Anda di halaman 1dari 13

RESUME

PENGAUDITAN SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN

DOSEN PENGAMPU :
RENI YUSTIEN, S.E.,M.Si.,AK.,CA.

MATA KULIAH :
AUDITING II

DI SUSUN OLEH :
1. TYARA PUTRI RAMADHANI C0C020005
2. SRI GANDA C0C020031

KELAS A D3 AKUNTANSI 2020


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Resume yang berjudul Pengauditan “Siklus Pembelian dan
Pembayaran” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari resume ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Audit. Selain itu, Resume ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Siklus Pembelian dan Pembayaran bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., Ca. Selaku
dosen mata kuliah Auditing II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Resume ini. Kami menyadari, resume yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan Resume ini.

Jambi, 25 Februari 2022

Penulis
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang

Pembelian barang dan jasa meliputi pembelian barang-barang seperti bahan baku,
peralatan, perlengkapan, dan sebagainya. Akan diuraikan bagaimana kita menilai risiko pengendalian
dan merancang pengujian pengendalian, serta pengujian substantif transaksi untuk golongan transaksi
dalam siklus pembelian dan pembayaran. Selanjutnya akan dibahas pelaksanaan pengujian rinci saldo
untuk akun utang usaha. Seperti halnya pada siklus penjualan dan pengumpulan piutang, auditor perlu
memahami fungsi-fungsi dan dokumen-dokumen bisnis serta catatan-catatan yang lazim berlaku
dalam perusahaan, sebelum ia menaksir risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian
serta pengujian substantif transaksi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja akun-akun dan golongan transaksi dalam siklus pembelian?


2. Apa fungsi dan dokumen bisnis serta catatan dalam siklus pembelian dan pembayaran?
3. Bagaimana pengendalian internal, dan merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian
subtantif transaksi?
4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha dan
pengujian rinci saldo?
5. Membedakan reliabilitas faktur pembelian dengan laporan piutang dari pemasok dan
konfirmasi utang?

1.3. Tujuan

1. Memahami dan mengetahui akun – akun dan golongan transaksi dalam siklus pembelian dan
pembayaran,
2. Untuk mengetahui fungsi dan dokumen serta catatan dalam siklus pembelian dan pembayaran
3. Untuk mengetahui metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif golongan transaksi
4. Untuk mengetahui metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk utang usaha.
BAB II

PEMBAHASAN

I. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PEMBELIAN


DAN PEMBAYARAN

Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran adalah untuk menilai apakah
akun-akun yang di pengaruhi oleh pembelian barang dan jasa serta pengeluaran kas untuk
pembelian tersebut telah di sajikan secara wajar sesuai dengan standar keuangan. Gambar 15-
1 melukiskan bagaimana aliran information akuntansi melalui berbagai akun didalam siklus
pembelian dan pembayaran.
Ada tiga kelompok transaksi yang tercakup dalam siklus ini, yaitu:
1. Pembelian barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan potongan pembelian.

Gambar 15-1 Akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran


II. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN DALAM
SIKLUS PEMBELIAN PEMBAYARAN
Siklus pembelian dan pembayaran menyangkut pengambilan keputusan dan proses
untuk mendapatkan barang dan jasa untuk menyelenggarakan suatu bisnis. Siklus biasanya
di awali dengan pembuatan permintaan pembelian oleh pejabat yang memiliki kewenangan
untuk mengajukan permintaan pembelian, dan diakhiri dengan pembayaran utang usaha
yang timbul dari pembelian tersebut.

A. PEMBUATAN ORDER PEMBELIAN

Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat perusahaan klien adalah
kegiatan awal siklus ini. Formulir yang digunakan dalam pembelian persetujuan(approval) tergantung
pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang di tetapkan perusahaan.
Dokumen-dokumen yang lazim di gunakan meliputi:
• Permintaan pembelian
Formulir permintaan pembelian di gunakan untuk meninta barang dan jasa oleh perusahaan
yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan pembelian.
• Order pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang di gunakan untuk memesan barang dan jasa dari
pemasok.

