Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

PENGAUDITAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG :


PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI

Disusun untuk memenuhi tugas:


Mata Kuliah : Lab. Auditing

Disusun oleh :
Putu Nopradipta / 18021001 / D3 Akuntansi
Dewa Ayu Widya Antari / 18021004 / D3 Akuntansi
Luh Intan Pardina Devi / 18021005 / D3 Akuntansi
Ni Nyoman Sri Damayanti / 18021008 / D3 Akuntansi
Dewa Gede Marta Ekayana / 18021013 / D3 Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA SINGARAJA


School of Economic with Spiritual Insight
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengauditan Siklus
Penjualan dan Pengumpulan Piutang : Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan
kelompok yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata,
kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.

Singaraja, 24 Februari 2020

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pengauditan atas entitas tertentu, auditor kadang-kadang memandang tepat
untuk mengandalkan pada pengendalian internal atas siklus penjualan dan
pengumpulan piutang yang berlaku pada entitas tersebut. Jika demikian, auditor perlu
melakukan pengujian substantif transaksi yang ekstensif. Dalam situasi yang lain,
auditor mungkin menganggap tidak perlu terlalu mengandalkan pada pengendalian
internal klien. Namun auditor tetap perlu mendapatkan pemahaman tentang
pengendalian internal atas penjualan dan penerimaan kas. Auditor harus tahu kapan
bisa mengandalkan secara ekstensif pada pengendalian internal dan kapan tidak
melakukan hal itu. Sebelum mempelajari bagaimana menilai risiko pengendalian dan
merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk setiap
golongan transaksi secara rinci, akan dibahas dua topik yang saling berkaitan, yaitu :
1. Memahami golongan-golongan transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang pada suatu tipikal perusahaan.
2. Memahami dokumen dan catatan dalam Siklus ini, karena pengauditan atas
transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang sebagian besar
menyangkut verifikasi atas dokumen dan catatan.
Sebelum mempelajari penilaian risiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substantif transaksi untuk setiap golongan transaksi
secara detil, perlu memahami dua topik berikut :
1. Golongan-golongan transaksi yang terdapat dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, serta saldo-saldo akun pada suatu perusahaan tertentu.
2. Mengingat bahwa sebagian besar pengauditan transaksi dalam siklus penjualan
dan pengumpulan piutang menyangkut dokumen dan catatan, maka anda perlu
memahami jenis-jenis dokumen dan catatan yang biasa digunakan dalam siklus
ini.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja akun – akun dan golongan transaksi dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang?
1.2.2. Apa fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan terkait?
1.2.3. Apa saja metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk penjualan?
1.2.4. Apa itu retur dan pengurangan harga penjualan?
1.2.5. Apa saja metodologi untuk perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk penerimaan kas?
1.2.6. Jelaskan pengauditan untuk penghapusan piutang!
1.2.7. Apa saja tambahan pengendalian internal atas saldo akun serta penyajian dan
pengungkpan?
1.2.8. Bagaimana pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui akun – akun dan golongan transaksi dalam siklus penjualan
dan pengumpulan piutang
1.3.2. Untuk mengetahui fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan
terkait
1.3.3. Untuk mengetahui metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk penjualan
1.3.4. Untuk mengetahui retur dan pengurangan harga penjualan
1.3.5. Untuk mengetahui metodologi untuk perancangan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk penerimaan kas
1.3.6. Untuk mengetahui pengauditan untuk penghapusan piutang
1.3.7. Untuk mengetahui tambahan pengendalian internal atas saldo akun serta
penyajian dan pengungkpan
1.3.8. Untuk mengetahui pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi
BAB II PEMBAHASAN

2.1. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN-GOLONGAN TRANSAKSI DALAM


SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG
Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah
untuk mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Gambar 11-1 di
bawah ini menggambarkan akun-akun apa saja yang terdapat dalam siklus penjualan
dan pengumpulan piutang dalam bentuk akun T. Sudah barang tentu sifat akun bisa
berbeda-beda, tergantung pada bidang usaha dan bisnis klien. Ada perbedaan dalam
sifat dan nama akun untuk jasa, perusahaan pengecer, dan perusahaan asuransi, tetapi
konsep utamanya tetap sama. Untuk mendapatkan gambaran tentang kerangka
referensi untuk pemahaman materi dalam bab ini, marilah kita berasumsi bahwa
perusahaan yang diaudit adalah sebuah perusahaan dagang besar (grossir).
Gambar 11-1 melukiskan aliran informasi akuntansi melalui berbagai akun
dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Dalam gambar ini nampak lima
kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang, yaitu:
1. Penjualan (tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan potongan penjualan.
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Penaksiran kerugian piutang.
Gambar 11-1 Akun-akun dalam Siklus Penjualan dan Pengupulan Piutang
Gambar 11-1 juga melukiskan bahwa (kecuali pada transaksi penjualan tunai)
setiap transaksi dan jumlah pada akhirnya akan masuk dalam satu dari dua akun neraca
yaitu piutang usaha atau cadangan kerugian piutang. Demi penyederhanaan, kita
berasumsi bahwa terdapat pengendalian internal yang baik untuk penjualan tunai
maupun penjualan kredit.

2.2. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN TERKAIT
Siklus penjualan dan pengumpulan piutang menyangkut keputusan dan proses
yang diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa tersebut tersedia untuk
dijual. Siklus ini dimulai dengan adanya permintaan dari konsumen dan diakhiri dengan
adanya perubahan dari barang atau jasa menjadi piutang usaha, dan pada akhirnya
menjadi kas.
Tabel 11-1 menunjukkan delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan
pengumpulan piutang yang tercantum pada kolom ketiga. Hal ini terjadi pada setiap
perusahaan dalam pencatatan atas kelima kelompok transaksi yang terdapat dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang. Dalam uraian di bawah ini akan dijelaskan
kedelapan fungsi tersebut serta dokumen-dokumen dan catatan yang digunakan pada
setiap fungsi sebagaimana tercantum pada Tabel 11-1. Sebelum menetapkan risiko
pengendalian dan merancang pengujian pengendalian dan melakukan pengujian
substantif transaksi, auditor harus memahami fungsi-fungsi bisnis dan dokumen-
dokumen serta catatan yang digunakan dalam bisnis yang bersangkutan.

Tabel 11-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi-fungsi Bisnis, serta Dokumen


dan Catatan untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Golongan
Akun-Akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan
Transaksi
Penjualan Penjualan Pengolahan permintaan Pesanan dari konsumen
Piutang Usaha dari konsumen Order penjualan
Persetujuan kredit Pesanan dari konsumen atau
order penjualan
Pengiriman barang Dokumen pengiriman
Pengiriman faktur dan Faktur penjualan
pencatatan penjualan File transaksi penjualan
Jurnal penjualan
Master file piutang usaha
Daftar piutang usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas di bank Pengolahan dan pencatatan Pengantar pembayaran
Kas Piutang Usaha retur penjualan Daftar penerimaan kas
File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas
Retur Retur Penjualan Pengolahan dan pencatatan Memo kredit
Penjualan Piutang Usaha retur penjualan Jurnal retur penjualan
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan piutang tak Formulir otorisasi
Piutang Cadangan Kerugian tertagih penghapusan piutang
Piutang
Beban Beban Kerugian Penetapan kerugian Jurnal umum
Kerugian Piutang piutang
Piutang Cadangan Kerugian
Piutang

PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI


Permintaan untuk membeli barang yang diterima dari pembeli mengawali
keseluruhan skilus ini. Secara yuridis, pesanan ini merupakan suatu permintaan untuk
membeli barang berdasarkan syarat-syarat tertentu. Penerimaan pesanan dari pembeli
biasanya disusul dengan terbitnya order penjualan.

Pesanan Dari Pembeli


Pesanan dari pembeli adalah suatu permintaan untuk membeli barang atau jasa
yang dibuat oleh pembeli. Pesanan ini bisa diterima melalui telepon, surat, formulir
cetakan yang sebelumnya dikirimkan kepada calon pembeli atau pelanggan, melalu
pegawai penjualan, order pembelian yang diterima melalui internet, atau jaringan lain
yang ada antara pemasok dan pembeli.

Order Penjualan
Order penjualan adalan suatu dokumen yang menerangkan deskripsi, kuantitas,
dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen. Dokumen ini seringkali
digunakan pula untuk menunjukkan persetujuan kredit dan otorisasi untuk pengiriman
barang.
PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan
secara kredit. Lemahnya praktik pemberian persetujuan kredit sering mengakibatkan
kerugian di kemudian hari akibat tidak tertagihnya piutang usaha. Pemberian persetujuan
kredit ini seringkali juga menjadi petunjuk persetujuan pengiriman barang. Pada
perusahaan-perusahaan tertentu, komputer memberi persetujuan penjualan kredit
berdasarkan limit kredit yang telah ditetapkan yang tersimpan dalam master file
pelanggan. Komputer akan mengijinkan penjualan dilaksanakan hanya apabila total
order penjualan yang akan dilakukan ditambah dengan saldo piutang yang ada pada
pelanggan yang bersangkutan tidak melebihi limit kredit yang tercantum dalam master
tile.

PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus
dimana perusahaan melepas asetnya. Kebanyakan perusahaan mengakui terjadinya
penjualan ketika barang dikirimkan. Dokumen pengiriman dibuat pada saat barang
dikirimkan, yang bisa dilakukan secara otomatis oleh komputer berdasarkan informasi
dalam order penjualan. Dokumen pengiriman yang seringkali berupa bill of lading
berangkap (multicopy), penting artinya sebagai dasar dalam pembuatan faktur tagihan
yang akan dikirimkan kepada konsumen.

Dokumen Pengiriman
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang yang berisi
deskripsi tentang barang yang dikirimkan, jumlah yang dikirimkan, serta data lain yang
relevan. Perusahaan mengirimkan lembar asli dokumen ini kepada konsumen dan
menyimpan satu atau lebih salinannya sebagai arsip. Dokumen pengiriman berfungsi
sebagai isyarat untuk membuat faktur tagihan kepada konsumen yang bisa berupa kertas
atau elektronik.
Salah satu jenis dokumen pengiriman barang adalah bill of lading yaitu suatu
perjanjian tertulis antara perusahaan pengangkut dengan penjual tentang penerimaan dan
pengiriman barang. Bill of lading sering dikirimkan secara elektronik segera setelah
barang dikirim dan secara otomatis menerbitkan faktur penjualan yang bersangkutan dan
sekaligus juga ayat jurnal di jurnal penjualan. Banyak perusahaan menggunakan bar
codes dan komputer untuk mencatat mutasi persediaan dari gudang. Informasi ini
digunakan untuk memutahirkan catatan persediaan perpetual.

PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN


Oleh karena penagihan kepada pembeli adalah cara untuk memberi informasi
kepada pembeli tentang jumlah yang harus dibayar atas barang-barang yang telah
dikirimkan kepadanya, maka penagihan tersebut harus dilakukan dengan benar dan tepat
waktu. aspek-aspek terpenting dalam penagihan adalah :
 Semua pengiriman telah dibuat penagihannya (kelengkapan)
 Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
Penagihan dengan jumlah yang benar tergantung pada kebenaran jumlah barang
yang dikirim serta pembebanan harga yang disepakati, termasuk di dalamnya biaya
pengiriman, asuransi, dan syarat pembayaran.
Pada kebanyakan sistem akuntansi, penagihan kepada konsumen meliputi
pembuatan catatan elektronik atau faktur penjualan multi-copy dan pemutahiran file
transaksi penjualan, master file piutang usaha, dan dan master file buku besar untuk
penjualan dan piutang usaha. Sistem akuntansi menggunakan informasi ini untuk
membuat jurnal penjualan, berikut penerimaan kas dan pengkreditan lain-lain, untuk
membuat daftar piutang usaha.

Faktur Penjualan
Faktur penjualan adalah suatu dokumen atau catatan elektronik yang
menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga jual, biaya
pengangkutan, asuransi, syarat penjualan, dan data yang relevan lainnya. Faktur
penjualan bertungsi untuk menunjukkan kepada pembeli tentang jumlah dari suatu
penjualan dan kapan jatuh tempo pembayarannya. Perusahaan mengirimkan lembar asli
faktur kepada pembeli, dan menahan satu lembar atau lebih sebagai arsip. Biasanya
komputer secara otomatis membuat faktur penjualan setelah nomor konsumen, kuantitas,
dan tujuan pengiriman barang, serta syarat penjualan dimasukkan. Komputer akan
menghitung perkalian dalam faktur dan total jumlah penjualan berdasarkan informasi
yang dimasukkan, berikut harga dalam master file persediaan.

File Transaksi Penjualan


File transaksi penjualan adalah file yang dihasilkan komputer yang memuat
semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi pada suatu periode, bisa
per hari, per minggu, atau per bulan. Di dalamnya termasuk semua informasi yang
dimasukkan ke dalam sistem dan informasi untuk setiap transaksi, seperti misalnya
nama pembeli, tanggal, jumlah, klasifikasi akun atau kelompok, nama petugas
penjualan, dan tarif komisi penjualan. File juga bisa memuat retur dan pengurangan
harga atau untuk keperluan ini bisa juga dibuat file tersendiri.
Informasi dalam file transaksi peniualan digunakan untuk pembuatan berbagai catatan,
daftar, atau laporan, tergantung pada kebutuhan tertentu. Termasuk di dalamnya adalah
pembuatan jurnal penjualan, master file piutang usaha, dan transaksi untuk suatu saldo
akun atau divisi tertentu.

Jurnal Penjualan atau Daftar Penjualan


Ini adalah suatu daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi penjualan
yang biasanya memuat nama pembeli, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau
kelompok untuk setiap transaksi, seperti divisi atau jenis produk. Di dalamnya juga
termuat informasi apakah penjualan dilakukan secara tunai atau kredit. Jurnal atau daftar
bisa dibuat untuk periode satu bulan namun bisa juga untuk jangka waktu yang lain
tergantung kepada kebutuhan perusahaan. Transaksi yang sama yang termuat dalam
jurnal atau daftar diposting secara serentak ke dalam buku besar, dan apabila transaksi
merupakan penjualaan kredit, juga dibukukan ke dalam master file piutang usaha. Jurnal
atau daftar bisa juga mencakup retur dan pengurangan harga atau bisa juga dibuat jurnal
dan daftar tersendiri.

Master File Piutang Usaha


Master file piutang usaha adalah file komputer yang digunakan untuk mencatat
setiap penjualan, penerimaan kas, dan retur serta pengurangan harga untuk setiap
pembeli dan untuk memutahirkan saldo piutang kepada pelanggan yang bersangkutan.
Master file dimutahirkan dari penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, dan file
komputer transaksi penerimaan kas. Total dari setiap saldo akun dalam master file harus
sama dengan total saldo piutang usaha dalam buku besar. Hasil cetakan (printout) master
file piutang usaha menunjukkan saldo awal piutang kepada masing-masing pelanggan,
setiap transaksi penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga, penerimaan kas, dan
saldo akhir.
Dalam buku ini kita menggunakan istilah master file untuk menyebutkan suatu
file komputer atau hasil cetakan dari file tersebut, tetapi kadang-kadang disebut juga
buku pembantu piutang usaha atau subledger.

Daftar Saldo Piutang Usaha


Daftar saldo piutang usaha adalah daftar atau laporan yang menunjukkan jumlah
saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat tertentu. Daftar ini dibuat
langsung dari master file piutang usaha, dan biasanya sekaligus merupakan daftar umur
piutang yang menunjukkan total piutang yang dikelompokkan berdasarkan umurnya.

Laporan Piutang Bulanan


Laporan piutang bulanan adalah suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos
atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
kepada pelanggan yang bersangkutan, jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran
tunai yang diterima, memo kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir piutang. Pada
hakekatnya, laporan ini merupakan salinan dari master file piutang usaha yang khusus
untuk pelanggan yang bersangkutan.

PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS


Keempat fungsi transaksi penjualan yang telah diuraikan di atas perlu dilakukan
agar barang sampai ke tangan pembeli, menagih pembeli dengan jumlah yang benar, dan
mencerminkan transaksi tersebut dalam catatan akuntansi. Empat fungsi lainnya
meliputi pelunasan piutang dan pencatatan kas, retur dan pengurangan harga penjualan,
penghapusan piutang, dan pencadangan kerugian piutang.
Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran ke
bank, dan pencatatan kas. Kas meliputi uang kertas dan uang logam, check, dan transfer
dana secara elektronik (electronc funds transfer). Hal yang terpenting dalam penanganan
kas adalah mencegah terjadinya pencurian. Pencurian bisa terjadi sebelum penerimaan
kas dicatat atau sesudahnya. Hal penting lainnya adalah memastikan bahwa semua
penerimaan kas harian segera disetorkan ke bank dengan jumlah yang benar dan tepat
waktu dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas. File ini digunakan untuk
membuat jurnal penerimaan kas dan memutahirkan master file piutang usaha dan buku
besar.

Surat Pengantar Pembayaran


Surat pengantar pembayaran adalah suatu dokumen yang dikirim melalui pos
kepada pembeli dan selanjutnya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.
Surat ini memuat nama pembeli, nomor faktur penjualan, dan jumlah rupiah
sebagaimana tercantum dalam faktur. Surat pengantar pembayaran digunakan sebagai
catatan penerimaan kas sehingga kas bisa segera disetorkan ke bank dan berguna sebagai
alat kontrol dalam penanganai kas.

Daftar Penerimaan Kas


Daftar ini dibuat pada saat kas diterima oleh seseorang yang tidak mengurusi
pencatatan penjualan, piutang usaha, atau kas, dan tidak memiliki akses ke catatan
akuntansi. Daftar ini digunakan untuk memeriksa apakah kas yang diterima telah dicatat
dan disetorkan dalam jumlah yang benar ke bank secara tepat waktu.
Banyak perusahaan menggunakan bank untuk memproses penerimaan kas dari pembeli.
Ada pula perusahaan yang menggunakan lockbox system dimana pembayaran dari
pelanggan melalui pos langsung dialamatkan pada rekening yang ditangani bank. Bank
bertangungjawab untuk membuka semua penerimaan lewat pos, menyelenggarakan
pencatatan atas seluruh pembayaran dari pelanggan yang diterima oleh alamat lockbox,
dan menyetorkan penerimaan kas tersebut ke rekening perusahaan di bank yang
bersangkutan secara tepat waktu. Penerimaan kas bisa juga terjadi secara elektronik
yaitu berupa transfer dari bank si pembeli ke rekening bank perusahaan dengan
menggunakan electronic funds transfer (EFT). Apabila konsumen membeli barang
dengan menggunakan kartu kredit, penerbit kartu kredit menggunakan EFT untuk
mentransfer dana ke dalam rekening perusahaan di bank. Dalam lockbox system dan
transaksi EFT, bank menyampaikan informasi ke perusahaan sebagai bahan untuk
membuat jurnal penerimaan kas dalam catatan akuntansi.

File Transaksi Penerimaan Kas


File ini dihasilkan oleh komputer yang berisi semua transaksi penerimaan kas
yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu, bisa per hari,
per minggu, atau per bulan. Dalam file ini tercatat informasi yang sama dengan
informasi yang terdapat file transaksi penjualan.

Penerimaan Kas atau Daftar


Daftar atau laporan ini dihasilkan dari file transaksi penerimaan kas dan meliputi
semua transaksi untuk suatu periode waktu tertentu. Transaksi yang sama, termasuk
semua informasi yang relevan, dimasukkan ke dalam master file piutang usaha dan buku
besar.

PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN HARGA


PENJUALAN
Apabila pembeli tidak puas dengan barang yang diterimanya, penjual biasanya
menyetujui pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga. Perusahaan
membua laporan penerimaan barang untuk barang yang diretur dan mengembalikannya
ke gudang. Retur dan pengurangan harga dicatat dalam file transaksi retur dan
pengurangan harga, dan juga dalam master file piutang usaha. Memo kredit diterbitkan
untuk memudahkan pengawasan dan sebagai dasar untuk pencatatan.

Memo Kredit
Memo kredit menunjukk pengurangan terhadap jumlah yang akan diterima dari
pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga. Bentuknya hampir sama dengan
faktur penjualan, tetapi mengurangi piutang usaha, bukan menambah.
Jurnal Refur dan Pengurangan Harga
Jurnal ini digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan harga penjualan.
Fungsi jurnal ini sama dengan jurnal penjualan. Banyak perusahaan mencatat transaksi
ini dalam jurnal penjualan, bukan dalam jurnal tersendiri.

PENGHAPUSAN PIUTANG
Walaupun bagian kredit telah bekerja dengan cermat dan teliti, namun sejumlah
pembeli mungkin saja tidak melaksanakan kewajibannya. Setelah menyimpulkan bahwa
piutang kepada pelanggan tertentu tidak akan dapat ditagih, perusahaan harus
menghapus piutang tersebut. Biasanya hal seperti ini terjadi karena pelanggan
dinyatakan bangkrut oleh pangadilan. Agar dapat dilaksanakan akuntansi yang tepat
maka piutang yang tidak dapat ditagih perlu disesuaikan.

