Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AUDIT

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

(PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


ATAS TRANSAKSI)

DOSEN PENGAMPU :
YUNEITA ANISMA, SE., M.SI., AK

DISUSUN OLEH:
SANIA JUNI UTAMI 1802110450
SITI NOVIA AZZAHRA 1802123972
MAYA ARISTA 1802110388
ASMAWATI 1802123777
HUTAMI DWI KUSUMA 1802111490

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKOMONI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Audit
Siklus Penjualan dan Penagihan (Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi)” ini dengan baik dan tepat waktu. Dan juga kami berterimakasih kepada
Ibu Yuneita Anisma, SE., M.Si., Ak selaku Dosen pengampu mata kuliah Audit 2 yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Pekanbaru, 1 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan ...................
B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait ........................
C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substansif
Atas Transaksi Penjualan ........................................................................................
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan .........................................................................
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penerimaan Kas ......................................................................................
F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih .....................................
G. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian Serta
Pengungkapan .........................................................................................................
H. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketergantungan suatu audit sangat besar pada pengendalian internal dalam
siklus penjualan dan penagihan yang mengharuskan auditor untuk melakukan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang ekstensif. Auditor harus
mengetahui kapan harus bergantung pada pengendalian internal dan kapan tidak.
Penilaian risiko pengendalian dan perancangan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi dalam siklus
penjualan dan penagihan perlu dilakukan. Diperlukan pengetahuan kelas transaksi
dari siklus penjualan dan penagihan serta saldo akun yang ada dalam perusahaan
tipikal. Selain itu diperlukan pemahaman dokumen dan catatan yang digunakan
dalam siklus penjualan dan penagihan s e b e l u m m e m p e l a j a r i p e n i l a i a n r i s i k o
pengendalian dan perancangan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi transaksi secara mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. A pa s aja akun dan kelas yang terlibat dalam s iklus penjualan s erta
penagihan?
2. Bagaimana fungsi bisnis dan dokumen serta catatan yang terkait dalam
siklus penjualan dan penagihan?
3. b a g a i m a n a Bagaimana melakukan pengendalian internal dan
merancang serta melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi penjualan?
4. B agaimana menerapkan metodologi pengendalian terhadap tranaks i
penjualan untuk mengendalikan retur dan pengurangan penjualan?
5. B a g a i m a n a m e l a k u k a n p e n g e n d a l i a n i n t e r n a l , d a n m e r a n c a n g s e r t a
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas?
6. Bagaimana menerapkan metodologi pengendalian terhadap siklus penjualan dan
penagihan untuk menghapus piutang tak tertagih?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut disajikan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi
2. Untuk mengidentifikasi akun dan kelas transaksi dalam siklus penjualan serta
penagihan
3. Untuk menguraikan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait dalam
siklus penjualan dan penagihan
4. Untuk memahami pengendalian internal dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan
5. Untuk menerapkan metodologi pengendalian terhadap tranaksi penjualan untuk
mengendalikan retur dan pengurangan penjualan
6. Untuk memahami pengendalian internal, dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA


PENAGIHAN

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi. Ada perbedaan sifat dan judul akun bagi suatu industri jasa,
perusahaan ritel dan perusahaan asuransi, tetapi konsep kuncinya tetap sama.

Gambar 14-1 menunjukkan bahwa ada 5 kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan dengan menggunakan akun T (classes of transactions in the sales and collection
cycle) :

1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)


2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
B. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN
TERKAIT
Siklus penjualan dan penagihan (sales and collection cycl) melibatkan keputusan serta
proses yang di perlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan
setelah keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan peremintaan oleh seorang
pelasnggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang
diakhirnya menjadi kas. Sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi, auditor harus memahami
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.

Permintaan pelanggan atas barang akan mengawakili siklus secara keseluruhan,


secara legal, siklus tersebut merupakan penawaran untuk membeli barang dengan syarat
tertentu. Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan pesanan
penjualan.

Pesanan pelanggan(customer order) pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang


dagang yang diajukan oleh pelanggan.pesanan tersebut dapat diterima melalui telepon, surat,
formulir tercetak yang telah dikirimkan kepada calon pelanggan atau pelanggan yang sudah
ada,melalui tenaga pwnjualan, pesanan pelanggan yang diajukan secara elektronik melalui
internet ,atau hubungan jaringan lainnya antara pemasok dan pelanggannya.

Pesanan penjualan (sales order) adalah dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi,


kuantitas dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.
Indikasi diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali berfungsi sebagai
persetujuan untuk mengirimkan barang. Fungsi yang penting ini merupakan titik awal siklus
dimana perusahaan akan menyerahkan aset.

