Disusun oleh :
Putu Nopradipta / 18021001 / D3 Akuntansi
Dewa Ayu Widya Antari / 18021004 / D3 Akuntansi
Luh Intan Pardina Devi / 18021005 / D3 Akuntansi
Ni Nyoman Sri Damayanti / 18021008 / D3 Akuntansi
Dewa Gede Marta Ekayana / 18021013 / D3 Akuntansi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengauditan Siklus
Penjualan dan Pengumpulan Piutang : Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan
kelompok yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pengauditan atas entitas tertentu, auditor kadang-kadang memandang tepat
untuk mengandalkan pada pengendalian internal atas siklus penjualan dan
pengumpulan piutang yang berlaku pada entitas tersebut. Jika demikian, auditor perlu
melakukan pengujian substantif transaksi yang ekstensif. Dalam situasi yang lain,
auditor mungkin menganggap tidak perlu terlalu mengandalkan pada pengendalian
internal klien. Namun auditor tetap perlu mendapatkan pemahaman tentang
pengendalian internal atas penjualan dan penerimaan kas. Auditor harus tahu kapan
bisa mengandalkan secara ekstensif pada pengendalian internal dan kapan tidak
melakukan hal itu. Sebelum mempelajari bagaimana menilai risiko pengendalian dan
merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk setiap
golongan transaksi secara rinci, akan dibahas dua topik yang saling berkaitan, yaitu :
1. Memahami golongan-golongan transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang pada suatu tipikal perusahaan.
2. Memahami dokumen dan catatan dalam Siklus ini, karena pengauditan atas
transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang sebagian besar
menyangkut verifikasi atas dokumen dan catatan.
Sebelum mempelajari penilaian risiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substantif transaksi untuk setiap golongan transaksi
secara detil, perlu memahami dua topik berikut :
1. Golongan-golongan transaksi yang terdapat dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, serta saldo-saldo akun pada suatu perusahaan tertentu.
2. Mengingat bahwa sebagian besar pengauditan transaksi dalam siklus penjualan
dan pengumpulan piutang menyangkut dokumen dan catatan, maka anda perlu
memahami jenis-jenis dokumen dan catatan yang biasa digunakan dalam siklus
ini.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja akun – akun dan golongan transaksi dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang?
1.2.2. Apa fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan terkait?
1.2.3. Apa saja metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk penjualan?
1.2.4. Apa itu retur dan pengurangan harga penjualan?
1.2.5. Apa saja metodologi untuk perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk penerimaan kas?
1.2.6. Jelaskan pengauditan untuk penghapusan piutang!
1.2.7. Apa saja tambahan pengendalian internal atas saldo akun serta penyajian dan
pengungkpan?
1.2.8. Bagaimana pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui akun – akun dan golongan transaksi dalam siklus penjualan
dan pengumpulan piutang
1.3.2. Untuk mengetahui fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan
terkait
1.3.3. Untuk mengetahui metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk penjualan
1.3.4. Untuk mengetahui retur dan pengurangan harga penjualan
1.3.5. Untuk mengetahui metodologi untuk perancangan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk penerimaan kas
1.3.6. Untuk mengetahui pengauditan untuk penghapusan piutang
1.3.7. Untuk mengetahui tambahan pengendalian internal atas saldo akun serta
penyajian dan pengungkpan
1.3.8. Untuk mengetahui pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi
BAB II PEMBAHASAN
Order Penjualan
Order penjualan adalan suatu dokumen yang menerangkan deskripsi, kuantitas,
dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen. Dokumen ini seringkali
digunakan pula untuk menunjukkan persetujuan kredit dan otorisasi untuk pengiriman
barang.
PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan
secara kredit. Lemahnya praktik pemberian persetujuan kredit sering mengakibatkan
kerugian di kemudian hari akibat tidak tertagihnya piutang usaha. Pemberian persetujuan
kredit ini seringkali juga menjadi petunjuk persetujuan pengiriman barang. Pada
perusahaan-perusahaan tertentu, komputer memberi persetujuan penjualan kredit
berdasarkan limit kredit yang telah ditetapkan yang tersimpan dalam master file
pelanggan. Komputer akan mengijinkan penjualan dilaksanakan hanya apabila total
order penjualan yang akan dilakukan ditambah dengan saldo piutang yang ada pada
pelanggan yang bersangkutan tidak melebihi limit kredit yang tercantum dalam master
tile.
PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus
dimana perusahaan melepas asetnya. Kebanyakan perusahaan mengakui terjadinya
penjualan ketika barang dikirimkan. Dokumen pengiriman dibuat pada saat barang
dikirimkan, yang bisa dilakukan secara otomatis oleh komputer berdasarkan informasi
dalam order penjualan. Dokumen pengiriman yang seringkali berupa bill of lading
berangkap (multicopy), penting artinya sebagai dasar dalam pembuatan faktur tagihan
yang akan dikirimkan kepada konsumen.
Dokumen Pengiriman
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang yang berisi
deskripsi tentang barang yang dikirimkan, jumlah yang dikirimkan, serta data lain yang
relevan. Perusahaan mengirimkan lembar asli dokumen ini kepada konsumen dan
menyimpan satu atau lebih salinannya sebagai arsip. Dokumen pengiriman berfungsi
sebagai isyarat untuk membuat faktur tagihan kepada konsumen yang bisa berupa kertas
atau elektronik.
Salah satu jenis dokumen pengiriman barang adalah bill of lading yaitu suatu
perjanjian tertulis antara perusahaan pengangkut dengan penjual tentang penerimaan dan
pengiriman barang. Bill of lading sering dikirimkan secara elektronik segera setelah
barang dikirim dan secara otomatis menerbitkan faktur penjualan yang bersangkutan dan
sekaligus juga ayat jurnal di jurnal penjualan. Banyak perusahaan menggunakan bar
codes dan komputer untuk mencatat mutasi persediaan dari gudang. Informasi ini
digunakan untuk memutahirkan catatan persediaan perpetual.
Faktur Penjualan
Faktur penjualan adalah suatu dokumen atau catatan elektronik yang
menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga jual, biaya
pengangkutan, asuransi, syarat penjualan, dan data yang relevan lainnya. Faktur
penjualan bertungsi untuk menunjukkan kepada pembeli tentang jumlah dari suatu
penjualan dan kapan jatuh tempo pembayarannya. Perusahaan mengirimkan lembar asli
faktur kepada pembeli, dan menahan satu lembar atau lebih sebagai arsip. Biasanya
komputer secara otomatis membuat faktur penjualan setelah nomor konsumen, kuantitas,
dan tujuan pengiriman barang, serta syarat penjualan dimasukkan. Komputer akan
menghitung perkalian dalam faktur dan total jumlah penjualan berdasarkan informasi
yang dimasukkan, berikut harga dalam master file persediaan.
Memo Kredit
Memo kredit menunjukk pengurangan terhadap jumlah yang akan diterima dari
pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga. Bentuknya hampir sama dengan
faktur penjualan, tetapi mengurangi piutang usaha, bukan menambah.
Jurnal Refur dan Pengurangan Harga
Jurnal ini digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan harga penjualan.
Fungsi jurnal ini sama dengan jurnal penjualan. Banyak perusahaan mencatat transaksi
ini dalam jurnal penjualan, bukan dalam jurnal tersendiri.
PENGHAPUSAN PIUTANG
Walaupun bagian kredit telah bekerja dengan cermat dan teliti, namun sejumlah
pembeli mungkin saja tidak melaksanakan kewajibannya. Setelah menyimpulkan bahwa
piutang kepada pelanggan tertentu tidak akan dapat ditagih, perusahaan harus
menghapus piutang tersebut. Biasanya hal seperti ini terjadi karena pelanggan
dinyatakan bangkrut oleh pangadilan. Agar dapat dilaksanakan akuntansi yang tepat
maka piutang yang tidak dapat ditagih perlu disesuaikan.