Formulir Otorisasi Penghapusan Piutang


Formulir ini merupakan dokumen yang digunakan secara internal untuk
menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang sudah tidak dapat ditagih.

PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG


Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruhnya 100%,
prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban kerugian piutang sejumlah plutang
yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini
pada akhir tiap bulan atau akhir kuartal.
2.3. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN

Dalam uraian ini, terdapat bagaimana merancang pengujian pengendalian dan


pengujian substantif transaksi untuk kelima kelompok transaksi dalam siklus
penjualan.

Gambar 11-2 berikut melukiskan metodologi untuk mendapatkan pemahaman tentang


pengendalian internal dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian
substantif transaksi untuk penjualan.

Gambar 11-2 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substantif Transaksi Penjualan

Pemahaman
Pengendalian Internal-Penjualan

Penetapan Risiko Pengendalian


Direncanakan-Penjualan

Penentuan
Luas Pengujian-Pengendalian

Perancangan Porsedur Audit


Pengujian-Pengendalian
Ukuran Sampel
Dan Pengujian Substantif Transaksi
Untuk Memenuhi Tujuan Audit Unsur-unsur yang dipilih
Transaksi
Saat
PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL – PENJUALAN

Auditor disini mempelajari bagan air yang telah dibuat klien, mengajukan
pertanyaan kepada klien dengan menggunakan daftar daftar pertanyaan pengendalian
internal, dan melakukan transaction walkthough untuk penjualan.

PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN – PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam mendapatkan


pemahaman pengendalian internal untuk menetapkan risiko pengendalian. Ada empat
tahapan penting dalam penetapan risiko ini, yaitu :

1. Auditor memerlukan kerangka-kerja untuk menetapkan risiko pengendalian.


Keenam tujuan audit transaksi bias menjadi kerangka kerja yang diperlukan.
Keenam tujuan audit ini sama untuk setiap audit atas penjualan.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi yang
ada pada penjualan seperti nampak pada Gambar 8-5. Hal ini bisa berbeda
untuk setiap audit, karena klien bisa menerapkan pengendalian internal yang
berbeda.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya, auditor
menghubungkan hal tersebut dengan tujuan seperti ditunjukkan pada huruf P
dan D pada kolom yang sesuai dalam Gambar 8-5.
4. Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan. Tahapan ini
sangat penting karena mempengaruhi keputusan auditor untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif. Kueputusan ini sangat bersifat
subyektif. membantu auditor dalam mengidentifikasi pengendalian kunci dan
kekurangan untuk penjualan.
Pemisahan Tugas yang Memadai

Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah berbagai jenis
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Untuk
mencegah terjadinya kecurangan, manajemen harus mencegah terjadinya akses atas
kas bagi setiap orang yang bertugas untuk memasukkan informasi transaksi
penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer. Fungsi pemberi persetujuan
kredit harus dipisahkan dari fungsi penjulan, karena pengecekan kredit
dimaksudkan untuk meniadakan tendensi manusiawi dari pegawai penjualan yang
cenderung berkeinginan untuk mengoptimalkan volume penjualan walaupun hal
itubisa mendatangkan kerugian bagi perusahaan apabila piutang tidak bisa ditagih.
Petugas yang berkewajiban untuk melakukan perbandingan internal harus terpisah
dari petugas yang membukukan data yang akan dibandingkan. Sebagai contoh
perbandingan antara batch control total dengan summary reports (laporan akhtisar
penjualan) dan perbandingan antara total master file piutang usaha dengan saldo
piutang usaha di buku besar harus dilakukan oleh seseorang yang terpisah
(independen) dari mereka yang menginput transaksi penjualan dan penerimaan kas.

Pengotorisasian yang Tepat

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan,
yaitu:

1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi.


2. Barag bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.
3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan dan potongan harus
diotorisasi.

Dua hal pertama dimaksudkan untuk mencegah agar perusahaan tidak


menderita kerugian akibat mengirimkan barang ke pembeli fiktif. Otorisasi harga
dimaksudkan untuk memastikan bahwa harga jual dalam faktur sesuai dengan
kebijakan harga yang telah ditetapkan perusahaan. Otorisasi bisa diberikan untuk
setiap transaksi penjualan atau bisa juga dibuat otorisasi umum untuk transaksi
spesifik tertentu. Pengotorisasian umum sering diberikan secara otomatis dengan
menggunakan bantuan komputer.
Dokumen dan Catatan yang Memadai

Karena setia perusahaan memiliki system yang berbeda dengan perusahaan


lainnya dalam melaksanakan, mengolah dan mencatat transaksi, auditor sering
menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur klien dirancang
untuk mencapai pengendalian maksimum. Meskipun demikian, prosedur
pencatatan yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa terpenuhi.
Sebagai contoh, sejumlah perusahaan membuat faktur penjualan bernomor-urut
tercetak berangkap (multicopy) pada saat pesanan diterima dari pembeli . salah satu
dokumen ini digunakan untuk mendapatkan persetujuan kredit. Lembar-lembar
lainnya digunakan untuk otorisasi pengiriman barang, pencatatan jumlah unit yang
dikirimkan dan untuk penagihan kepada pembeli. System semacam ini jelas akan
mengurangi kemungkinan kesalahan dalam melakukan penagihan, apabila semua
faktur dipertanggungjawabkan secara periodic, tetapi pengawasan tetap harus ada
untuk memastikan bahwa penjualan tidak akan dicatat sampai pengiriman barang
terjadi. Pada system dimana faktur dibuat setelah barang dikirimkan, kemungkinan
kesalahan penagihan cukup besar kecuali kalau ada pengawasan tambahan lainnya.
Pada masa sekarang ini banyak perusahan menggunakan peralatan elektronik dalam
membuat dokumen penjualan dan tidak ada lagi dokumen yang berupa kertas.

Dokumen Bernomer-urut Tercetak (PRENUMBERED)

Pemberian nomor-urut tercetak dimaksudkan untuk mencegah kesalahan


dalam pembuatan faktur atau pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau
pencatatan ganda. Sudah barang tentu pemberian nomor urut tercetak ini tidak
akan bermanfaat apabila tidak dibarengi dengan pertanggungjawaban pemakaian
dokumen secara periodik. Agar penggunaan pengendalian ini berjalan dengan
efekif, petugas pembuat faktur harus menyimpan tembusan satu lembar dokumen
pengiriman barang secara urut nomor setelah suatu pengiriman barang dibuat
fakturnya, dan ada petugas lain yang secara periodic memeriksa
pertanggungjawaban dokumen dan melakukan penyelidikan apabila ada nomor
yang hilang.
Laporan Piutang Bulanan

Pengiriman laporan bulanan kepada konsumen berguna untuk pengawasan


karena mendorong konsumen untuk memberi komentar apabila saldo yang
tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo menurut pembukuan konsumen.
Laporan ini harus diawasi oleh seseorang yang tidak terlibat dalam penanganan kas
atau pencatatan penjualan atau piutang usaha untuk mencegah terjadinya kesalahan
yang disengaja dalam pengiriman laporan. Agar tercapai efektivitas maksimum,
semua ketidakcocokan saldo piutang hendaknya disampaikan kepada pejabat yang
ditunjuk yang tidak terlibat dalam urusan penanganan kas atau pencatatan
penjualan atau piuang usaha.

Prosedur Verifikasi Internal

Program komputer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa


pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan audit
transaksi. Sebagai contoh, misalnya penggunaan dokumen secara urut nomor,
pemeriksaan ketelitian pembuatan dokumen dan review atas laporan tentang hal
yang tidak biasa atau kesalahan tertentu.

PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN

Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan


kekurangan dalam pengendalian, auditor menetapkan resiko pengendalian,
seringkali dengan menggunakan matrix serupa dengan gambar 8-5. Luas pengujian
pengendalian tergantung pada efektivitas pengendalian dan sebagai hal lain yang
auditor yakin akan dapat menurunkan risiko pengendalian. Dalam menentukan
seberapa jauh pengendalian bisa diandalkan, auditor juga mempertimbangkan
kenaikan biaya penyelenggaraan pengujian pengendalian dibandingkan dengan
penurunan potensial dalam pengujian substantif. Penetapan risiko pengendalian
pada tingkat yang lebih rendah akan berakibat naiknya pengujian pengendalian
untuk mendukung risiko pengendalian yang lebih rendah tersebut, yang selanjutnya
akan berakibat naiknya risiko deteksi dan berkurangnya jumlah pengujian
substantif yang diperlukan.
PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN UNTUK PENJUALAN

Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian
pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit, penentuan
sifat pengujian pengendalian biasanya mudah. Sebagai contoh, apabila
pengendalian internal berupa pemberian paraf atas pesanan dari pembeli setelah
pesanan tersebut mendapat persetujuan kredit, maka pengujian pengendaliannya
adalah memeriksa apakah pesanan dari pembeli telah dibubuhi paraf dengan benar.
Tiga kolom pertama dalam Tabel 11-2 berikut ini melukiskan perancangan
pengujian pengendalian pada PT ABC. Kolom tiga menunjukkan satu pengujian
pengendalian untuk setiap pengendalian kunci di kolom dua. Perhatikan bahwa
table ini diorganisasi atas dasar tujuan audit transaksi. Sebagai contoh,
pengendalian internal kunci kedua untuk tujuan keterjadian adalah “penjualan
didukung oleh bukti pengiriman barang yang telah diotorisasi dan pesanan dari
pembeli yang telah mendapat persetujuan”. Pengujian pengendaliannya adalah
“periksa apakah faktur penjualan dilampiri dengan bukti pengiriman barang dan
pesanan dari pembeli”. Untuk melakukan pengujian ini, auditor harus memulainya
dari faktur penjualan dan kemudian memeriksa dokumen yang menjadi lampiran
faktur penjualan, dan bukan dengan arah sebaliknya. Apabila auditor menelusur
dari dokumen pengiriman barang ke faktur penjualan, hal semacam itu dilakukan
untuk menguji kelengkapan. (Arah pengujian akan dibahas lebih lanjut di halaman
523).
Seperti terlihat pada kolom tiga Tabel 11-2 untuk tujuan kelengkapan,
pengujian pengendalian yang lazim untuk penjualan adalah memeriksa urutan
pemakaian berbagai jenis dokumen. Sebagai contoh memeriksa urutan dokumen
pengiriman barang dan menelusur setiap dokumen tersebut ke duplikat faktur
penjualan dan pencatatannya dalam jurnal penjualan menjadi bukti untuk
kelengkapan.
Untuk secara bersamaan mendapat bukti untuk tujuan keterjadian dan
kelengkapan, auditor bias memeriksa urutan faktur penjualan yang dipilih dari
jurnal penjualan dan memperhatikan ada tidaknya nomor yang dobel atau nomor
yang hilang atau faktur yang tidak mengikuti urutan nomor yang normal. Sebagai
contoh auditor memilik faktur bernomor #18100 sampai dengan #18199. Tujuan
kelengkapan untuk prosedur ini akan terpenuhi apabila 100 faktur penjualan
tersebut semuanya telah dicatat. Tujuan keterjadian akan terpenuhi apabila tidak
terjadi pencatatan ganda untuk setiap nomor faktur. Seperti terlihat pada Tabel 11-2,
tidak adanya verifikasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya pencatatan ganda
faktur penjualan adalah defisiensi yang ada pada PT ABC.
Pengujian pengendalian yang tepat untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada observasi atas aktivitas yang dilakukan oleh auditor atau dengan melalui
pengajuan pertanyaan kepada personil klien. Sebagai contoh, auditor mengamati
kemungkinan petugas pembuat faktur memiliki akses ke kas ketika surat yang
berisi chek dari konsumen dibuka, atau ketika kas disetorkan ke Bank. Biasanya
perlu juga diajukan pertanyaan kepada personil klien tentang apa yang menjadi
tugas mereka dan dalam situasi seperti apa terdapatnya keadaan yang membuat
tanggungjawab mereka menjadi berbeda dari kebijakan yang normal. Sebagai
contoh, pegawai pembuat faktur menyatakan bahwa dia tidak memiliki akses
terhadap kas. Akan tetapi dalam pembicaraan selanjutnya ia menyatakan bahwa
kadang-kadang ia menggantikan tugas kasir yang sedang cuti.
Sejumlah pengujian pada Tabel 11-2 dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Sebagai contoh, auditor dapat menguji apakah kredit telah mendapat
otorisasi secara benar dengan bantuan komputer dengan mencoba memasukkan
transaksi yang melebihi batas kredit untuk konsumen yang bersangkutan. Apabila
pengendalian bekerja secara efektif, order tadi pasti akan ditolak. Keterjadian
penjualan juga dapat diuji dengan mencoba untuk menginput nomor pelanggan
yang sesunggunya tidak ada, yang semestinya akan ditolak oleh komputer.
Pengendalian kunci ini akan bias mengurangi kemungkinan terjadinya penjualan
fiktif.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN.

Dalam memutuskan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya


menggunakan sejumlah prosedur yang berlaku untuk setiap auditor tanpa
memperhatikan keadaan tertentu, sedangkan prosedur yang lain akan diterapkan
tergantung pada baik buruknya pengendalian dan hasil dari pengujian
pengendalian. Pada kolom lima pada Tabel 11-2, pengujian substantif transaksi
dikaitkan dengan tujuan audit transaksi pada kolom pertama dan dirancang untuk
menentukan apakah terdapat kesalahan penyajian meneter untuk tujuan yang
terdapat pada transaksi. Prosedur audit yang digunakan tergantung pada
pengendalian internal dan hasil pengujian pengendalian dan atas tujuan tersebut,
Materialitas, hasil audit tahun yang lalu, dan faktor lainnya sebagaimana telah
dijelaskan di muka, juga berpengaruh atas prosedur yang digunakan.

Tabel 11-2 Tujuan Audit Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian,


Defisiensi, dan Pengujian Substantif Transaksi Untuk Penjualan
Tujuan Audit Pengujian
Pengendalian Pengujian
Defisiensi Substantif
Kunci Pengendalian
Transaksi Transaksi

Penjualan Persetujuan Memeriksa Tidak ada Memeriksa


terbukukan adalah pemberian kredit pesanan dari verifikasi internal keberurutan faktur
pengiriman barang dilakukan secara pembeli untuk untuk mencegah penjualan (12)
yang sungguh- otomatis dengan membuktikan agar faktur tidak
sungguh telah membandingkan- adanya persetujuan dicatat lebih dari
dilakukan – kredit (13e) sekali (D1)
nya pada batas

kepada pembeli maksimum kredit


yang bukan pembeli (P1)
fiktif (keterjadian)

Penjualan didukung
dengan dokumen Memeriksa bahwa Memeriksa ada
pengiriman barang faktur dilampiri tidaknya transaksi
dan pesanan dengan bukti dan jumlah yang
pembelian yang pengiriman barang tidak biasa adalam
telah mendapat dan pesanan dari jurnal penjualan
persetujuan (P2) pembeli (13b) dan master file (1)

Jumlah barang yang


dikirim per bach
dibandingkan Memeriksa adanya Menelusur ayat-
dengan jumlah paraf petugas pada ayat dalam jurnal
barang yang batch total (8) penjualan ke
difaktur (P6) dokumen
pendukung yang
meliputi faktur
penjualan,
Laporan piutang dokumen
dikirimkan ke pengiriman , order
pelanggan setiap penjualan, dan
bulan (P9) pesanan dari
Memeriksa apakah pembeli.
laporan piutang
bulanan dikirimkan
(6)

Penjualan yang Dokumen Memeriksa Ditelusur sampai


terjadi sudah dicatat pengiriman barang keberurutan dokumen
(kelengkapan) bernomor urut dokumen pengiriman barang
tercetak dan pengiriman barang ke jurnal penjualan
dipertanggung- (10) untuk memastikan
jawabkan setiap bahwa pengiriman
minggu (P5) yang bersangkutan
telah dicatat (11)

Total kuantitas yang


dikirimkan per
batch dibandingkan Memeriksa paraf
dengan kuantitas petugas pengontrol
yang di faktur (P6) data pada batch
total (8)

Penjualan dicatat Penjualan didukung Memeriksa apakah Telusur ayat jurnal


sebesar jumlah dengan dokumen faktur penjualan dalam jurnal
barang yang pengiriman barang dilampiri dokumen penjualan ke faktur
dikirimkan dan dan pesanan dari pendukung (13b) penjualan (13b)
telah difaktur pembeli yang telah
dengan benar mendapat
(ketelitian) persetujuan (P2)

Total kuantitas yang


dikirimkan per
batch dibandingkan
dengan kuantitas
yang difaktur (P6)
Memeriksa ada
tidaknya paraf
pegawai
Harga jual per unit pengontrol data
pada batch total (8) Periksa kebenaran
diambil dari master
harga dan
file daftar harga
perkaliannya
yang telah
dalam faktur
ditetapkan
penjualan (13b)
perusahaan (P7)

Memeriksa apakah
Laporan piutang
daftar harga telah
dikirimkan kepada
diotorisasi dengan
pelanggan setiap
tepat dan benar (9)
bulan (P9)

Telusur detil dalam


faktur penjualan ke

Memeriksa apakah - Dokumen


laporan piutang pengiriman
bulanan benar- barang (13c)
benar dikirimkan - Order
(6) penjualan
(13d)
- Pesanan dari
pembeli (13e)
Transaksi penjualan Komputer secara Memeriksa bukti Telusur suatu
telah dimasukkan otomatis bahwa master file sampel faktur
dengan benar ke membukukan piutang usaha penjualan dari
dalam master file transaksi ke master direkonsiliasi jurnal penjualan ke
piutang usaha file piutang usaha dengan buku besar master file piutang
diringkas dengan dan buku besar (7) usaha dan ujilah
benar (posting dan (P10) kebenaran jumlah,
peringkasan) tanggal, dan nomor
faktur (13a)

Master file piutang Gunakan software


usaha direkonsiliasi Memeriksa bukti audit untuk
dengan buku besar bahwa master file memeriksa
setiap bulan (P11) piutang usaha kebenaran
direkonsiliasi penjumlahan
dengan buku besar verifikasi dan
(7) mendatar dalam
jurnal penjualan
dan telusur
Laporan piutang
totalnya ke buku
dikirimkan ke Memeriksa apakah
besar (2)
pelanggan setiap alporan piutang
akhir bulan (P9) bulanan benar-
benar dikirimkan
(6)

Transaksi penjualan Pengelompok-kan Memeriksa ada Periksalah


dikelompokkan akun diverifikasi tidaknya kebenaran
dengan benar secara internal (P8) pemeriksaan pengelompok-kan
(pengelompok-kan) internal (13b)` akun dari duplikat
faktur penjualan
(13b)

Penjualan dicatat Dokumen Memeriksa Tidak terdapat Bandingkan


pada tanggal yang pengiriman barang keberurutan pengawasan untuk tanggal penjualan
benar (saat) bernoor urut pemakaian memeriksa yang tercantum
tercetak dan dokumen ketepatan waktu dalam jurnal
dipertanggung- pengiriman barang pencatatan (D2) penjualan dengan
jawabkan (10) duplikat faktur
penggunaannya penjualan dan
oleh akuntan (P5) dokumen
pengiriman barang
(13b dan 13c)

Dua jenis kesalahan penyajian yang pertama bisa terjadi karena kekeliruan
atau karena kecurangan, sedangkan jenis yang terakhir selalu disebabkan karena
kecurangan. Konsekuensi potensial dan ketiganya adalah signifikan karena hal-hal
tersebut menimbulkan lebih saji aset dan laba

Lebih saji penjualan yang tidak disengaja biasanya lebih mudah dtemukan
daripada lebih sai yang berasal dari kecurangan yang disengaja Suatu lebih saji
tidak disengaja biasanya juga mengakibatkan terjadinya lebih saji pada piutang
usaha yang bisa dideteksi klien melalu pengiriman laporan piutang bulanan,
Kesalahan penyajian tidak disengaja akhir tahun seringkali dapat ditemukan dengan
mudah oleh auditor melalui prosedur konfirmasi, Dalam hal kesalahan penyajian
disengaja, pelaku untuk menemukannya Perusahaan untuk menutupi lebih saji,
sehingga auditor mengalami kesulitan enemukannya Pengujian substantif transaksi
diperlukan untuk dapat menemukan lebih saji penjualan semacam ini

Pengujian substantif transaksi yang tepat untuk pengujian tujuan keberadaan


tergantung pada dugaan auditor dimana letaknya kesalahan penyajian. Banyak
auditor melakukan pengujian substantif transaksi untuk uan keberadaan hanya
apabila ia meyakini adanya defisiensi dalam pengendalian. Oleh karena itu sifat
pengujiannya akan tergantung pada sitat kesalahan penyajian potensial sebagai
berikut:

Penjualan Dicatat dalam Pembukuan Tanpa Pengiriman Barang

Auditor dapat memilih suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal penjualan dan
mencocokkannya ke dokumen pengiriman barang serta dokumen pendukung
lainnya (vouching) untuk memastikan bahwa penjualan sungguh-sungguh terjadi.
Apabila auditor mengkhawatirkan kemungkinan bedanya duplikat dokumen
pengiriman barang fiktif, maka auditor perlu melakukan penelusuran jumlahnya ke
catatan persediaan perpetual untuk menguji apakah persediaan Juga dikurangi.