Dokumen pengiriman dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang,


yang menunjukkan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang
relevan lainnya. Dokumen pengiriman juga berfungsi sebagai signal untuk menagih
pelanggan dan dapat secara elektronik atayu bentuk kertas.salah satu jenis dokumen
pengiriman adalah bill of lading,yang merupakan kontrak tertulis mengebai penerimaan dan
pengiriman barang antara pembawa dan penjual. Banyak perusahaan menggunakan bar code
dan computer tangan untuk mencatat pengeluaran persediaan dari gudang.Informasi ini
digunakan untuk memperbaharui catatan persediaan perpetual.karena merupakan cara untuk
memberi informasi kepada pelanggan mengenai jumlah yang akan ditagih atas barang yang
dibelinya,penagihan pelanggan baru dilakukan dengan benar atas dasar tepat waktu.aspek
paling penting dari penagihan:

 Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)


 Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari kali
 Setiap pengiriman di tagih dalam jumlah yang tepat

Informasi ini akan digunakan untuk membuat jurnal penjualan dan bersamaan dengan
penerimaan kas seta kredit, memungkinkan dibuatnya netraca saldo piutang usaha.

Faktrur penjualan adalah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang
di jual,harga, ongkos angkut, asuransi,syarat, dan data yang relevan lainnya.faktur penjualan
merupakan metode untuk menunjukkan kepada pelanggan jumlah penjualan dan gtanggal
jatuh tempo pembayaran.

File transaksi penjualan merupakan file yang dihasilkan komputer yang mencantumkan
semua transaksi penjualan yang di proses oleh system akuntansi selama suatu periode,seperti
sehari, seminggu,atau sebulan.file tersebut mencantumkan informasi tentang transaksi, seperti
nama pelanggan, tanggal, jumlah, klasifikasi atau klasifikasi-klasifikasi akun, tenaga
penjualan atau wiraniaga, dan tingkat komisi. Informasi yang ada dalam file transaksi
penjualalan akan digunakan untuk membuat berbagai catatan, listing atau laporan ,tergantung
pada kebutuhan pwrusahaan. File tersebut dapat mencantumkan jurnal penjualan, file induk
piutang usaha, dan transaksi bagi saldo akun atau divisi tertentu.
Jurnal penjualan atau listing merupakan laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan
biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah ,dan klasifikasi atau klasifikasi
bagi setiap transaksi, seperti divisi atau lini produk.

File induk piutang usaha merupakan file computer yang digunakan untuk mencatat
penjualan individual, penerimaan kas,serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap
pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.

Neraca saldo piutang usaha daftar atau laporan ini menunjukan jumlah piutang dari setiap
pelanggan pada suatu titik waktu. Laporan tersebut dibuat langsung dari file induk piutang
usaha, dan biasanya merupakan neraca saldo menurut umur (agen trial balance) yang
mencantumkan total saldo yang beredar dan jumlah hari piutang yang telah beredar, menurut
kategori hari.

Laporan bulanan merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik
kepada setiap pelanggan yang menu jukkan saldo awal piutang usahanya, jumlah dan tanggal
setiap penjualan, pembayaran kas yang di terim, memo kredit yang di terbitkan, dan saldo
akhir yang jatuh tempo.

Remittance advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.Remittance advice digunakan untuk
catatan kas yang diterima untuk memungkinkan kas tersebut dapat segera disetor dan untuk
memperbaiki pengendalian atas aktiva.

Prelisting penerimaan kas merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan,piutang usaha atau
kas, dan yang tidak dimiliki akses kecatatan akuntansi.daftar ini digunakan untuk
memverifikasi apakah kas yang diterima telah dicatatat dan didepositokan pada jumlah yang
benar serta atas dasar tepat waktu.

File transaksi penerimaan kas adalah file yang dihasilkan kompiuter yang mencantumkan
semua transaksi penerimaan kas yang diproses olehsistem akuntansi selama suatu periode,
seperti satu hari,satu minggu atau satu bulan.file ini mencantumkan jenis informasi yang
sama seperti filr transaksi penjualan.

Jurnal penerimaan kas atau listing berasal dari file transaksi penerimaan kas
mencantumkan semua transaksi selama suatu periode waktu.transaksi yang sama termasuk
semua informasi yang relevan, juga akan dimasukkan kedalam file piutang usaha dan buku
besar.

Memo kredit adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari pelanggan
akibat retur barang atau pengirangan harga.memo kredit seringkali mengambil bentuk umum
yang sama seperti faktur penjualan,tetapi mendukung pengurangan piutang usaha dan bukan
kenaikan.