B. PENERIMAAN BARANG DAN JASA

Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang paling kritis
dalam siklus ini. Laporan penerimaan adalah dokumen berupa kertas atau elektronik yang
dibuat pada saat barang di terima. Dalam laporan tersebut di cantumkan keterangan
mengenai barang, jumlah yang di terima, tanggal penerimaan, serta data lain yang relevan.

C. PENGAKUAN KEWAJIBAN (UTANG)

Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah diterima menuntut adanya
pencatatan yang tepat dan akurat. Oleh karena itu perusahaan harus seksama dalam
memasukkan semua transaksi pembelian, yaitu pembelian yang sungguh-sungguh terjadi,
dengan jumlah yang benar.
Dokumen-dokumen dan catatan yang lazim digunakan adalah:
1. Faktur dari pemasok
2. Memo debet
3. Voucher
4. File transaksi pembelian
5. Jurnal pembelian
6. Master file utang usaha
7. Daftar utang usaha
8. Laporan dari pemasok (vendor's statement)

D. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS

Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan jasa merupakan aktifitas yang
signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban.
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan di periksa auditor
meliputi:
• Check
Dokumen ini biasa di gunakan ntuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.
Apabila perusahaan menerapkan EDI, perusahaan mengirimkan pembayaran ke pemasok
secara elektronik melalui electronic funds transfer (EFT) antara bankperusahaan klien dengan
bank pemasok.
• File Transaksi Pengeluaran Kas
File ini dihasilkan komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas yang diolah
sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, (bisa per hari, per minggu bahkan pertama
bulan).
• Jurnal Pengeluaran Kas
Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencakup seluruh transaksi pasa suatu periode waktu tertentu.

III. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI

Dalam pengauditan pada umurnnya, akun-akun yang paling banyak menyerap waktu pemeriksaan
adalah piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan akun beban. Apabila auditor dapat
mengurangi pengujian rinci saldo dengan menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk memeriksa efektivitas pengendalian internal atas pembelian dan
pengeluaran kas, maka waktu yang bisa dihemat akan sangat signifikan. Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan pembayaran sangat diperhatikan auditor,
Lebih-lebih apabila klien memiliki pengendalian internal yang efektif.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk silkus pembelian dan pembayaran
terbagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis yang telah
disinggung di atas, yakni: order pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan
utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, yang berkaitan dengan fungsi keempat, yakni; pengolahan dan
pencatatan pengeluaran kas.

A. PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL

Pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus pembelian dan pembayaran sebagai dari
prosedur penilaian resiko, dapat diperoleh auditor dengan mempelajari bagan alir yang berlaku pada
perusahaan klien, mereview daftar pertanyaan pengendalian internal.

Pemahaman Pengendalian internal- pembelian dan


pembayaran
Penetapan risiko pengendalian direncanakan – pembelian
dan pembayaran
Penentuan luas pengujian pengendalian

Perancangan pengujian pengendalian dan Prosedur audit


pengujian substantif golongan transaksi Ukuran sampel
untuk memenuhi tujuan audit golongan Unsur-unsur yang terpilih
transaksi Saat

B. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN


Selanjutnya dilakukan pemeriksaan atas pengendalian internal kunci untuk setiap fungsi
bisnis seperti telah dijelaskan pada awal bab yaitu: otorisasi pembelian, pemisahan Antara
penyimpanan barang yang diterima dari fungsi-fungsi lainnya, ketetapan waktu pencatatan
dan Review independen atas transaksi, serta otorisasi pembayaran kepada pemasok.
• Otorisasi Pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli
sungguh-sungguh barang yang dibutuhkan perusahaan dengan demikian
menghindarkan terjadinya pembelian yang berlebihan atau tidak diperlukan.
• Pemisahan Pemegang Aset Dari Fungsi Lainnya
Kebanyakan perusahaan memiliki bagian peneriman yang harus membuat laporan penerimaan
barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima dan diperiksa. Salah satu copy biasanya
dikirimkan ke gudang bahan baku dan lembar lainnya dikirim ke bagian utang untuk memberi
informasi yang mereka butuhkan. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan,barang
harus diawasi secara fisik sejak barang tersebut diterima hingga digunakan atau dijual.
• Pencatatan Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Pencatatan utang yang timbul dari transaksi pembelian dilakukan ketika barang atau jasa
diterima. Pada perusahaan lainnya,pencatatan ditangguhkan hingga faktur dari pemasok
diterima. Cara manapun yang dipakai,bagian utang bertanggungjawab untuk mencermati
ketetapan pembelian. Dalam perusahaan yang menerapkan akuntansi berbantuan komputer
perangkat lunak komputer bisa memeriksa kesesuaian antar dokumen dan memeriksa
ketelitian faktur secara otomatis.
• Otorisasi pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi:
1. Penanadatangan cek oleh individu yang diberi otorisasi oleh perusahaan.
2. Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani chek dan melaksanakan
fungsi utang usaha.
3. Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatangan chek sebelum
suatu chek ditandatangani.

C. MENENTUKAN LUASNYA PENGUJIAN PENGENDALIAN


Auditor dapat menentukan luasnya (extent) dari pengujian pengendalian:
a. Auditor dapat menentukan luasnya (extent) dari pengujian pengendalian setelah
menidentifikasi key internal controls dan kelemahan intrnal controls serta menilai
resiko pengendalian
b. Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti bahwa
pengendalian telah dilakukan secara efektif

D. MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PEMBELIAN

Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada pengendalian internal serta
keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan tercapai dalam audit apabila pengendalian
beroperasi secara efektif.
a. Pembelian Terbukukan adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima (Keterjadian)
Pengendalian yang memadai bisa mencegah terjadinya pencatatan transaksi yang tidak pernah
terjadi secara tidak sengaja, terutama yang berupa pencatatan pembelian ganda. Pengendalian
yang memadai juga bisa mencegah klien dari kesalahan mencatat beban yang bukan beban
perusahaan,atay transaksi penyalahgunaan aset atau hal-hal yang mendatangkan keuntungan
bagi manajemen atau karyawan perusahaan dan bukan untuk kepentingan perusahaan yang
diaudit. Apabila pengendalian atas transaksi yang tidak tepat atau transaksi yang tidak pernah
terjadi tidak memadai, diperlukan pemeriksaan yang lebih ekstensif atas bukti-bukti
pendukung.
b. Pembelian yang Terjadi telah Dibukukan (Kelengkapan).
Dalam suatu situasi audit, terkadang sangat sulit untuk melakukan pengujian atas rinci saldo
untuk menentukan apakah ada transaksi yang tidak dicatat, sehingga auditor harus
mengandalkan pada pengendalian dan pada pengujian substantive golongan transaksi untuk
tujuan ini.
c. Pembelian Dicatat dengan Akurat (Ketelitian)
Luasnya pengujian rinci pada kebanyakan akun neraca dan akun beban tergantung pada
evaluasi editor tentang efektivitas pengendalian internal atas ketelitian pencatatan transaksi
pembelian.
d. Pembelian Digolongkan dengan Benar (Penggolongan)
Pengujian rinci akun individual tertentu dapat dikurangi apabila auditor yakin bahwa
pengendalian internal mencukupi untuk dapat memberikan keyakinan memadai mengenai
penggolongan yang benar di dalam jurnal pembelian. Auditor akan banyak membutuhkan
waktu untuk melaksanakan pengujian dokumen pembelian asset tetap dan akun-akun beban
periode ini guna memeriksa ketelitian dan kebenaran penggolongan. Oleh karena itu akan
sangat menghemat waktu apabila pengendalian internal efektif.

E. PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PENGELUARAN KAS

Auditor biasanya melaksanakan pengujian pembelian dan pengeluaran kas pada saat yang
sama. Untuk transaksi-transaksi tertentu yang dipilih dari jurnal pembelian untuk diperiksa,
faktur penjualan, laporan penerimaan barang dan dokumen pendukung lainnya diperiksa pada
saat yang sama. Dengan demikian verifikasi dilakukan secara efisien tanpa mengurangi
efektifitas pengujian.

F. SAMPLING ATRIBUT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian golongan transaksi untuk pembelian dan
pembayaran menyebabkan penggujaan sampling atribut menjadi sangat lazim digunakan. Ada
tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran dibandingkan dengan siklus-
siklus lainnya :
1. Siklus ini menyangkut banyak akun baik yang berupa akun-akun laba rugi, maupun
akun-akun neraca. sehingga berdampak kepada kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam penggolongan bahkan berpengaruh pada laba bersih.
2. Siklus transaksi ini lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan. Keperluan akan
pertimbangan ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian.
Akibatnya auditor sering menurunkan tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut
ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat besar. Ini
mengakibatkan auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa
seperti itu dan mengujinya 100%.

IV. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


UTANG USAHA
Hampir semua transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran mengalir melalui akun
utang usaha, yang menyebabkan akun ini sangat kritikal dalam setiap audit atas siklus
pembelian dan pembayaran. Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang
timbul dari pembelian barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal
perusahaan. Kebanyakan akun utang usaha dapat diidentifikasi melalui keberadaan faktur
dari penjual yang menunjukkan kewajiban perusahaan.

Apabila pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi


menunjukkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif, dan prosedur analitis
menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor pada umumnya akan menurukan pengujian
rinci saldo.

1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Memengaruhi Utang Usaha (Tahap I)


Auditor harus dapat mengidentifikasi risiko bisnis terkait hutang usaha dengan
memperhatikan sistem pengadaan yang dimiliki auditee, seperti penetapan just-in-
time, pertukaran informasi, penggunaan e-commerce, dan siklus internal perusahaan.
2. Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Sebagian besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha. Karena alasan itu, auditor
biasanya menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relative tinggi. Dengan
alasan yang sama, auditor sering menilai resiko inheren pada tingkat medium atau
tinggi dan menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah batas,
karena potensi terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang Serta Melaksanakan Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi (Tahap I dan II)
Pengaruh ngendalian internal klien atas pengujian pengndalian internal dapat
dilukiskan dengan dua contoh berikut:
a. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas catatan dan
pembayaran pembelian. Verifikasi atas utang usaha hanya membutuhkan
sedikit us ha dari auditor karena auditor berkesimpulan bahwa
pengendalian internal telah beroperasi dengan efektif.
b. Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan barang, ada
kemungkinan terjadi kurang saji dalam utang usaha, oleh karena itu
diperlukan Pengujian rinci yang ekstensif untuk memastikan apakah utang
usaha telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.
4. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya dalam siklis yang lain, terutama dalam menemukan
kesalahan penyajian dalam utang usaha.
5. Merancang dan melaksanakan pengujian rinci saldo akun utang usaha (Tahap
III) Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Dalam audit
atas liabilitas, auditor akan menekankan pada kemungkinan terjadinya kurang saji
atau penghilangan liabilitas.

A. Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca


Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas, pengujian sesudah
tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Prosedur audit yang sama yang
digunakan untuk mencari utang tidak tercatat diterapkan pula untuk tujuan ketelitian. Berikut
ini adalah prosedur-prosedur yang lazim digunakan:
• Periksalah Dokumen Pendukung untuk Pengeluaran Kas Sesudah Tanggal Neraca
Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah pengeluaran kas sesudah tanggal neraca untuk
membayar utang dari periode saat diperiksa.
• Periksalah Dokumen Pendukung untuk Faktur Tagihan yang Belum Dibayar Sampai
Beberapa Minggu Setalah Akhir Tahun Prosedur ini berbeda dengan yang pertama, yaitu
dalam hal kewajiban ini belum dibayar sampai menjelang akhir audit, bukan kewajiban yang
sudah dibayar.
• Telusur Laporan Penerimaan Barang yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun dengan
Faktur Penjual yang Bersangkutan Dengan menelusur laporan penerimaan barang yang
diterbitkan menjelang akhir tahun buku ke faktur penjual dan meyakinkan bahwa semua telah
dimasukkan sebagai utang usaha, auditor menguji ada tidaknya utang yang tidak tercatat.
• Telusur Laporan dari Pemasok yang Menunjukkan Saldo Terutang ke Daftar Saldo Utang
Usaha Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor dapat
menelusur setiap laporan yang menunjukkan saldo terutang pada setiap tanggal neraca ke
daftar utang usaha, untuk memastikan telah dimasukkan sebagai utang usaha.
• Pengiriman Konfirmasi kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis dengan Klien
Pengiriman konfirmasi kepada pemasok aktif yang saldonya tidak tercantum dalam datar
utang adalah cara yang paling efektif untuk mengungkapkan utang yang tidak tercatat.

B. Pengujian Pisah Batas


Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang
dibukukan beberapa hari sebelum dan beeberapa hari sesudah tanggal neraca telah
dibukukan pada periode yang tepat.
- Hubungan antara Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan
Informasi pisah batas untuk pembelian harus diperoleh selama observasi fisik persediaan.
Pada waktu itu, auditor harus mereview prosedur-prosedur di bagian penerimaan barang
untuk memastikan bahwa barang yang diterima telah dihitung, dan auditor harus mencatat
dalam dokumentasi audit nomor laporan penerimaan barang terakhir yang dicantumkan.
- Persediaan dalam Perjalanan (Inventory in Transit)
Auditor akan dapat menentukan apakah persediaan telah dibeli atas dasar FOB destination
ataukah FOB origin dengan memeriksa faktur dari penjual. Auditor harus memeriksa faktur
untuk barang-barang yang diterima beberapa waktu setelah akhir tahun untuk menentukan
apakah barang tersebut dibeli atas dasar FOB origin. Untuk barang-barang yang dikirim
sebelum atau tepat pada tanggal neraca, persediaan dan utang usaha yang bersangkutan harus
dicatat dalam periode ini jika jumlahnya material.

C. Keandalan Bukti
Auditor harus memahami keandalah relatif tiga tipe utama bukti yang biasa digunakan untuk
memeriksa utang usaha, yaitu faktur penjual, laporan dari penjual (pemasok), dan konfirmasi.

- Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual


Laporan dari penjual lebih baik untuk memeriksa utang usaha, karena didalamnya
ditunjukkan saldo akhir. Auditor dapat membandingkan faktur penjual yang ada dengan
daftar utang yang dibuat klien, tetapi tetap kehilangan sesuatu yang merupakan hal utama
dalam utang usaha. Sedangkan dalam pengujian pembelian dalam pengujian pembelian dan
pengujian substantif golongan transaksi, faktur dari penjual lebih baik digunakan. Karena,
auditor memeriksa transaksi individual dan faktur menunjukkan rincian pembelian.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
- Perbedaan terpenting dari laporan dari penjual dengan konfirmasi adalah sumber
informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh penjual (pihak ketiga yang independen) tetapi
berada di tangan klien ketika auditor memeriksanya. Sedangkan konfirmasi utang usahapada
umumnya harus dikirimkan secara langsung ke kantor akuntan publik oleh penjual.
Konfirmasi utang usaha sering juga minta informasi lain, misalnya tentang utang wesel, atau
barang konsinyasi yang merupakan milik si penjual tetapi disimpan di gudang klien.

D. Ukuran Sampel
Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada berbagai faktor
seperti misalnya materialitas utang usaha, jumlah akun yang ada, hasil penelitian risiko pengendalian,
dan hasil audit tahun lalu. Apabila pengendalian klien lemah, maka. hampir seluruh populasi akan
diperiksa. Sampling statistical kurang lazim digunakan untuk pengauditan utang usaha dibandingkan
dengan untuk piutang usaha.

Anda mungkin juga menyukai