Pemahaman
Pengendalian Internal-Penjualan
Penentuan
Luas Pengujian-Pengendalian
Auditor disini mempelajari bagan air yang telah dibuat klien, mengajukan
pertanyaan kepada klien dengan menggunakan daftar daftar pertanyaan pengendalian
internal, dan melakukan transaction walkthough untuk penjualan.
Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah berbagai jenis
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Untuk
mencegah terjadinya kecurangan, manajemen harus mencegah terjadinya akses atas
kas bagi setiap orang yang bertugas untuk memasukkan informasi transaksi
penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer. Fungsi pemberi persetujuan
kredit harus dipisahkan dari fungsi penjulan, karena pengecekan kredit
dimaksudkan untuk meniadakan tendensi manusiawi dari pegawai penjualan yang
cenderung berkeinginan untuk mengoptimalkan volume penjualan walaupun hal
itubisa mendatangkan kerugian bagi perusahaan apabila piutang tidak bisa ditagih.
Petugas yang berkewajiban untuk melakukan perbandingan internal harus terpisah
dari petugas yang membukukan data yang akan dibandingkan. Sebagai contoh
perbandingan antara batch control total dengan summary reports (laporan akhtisar
penjualan) dan perbandingan antara total master file piutang usaha dengan saldo
piutang usaha di buku besar harus dilakukan oleh seseorang yang terpisah
(independen) dari mereka yang menginput transaksi penjualan dan penerimaan kas.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan,
yaitu:
Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian
pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit, penentuan
sifat pengujian pengendalian biasanya mudah. Sebagai contoh, apabila
pengendalian internal berupa pemberian paraf atas pesanan dari pembeli setelah
pesanan tersebut mendapat persetujuan kredit, maka pengujian pengendaliannya
adalah memeriksa apakah pesanan dari pembeli telah dibubuhi paraf dengan benar.
Tiga kolom pertama dalam Tabel 11-2 berikut ini melukiskan perancangan
pengujian pengendalian pada PT ABC. Kolom tiga menunjukkan satu pengujian
pengendalian untuk setiap pengendalian kunci di kolom dua. Perhatikan bahwa
table ini diorganisasi atas dasar tujuan audit transaksi. Sebagai contoh,
pengendalian internal kunci kedua untuk tujuan keterjadian adalah “penjualan
didukung oleh bukti pengiriman barang yang telah diotorisasi dan pesanan dari
pembeli yang telah mendapat persetujuan”. Pengujian pengendaliannya adalah
“periksa apakah faktur penjualan dilampiri dengan bukti pengiriman barang dan
pesanan dari pembeli”. Untuk melakukan pengujian ini, auditor harus memulainya
dari faktur penjualan dan kemudian memeriksa dokumen yang menjadi lampiran
faktur penjualan, dan bukan dengan arah sebaliknya. Apabila auditor menelusur
dari dokumen pengiriman barang ke faktur penjualan, hal semacam itu dilakukan
untuk menguji kelengkapan. (Arah pengujian akan dibahas lebih lanjut di halaman
523).
Seperti terlihat pada kolom tiga Tabel 11-2 untuk tujuan kelengkapan,
pengujian pengendalian yang lazim untuk penjualan adalah memeriksa urutan
pemakaian berbagai jenis dokumen. Sebagai contoh memeriksa urutan dokumen
pengiriman barang dan menelusur setiap dokumen tersebut ke duplikat faktur
penjualan dan pencatatannya dalam jurnal penjualan menjadi bukti untuk
kelengkapan.
Untuk secara bersamaan mendapat bukti untuk tujuan keterjadian dan
kelengkapan, auditor bias memeriksa urutan faktur penjualan yang dipilih dari
jurnal penjualan dan memperhatikan ada tidaknya nomor yang dobel atau nomor
yang hilang atau faktur yang tidak mengikuti urutan nomor yang normal. Sebagai
contoh auditor memilik faktur bernomor #18100 sampai dengan #18199. Tujuan
kelengkapan untuk prosedur ini akan terpenuhi apabila 100 faktur penjualan
tersebut semuanya telah dicatat. Tujuan keterjadian akan terpenuhi apabila tidak
terjadi pencatatan ganda untuk setiap nomor faktur. Seperti terlihat pada Tabel 11-2,
tidak adanya verifikasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya pencatatan ganda
faktur penjualan adalah defisiensi yang ada pada PT ABC.