Jumlah retur dan pengurangan penjualan adalah jurnal yang digunakanuntuk mencatat
retur dan pengurangan penjualan.

Formulir otorisasi piutang tak tertartagih adalah dokumen yang digunakan dalam
lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai tak
tertagih.

Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip-prinsip


akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sebesar
jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

C. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian


internal untuk menilai risiko pengendalian, terdapat empat langkah yang penting dalam
penilaian ini :
 Auditor memerlukan kerangaka kerja untuk menilai risiko pengendalian. Enam tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi akan menyediakan kerangka kerja ini.
 Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
perusahaan.hal tersebut akan berbeda bagi setiap audit karena setiap klien memiliki
pengendalian internal yang berbeda.
 Setelah mengidentifikasi penngendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitakannya dengan tujuan.
 Auditor menilai resiko pengendalian untik setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan. Langkah ini sangat penting
karena mempengaruhi keputusan yang akan diambil auditor baik mengenai pengujuan
pengendalian maupun pengusian substansif.

Pemisahan tugas yang memadai dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik
akibat kesalahan maupun penipuan atau kecurangan.untuk mencegah kecurangan, manajeman
harus ,menolak akses ke kas bagi siapa pun yang bertanggung jawab memasukkan informasi
transaksi penjualan dan penerimaan kas kedalam kemputer. Fungsi pemberian kreditb harus
dipisahkan dari fungsi penjualan, karena pengecekan kredit ditujukan untuk mengatasi
kecenderungan alami dari para personil pwnjualan untuk mengoptimalkan volune meskipun
dengan beban penghapusan piutang tak tertagih yang tinggi.

Otorisasi yang tepat audior akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci:

 Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan


 Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan
 Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon harus diotorisasi

Dokumen dan catatan yang memadai karena setiap perusahaan memiliki system
penerimaan, pemprosesan, dan pencatatan transaksi yang unik auditor mungkin sulit
mengevaluasi apakah setiap prosedur klien telah dirancang untuk pengendalian maksimum.

Dokumen ysng telah dipranomori memberi nomor terlebih dahulu dokumen ditunjukkan
untuk mencegah baik kegagalan dalam menagih atau mencatat penjualan dan terjadinya
penagihan serta pencatatan duplikat.

Laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaat mendorong para pelanggan


untuk segera merespons jika ada saldo yang dinyatakan dengan tidak benar.
Prosedur verifikasi internal program komputer arau personil yang independen harus
mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi setiap tujuam
audit yang berkaitan dengan transaksi.

Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada
pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil.biasanya auditor juga harus
menanyai para personil apa tanggung jawab mereka dan apa ada situasi dimana tanggung
jawabnya akan berbeda dengan kebijakan normal. Dalam memutusksan pengujian substansif
atas transaksi, auditor sering kali menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa
memandang situasinya, sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan
hasil pengujian pengendalian.Menentukan prosedur pengujian sustansif atas transaksi
penjualan yang tepat relatife sulit karena sangat bervarian tergantung pada situasinya.

Mencatat Penjualan yang Terjadi Untuk tujuan ini, auditor memperhatikan tiga jenis
salah saji yang mungkin terjadi :

1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengeriman tidak pernah dilakukan


2. Penjualan di catat lebih dari satu kali
3. Pengirimin dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Konsekuensi potensial dari ketiga jenis Salah saji tersebut sangatlah besar karena
akan menimbulkan lebih saji asset dan laba. Pengujian substantif atas transaksi yang sesuai
untuk menguji tujuan keterjadian hanya jika mereka yakin bahwa ada defisiensi
pengedalian,karena itu,sifat dari pengujian tergantung pada sifat salah saji yang potensial
sebagai berikut :

Penjualan dicatat sementara pengiriman tidak pernah dilakukan auditor dapat


memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan pengiriman dan
dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa penjualan tersebut
benar benar terjadi.

Penjualan dilakukan lebih dari satu kali penjualan duplikat dapat ditentukan dengan
mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk melihat apakah ada
nomor yang sama atau duplikat.auditor juga dapat menguji pembatalan dokumen pengiriman
yang tepat.pembatalan yang tepat dapat menurunkan kemungkinan bahwa dokumen
pengiriman akan digunakan untuk mencatat penjualan lainnya.
Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif biasanya jenis kecurangan ini hanya akan
terjadi jika orang yang mencatat penjualan juga mengotorisasi pengeriman.pengendalian
internal yang lemah akan sulit.mendeteksi pengiriman fiktif ini,seperti pengiriman ke lokasi
lain perusahaan.untuk menguji apakah ada pelanggan fiktif,,auditor dapat menelusuri
informasi tentang pelanggan pada faktur penjualan ke file induk pelanggan.