Penjualan Dicatat Lebih dari Sekali

Pencatatan dobel penjualan dapat ditemukan dengan mereview datar


Penjualan yang telah dicat an yang telah dicatat dengan memperhatikan nomor
dokumennya untuk memastikan tidak ada nomor yang muncul dua kal Auditor juga
dapat menguji kebenaran Pembatalan yang benar bisa mengurangi kemungkinan
bahwa suatu menguji kebenaran pembatalan dokumen pengiriman barang akan bisa
digunakan untuk mencatat penjualan lainnya.

Pengiriman Dilakukan pada konsumen Fikif

Kecurangan semacam ini biasanya terjadi hanya apabila personil pencatat


pengendalian internal menyebabkan sulit untuk mendeteksi pengiriman penjualan
juga berwenang melakukan pengiriman barang Defisiensi pada fiktit, seperti
misalnya pengiriman ke lokasi lain perusahaan. Untuk tentang konsumen dalam
faktur penjualan ke master file konsumen. menguji ada tidaknya konsumen fiktif,
auditor bisa menelusuri informasi tentang konsumen dalam faktur penjualan ke
master file dokumen

Pendekatan lain yang efektif untuk mendeteksi ketiga tipe kesalahan


penyajian transaksi penjualan tersebut di atas lelah dengan menulis pengkreditan
dalam master file piutang usaha ke sumbernya, Apabla piutang sungguh-sungguh
mendatangkan kas atau barang dikembalikan maka itu berarti bahwa penjualan
sungguh-sungguh terjadi. Apabla pengkreditan disebabkan karena penghapusan
piutang atau suatu memo kredit, atau apabila akun masih belum dibayar pada saat
audt berlangsung, maka hal ini bisa menjadi petunjuk adanya pencatatan penjualan
secara tidak benar. Auditor harus memeriksa dokumen pengiriman barang dan
pesanan dari pembeli untuk memastikan hah transaksi penjualan sungguh-sungguh
terjadi.

Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat

Pada kebanyakan audit, pengujian substantif transaksi sering tidak


dilakukan untuk tujuan kelengkapan. Hal ini disebabkan karena lebih sa aset dan
laba dari transaksi penjualan lebih besar kemungkinan terjadinya dibandingkan
dengan kurang saji, dan lebih saji juga merupakan sumber risiko yang lebih besar.
Apabila pengendalian tidak memadai, seven misalnya bila klien tidak memiliki
penelusuran internal independen mua dan dokumen pengiriman ke Jurnal
penjualan, maka pengujian substantive diperlukan

Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya auditor bisa
menelusuri suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman
ke duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan. Agar
pengujian dengan menggunakan prosedur in menjadi lebih bermanfaat, auditor
harus yakin bahwa semua dokumen pengiriman barang telah disimpan dalam arsip.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara memeriksa keberurutan dokumen (catatan
dokumen lengkap dan nomornya urut) Alat bantu perangkat lunak audit seperti
ACL alau IDEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya dokumen yang
bernomor dobel atau tertentu hilang untuk catatan elektronik.

Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara penelusuran (tracing) dari
dokumen sumber ke jurnal dengan vouching dari jurnal kembali ke dokumen
sumber. Pengujian dengan penelusuran dimaksudkan untuk memeriksa
kemungkinan adanya transaksi yang hilang/tidak dicatat (tujuan kelengkapan),
sedangkan pengujian vouching dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan
dicatatnya transaksi yang sesungguhnya tidak terjadi (tujuan keterjadian).

Untuk menguji tujuan keterjadian, auditor memulainya dengan memilih


suatu sampel nomor-nomor faktur dari jurnal dan kemudian mencocokkannya ke
bukti pendukung yaitu duplikat faktur penjualan,dokumen pengiriman barang, dan
pesanan dari pembeli sebagaimana terlukis dalam gambar 11-4 berikut ini.

Gambar 11-4 Arah Pengujian Penjualan

Pesanan dan Dokumen Duplikat Jurnal Master file


pembeli pengiriman faktur penjualan piutang
barang penjualan Buku besar usaha

Kelengkapan Keterjadian
dimulai dari sini dimulai dari sini

Dalam pengujian untuk tujuan kelengkapan, auditor biasanya memulainya


gan memilih suatu sampel dokumen pengiriman barang dan telusurnya ke duplikat
faktur penjualan dan selanjutnya ke jurnal untuk menguji ada tidaknya transaksi
yang hilang atau dihilangkan.

Sebagai contoh, apabila auditor bermaksud untuk menguji keterjadian tetapi


penggunaannya dilakukan dengan arah yang salah (dari dokumen pengiriman
barang ke jumal), maka terjadi kelemahan audit yang serius Dalam pengujian
empat tujuan audit lainnya, arah pengujian blasanya tidak relevan, Sebagai contoh,
ketelitian transaksi penjualan bisa diuj dengan pengujian dari duplikat faktur
penjualan ke dokumen pengiriman barang atau sebaliknya

Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti


Ketelitian pencatatan transaksi penjualan berkaitan dengan hal-hal berikut:
 Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah yang dipesan

 Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang
dikirimkan

 Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi

Auditor biasanya melakukan pengujian substantif transaksi pada setiap


audit, untuk memastikan bahwa ketiga aspek ketelitian di atas dilakukan dengan
benar dengan melakukan perhitungan ulang informasi yang tercantum dalam
catatan akuntansi dan membandingkannya dengan informasi yang tercantum dalam
dokumen yang lain. Auditor biasanya membandingkan harga dalam duplikat faktur
penjualan dengan data harga yang telah dtetapkan perusahaan menghitung ulang
perkalian dan penjumlahannya, dan membandingkan data dari faktur dengan
deskripsi jumlah, dan nama pembeli dalam catatan pengiriman barang Seringkali
auditor juga memeriksa pesanan dan pembeli dan order penjualan dengan
membandingkan perihal yang sama

Perbandingan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif


transaksi untuk tujuan ketelitian adalah contoh yang baik tentang bagaimana jangka
waktu audit dapat dihemat apabila terdapat pengendalian internal yang baik Jelas
kiranya bahwa pengujian pengendalian untuk tujuan ini hampir tidak membutuhkan
waktu karena hanya menyangkut pemeriksaan paraf atau bukti verifikasi intemal
lainnya apabila pengendalian ini efektif, ukuran sampel untuk pengujian substantif
transaksi dapat dikurangi sehingga cukup banyak menghemat waktu.

Apabila faktur penjualan diproses secara otomatis dengan menggunakan


komputer, auditor bisa mengurangi pengujian substantif transaksi untuk tujuan
ketelitian. Apabila auditor mempunyai keyakinan bahwa program komputer
berjalan baik dan harga dalam master file telah diotorisasi dan benar, maka
pemeriksaan kebenaran perhitungan dalam faktur dapat dikurangi atau bahkan
ditiadakan. Dalam hal seperti ni, auditor dapat fokus pada pemeriksaan untuk
memastikan bahwa pengendalian dengan bantuan komputer berjalan dengan baik
dan tidak mengalami perubahan sejak program komputer tersebut terakhir kali diuji
oleh auditor. Pengujian pengendalian dapat difokuskan pada pengotor sasian dan
ketelitian perubahan daftar harga dalam master file.

Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan ke dalam Master File dan


Diikhtisarkan dengan Benar

Dimasukkannya semua transaksi penjualan ke dalam master file piutang


Usaha merupakan hal yang sangat penting karena ketelitian catatan ini
mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih semua piutang yang belum
diterima pembayarannya. Demikian pula jurnal penjualan diperiksa kebenaran
penjumlahannya dan postingnya ke buku besar agar laporan keuangan
menunjukkan informasi yang benar. Pada audit tertentu, auditor melakukan
sejumlah pengujian ketelitian klerikal, seperti misalnya pemeriksaan kebenaran
penjumlahan pada kolom rupiah dalam umal footing) dan kemudian menelusur
(tracing) jumlah totainya ke buku besar dan detilnya ditelusur ke buku pembantu
piutang, untuk memeriksa ada tidaknya kesalahan atau penyimpangan dalam
pengolahan transaksi penjualan. Seberapa luas pengujian semacam ini dilakukan,
tergantung pada kualitas pengendalian internal. Penggunaan perangkat lunak audit
kan bermanfaat dalam pengujian ketelitian penjualan dan pencatatan secara
elektronik, karena pengujian dapat dilakukan dengan lebih efisien.

Penelusuran dari jurnal penjualan ke master file biasanya dilakukan sebagai


bagian dari pemenuhan tujuan audit transaksi yang lain, tetapi Alasan kebenaran
penjumlahan dalam kolom-kolom rupiah jurnal dan pemeriksaan totalnya ke buku
besar dilakukan sebagai prosedur yangterpisah.Pengujian posting dan
pengikhtisaran berbeda dari tujuan audit transaksi yang lain karena meliputi
pemeriksaan penjumlahan jumal, catatan master file, dan buku besar, dan
penelusuran dari yang satu ke lainnya di antara ketiga catatan tersebut.

Apabila penjumlahan dan perbandingan dibatasi hanya pada ketiga catatan


di atas, maka tujuan audit transaksinya adalah posting dan pengikhtisaran. Apabila
jurnal, master file, atau buku besar ditelusur ke atau dari dokumen, maka tujuannya
adalah salah satu dari kelima tujuan,tergantung pada apa yang diverifikasi. Sebagai
contoh, apabila seorang auditor membandingkan suatu jumlah yang tercantum pada
duplikat faktur penjualan dengan jurnal penjualan atau entry di master file, maka
hal itu merupakan prosedur tujuan audit ketelitian. Apabila auditor menelusuri
suatu ayat jurnal dari jurnal penjualan ke master file, hal itu merupakan prosedur
posting dan pengikhtisaran.

Penjualan Dikelompokkan dengan Benar

Meskipun dalam penjualan tidak merupakan masalah besar dibanding- kan


dengan pada siklus yang lain, auditor masih perlu melakukan pemeriksaan untuk
memastikan bahwa transaksi telah dibukukan pada akun-akun buku besar yang
benar. Dalam hal transaksi penjualan tunai dan penjualan kredit, pegawai
perusahaan jarang melakukan kesalahan dengan mendebet piutang usaha untuk
transaksi penjualan tunai atau mengkredit penjualan untuk transaksi pelunasan
piutang. Perusahaan juga jarang melakukan kesalahan berupa kesalahan
mengklasifikasikan penjualan aset tetap perusahaan (misalkan gedung) sebagai
penjualan .Pada perusahaan yang menggunakan lebih dari satu klasifikasi penjualan
seperti dalam perusahaan yang membuat laporan laba-rugi per segmen
pengelompokkan merupakan hal yang penting.

