para pembaca dan juga bagi saya
sebagai penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Rahayu, S.E.,
M.S.A., A.k. CA, CIQaR, CIQnR selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun akan sangat kami
butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi di masa depan.

Jambi, 18 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

2.1 Sifat Siklus Pengeluaran ........................................................................ 6

2.2 Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pembelian ......................................... 8

2.3 Aktivitas Pengendalian ........................................................................ 11

2.4 Transaksi Pengeluaran Kas .................................................................. 16

BAB III.............................................................................................................. 18

PENUTUP ......................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transaksi-transaksi siklus pengeluaran pada akhirnya mengakibatkan


terjadinya pengeluaran kas. Kas merupakan aktiva yang sering dan paling
mudah disalahgunakan oleh karyawan perusahaan dengan berbagai cara,
misalnya pengeluaran melebihi yang diotorisasi atau adanya pengeluaran
yang tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Oleh karena itu, harus
ada pengendalian yang memadai untuk siklus pengeluaran tersebut.
Auditor harus mempelajari, menilai atau memahami struktur pengendalian
intern siklus pengeluaran dengan lebih berhati-hati sehingga dapat
menentukan sifat, saat, dan lingkup auditnya serta merencanakan
pelaksanaan auditnya dengan efisien dan efektif.

Transaksi siklus pengeluaran pada umumnya dapat mempengaruhi


beberapa rekening atau akun, antara lain persediaan, tanah, bangunan, alat-
alat kantor dan utang usaha. Begitu pula akun biaya yang secara individu
berjumlah sangat material. Oleh karena itu auditor berusaha untuk
mencapai tingkat risiko yang rendah pada audit siklus pengeluaran, karena
transaksi-transaksi tersebut menjadi sumber terjadinya kesalahan saji yang
tidak disengaja (error) maupun kesalahan yang disengaja (irregulities)
pada laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat siklus pengeluaran?


2. Apa dan bagaimana aktivitas pembelian?
3. Apa yang dimaksud dengan aktivitas pengendalian?
4. Bagaimana transaksi pengeluaran kas?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami sifat siklus pengeluaran.


2. Memahami tentang aktivitas pembelian.
3. Mengetahui dan memahami tentang ktivitas pengendalian.
4. Memahami transaksi pengeluaran kas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan


dengan perolehan atau pembelian dan pembayaran sumber daya
(barang/jasa), sehingga siklus ini menekankan pada pertukaran kas dengan
sumber daya selain kas, seperti barang dagangan, jasa, dan aktiva tetap.
Dua fungsi utama dalam siklus pengeluaran/pembayaran adalah:

(1) Sumber daya (barang/jasa) diperoleh dari penjual ditukar dengan


kewajiban untuk membayar (utang), meliputi aktivitas-aktivitas
sebagai berikut:
 Pembelian
 Penerimaan
 Pencatatan
(2) Kewajiban kepada penjual dibayar, dengan aktivitas utama
pembayaran atau pengeluaran kas, termasuk kemungkinan
diperolehnya potongan dan retur pembelian.

Dengan demikian dalam siklus pengeluaran/pembayaran terdiri dari


dua transaksi utama yaitu: (1) transaksi pembelian dan (2) transaksi
pengeluaran kas. Transaksi pembelian dan pengeluaran kas akan
mempengaruhi atau menyangkut beberapa akun, meliputi:
 Persediaan Barang Dagangan
 Persediaan Bahan Mentah
 Biaya Dibayar di Muka
 Aktiva Tetap
 Aktiva Lain-Lain
 Utang Usaha
 Retur Pembelian
 Potongan Pembelian
 Berbagai Biaya
 Kas

Transakasi pada siklus pengeluaran atau pembayaran akan


menyangkut satu lebih akun dengan frekuensi transaksi yang relatif
banyak, sehingga penanganan dan pencatatannya rumit dan kemungkinan
kesalahan atau ketidakberesannya sangat besar. Oleh karena itu, risiko
melekat atau risiko bawaan pada siklus ini sangat tinggi. Faktor-faktor
yang menyebabkan tingginya risiko bawaan transaksi siklus pengeluaran
atau pembayaran adalah:
 Frekuensi transaksinya pada umumnya tinggi.
 Dapat terjadi pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
 Pembelian aktiva tetap yang tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
 Masalah akuntansi selalu timbul tentang perlakuan terhadap
pengeluaran kas, harus dikapitalisir atau dianggap biaya.