Transaksi penjualan yang ada telah dicatat dalam banyak audit,tidak ada pengujian
substantif atas transaksi yang dilakukan untuk tujuan kelengkapan menyangkut lebih satu
asset dan laba mendapat perhatian yang lebih besar dalam audit transaksi penjualan
ketimbang yang menyangkut kurang satu.jika pengendaliannya tidak memadai,maka jika
klien tidak melakukan penelusuran internal yang independen dari dokumen pengiriman ke
jurnal penjualan,pengajian substantive mungkin akan dilakukan.

Untuk menguji pengiriman yang belum ditagih, auditor dapat menelusuri dokumen
pengeriman tertentu dari file yang ada di dapertemen pengiriman ke salinan faktur penjualan
dan jurnal penjualan yang terkait. Untuk melakukan pengujian yang bermakna dengan
menggunakan prosedur ini,auditor harus yakin bahwa dokumen pengiriman telah dimasukkan
dalam file.

Arah pengujian auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dari dokumen
sumber ke jurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber.pengujian yang
pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan.sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada (tujuan keterjadian)

Untuk menguji tujuan keterjadian, auditor dapat mengawalinya dengan memilih


sampel nomor faktur dari jurnal dan memvouchingnya ke salinan faktur penjualan, dokumen
pengeriman, dan pesanan pelanggan.

Ketika merancang prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan, titik awal
pengujian merupakan hal yang sangat penting, ini disebut arah pengujian.
Penjualan dicatat dengan akurat pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus
memperhatikah hal-hal berikut :

a. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan


b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

Biasanya auditor melakukan pengujuian substantif atas transaksi pada setiap audit
untuk memastikan bahwa masing-masing dari ketiga aspek keakuratan tersebut telah
memastikan bahwa masing-masing dari ketiga aspek keakuratan tersebut telah dilakukan
dengan benar dengan menghitung kembali informasi dalam catatan akuntasi dan
membandingkan informasi pada dokumen yang berbeda. Secara umum, auditor
membandingkan harga pada salinan faktur penjualan dengan daftar harga yang disetujui,
menghitung kembali perkalian serta penjumlahan atau footing, dan membandingkan rincian
pada faktur dengan catatan pengiriman menyangkut deskripsi, kuantitas, serta identifikasi
pelanggan.

Ketika faktur penjualan dihitung dan diposting secara otomatis oleh komputer,auditor
akan dapat mengurangi pengujian subtantif atas transaksi untuk tujuan keakuratan.jika
auditor memnetukan bahwa komputer telah deprogram secara akurat dan file induk daftar
harga sudah diotorisasi dan benar,perhitungan faktur yang terinci dapat dikurangi atau
dihilangkan.

Transaksi penjualan dimasukkan dengan benar dalam file induk dan diikhtisarkan
dengan benar pencatuman semua transaksi penjualan dengan benar kedalam file induk
piutang usaha merupakan hal yang pening karena keakuratan catatan tersebut akan
mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang yang beredar. Demikian juga,
jurnal penjualan harus dijumlahkan dan diposting dengan benar ke buku besar umum agar
laporan keuangan menjadi tepat.

Penjualan dicatat pada tanggal yang benar penjualan harus ditagih dan dicatat segera,
setelah pengeriman dilakukan untuk mencegah penghilangan transaksi yang tidak disengaja
dari catatan dan untuk memastikan bahwa penjualan telah dicatat pada periode yang tepat.
Ketika auditor melakukan prosedur pengujian substantif atas transaksi untuk keakuratan,
mereka sering kali membandingka tanggal pada bill of loading tertentu atau dokumen
pengeriman lainnya dengan tanggal ada salinan faktur penjualan terkait,jurnal penjualan, dan
file induk piutang usaha.

Ikhtisar Metodologi Penelitian :

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (kolom 1) tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi penjualan dari kerangka kerja yang disajikan dalam bab sebelumnya.
Walupun pengendalian internal tertentu memenuhi lebih dari satu tujuan, auditor harus
mempertimbangkan setiap tujuan secara terpisah untuk memfasilitasi penelitian risiko
pengendalian yang lebih baik.

Pengendalian kunci yang ada (kolam 2) manajemen merancang pengendalian internal atas
penjualan untuk mencapai enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Jika
pengendalian yang diperlukan untuk memenuhi salah satu tujuan tidak memadai
kemumgkinan salah saji yang terkait dengan tujuan tersebut akan meningkat, tanpa
memandang pengendalian untuk tujuan yang lainnya.

