http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Fungsi-Fungsi Bisnis dan Dokumen serta Catatan
dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
A. Pembuatan orde pembelian
Permintaan untuk membeli barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Formulir
yang digunakan dan pemberian persetujuan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang
diterapkan perusahaan. Dokumen yang lazim digunakan yaitu:
• Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh penjabat perusahaan yang
diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan pembelian.
• Orde Pembelian
Orde pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari pemasok.
Fungsi-Fungsi Bisnis dan Dokumen serta Catatan
dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
D. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan jasa merupakan aktvitas yang
dignifikan. Aktivitas ini secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban, biasanya akun utang usaha.
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor meliputi:
• Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayar pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus pembelian
dan pembayaran dibagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis, yakni: order
pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, meliputi proses bisnis: pengolahan dan pencatatan
pengeluaran kas.
Metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi siklus pembelian dan pembayaran merupakan metodologi yang
sama dengan yang digunakan pada siklus-siklus sebelumnya.
A. PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL
Untuk memahami pengendalian internal sikus pembelian dan pembayaran, auditor mempelajari bagan alir perusahaan klien,
mereview daftar pertanyaan pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan
pengeluaran kas.
Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul akibat pembelian
barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan.
Kebanyakan utang usaha dapat juga diidentifikasi melalui keberadaan faktur dari
penjual yang menunjukkan kewajiban perusahaan.
Apabila pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
menunjukkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif, dan
prosedur analitis menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor pada umumnya
akan menurunkan pengujian rinci saldo. Namun, karena pada kebanyakan
perusahaan, utang usaha cenderung menjadi material, auditor hampir selalu
melakukan pengujian rinci saldo.
A. MENGINDETIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG
MEMENGARUHI UTANG USAHA (TAHAP 1)
Upaya-upaya untuk merampingkan pembelian dan pembayaran barang dan jasa,
termasuk lebih meningkatkan pembelian persedian secara just in time,
meningkatkan berbagai informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis, telah
mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak
perusahaan. Perubahan-perubahan dan sistem tersebut bisa sangat kompleks.
Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistik pergerakan fisik
persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa meningkatkan kesulitan dalam
menetapkan pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada akhir tahun. Auditor
harus mengerti sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko
bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait memengaruhi kemungkinan
kesalahan penyajian material dalam utang usaha.
B. MENETAPKAN MATERIALITAS KINERJA DAN MENILAI
RISIKO INHEREN (TAHAP 1)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk utang
usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas
penegndalian internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya
akan tergantung pada efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan
utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang dalam
tentang pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang
berhubungan dengan utang usaha.
D. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR
ANALITIS (TAHAP III)
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain terutama dalam menemukan
kesalahan penyajian dalam utang usaha. Auditor harus membandingkan total beban
tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk menemukan kesalahan penyajian dalam
utang usaha maupun dalam akun beban. Karena penggunaan pembukuan
berpasangan, suatu kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga akan
berakibat kesalahan penyajian yang sama pada akun utang usaha. Oleh karena itu,
perbandingan beban tahun ini dengan beban tahun sebelumnya merupakan
prosedur yang efektif dalam menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke
tahun stabil.
E. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN
RINCI SALDO AKUN UTANG USAHA (TAHAP III)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Ada
perbedaan penting dalam penekanan audit atas lialibilitas dan aset. Perbedaan
penekanan dalam audit aset dan kewajiban berakibat langsung pada kewajiban
hukum akuntan publik. Apabila penanaman modal, kreditur, dan pengguna lainnya
setelah diterbitkannya laporan keuangan auditn menentukan bahwa laba dan
ekuitas pemilik telah lebih saji material, maka tuntutan hukum kepada KPA layak
untuk dilakukan.
Tujuan audit saldo yang diterapkan dalam mengaudit
piutang usaha, untuk pengauditan utang usaha dengan
tiga modifikasi kecil berikut yaitu :
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk
liabilitas. Nilai bersih bisa direalisasi hanya diterapkan
untuk aset.
2. Aspek hak kepemilikan dari tujuan hak dan kewajiban
tidak diterapkan untuk lialibilitas. Untuk aset, auditor
sangat menekankan pada hak klien atas penggunaaan
dan penghapusbukuan aset.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang
saji daripada atas lebih saji.
a. Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca
Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas pengujian sesudah
tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya pengujian untuk
menemukan utang yang tidak dicatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian
dan materialitas saldo potensial dalam akun yang bersangkutan. Prosedur audit yang sama
yang digunakan untuk mencari utang tidak dicatat diterapakan pula untuk tujuan ketelitian.
Berikut adalah prosedur-prosedur yang lazim digunakan yaitu :
1. Periksalah dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah tanggal neraca
2. Periksalah dokumen pendukung untuk faktur tagihan yang belum dibayar sampai
beberapa minggu setelah akhir tahun
3. Telusuri laporan penerimaan barang yang diterbitkan sebelum akhir tahun dengan
faktur penjual yang bersangkutan
4. Telusuri laporan dari pemasok yang menunjukkan saldo terutang ke daftar saldo
utang usaha
5. Pengiriman konfirmasi kepada pemasok yang memiliki hubungan bisnis dengan
klien
b. Pengujian Pisah Batas
Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dibutuhkan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah
tanggal neraca telah dibukukan pada periode yang tepat. Lima pengujian audit
liabilitas yang telah dikemukakan di atas semua merupakan pengujian pisah batas
untuk pembelian, tetapi semuanya ditekankan untuk menemukan kurang saji. Tiga
prosedur pertama juga bermanfaat untuk memeriksa dokmen pendukung sebagai
pengujian untuk oebih saji utang usha.