Menyadari risiko melekat pada transaksi siklus pengeluaran tersebut,


maka banyak perusahaan mengusahakan pengendalian intern yang baik
untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan dan ketidakberesan yang
mungkin terjadi.
Pada umumnya auditor ingin mencapai tingkat risiko audit yang
rendah pada transaksi siklus pengeluaran atau pembayaran karena siklus
tersebut merupakan sumber salah saji (baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja) pada laporan keuangan. Oleh karena itu auditor sering
menggunakan metode kombinasi dalam menerapkan strategi auditnya,
yaitu penentuan tingkat risiko pengendalian yang rendah, dan
pengutamaan pengujian substantif atau memperluas lingkup auditnya.
2.2 Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pembelian

Semua barang dan jasa yang dibutuhkan, dibeli dari penjual yang
berasal dari pihak luar. Barang meliputi semua sumber daya yang
berbentuk dan berwujud, seperti bahan mentah, kebutuhan kantor
(supplies) dan peralatan serta perleng kapan lainnya. Jasa meliputi semua
sumber daya tak berwujud, seperti advertensi, asuransi, reparasi dan
pemeliharaan. Barang dan jasa hanya boleh diminta untuk keperluan
kegiatan perusahaan. Pembelian dan kemudian pembayarannya serta
aktivitas yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran diproses
melalui siklus pengeluaran atau pembayaran.

Perolehan Sumber Daya. Semua bagian dalam suatu perusahaan boleh


mengajukan permintaan pembelian barang dan jasa dari penjual pihak luar
kepada Bagian Pembelian. Petugas bagian yang membutuhkan (pemakai
barang dan jasa) membuat atau mengisi formulir Permintaan Pembelian
(purchase requisation) yang diajukan kepada atasannya untuk disetujui.
Permintaan pembelian yang sudah disetujui diserahkan ke Bagian
Pembelian. Setelah di-review, ditentukan penjualnya (mungkin harus
melalui tender), kemudian oleh Bagian Pembelian dibuat Order Pembelian
(purchase order). Order pembelian menjelaskan tentang barang atau jasa
yang diminta, harga tertentu, kuantitas dan informasi lain, misalnya nomor
katalog. Satu lembar order pembelian dikirimkan ke penjual dan lainnya
didistribusikan kepada bagian yang meminta, bagian penerimaan dan
bagian utang.
Barang yang dipesan dari penjual dikirimkan ke Bagian Penerimaan
untuk dibandingkan dengan order pembelian, kemudian dibuat Laporan
Penerimaan (receiping report). Satu tembusan laporan penerimaan
dikirimkan ke Bagian Pembelian dan Bagian Utang Prosedur yang sama
diberlakukan pula untuk pembelian jasa, yaitu bahwa dokumentasi harus
dilengkapi dengan informasi bahwa barang atau jasanya "telah diterima"
Personalia Bagian Utang menyimpan Laporan Penerimaan,
Permintaan Pembelian, dan Order Pembelian sambil menunggu faktur dari
pemasok atau datangnya "penagihan Banyak perusahaan menerapkan
sistem voucher untuk mencatat dan mengendalikan utangnya. Voucher
atau SPM (Surat Perintah Membayar) atau Bukti Utang dibuat oleh
personalia Bagian Utang setelah diterima faktur dari pemasok. Voucher
tersebut kemudian digabungkan dengan laporan penerimaan, order
pembelian, permintaan pembelian yang kemudian dinamakan Voucher
Package atau Bendel Voucher dan diarsipkan menurut tanggal jatuh
temponya. Bagian Utang membuat ringkasan voucher harian dan
menyampaikan satu tembusan daftar voucher tersebut ke Bagian
Akuntansi Umum untuk pencatatan pada Jurnal Pembelian atau Daftar
Voucher (Voucher Register). Total daftar voucher dipostingkan (pada
umumnya dilakukan secara harian) ke buku besar Pembelian dan Utang.
Seluruh transaksi atau kejadian dalam siklus penge- luaran/pembayaran
dibuat pencatatan jurnal, meliputi pembelian, pembayaran di muka, biaya
yang terutang, pengeluaran kas, penyesuaian, dan distribusinya. Formulir
dan dokumen yang biasanya digunakan meliputi:
 Permintaan Pembelian: suatu permintaan tertulis dari karyawan atau
suatu bagian untuk dibelikan suatu barang.
 Order Pembelian: suatu permintaan tertulis kepada penjual untuk
membeli barang.
 Laporan Penerimaan Barang: suatu dokumen yang berisi informasi
tentang barang yang diterima dari penjual.
 Faktur Penjual: suatu dokumen yang berisi informasi tentang barang
yang dibeli, harga, syarat dan tanggal jatuh temponya untuk dibayar.
 Bendel Voucher satu bundel dokumen yang berhubungan dengan
transaksi pembelian (terdiri: permintaan pembelian, laporan
penerimaan barang, faktur dan bukti utang).
Ringkasan Aktivitas Pembelian dan Pembayaran Kas
Bagian Pembelian:
 Menerima permintaan pembelian yang sudah disetujui dari bagian
yang membutuhkan (pemakai).
 Membuat order pembelian, mendistribusikan, menahan 1 lembar
untuk arsip.
Bagian Penerimaan:
 Menyimpan order pembelian sampai barangnya datang.
 Pada waktu barang datang, menghitung dan membandingkan dengan
order pembelian.
 Membuat laporan penerimaan.
 Menyerahkan barang ke Bagian Pengendalian Barang (gudang).
 Menyerahkan 1 kopi laporan penerimaan ke Bagian Utang dan ke
Bagian Pembelian, dan menahan untuk arsip 1 lembar laporan
penerimaan, order pembelian.
Bagian Utang:
 Membandingkan permintaan pembelian, order pembelian, laporan
peneri maan, dan faktur dari penjual.
 Membuat voucher dan laporan harian, menggabungkan bendel
voucher.
 Mengarsip bendel voucher sampai tanggal jatuh tempo, mengirimkan
ke Bagian Keuangan pada saat jatuh tempo.
 Mengirimkan laporan harian ke Bagian Akuntansi Umum untuk
pencatatan, dan menahan satu lembar sebagai arsip.
Bagian Keuangan:
 Me-review bendel voucher yang diterima dari Bagian Utang pada
tanggal jatuh tempo.
 Mempersiapkan cek dan laporan harian.
 Menahan cek yang sudah diotorisasi yang berwenang.
 Menyerahkan cek kepada penjual (yang berwenang).
 Mengirimkan laporan ke Bagian Akuntansi Umum dan Akuntansi
Persediaan untuk pencatatan, menahan 1 lembar untuk arsip.
 Membatalkan (cap "lunas") dan menyimpan bendel voucher.