Pengujian Pengendalian (kolam 3) untuk setiap pengendalian internal pada kolam 2,


auditor merancang pengujian pengendalian untuk memverifikasi keefektifannya bagi setiap
pengendalian harus ada setidaknya satu pengujian pengendalian, tetapi dapat juga ada lebih
dari satu pengujian pengendalian.

Defisiensi (kolom 4) defisiensi yang didentifikasi oleh auditormengindikasikan tidak adanya


pengendalian yang efektif.auditor harus mengevaluasi defisiensi pengendalian dengan
mempertimbangkan salah satu potensi yang mungkin terjadi dan setiap pengendalian laiinya.

Pengujian subtantif atas transaksi (kolam 5) pengujian ini membantu auditor untuk
menentukan apakah ada salah satu moneter dalam transaksi penjualan.metode ini membantu
auditor dalam merancang progam audit yang efektif dan efesien yang akan merespon resiko
salah saji yang material yang unik pada setiap klien.

D. RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memproses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya.
Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur dan
pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang
tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang
ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif. (Walaupun biasanya auditor lebih
menekankan tujuan keterjadian untuk transaksi retur dan pengurangan penjualan, tujuan
kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun untuk
menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun).

E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian


pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi penerimaan seperti yang digunakan
unutk penjualan.berdasakan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti
proses berikut ini :

a. Menentukan pengendalian internal kunci unutk setiap tujuan audit.


b. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
unutk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
c. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah satu moneter
bagi setiap tujuan.

Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian pengendalian bergantung pada
pengendalian yang diidentifikasi oeh auditor, seberapa andal pengendalian itu akan
mengurangi penilain resiko pengendalian dan apakah perusahaan yang sedang diaudit
merupakan perusahaan public.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatat di jurnal dipenerimaan kas atau listing kas lainnya, terutama jika
penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan.

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat
telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas .dalam
pengujian ini total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas yang dicatat
dalam jurnal penrimaan kas selama satu periode tertentu.

Lapping piutang usaha adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk
menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan oleh seseorang yang menangani
penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system komputer.

Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan
kebijakan cuti wajib bagi karywan yang menanagani kas sekaligus memasukkan penerimaan
kas ke dalam system.

F. PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH

Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang
tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang
ditunjukkan hanya setalah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan
tidak mampu bayar.

Biasanya verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu yang relatif
singkat, yaitu auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat menyangkut
sampel piutang yang dihapus,biasanya auditor juga harus memeriksa korespondensi dalam
file klien yang menyatakan tidak tertagihnya

Estimasi beban piutang tak tertagih yang merupakan kelas transaksi kelima dalam
siklus penjualan dan penagihan berkaitan dengan penghapusan piutang tak tertagih
didasarkan pada saldo piutang usaha akhir tahun,auditor mengevaluasi estimasi piutang tak
tertagih sebagai bagian dari pengujian rincian saldo piutang usaha akhir, yang akan dibahas.
G. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO AKUN DAN
PENYAJIAN SERTA PENGUNGKAPAN

Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantive tas transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penangihan, hal tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi tujuan yang
terkait dengan saldo nilai yang dapat di realisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan
penyajian serta pengungkapan.

Idealnya klien harus menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi


kemungkinan piutang tak tertagih. Kita telah membahas persetujuan kredit oleh orang yang
tepat. Dua pengendalian lainnya adalah :

a. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodic unutuk review dan tindak
lanjut oleh personil manajemn yang tepat.
b. Kebijakan menhapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi unutk
ditagih.

H. PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujin substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantive atas
rincian saldo. Jika hasil pengujian tidak memuaskan ,auditor harus melakukan pengujian
substantive tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan public
maupun nonpublic, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap nilai penilaian resiko pengendalian.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi
piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu pengujian semuanya
juga terpengaruh.
Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan
penagihan serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi.
Golongan transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan (classes of transactions in
the sales and collection cycle) :
1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor


berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata untuk
mengurangi resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi pengendalan internal,
jika ada, untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan luas pengujian pengendalian
yang harus dilakukan.  
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi
untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar. Seperti
pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga dirancang untuk setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.  Setelah perancangan pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transkasi bagi setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai,
auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Randal J. ELDER. Alvin A. Arens. Mark S. Beasley  2011. Audit Dan Jasa Assurance
pendekatan terintegritas Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Anda mungkin juga menyukai