B. Overview of Equipment-Related Accounts
Akun yang berkaitan dengan peralatan diilustrasikan pada Gambar 19-1. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa saldo debet akun peralatan timbul dari siklus perolehan dan pembayaran. Catatan akuntansi utama
untuk akun peralatan dan PPE lainnya pada umumnya adalah file induk aset tetap atau fixed asset master
file. File master ini mencakup catatan terperinci untuk setiap peralatan dan jenis properti yang dimiliki. Di
dalamnya dijelaskan deskripsi aset, tanggal akuisisi, original cost, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi
penyusutan. File master juga berisi informasi tentang properti yang diperoleh dan disposed (dilepas)
sepanjang tahun. Auditor dalam memverifikasi peralatan berbeda dengan akun aset lancar, hal ini
dikarenakan oleh:
1. Biasanya perolehan peralatan lebih sedikit, terutama peralatan besar yang digunakan dalam proses
manufaktur.
2. Setiap perolehan peralatan nilainya seringkali material/besar.
3. Peralatan kemungkinan disimpan dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
C. Tinjauan atas akun yang berkaitan dengan peralatan
Karena perbedaan-perbedaan ini, audit peralatan menekankan verifikasi perolehan pada periode saat ini daripada saldo
dalam akun yang dilakukan dari tahun sebelumnya. Selain itu, umur aset yang diperkirakan selama satu tahun memerlukan
biaya penyusutan dan akumulasi akun penyusutan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19-1, yang diverifikasi sebagai
bagian dari audit aset. Terakhir, peralatan dapat dijual atau dibuang yang kemudian menimbulkan adanya untung atau rugi
yang mungkin perlu diverifikasi oleh auditor.
Meskipun pendekatan untuk memverifikasi peralatan berbeda dari yang digunakan untuk aset lancar, beberapa akun aset
lainnya diverifikasi dengan cara yang sama. Termasuk paten, hak cipta, biaya katalog, dan semua akun PPE.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik dan peralatan lain umumnya berupa file induk
aset tetap (fixed asset master file). Dalam audit atas peralatan dan akun- akun terkait, auditor harus memisahkan pengujian
ke dalam kategori berikut:
• Melaksanakan prosedur analitis
• Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
• Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
• Memverifikasi saldo akhir akun aset
• Memverifikasi beban penyusutan
• Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
D. Melaksanakan prosedur analitis
Prosedur audit bergantung pada sifat bisnis operasi klien. Tabel diatas mengilustrasikan prosedur analitis
yang sering dilakukan untuk peralatan.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
• Semua peralatan yang tercatat secara fisik ada pada tanggal neraca (keberadaan)
• Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Saat merancang pengujian audit untuk memenuhi semua hal tersebut, auditor pertama-tama
mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan. Idealnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa
pengendalian cukup efektif untuk memungkinkan auditor dalam mengandalikan saldo yang dilakukan dari
tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting termasuk penggunaan file master untuk masing-masing aset
tetap, kontrol fisik yang memadai atas aset yang mudah dipindah-pindahkan (seperti komputer, peralatan, dan
kendaraan), penugasan nomor identifikasi untuk setiap aset pabrik, dan penghitungan fisik periodik aset tetap
dan rekonsiliasi oleh personel akuntansi.
Biasanya, langkah audit pertama menyangkut tujuan detail tie-in: Peralatan, seperti yang tercantum dalam file
master, sama dengan buku besar umum. Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan keberadaan,
auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi keberadaan masing-masing item peralatan yang termasuk
dalam file induk. Jika ada kemungkinan besar jumlah dari aset tetap yang hilang masih termasuk dalam file
induk, auditor dapat memilih sampel dari file induk dan memeriksa aset yang sebenarnya. Demikian pula,
berdasarkan penilaian auditor terhadap risiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan, auditor dapat secara
fisik memeriksa sampel item peralatan utama dan melacaknya ke file induk.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
H. Memverifikasi beban penyusutan
Beban penyusutan adalah salah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari pengujian pengendalian (TOC) dan pengujian substantif atas transaksi (STOT).
Jumlah yang dicatat ditentukan oleh alokasi internal dan bukan oleh transaksi pertukaran dengan
pihak luar. Ketika biaya penyusutan nilainya material, lebih banyak pengujian atas rincian beban
penyusutan diperlukan daripada untuk akun yang telah diverifikasi melalui TOC dan STOT.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah
keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang
konsisten dan apakah perhitungan beban penyusutan telah benar. Auditor harus
mempertimbangkan empat aspek:
• Umur manfaat akuisisi periode berjalan
• Metode penyusutan
• Estimasi nilai sisa
• Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
I. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Saldo debit untuk akumulasi depresiasi biasanya diuji sebagai bagian dari audit
pelepasan/penghapusan aset, sedangkan saldo kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
depresiasi. Jika auditor menelusuri transaksi yang dipilih ke catatan akumulasi penyusutan di file
master properti sebagai bagian dari pengujian ini, maka diperlukan sedikit pengujian tambahan
untuk saldo akhir akumulasi penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah:
• Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar
Dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk dan menelusuri
totalnya ke buku besar umum.
• Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah
Dalam beberapa kasus umur peralatan mungkin akan berkurang secara signifikan. Auditor harus
mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan setiap tahun guna
memastikan bahwa nilai buku bersih tidak melampaui nilai realisasi aset.
Thank You