2.3 Aktivitas Pengendalian


Standar pekerjaan lapangan kedua menghendaki agar auditor
memahami struktur pengendalian intern yang meliputi tiga elemen yaitu:
 Lingkungan pengendalian,
 Sistem akuntansi, dan
 Prosedur pengendalian.

Lingkungan Pengendalian. Auditor harus benar-benar memahami struktur


organisasi dalam siklus pengeluaran. Misalnya kegiatan pembelian,
penerimaan dan penyim panan atau pergudangan harus di bawah manajer
operasional, pencatatan di bawah manajer pengendalian atau controller,
dan pengeluaran kas di bawah manajer keuangan Wawancara dengan
manajemen dan mempelajari bagan organisasi memungkinkan auditor
memperoleh pemahaman yang memadai tentang ada tidaknya pemisahan
wewenang dan tanggung jawab terhadap semua transaksi yang berkaitan
dengan siklus pengeluaran.
Metode pengendalian manajemen yang diterapkan terhadap siklus
pengeluaran meliputi penggunaan anggaran, yang terdiri anggaran kas,
anggaran biaya operasi, dan anggaran pembelian aktiva tetap. Risiko
pengendalian berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran akan semakin
turun jika manajemen menerapkan metode anggaran sebagai alat
pengendalian dengan baik, pembandingan antara anggaran dengan
realisasinya, dan mengkomunikasikan penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi kepada tingkat manajemen yang tepat, serta menindak-lanjuti atau
mengambil langkah-langkah perbaikan secara tepat waktu terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Sistem Akuntansi. Pemahaman terhadap sistem akuntansi menghendaki auditor
mengetahui metode pemrosesan data dan dokumen-dokumen penting dan
pencatatan yang digunakan pada transaksi siklus pengeluaran. Pemahaman
terhadap sistem akuntansi akan diperoleh dengan me-review "Pedoman
Akuntansi" dan sistem bagan arus, wawancara dengan personalia Bagian
EDP dan personalia lain yang terlibat dalam pemrosesan transaksi, dan
pengalaman auditor tahun sebelumnya.
Perbedaan dalam sistem akuntansi dari perusahaan yang satu dengan
perusa. haan yang lain adalah adanya alternatif pencatatan transaksi
pembelian, yaitu penggunaan jurnal pembelian atau voucher register,
sistem manual atau EDP.
Prosedur Pengendalian. Dalam pemahaman struktur pengendalian intern,
khususnya pada prosedur pengendalian, auditor diharuskan mengamati
adanya penerapan lima kategori prosedur pengendalian, yaitu adanya
otorisasi yang benar, pemisahan tugas, dokumen dan catatan, pengendalian
kewenangan, dan adanya pengendalian secara independen (bebas atau
tidak memihak). Lima kategori prosedur pengen- dalian tersebut
merupakan inti tujuan struktur pengendalian intern.