Pengujian pengendalian yang tepat untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada observasi atas aktivitas yang dilakukan oleh auditor atau dengan melalui
pengajuan pertanyaan kepada personil klien. Sebagai contoh, auditor mengamati
kemungkinan petugas pembuat faktur memiliki akses ke kas ketika surat yang
berisi chek dari konsumen dibuka, atau ketika kas disetorkan ke Bank. Biasanya
perlu juga diajukan pertanyaan kepada personil klien tentang apa yang menjadi
tugas mereka dan dalam situasi seperti apa terdapatnya keadaan yang membuat
tanggungjawab mereka menjadi berbeda dari kebijakan yang normal. Sebagai
contoh, pegawai pembuat faktur menyatakan bahwa dia tidak memiliki akses
terhadap kas. Akan tetapi dalam pembicaraan selanjutnya ia menyatakan bahwa
kadang-kadang ia menggantikan tugas kasir yang sedang cuti.
Sejumlah pengujian pada Tabel 11-2 dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer. Sebagai contoh, auditor dapat menguji apakah kredit telah mendapat
otorisasi secara benar dengan bantuan komputer dengan mencoba memasukkan
transaksi yang melebihi batas kredit untuk konsumen yang bersangkutan. Apabila
pengendalian bekerja secara efektif, order tadi pasti akan ditolak. Keterjadian
penjualan juga dapat diuji dengan mencoba untuk menginput nomor pelanggan
yang sesunggunya tidak ada, yang semestinya akan ditolak oleh komputer.
Pengendalian kunci ini akan bias mengurangi kemungkinan terjadinya penjualan
fiktif.
Penjualan didukung
dengan dokumen Memeriksa bahwa Memeriksa ada
pengiriman barang faktur dilampiri tidaknya transaksi
dan pesanan dengan bukti dan jumlah yang
pembelian yang pengiriman barang tidak biasa adalam
telah mendapat dan pesanan dari jurnal penjualan
persetujuan (P2) pembeli (13b) dan master file (1)
Memeriksa apakah
Laporan piutang
daftar harga telah
dikirimkan kepada
diotorisasi dengan
pelanggan setiap
tepat dan benar (9)
bulan (P9)
Dua jenis kesalahan penyajian yang pertama bisa terjadi karena kekeliruan
atau karena kecurangan, sedangkan jenis yang terakhir selalu disebabkan karena
kecurangan. Konsekuensi potensial dan ketiganya adalah signifikan karena hal-hal
tersebut menimbulkan lebih saji aset dan laba
Lebih saji penjualan yang tidak disengaja biasanya lebih mudah dtemukan
daripada lebih sai yang berasal dari kecurangan yang disengaja Suatu lebih saji
tidak disengaja biasanya juga mengakibatkan terjadinya lebih saji pada piutang
usaha yang bisa dideteksi klien melalu pengiriman laporan piutang bulanan,
Kesalahan penyajian tidak disengaja akhir tahun seringkali dapat ditemukan dengan
mudah oleh auditor melalui prosedur konfirmasi, Dalam hal kesalahan penyajian
disengaja, pelaku untuk menemukannya Perusahaan untuk menutupi lebih saji,
sehingga auditor mengalami kesulitan enemukannya Pengujian substantif transaksi
diperlukan untuk dapat menemukan lebih saji penjualan semacam ini
Auditor dapat memilih suatu sampel ayat jurnal dalam jurnal penjualan dan
mencocokkannya ke dokumen pengiriman barang serta dokumen pendukung
lainnya (vouching) untuk memastikan bahwa penjualan sungguh-sungguh terjadi.
Apabila auditor mengkhawatirkan kemungkinan bedanya duplikat dokumen
pengiriman barang fiktif, maka auditor perlu melakukan penelusuran jumlahnya ke
catatan persediaan perpetual untuk menguji apakah persediaan Juga dikurangi.
Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya auditor bisa
menelusuri suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman
ke duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan. Agar
pengujian dengan menggunakan prosedur in menjadi lebih bermanfaat, auditor
harus yakin bahwa semua dokumen pengiriman barang telah disimpan dalam arsip.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara memeriksa keberurutan dokumen (catatan
dokumen lengkap dan nomornya urut) Alat bantu perangkat lunak audit seperti
ACL alau IDEA dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya dokumen yang
bernomor dobel atau tertentu hilang untuk catatan elektronik.
Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara penelusuran (tracing) dari
dokumen sumber ke jurnal dengan vouching dari jurnal kembali ke dokumen
sumber. Pengujian dengan penelusuran dimaksudkan untuk memeriksa
kemungkinan adanya transaksi yang hilang/tidak dicatat (tujuan kelengkapan),
sedangkan pengujian vouching dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan
dicatatnya transaksi yang sesungguhnya tidak terjadi (tujuan keterjadian).
Kelengkapan Keterjadian
dimulai dari sini dimulai dari sini
Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang
dikirimkan
Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
Gambar 11-2 (di halaman 510) melukiskan secara garis besar tentang
bagaimana auditor merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi penjualan. Tabel 11-2 (halaman 518) adalah matrix yang menunjukkan
bagaimana auditor memutuskan pengujian pengen- dalian dan pergi dan pengujian
substantif transaksi penjualan setelah pengendalian dan defisiensi pengendalian
diidentifikasi. Berikut ini adalah penjelasan tentang Tabel 11-2
Tujuan audit transaksi untuk penjualan pada Tabel 11-2 diambil dari
kerangka kerja yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. Meskipun pengendalian
internal tertentu memenuhi lebih dari satu tujuan, auditor harus mempertimbangkan
setiap tujuan secara terpisah agar dapat dilakukan penetapan risiko pengendalian
dengan lebih baik
Defisiensi (Kolin 4)
Auditor perlu memahami hubungan antar kolom yang terdapat dalam Tabel 10-2
Setelah prosedur audit yang tepat untuk suatu keadaan tertentu brancang
sudah barang tentu prosedur prosedur tersebut akan dilaksanakan. Namun akan
tidak efisien apabila prosedur audit tetap- kan atas dasar format rancangan. Dalam
mengubah dari program audit format rancangan menjadi format audit untuk
dilaksanakan, prosedur prosedur digabung. Hal ini dilakukan dengan maksud:
Tujuan audit transaksi dan metoda yang digunakan klien untuk pengendalian
kesalahan penyajian pada dasarnya sama dal pengelolaan kredit memo seperti
halnya untuk penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan pertama adalah tentang
materialitasnya Dalam banyak hal, retur dan pengurangan harga penjualan sangat
tidak matera sehingga dapat diabaikan oleh auditor.
Posting
Keterja- Keleng- dan Penggo-
Ketelitian Saat
Pengendlian Internal dian kapan Pering- longan
kasan
Prosedur mewajibkan P
pencatatan kas setiap hari
(P7)
Kekurangan
Penilaian
Laporan piutang
dokirimkan Memeriksa
kepada seluruh apakah laporan
pelanggan piutang benar-
setiap bulan benar dikirim
(P5) kepelanggan (6)
Pengendalian (P) dan defisiensi (D) diambil dari matrix penerimaan kas
dalam gambar 11-5
Nomor dalam tanda kurung setalah setiap pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi diambil dari prosedur audit dalam program
audit format untuk dilaksankan dalam gambar 11-6.
PT ABC
Umum
1. Review jurnal dan master file untuk memeriksa kemungkinan adanya transaksi dan
jumlah yang tidak bbiasa.
2. Gunakan software audit untuk memeriksa kebenaran penjumlahan vertikal dan
horizontal dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dan telusurlah hasil
penjumlahan tersebut kebukubesar.