Auditor biasanya menguji kebenaran pengelompokan penjualan sebagai


bagian dari pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk
memastikan ketelitian pengelompokan dari suatu transaksi dan membandingkannya
dengan akun yang sesungguhnya digunakan dalam pencatatan.

Penjualan Dicatat pada tanggal yang Benar

Penjualan harus ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah pengiriman


barang dilakukan, untuk mencegah terjadinya kekeliruan tak disengaja, misalnya
lupa tidak dibukukan, dan untuk memastikan bahwa penjualan dicalal pada periode
yang benar. Ketepatan waktu pencatatan biasanya juga akar menyebabkan
berkurangnya kemungkinan kesalahan penyajian. Apabila auditor melakukan
prosedur pengujian substantif transaksi untuk ketelitian, auditor biasanya
membandingkan tanggal yang tercantum pada dokumen pengiriman barang yang
dipilih sebagai sampel dengan tanggal yang tercantum pada faktur penjualan yang
bersangkutan,Amal penjualan, dan master file piutang usaha. Perbedaan yang
signifikan menunjukkan adanya kekeliruan potensial dalam penentuan pisah-batas
(cutoff) pada pengujian saldo akhir tahun.

RINGKASAN METODOLOGI UNTUK PENJUALAN

Gambar 11-2 (di halaman 510) melukiskan secara garis besar tentang
bagaimana auditor merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi penjualan. Tabel 11-2 (halaman 518) adalah matrix yang menunjukkan
bagaimana auditor memutuskan pengujian pengen- dalian dan pergi dan pengujian
substantif transaksi penjualan setelah pengendalian dan defisiensi pengendalian
diidentifikasi. Berikut ini adalah penjelasan tentang Tabel 11-2

Tujuan Audit Transaksi (Kolom 1)

Tujuan audit transaksi untuk penjualan pada Tabel 11-2 diambil dari
kerangka kerja yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. Meskipun pengendalian
internal tertentu memenuhi lebih dari satu tujuan, auditor harus mempertimbangkan
setiap tujuan secara terpisah agar dapat dilakukan penetapan risiko pengendalian
dengan lebih baik

Pengendalian Kunci yang Ada (Kolom 2)

Manajemen merancang pengendalian internal atas penjualan untuk


memenuhi keenam tujuan audit transaksi. Apabila pengendalian yang diperlukan
untuk memenuhi salah satu tujuan tidak memadai, kemungkin terjadinya kesalahan
penyajian yang berkaitan dengan tujuan tersebut singkat, bagaimanapun baiknya
pengendalian untuk tujuan yang lain.

Pengendalian pada kolom 2 diidentifikasi dari audit sebelumnya oleh


auditor dan diambil dari matrik risiko pengendalian yang dibuat auditor seperti
tampak pada Gambar 8-4. Suatu pengendalian tercantum pada lebih dari satu baris
di Tabel 11-2. apabila terdapat lebih dari satu huruf P untuk pengendalian tersebut
pada matrix risiko pengendalian.

Pengujian Pengendalian (Kolom 3)


Untuk setiap pengendalian internal di kolom 2, auditor merancang suatu
pengujian pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya Cobalah perhatikan bahwa
pengujian pengendalian pada Tabel 11-2 berhubungan langsung dengan
pengendalian internal. Untuk setiap pengendalian, harus terdapat paling sedikit satu
pengujian pengendalian, tetapi bisa juga dilakukan lebih dari satu pengujian.

Defisiensi (Kolin 4)

Defisiensi yang diidentifikasi oleh auditor menu Ikan tidak adanya


pengendalian yang efektif. Auditor harus mengevaluasi defisiensi pengen- dalian
dengan mempertimbangkan kesalahan penyajian potensial yang dapat terjadi serta
ada tidaknya pengendalian pengganti. Auditor dapat merespon defisiensi pada
pengendalian dalam pengauditan laporan keuangan dengan memperluas pengujian
substantif transaksi alantil transaksi untuk memastikan apakah defisiensi tersebut
mengakibatkan terjadinya sejumlah kesalahan penyajian yang signifikan.

Pengujian Substantif Transaksi (Kolom 5)

Pengujian ini akan membantu auditor dalam menentukan apakah terdara


kesalahan penyajian moneter dalam transaksi penjualan. Dalam Tabel 11-2.
pengujian substantif transaksi berkaitan langsung dengan tujuan yang tercantum
pada kolom pertama.

Auditor perlu memahami hubungan antar kolom yang terdapat dalam Tabel 10-2

• Kolom pertama mencakup enam tujuan audit transaksi. Tujuan umum


adalah sama bagi semua golongan transaksi, tetapi tujuan spesifiknya
berbeda untuk penjualan, penerimaan kas, atau kelompok transaksi yang
lain.

 Kolom 2 memuat satu atau lebih contoh pengendalian internal untuk


setiap tujuan audit transaksi. Setiap pengendalian harus berhubungan
dengan satu atau lebih tujuan audit.

• Kolom 3 meliputi satu pengujian pengendalian yang meng pengendalian


internal pada kolom 2. Suatu pengujian pengenda lian tidak ada artinya,
apabila pengujian itu tidak menguji suatu pengendalian spesifik. Tabel
ini berisi satu pengujian pengendalian dalam kolom 3 untuk setiap
pengendalian internal pada kolom 2, tetapi auditor dapat memutuskan
untuk suatu pengendalian tertentu. menggunakan lebih dari satu
pengujian pengendalian untuk suatu pengendalian tertentu.

• Kolom 4 berisi defisiensi pengendalian internal yaitu tidak adanya


pengendalian internal yang efektif dan ditentukan dengan menggunakan
pendekatan yang sama dengan yang digunakan untuk mengidentifikasi
pengendalian.

• Kolom terakhir berisi pengujian substantif transaksi yang lazim


dilakukan untuk mendukung tujuan audit transaksi spesifik yang
tercantum pada kolom 1. Pengujian substantif transaksi tidak
berhubungan langsung dengan pengendalian kunci atau kolom
pengujian pengendalian, tetapi luas pengujian substantif transaksi untuk
sebagian bergantung pada ada tidaknya pengendalian kunci, hasil
pengujian pengendalian dan ada tidaknya kekurangan pengendalian
internal untuk tujuan audit transaksi.

PROSEDUR-PROSEDUR AUDIT FORMAT RANCANGAN DAN FORMAT


UNTUK DILAKSANAKAN

Informasi yang tercantum pada Tabel 11 2 dimaksudkan untuk membantu


otot dalam merancang program audit yang dapat memenuhi tujuan se transaksi
pada suatu keadaan forton Metodologi ini membantu auditor dalam merancang
suatu program audit yang efektif dan efisien yang merespon risiko kesalahan
penyajian material yang unik bagi setiap klien.

Setelah prosedur audit yang tepat untuk suatu keadaan tertentu brancang
sudah barang tentu prosedur prosedur tersebut akan dilaksanakan. Namun akan
tidak efisien apabila prosedur audit tetap- kan atas dasar format rancangan. Dalam
mengubah dari program audit format rancangan menjadi format audit untuk
dilaksanakan, prosedur prosedur digabung. Hal ini dilakukan dengan maksud:

• Menghilangkan pengulangan prosedur.

• Memastikan bahwa apabila suatu dokumen diperiksa, semua prosedur


diterapkan atas dokumen tersebut pada saat itu juga
• Membuat auditor bisa melaksanakan prosedur dengan urutan yang paling
efektif. Sebagai contoh, dengan lebih dahulu memeriksa kebenaran
penjumlahan dalam Jurnal dan mereview ada tidaknya ayat jurnal yang
tidak lazim, auditor akan memperoleh perspektif yang lebih baik dalam
melakukan pengujian rinci.

Gambar 116 melukiskan program audit dengan format untuk dilaksanakan


untuk penjualan dan penerimaan kas pada PT ABC Program ndt tersebut merupakan
ringkasan prosedur audit dalam Tabel 11 dan 113 Nomor-nomor prosedur audit dalam
Gambar 11-6 sosua Bongan nomor nomor prosedur pada akhir pengujian pengendalian
dan pengujian substantif transaksi pada Tabel 11-2 dan 11-3. Nomor-nomor in
dimasukkan untuk membantu anda melihat hubungan antara kedua titel dan Gambar
11-6

2.4. RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN

Tujuan audit transaksi dan metoda yang digunakan klien untuk pengendalian
kesalahan penyajian pada dasarnya sama dal pengelolaan kredit memo seperti
halnya untuk penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan pertama adalah tentang
materialitasnya Dalam banyak hal, retur dan pengurangan harga penjualan sangat
tidak matera sehingga dapat diabaikan oleh auditor.

Perbedaan kedua adalah dalam hal penekanan pada tu Keberadaan. Untuk


retur dan pengurangan harga penjualan, auditor biasanya memberi penekanan pada
pengujian atas pencatatan transaksi untuk mengungkapkan pencurian kas yang
berasal dari pengumpulan piutang yang sebelumnya telah diciptakan transaksi retur
dan pengu rangan harga penjualan fiktif. (Meskipun auditor biasanya menekankan
pada tujuan keterjadian untuk transaksi retur dan pengurangan harga penjualan,
namun tujuan kelengkapan juga sangat penting untuk ditentukan dalam pengujian
saldo akun, apabila penjualan dan retur kurang saji pada akhir tahun).

Biasanya tujuan-tujuan lain diabaikan oleh auditor. Berhubung tujuan dan


metodologi untuk pengauditan retur dan pengurangan harga penjualan pada
dasarnya sama dengan untuk penjualan, maka kita tidak membahasnya dengan
lebih detil.
2.5. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN
KAS

Untuk penerimaan kas, auditor menggunakan metodologi perancangan


pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang sama. Seperti yang
digunakan untuk penjualan. Pengujian pengendalian dan prosedur audit pengujian
substantif transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan menggunakan kerangka
yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan, namun tentu saja tujuan
spesifiknya untuk penerimaan kas. Berlandaskan tujuan audit transaksi, auditor
mengikuti proses berikut :

 Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.