Dalam pemahaman struktur pengendalian intern, pusat perhatiannya


auditor ditujukan untuk mengetahui dan memahami pengendalian yang
ditetapkan klien, yaitu bagaimana sistem tersebut seharusnya
dilaksanakan?, dan apakah pengen- dalian intern telah disusun atau
ditentukan oleh manajemen untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat
berfungsi sebagaimana direncanakan? Pemahaman struktur pengendalian
meliputi empat tahapan yaitu:
(1) melakukan review pendahuluan,
(2) mendokumentasikan sistem,
(3) melakukan pengamatan transaksi secara sepintas,
(4) menentukan bahwa pengendalian yang ada dapat diandalkan.
Review Pendahuluan. Untuk memulai review sistem, auditor harus mengetahui
dan memahami secara umum sistem pengendalian intern kliennya dan
mengetahui arus transaksi pembelian dan pengeluaran kas melalui siklus
pengeluaran. Tujuan review pendahuluan adalah untuk menentukan
apakah dengan memahami atau mem- pelajari dan menilai sistem akan
dapat membatasi pengujian substantif utang pada akhir tahun. Jika dari
review pendahuluan disimpulkan bahwa sistem pengendalian yang ada
tidak memadai, maka akuntan tidak diharuskan untuk membatasi
pengujian substantif akhir tahun, dan dokumentasi kertas kerja dibatasi
hanya berupa memo yang memberikan alasan untuk tidak melanjutkan
penilaiannya terhadap sistem pengendalian intern.
Dokumentasi Sistem. Siklus pengeluaran perusahaan hasil review pendahuluan
dapat didokumentasikan dalam bentuk flowchart, daftar pertanyaan,
dan/atau uraian tertulis. Pertanyaan disusun untuk mendapatkan jawaban
"tidak" jika jelas kelihatan adanya kelemahan. Jawaban "tidak”
mencerminkan bahwa unsur pengendalian yang umum digunakan tidak
diterapkan dalam perusahaan tersebut, sehingga pengendaliannya lemah.
Sedangkan jawaban "Ya" menunjukkan bahwa ada penerapan, yang berarti
pengendaliannya baik. Dan jawaban T/D berarti unsur yang ditanyakan
tidak ada dalam perusahaan.
Alternatif lain, di samping flowchart dan/atau daftar pertanyaan
auditor dapat menjelaskan sistem - atau bagian sistem - dengan uraian
tertulis. Misalnya, uraian tertulis digunakan untuk menjelaskan
pendistribusian dokumen dan laporan di luar perhatiannya yang pokok
yaitu pembelian, penerimaan, utang dan pengeluaran kas yang merupakan
pusat perhatian (menarik) auditor.
Pengamatan Sepintas. Untuk lebih mengetahui dan memahami flowchart,
auditor dapat memilih bendel voucher yang telah dipisahkan (telah diberi
tanda lunas) secara acak dari arsip Bagian Keuangan. Permintaan
pembelian, order pembelian, laporan penerimaan barang, faktur dan
voucher harus diteliti dan uji kesesuaiannya dengan kebijaksanaan
perusahaan dan dibandingkan dengan dokumen yang disimpan di Bagian
Pembelian, Penerimaan dan Bagian Utang.
Identifikasi Dapat Tidaknya Sistem Diandalkan. Berdasar dokumentasi sistem
dan anggapan bahwa pengendalian yang ada secara potensial dapat
diandalkan, auditor melanjutkan mempelajari dan menilai sistem
pengendalian intern sebagai berikut:
 Identifikasi tujuan sistem.
 Mempertimbangkan kemungkinan kesalahan atau penyimpangan yang
terjadi jika tujuan pengendalian intern tidak tercapai.
 Menentukan pengendalian yang digunakan oleh klien untuk mencegah
dan mendeteksi kemungkinan kesalahan dan penyimpangan.
 Mendesain pengujian pengendalian untuk setiap pengendalian intern
sebagai dasar penentuan pengujian substantif.