3. Periksa apakah akuntan merekonsiliasikan rekening kas di bank.
4. Periksa apakah dibuat daftar penerimaan kas dan apakah ada kas yang tidak dicatat.
5. Periksa apakah endorsemen dilakukan segera atas check yang diterim melaui pos.
6. Periksa apakah laporan piutang dikirimkan kepada para pelanggan.
7. Periksa apakah akuntan membandingkan total dalam master file dengan akun buku
besar.
8. Periksa apakah ada paraf yang dibuat pegawai pengontrol data dalam total batch.
9. Periksa daftar harga dalam master file persediaan untuk memastikan ketelitian dan
ketepatan otorisasi.
Pengiriman barang
15. Dapatkan daftar penerimaan kas dan telusurlah jumlahnya ke jurnal penerimaan kas,
ujilah kebenaran nama, jumlah, tanggal, dan verifikasi internal.
16. Bandingkan daftar penerimaan kas dengan duplikat setoran ke bank, ujilah kebenaran
nama, jumlah dan tanggalnya. Telusurlah total dari jurnal peneriman kas ke laporan
bank, ujilah penundaan penyetoran ke bank.
17. Periksalah daftar penerimaan kas untuk memastikan kebenaran pengklasifikasian.
18. Buanglah pengujian penerimaan kas.
19. Telusurlah ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke laporan bank, ujilah kebenaan
tanggal dan jurnal setoran.
20. Telusurlah suatu sampel ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke master file piutang
usaha dan ujilah kebenaran tanggal dan jumlahnya.
21. Telusurlah suatu sampel pengkreditan dari master file piutang usaha ke jurnal
penerimaan kas dan ujialah kebenaran tanggal dan numlahnya.
Salah satu bagia penting dari tanggung jawab auditor dalam pengauditan
penerimaan kas adalah mengidentifikasikan defidiensi dla pengendalian internal
yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyelewengan. Untuk
memperluas Tabel 11-3, kita menekankan pada prosedur-prosedur audit yang
dirancang terutama untuk menentukan penyelewengan.
Penggelapan kas akan sulit dideteksi auditor apabila hal ersebut terjadi
sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama
apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Sebagai contoh,
apabila pelayan toko menerima kas dari pembeli dan secara sengaja tidak mencatat
penjualan dan penerimaan kas tersebut dalam register kas, maka sangat sulit untuk
menemukan pencurian kas tersebut. Untuk mencegah terjadinya penggelapan kas
semacam ini, maka banyak perusahaan menerapkan pengendalian internal seperti
nampak pada tujuan kedua dalam tbel 11-3. Sudah barang tentu jenis pengendalian
yang akan diterapkan tergantung pada jennis perusahannya. Sebagai contoh,
pengendalian pada sebuah toko pengecer yang menerima kasnya dilakukan oleh
pegawai yang sama yang telah melayani penjualan dan mencatatnya dalam register
kas, akan berbeda dengan pengendalian pada sebuah perusahaan di mana semua
oenerima kasnya ditterima melalui pos beberapa minggu setelah penjualan terjadi.
Verifikasi atas akun yang dihapur biasanya tidak memakan waktu yang
alam. Auditor pada umumnya memeriksa apakah persetujuan diberikan oleh orang
yang tepat. Sebagai contoh penghapusan akun, auditor bbiasanya juga memeriksa
korespondensi yang tepat dalam arsip klien untuk mencari informasi tentang tidak
dapat ditagihnya piutang. Setelah auditor berkesimpulan bahwa penghapusan telah
terjurnal dengan benar, selanjutnya sejumlah sampel putang yang dihapus ditelusur
ke master file piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat
dengan benar.
Nilai bersih bisa direalisasi adlah tujuan audit saldo untuk piutang usaha
yang penting sekali karena kolektibilitas piutang sering mencerminkan bagian yang
cukup besar dalam laporn keuangan. Oleh karena itu,auditor sering kali
menetapkan risiko inheren pada tingkat yang tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa
direalisasi. Idealnya, klien menetapkan beberapa pengendalian untuk mengurangi
kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Kita telah membahas tentang pemberian
otoritas oleh pejabat yang tepat. Dua pengendalian lainnya adalah :