 Merancang pengujian penngendalian untuk setiap pengendalian guna
mendukung pengurangan risiko pengendalian.
 Merancang pengujian substantif transaksi untuk menguji kesalahan
penyajian moneter untuk setip tujuan.
Seperti halnya pada bidang audit yang lain, pengujian pengendalian tergantung
pada pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa jauh pengendalian
dapat diandalkan untuk menurunkan risiko pengendalian ditetapkan, dan apakah
perusahaan yang diaudit merupakan perusahaan publik atau bukan.
Gambar 11-5 dibawah ini menyajikan matrix pengujian pengendalian penerimaan
kas pada PT ABC. Matrix ini didasarkan pada informasi dalam bagian alir
penjualan dan penerimaan kas dalam Gambar 11-3

Gambar 11-5 Matrix untuk Risiko Pengendalian-Peneriman Kas

Tujuan Audit Transaksi-Penerimaan Kas

Posting
Keterja- Keleng- dan Penggo-
Ketelitian Saat
Pengendlian Internal dian kapan Pering- longan
kasan

Akuntan secara independen P P


merekonsiliasikan akun kas
di bank (P1)

Dibuat daftar penerimaan kas p


yang dilakukan per pos (P2)

Check segera diedorsemen P


(P3)
Total penerimaan kas per P P P
batch dibandingkan dengan
laporan yang dihasilkan
komputer (P4)

Laporan dikirimkan kepada P P P


para pelanggan setiap bulan
(P5)

Transaksi penerimaan kas P


diverifikasi secara internal
(P6)

Prosedur mewajibkan P
pencatatan kas setiap hari
(P7)

Komputer secara otomatis P


membukukan kedalam
master file piutang usaha dan
ke buku besar (P8)

Master file piutang usaha P


direkonsiliasi dengan buku
besar setiap bulan (P9)

Kekurangan

Daftar peneriman kas melalui D


pos tidak digunakan untuk
memeriksa pencatatan
penerimaan kas (D1)

Penilaian

Penetapan risiko Rendah Medium Rendah Rendah Rendah Rendah


pengendalian

Tabel 11-3 memuat pengedalian inernal kunci, pengujian pengendalian yang


biasa dilakukan ,pengujian substantif transaksi yang biasa dilakukan untuk
memenuhi setiap tujuan audit transaksi untuk penerimaan kas pada PT ABC. Tabel
11-3 mengikuti format yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan
sebagaimana terlihat pada tabel 11-2. Pengujian pengendalian dan pengujian
sebstantif transaksi untuk penerimaan kas digabungkan dengan pengujian untuk
penjualan dalam program audit dalam Gambar 11-6.
Tabel 11-3 Tujuan Audit Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian, Defisiensi, dan
Pengujian Substantif Transaksi Untuk Penerimaan Kas

Tujuan Audit- Pengendlian Pengujian Pengujian


Transaksi Kunci* Defisiensi Substan- tif
Pengendalian
Transaksi+

Penerimaan kas Akuntan Memeriksa Review jurnal


terbukukan adalah merekonsiliasi apakah akuntan penerimaan kas
penerimaan dana akun kas di merekonsiliasi dan master file
yang sungguh- bank secara rekening kas di untuk melihat ada
sungguh diterima independen (P1) bank (3) tidaknya transaksi
perusahaan dan jumlah yang
(keterjadian) tidak biasa (1)

Total Telusur ayat-ayat


penerimaan kas Memeriksa ada jurnal dari jurnal
per batch tidaknya paraf penerimaan kas ke
dibandingkan pegawai laporan bank (19)
dengan laporan pengontrol data Buatlah pengujian
yang dibuat pada total per penerimaan kas
komputer. (P4) batch (8) (18)

Kas yang diterima Dibuat daftar Memeriksa Daftar Dapatkan daftar


dicatat dalam jurnal penerimaan kas pembuatan daftar penerimaan penerimaan kas
penerimaan kas (P2). penerimaan kas kas tidak dan telusur
(kelengkapan) Check segera di (4) digunakan jumlah-jumlah ke
endorsemen Memeriksa untuk jurnal penerimaan
(P3) pembubuhan verifikasi kas, periksalah
endorsemen atas catatan kebenaran nama,
check yang penerimaan jumlah, dan
diterima (5) kas (D1) tanggal (15)
Memeriksa ada Bandingkan daftar
Total tidaknya paraf penerimaan kas
penerimaan kas pegawai dengan duplikat
per batch pengontrol data slip setoran (16)
dibandingkan pada totl per
dengan laporan batch (8)
yang dibuat
komputer (P4)
Memeriksa
Laporan apakah laporan
dikirmkan piutang benar-
setiap bulan benar dikirimkan
kepada para (6)
pelanggan (P5)
Kas yang diterima Akuntan Memeriksa Dapatkan daftar
disetorkan setiap merekonsiiliasi apakah akuntan penerimaan kas
hari ke bank dan rekening kas di merekonsiliasi dan telusur
dicatat sebesar kas bank secara rekening kas di jumlah-jumlah ke
yang diterima independen (P1) bank (3) jurnal penerimaan
(ketelitian) kas, periksalah
Total kebenaran nama,
penerimaan kas Memeriksa paraf jumlah , dan
per batch pegawai tanggal (15)
dibandingkan pengontrol data Buatlah pengujian
dengan laporan pada total per penerimaan kas
yang dibbuat batch (8) (18)
komputer (P4)

Laporan piutang
dokirimkan Memeriksa
kepada seluruh apakah laporan
pelanggan piutang benar-
setiap bulan benar dikirim
(P5) kepelanggan (6)

Penerimaan kas di Laporan piutang Memeriksa Telusur suatu


masukan ke master dikirimkan apakah laporan sampel ayat jurnal
file piutang usaha kepada seluruh piutang benar- penerimaan kas ke
dengan benar dan pelanggan benar dikirim ke master file piutang
diikhtiarkan setiap bulan pelanggan (6) usaha dan
dengan benar (P5) periksalah
(posting dengan kebenaran tanggal
pengikhtisaran) Komputer Memeriksa bukti dan jumlahnya
secara otomatis bahwa master file (20)
mencatat ke piutang usaha Telusurlahh suatu
master file direkonsiliasi sampel
piutang usaha dengan buku pengkreditan dari
dan buku besar besar (7) master file piutang
(P8) usaha ke jurnal
Memeriksa bukti penerimaan kas
Master file bahwa master file dan ujilah
piutang usaha piutang usaha kebenaran tanggal
direkonsiliasi direkonsiliasi dan jumlahnya
dengan buku dengan buku (21)
besar setiap besar (7) Gunakan software
bulan (P9) pengauditan untuk
memeriksa
kebenaran
penjumlahan
vertikal dan
horizontal dalam
jurnal penjualan
dan telusurlah
jumlahnya kebuku
besar (2)

Transaksi Transaksi Memeriksa bukti Periksalah daftar


penerimaan kas penerimaan kas bahwa terdapat penerimaan kas
diklasifikasikan diverifikasi verifikasi internal untuk memastikan
dengan benar. secara internal (15) kebenaran
(penggolongan) (P6) klasifikasi
akun(17)

Penerimaan kas Prosedur Memeriksa Bandingkan


dicatat pada mengharuskan apakah tanggal penyetoran
tanggal yang tepat pencatatn kas pencatatan dalam laporan
(saat ) setiap hari (P7) dilakukan pada bank ke jurnal
suatu tanggal penerimaan kas
tertentu (4) dan daftar
penerimaan kas
(16)

 Pengendalian (P) dan defisiensi (D) diambil dari matrix penerimaan kas
dalam gambar 11-5
 Nomor dalam tanda kurung setalah setiap pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi diambil dari prosedur audit dalam program
audit format untuk dilaksankan dalam gambar 11-6.
PT ABC

Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Transaksi untuk Penjualan dan Penerimaan Kas

(Ukuran sampel dan unsur-unsur sampel tidak disertakan)

Umum

1. Review jurnal dan master file untuk memeriksa kemungkinan adanya transaksi dan
jumlah yang tidak bbiasa.
2. Gunakan software audit untuk memeriksa kebenaran penjumlahan vertikal dan
horizontal dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dan telusurlah hasil
penjumlahan tersebut kebukubesar.
3. Periksa apakah akuntan merekonsiliasikan rekening kas di bank.
4. Periksa apakah dibuat daftar penerimaan kas dan apakah ada kas yang tidak dicatat.
5. Periksa apakah endorsemen dilakukan segera atas check yang diterim melaui pos.
6. Periksa apakah laporan piutang dikirimkan kepada para pelanggan.
7. Periksa apakah akuntan membandingkan total dalam master file dengan akun buku
besar.
8. Periksa apakah ada paraf yang dibuat pegawai pengontrol data dalam total batch.
9. Periksa daftar harga dalam master file persediaan untuk memastikan ketelitian dan
ketepatan otorisasi.
Pengiriman barang

10. Periksa keberurutan pemakaian dokumen pengiriman barang.


11. Telusurlah suatu sampel bukti pengiriman barang ke jurnal penjualan untuk memastikan
bahwa semua sudah dicatat
Pengiriman Faktur ke Konsumen dan Pencatatan Penjualan

12. Periksa keberurutn faktur penjualan dalam jurnal penjualan.


13. Telusur suatu smapel nomor faktur penjualan dan jurnl penjualann ke :
a) Master file piutang dan periksalah kebenaran jumlah, tanggal, dan nomor
fakturnya.
b) Duplikat faktur penjualan dan periksalah jumlah total dalam jurnal, tanggal,
nama pembeli, dan klasifikasi akunnya. Periksa pula kebenaran harga, perkalian,
dan penjumlahan. Periksa dokumen pendukung untuk memastikan adanya
verifikasi internal.
c) Dokumen pengiriman barang untuk memeriksa kebenaran nama produk,
kuantitas dan harganya.
d) Duplikat order penjualan dan ujilah kebenaran nama pembeli, nama produk,
kuantitas, tanggal, dan petunjuk adanya verifikasi internal.
e) Order dari pembbeli dan ujilah kebenaran nama pembeli, nama produk,
kuantitas, tanggal dan persetujuan kredit
14. Telusur penjualan dari jurnal penjualan ke dokumen pendukung yang meliputi faktur
penjualan, dokumen pengiriman barang, order penjualan, dan pesanan dari pembeli.
Gambar 11-6 Program Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujia

Pengolahan Penerimaan Kas dan Pencatatan Jumlahnya dalam Pembukuan

15. Dapatkan daftar penerimaan kas dan telusurlah jumlahnya ke jurnal penerimaan kas,
ujilah kebenaran nama, jumlah, tanggal, dan verifikasi internal.
16. Bandingkan daftar penerimaan kas dengan duplikat setoran ke bank, ujilah kebenaran
nama, jumlah dan tanggalnya. Telusurlah total dari jurnal peneriman kas ke laporan
bank, ujilah penundaan penyetoran ke bank.
17. Periksalah daftar penerimaan kas untuk memastikan kebenaran pengklasifikasian.
18. Buanglah pengujian penerimaan kas.
19. Telusurlah ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke laporan bank, ujilah kebenaan
tanggal dan jurnal setoran.
20. Telusurlah suatu sampel ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke master file piutang
usaha dan ujilah kebenaran tanggal dan jumlahnya.
21. Telusurlah suatu sampel pengkreditan dari master file piutang usaha ke jurnal
penerimaan kas dan ujialah kebenaran tanggal dan numlahnya.