Seperti halnya penjualan dan penerimaan kas, pembelian dan


pengeluaran kas biasanya frekuensi transaksinya relatif tinggi, setiap
pembelian barang dan jasa secara kredit harus dicatat sebagai utang dan
akhirnya harus dibayar.

Penerimaan. Dengan diterimanya barang merupakan bukti terjadinya pembelian


dan pengakuan utang. Berdasarkan kenyataan tersebut maka dapat
ditentukan bahwa prosedur penerimaan telah diterapkan dengan benar,
selanjutnya auditor dapat mempertimbangkan untuk mengunjungi Bagian
Penerimaan secara mendadak untuk menentukan bahwa dalam penerimaan
barang dilakukan penghitungan secara sungguh-sungguh dan dibandingkan
dengan order pembeliannya.
Sebagai tambahan, auditor dapat merancang untuk mengamati secara
men- dadak dan merancang pengujian pengendalian yang ditujukan untuk
menentukan barang yang diterima sesuai dengan bendel voucher yang
digunakan untuk menguji Bagian Pembelian sama dengan arsip Bagian
Penerimaan.
Pengeluaran Kas dan Pencatatan. Pada aktivitas pengeluaran kas biasanya
mudah terjadi penyimpangan atau penyelewengan, oleh karena itu auditor
harus melakukan pengujian kesesuaian terhadap pembayaran kepada
penjual terutama mengenai kebenaran otorisasi dan pencatatannya, kalau
memungkinkan keaslian tanda tangan dan penyerahannya.
Fungsi pencatatan untuk pembelian dan pengeluaran kas termasuk
pencatatan pada utang, meminta auditor untuk menentukan apakah sudah
dicatat secara rinci pada daftar voucher dan pada rekening langganan
(Kartu Utang) secara benar dan totalnya sama dengan yang tercatat pada
buku besar Sesuai dengan program pengujian pengendalian terhadap
pengeluaran kas dan pencatatannya.
Pengujian kesesuaian adalah ditujukan untuk menentukan apakah
pembelian diotorisasi, dilaksanakan dan dicatat dengan benar. Tetapi juga
harus diingat bahwa kemungkinan terjadi transaksi yang diotorisasi
dilaksanakan dengan penjual yang tidak diotorisasi atau secara fiktif. Oleh
karena itu, pengujian kesesuaian pengeluaran kas dan pencatatan
ditekankan pada paid check sebagai bukti utama bahwa penjual telah
dibayar dan dapat dipercaya (penjual yang bonafide). Berikut program
pengujian pengendalian pengeluaran kas dan pencatatan beserta uraian
singkatnya.
Penilaian. Untuk melengkapi langkah dalam mempelajari dan menilai struktur
pengendalian intern siklus pengeluaran, auditor me-review dan
mendokumentasikan hasil pengujiannya, serta menentukan apakah struktur
pengendalian yang ada dapat diandalkan dalam membatasi pengujian
substantif akhir tahun atau bahkan diperlukan perluasan dalam pengujian
tersebut. Evaluasi didasarkan pada jenis kesalahan dan penyimpangan
yang terjadi, struktur pengendalian yang diperlukan untuk menghindari
kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan tersebut, serta kelemahan
dari struktur pengendalian yang ada.
2.4 Transaksi Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas untuk tujuan apapun harus mendapat otorisasi dari


