MODUL
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN :
MEMAHAMI TRANSAKSI PENJUALAN
DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M. Ak
B. Uraian
Guna memahami konsep audit yang diterapkan dalam praktik, auditor juga harus
memahami penerapan audit dalam bidang-bidang tertentu. Salah satu bagian penting
audit yaitu siklus penjualan dan penagihan. Bab ini membahas audit pada siklus
penjualan dan penagihan dengan fokus utama pada pengertian transaksi penjualan.
3. Estimasi Akuntansi
a. Penilaian Asset (Valuation of Assets)
Nilai buku asset dilakukan penyusutan setiap bulan sesuai dengan
metode penyusutan yang dipilih pada awal pencatatan asset. Penilaian
asset mencakup juga apabila terjadi kebijakan revaluasi asset ataupun
penilaian atas umur manfaat asset tetap.
b. Penilaian Persediaan (Valuation of Inventory)
Perhitungan persediaan barang (stock opname) dilakukan secara berkala
dan dilakukan penyesuaian atas barang rusak, hilang, kadaluarsa, atau
tidak dapat lagi digunakan.
c. Penilaian Piutang (Valuation of Receivable)
Evaluasi atas umur piutang dilakukan untuk memilah piutang yang
memiliki peluang kecil untuk tertagih hingga dilakukan penghapusan
piutang.
d. Pajak dan Pajak atas Pendapatan Perusahaan (Taxes and Corporate
Income Taxes)
Manajemen atas perpajakan (tax planning) perusahaan dapat dilakukan
untuk mengatur pembayaran pajak perusahaan. Tetapi hal ini hendaknya
dilakukan dengan hati-hati supaya tidak tergelincir dalam penghindaran
pajak (tax avoidance) ataupun penggelapan pajak (tax evasion).
e. Lainnya
Estimasi akuntansi lainnya antara lain kewajiban kontinjensi, nilai wajar
instrument keuangan, dan pengukuran asset tak berwujud setelah
pengakuan awal.
Adapun akun-akun yang terkait dalam siklus penjualan dan penagihan ialah :
1. Penjualan
2. Piutang Usaha
3. Kas di Bank (bagian debet dari penerimaan kas)
4. Return dan Pengurangan Penjualan
5. Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih
6. Beban Piutang Tak Tertagih
7. Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih
Aliran informasi akuntansi dalam berbagai akun dalam siklus penjualan dan
penagihan digambarkan dalam bagan berikut ini :
Sumber : Auditing dan Jasa Assurance (Arens, Elder, & Beasley, 2014)
Ketika mencatat lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan,
terjadi fungsi bisnis yang berbeda. Auditor harus dapat memahami fungsi bisnis
dan dokumen serta catatan perusahaan untuk dapat menilai risiko pengendalian
dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas suatu
transaksi. Berikut ini penjelasan atas delapan fungsi bisnis untuk siklus
penjualan dan penagihan :
2. Pemberian Kredit
Persetujuan atas penjualan kredit dilakukan oleh individu yang memiliki
kewenangan atas persetujuan penjualan secara kredit. Persetujuan kredit
harus diberikan sebelum dilakukan pengiriman barang. Pemberian
persetujuan kredit harus dilakukan dengan otorisasi yang ketat dan kuat,
karena persetujuan kredit yang lemah akan menghasilkan piutang ragu-ragu
dan bahkan piutang usaha memiliki peluang lebih besar untuk tidak tertagih.
3. Pengiriman Barang
Fungsi bisnis pengiriman barang merupakan awal mula siklus penyerahan
asset perusahaan (barang) kepada pelanggan. Pengakuan penjualan biasanya
dilakukan ketika barang dikirim. Pada saat pengiriman, dibuat juga
dokumen pengiriman yang dilakukan secara otomatis dengan sistem
komputer sesuai informasi pesanan penjualan. Dokumen pengiriman
penting untuk disimpan karena akan digunakan untuk melakukan penagihan
sesuai jumlah barang yang dikirim kepada pelanggan. Dokumen pengiriman
barang seringkali berupa salinan atas bill of lading, yang berisikan kontrak
tertulis mengenai penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa
barang (ekspedisi) dengan penjual.
Tabel I : Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, Dokumen, dan Catatan Terkait
Siklus Penjualan dan Penagihan
Sumber : Auditing dan Jasa Assurance (Arens, Elder, & Beasley, 2014)
Aktivitas pengendalian kunci pada transaksi penjualan terdiri dari enam hal
berikut ini :
a. Pemisahan tugas yang memadai. Pemisahan tugas antara penagihan,
pencatatan, penjualan, dan penerimaan kas bermanfaat untuk mencegah
terjadinya salah saji (misstatement) yang diakibatkan oleh kesalahan
input ataupun penipuan dan kecurangan.
b. Otorisasi yang tepat. Otorisasi diperiksa pada tiga titik kunci berikut :
i. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan.
ii. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan.
iii. Harga termasuk syarat dasar penjualan, ongkos kirim dan biaya
angkut, serta diskon harus diotorisasi.
c. Dokumen dan catatan yang memadai. Dokumen dan catatan yang
mendukung adanya penjualan telah dibuat dan diotorisasi sesuai sistem
penerimaan, pemrosesan, dan pencatatan transaksi.
d. Dokumen yang telah dipranomori. Penomoran dokumen sebelum
digunakan dilakukan sebagai antisipasi atas kemungkinan terjadinya
gagal tagih ataupun duplikasi nomor.
e. Laporan bulanan. Pengiriman laporan bulanan dapat membantu
pelanggan untuk melakukan pengecakan dan memberikan respons atas
saldo yang dinyatakan dengan tidak benar.
f. Prosedur verifikasi internal. Pengecekan atas proses dan pencatatan
transaksi penjualan dilakukan oleh sistem yang terkomputerisasi atau
oleh individu yang independent untuk dapat memastikan tercapaianya
tujuan audit.
A. Tiga
B. Dua
C. Empat
D. Lima
2. Keputusan dan proses yang diperlukan untuk pengalihan kepemilikan barang dan jasa
kepada pelanggan setelah tersedia untuk dijual mengacu pada:
A. Lockbox
B. Diatur
C. Kontrol
D. Tempat penyimpanan
5. Manakah dari berikut ini yang merupakan contoh pengendalian untuk tujuan audit
yang berkaitan dengan pencatatan penjualan dengan benar untuk jumlah barang yang
dikirim?
1. D
2. B
3. A
4. D
5. D
E. Referensi
1. Auditing an Integrated approach, Aren, Elder dan Beasley, Prentice Hall Inc.
2. SPAP (Standard Profesi Akuntan Publik), IAPI, revisi 2013