Mengingat bahwa metodologi untuk penerimaan kas sama dengan untuk


penjualan , maka pembahasan tentang pengendalian internal, pengujian
pengendalian, dan pengujian substantif transaksi tidak sedetil untuk penjualan. Kita
akan lebih fokus pada prosedur=prosedur audit substantif yang biasanya kirang
difahami.

Salah satu bagia penting dari tanggung jawab auditor dalam pengauditan
penerimaan kas adalah mengidentifikasikan defidiensi dla pengendalian internal
yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyelewengan. Untuk
memperluas Tabel 11-3, kita menekankan pada prosedur-prosedur audit yang
dirancang terutama untuk menentukan penyelewengan.

MENENNTUKAN APAKAH PENERIMAAN KAS TELAH DICATAT

Penggelapan kas akan sulit dideteksi auditor apabila hal ersebut terjadi
sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama
apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Sebagai contoh,
apabila pelayan toko menerima kas dari pembeli dan secara sengaja tidak mencatat
penjualan dan penerimaan kas tersebut dalam register kas, maka sangat sulit untuk
menemukan pencurian kas tersebut. Untuk mencegah terjadinya penggelapan kas
semacam ini, maka banyak perusahaan menerapkan pengendalian internal seperti
nampak pada tujuan kedua dalam tbel 11-3. Sudah barang tentu jenis pengendalian
yang akan diterapkan tergantung pada jennis perusahannya. Sebagai contoh,
pengendalian pada sebuah toko pengecer yang menerima kasnya dilakukan oleh
pegawai yang sama yang telah melayani penjualan dan mencatatnya dalam register
kas, akan berbeda dengan pengendalian pada sebuah perusahaan di mana semua
oenerima kasnya ditterima melalui pos beberapa minggu setelah penjualan terjadi.

Praktik yang lazim dilakukan auditor adalah menelusur dari pengantar


pembayaran bernomor urut tercetak atau daftar penerimaan kas ke jurnal
penerimaan kas dan buku pembantu piutang usaha sebai pengujian substantif atas
pencatatan penerimaan kas yang terjadi. Pengujian ini akan efektif hanya apabila
pita pencatat dalam register kas atau daftar penerimaan kas lainnya dibuat pada saat
kas diterima.

PENGUJIAN PENERIMAAN KAS

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah seluruh penerimaan


kas telah disetorkan ke dalam rekening di bank adalah pengujian penerimaan
kas. Dalam pengujian ini jumlah penerimaan kas sebagaimana tercantum dalam
jurnal penerimaan kas untuk suatu periode, misalnya satu bulan, direkonsiliasi
dengan setoran yang sesungguhnya dilakukan ke bank pada periode yang sama.
Selisih diiantara keduanya mungkin disebabkan oleh adanya setoran dalam
perjalanan (deposit in transit) atau hal lain, tetapi jumlah selisih tersebut dapat
direkonsiliasi. Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk menemukan penerimaan
kas yang belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau ada kesengajaan waktu
dalam melakukan penyetoran ke bank, tetapi bisa mengungkapkan penerimaan kas
yang telah dicatat tetapi belum disetor ke bank, setoran yang belum dicatat,
pinjaman yang tidak atau belum dicatat, pinjaman dari bank yang disetor langsung
kerekening perusahaan di bank, dan keslahan penyajian semacam itu. Biasanya
prosedur yang akan agak memakan waktu ini hanya dilakukan apabila
pengendalian internal perusahaan lemah. Dalam keadaan yang jarang terjadi,
terutama apabila pengendalian sangat lemah, priode yang dicakup oleh pengujian
penerimaan kas bisa meliputi satu tahun.

PENGUJIAN UNTUK MENEMUKAN LAPPING PIUTANG USAHA


Lapping piutang usaha adalah pengunduran waktu pencatatan penrimaan
pengumpulan piutang dengan maksud untuk menutupi kekurangan kas.
Penggelapan dilakukan oleh orang yang melakukan penerimaan kas dan
selanjutnya ia juga mencatatnya dalam sistem komputer, ia menunda pencatatan
penerimaan kas dari seorang debitur (pelanggan) dan menutupi kekurangan yang
terjadi dengan penerimaan dari debitur yang lain. Hal ini kembali akan ditutupi
dengan penerimaan dari debitur ketig beberapa hari kemudian. Pegawai ini akan
secara terus menerus menutupi kekurangan kas melalui lapping berulang-ulang,
mengganti uang yang dicurinya, atau mencari cara lain untuk menutupi kekurangan
kas.

Pengggelapan semacam ini akan dapat dicegah dengan mudah melalui


pembagian tugas atau memeberlakukan kebijakan kewajiban berlibur bagi pegawai
yang menangani penerimaan kas dan sekaligus pula mencatatnya dalam sistem
komputer. Hal semacam ini akann dapat dideteksi dengan membandingkan nama ,
jumlah rupiah, dan tanggal yang tercantum dalam pengantar pembayaran dengan
ayat jurnal penerimaan kas yang bersangkutan serta duplikat slip setoran ke bank.
Mengingat bahwa prosedur ini agak memakan waktu, biasanya hanya dilakukan
apabila pengggelapan semacam ini diperkirakan terjadi sebagai akibat kelemahan
dalam pengendalian internal.

2.6. PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG

Seperti halnya untuk retur dan pengurangan harga penjualan, kekhawatiran


utama auditor dalam penghapusan piutang usaha adalah kemungkinan pegawai
perusahaan klien melakukan penggelapan kas dengan cacra menghaouskan piutang
yang telah diterima (tujuan audit transaksi-keterjadian). Pengendalian utama untuk
mencegah penyelewengan semacam ini adlah dengan menetapkan otoritas yang
tepat bagi setiap penghapusan piutang dengan mennunjuk pejabat perusahaan
tertentu setelah sebelumnya malakukan penyelidikan yang cermat tentang alsan
mengapa debitur tidak membayar.

Verifikasi atas akun yang dihapur biasanya tidak memakan waktu yang
alam. Auditor pada umumnya memeriksa apakah persetujuan diberikan oleh orang
yang tepat. Sebagai contoh penghapusan akun, auditor bbiasanya juga memeriksa
korespondensi yang tepat dalam arsip klien untuk mencari informasi tentang tidak
dapat ditagihnya piutang. Setelah auditor berkesimpulan bahwa penghapusan telah
terjurnal dengan benar, selanjutnya sejumlah sampel putang yang dihapus ditelusur
ke master file piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat
dengan benar.

Penaksiran biaya kerugian piutang yang merupakan kelompok transaksi


kelima dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang, jelas berkaitan dengan
didasarkan pada saldo piutang akhir tahun, auditor mengevaluasi penaksiran
kerugian piutang sebagai bagian dari pengujian detil saldo piutang yang akan
dibahas pada Bab 13.

2.7. TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SALDO AKUN SERTA


PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Pembahasan diatas ditekankan pada pengendalian internal, pengujian


pengendalian, dan pengujian substantif transaksi untuk lima kelompok transaksi
yang mempengaruhi saldo akun dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang.
Apabila pengendalian internal untuk transaksi-transaksi tersebut telah dinnilai
efektif dan pengujian substantif transaksi yang bersangkutan mendukung
kesimpulan tersebut , maka kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian dalam
laporan keuangan dapat dikurangi.

Selain itu, pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan


pengendalian internal serta penyajian dan pengungkapan bis ajuga diadakan,
bahkan bila belum terindetifikasi atau diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian atau pengusi substantif transkasi. Untuk siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, hal ini mungkin sekali mempengaruhi nilai bersihh bisa
direalisasi dan tujuan audit saldo tentang hak dan kewajiban serta tujuan audit
penyajian dang pengungkapan.

Nilai bersih bisa direalisasi adlah tujuan audit saldo untuk piutang usaha
yang penting sekali karena kolektibilitas piutang sering mencerminkan bagian yang
cukup besar dalam laporn keuangan. Oleh karena itu,auditor sering kali
menetapkan risiko inheren pada tingkat yang tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa
direalisasi. Idealnya, klien menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi
kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Kita telah membahas tentang pemberian
otoritas oleh pejabat yang tepat. Dua pengendalian lainnya adalah :

 Pembuatan daftar umur piutang sebagai dasar untuk review dan


ditindaklanjuti oleh personil manajemen yang tepat.
 Menetapkan suatu kebijakan penghapusan piutang apabila sudah tidak ada
kemungkinan untuk ditagih
Hak & kewajiban dan penyajian dan pengungkapan biasanya bukan merupakan
problem yang dignifikan dalam piutang. Oleh karen itu, personil bagian akuntansi
yang kompeten biasanya sudah mencukupi untuk pengendalian dan tujuan
pengauditan ini.

2.8. PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF TRANSAKSI

Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tahapan tahapan audit selanjutnya,
terutama terhadap pengujian rinci substantif atas saldo. Bagian dari audit yang
banyak dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif transkasi
adalah saldo akun piutang usaha, kas,beban kerugian piutang, dan cadangan
kerugian piutng.

Selain itu, apabila hasil pengujian tidak memuaskan, diperlukan pengujian


substantif tambahan untuk penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan,
penghapusan piutang, dan pengolahan penerimaan kas.

Setelah selesai melakukan pengujian pengendlaian dan pengujian substantif,


auditor harus memeriksa setiap penyimpanan untuk menentukan penyebab dan
implikasi penyimpanan terhadap penetapan risiko pengendalian yang bisa
mempengaruhi risiko deteksi dan pengujian substantif yang akan dilakukan.
Metodologi dan implikasi dari analisis penyimpanan akan dijelaskan lebih jauh
pada Bab 13.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan


pengujian substantif transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang
adalah dalam konfirmasi piutang. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan saat
pengiriman konfirmasi semuanya akan terpenngaruh. Pengaruh pengujian atas
piutang usaha, biaya kerugian piutang, dan cadangan kerugian piutang akan dibahas
pada Bab 13.

Anda mungkin juga menyukai