pihak yang berwenang, biasanya kepala Bagian Keuangan (treasurer),
yang bebas dari aktivitas pembelian dan pencatatan. Menjelang voucher
jatuh tempo atau saat untuk dibayar maka Bendel Voucher diajukan ke
Bagian Keuangan untuk di- review ketelitiannya dan keasliannya dan
disetujui untuk dibayar. Untuk meminimkan kemungkinan adanya
pengeluaran kas yang tidak diotorisasi maka semua formulir harus
bernomor urut tercetak dan semua cek/formulir yang rusak atau dibatalkan
harus disimpan dan dipertanggungjawabkan. Dalam rangka membatasi
penggunaan cek maka buku cek harus diawasi atau dikuasai oleh orang
yang telah ditunjuk. Pemisahan antara pemegang buku cek dengan pe-
nanda tangan cek merupakan cara yang baik untuk mencegah adanya
penyalahgunaan.
Cek yang sudah ditulis (tanggal, jumlah, penerima cek) dan voucher
yang sudah disetujui untuk dibayar beserta dokumen pendukungnya harus
diserahkan kepada penanda tangan cek yang telah ditunjuk (yang tidak
terlibat dengan pemrosesan dan pencatatan utang). Penarikan cek yang
melebihi jumlah tertentu harus ditandatangani oleh dua orang (dua tanda
tangan). Cek yang sudah di- tandatangani harus segera diserahkan kepada
yang berhak (kreditur) oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk
menyetujui, mencatat, dan memproses transaksi. Bendel Voucher yang
telah dibayar harus segera dihapuskan atau diberi tanda "LUNAS" atau
melubangi voucher yang bersangkutan, yang sebaiknya dilakukan oleh
penanda tangan cek. Pemberian tanda "LUNAS" atau melubangi voucher
sangat penting untuk menghindari adanya pembayaran dobel terhadap
voucher tersebut. Nomor cek harus tertera pada vocher yang sudah
dibayar, dan diarsipkan, serta dibuat "daftar voucher yang telah dibayar
secara harian" dan diserahkan ke Bagian Utang untuk diposting pada buku
pembantu utang dan ke Bagian Akuntansi Umum untuk dicatat pada
"Daftar Cek" atau "Check Register" yang dalam sistem voucher
menggantikan atau berfungsi sebagai jurnal pengeluaran kas.
Pembayaran kadang-kadang dilakukan sebelum barang dan jasa
diterima, misalnya uang muka untuk pemesanan barang atau jasa dan
pembayaran di muka untuk asuransi, sewa dan advertansi. Pembayaran
tersebut hanya dapat dilakukan dengan otorisasi pihak yang berwenang
dan harus didukung dokumen yang diperlukan. Pembayaran di muka
(prepaid) harus di-review secara hati-hati oleh bagian akuntansi untuk
menentukan kebenaran klasifikasi rekening. Pada akhir periode akuntansi
semua pengeluaran harus di-review dan dibuat jurnal penye suaian
terhadap uang muka atau pembayaran di muka untuk menentukan
besarnya biaya yang terjadi pada periode itu dengan benar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus pengeluaran meliputi permintaan atau perolehan sumber daya


(barang atau jasa) dari penjual dan kemudian pembayaran atas sumber
daya yang dimintanya. Aktivitas yang berkaitan dengan penjual meliputi
pembelian, penerimaan, pencatatan dan pembayaran kas. Dokumen yang
membuktikan kebenaran otorisasi dan pelaksanaannya meliputi:
Permintaan Pembelian, Order Pembelian, Laporan Penerimaan, Faktur dari
penjual dan Voucher. Dokumen-dokumen tersebut digabung dan disebut
dengan Bendel Voucher sebagai dasar pembayaran kepada penjual.
Pengeluaran kas harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang
bebas dari fungsi pencatatan. Penguasaan cek yang tidak digunakan,
penggunaan alat tanda tangan harus dibatasi pada personalia yang telah
diotorisasi.
Pengujian pengendalian aktivitas pembelian ditekankan untuk
meyakinkan apakah pembelian dan pembayarannya diotorisasi,
dilaksanakan dan dicatat dengan benar. Pengujian pengendalian terhadap
aktiva tetap difokuskan apakah transaksi penambahan, penjualan dan
penghentian pemakainya diotorisasi, dan dicatat dengan benar, termasuk
perhitungan biaya depresiasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Munawir, S. (2005). Auditing Modern. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai