Anda di halaman 1dari 30

“AUDIT SIKLUS PEMBELIAN DAN

PEMBAYARAN: AUDIT PROPERTI, MESIN,


DAN PERALATAN”
Disusun Oleh :

Ahmad Rahmatillah (1810313310011)


Didi (1810313110023)
Erdian Syaifullah Fatah (1810313210052)
Emir Nur Muhammad Fikri (1810313310031)
Harry Firmansyah (1810313210004)
Muhammad Fauzan (1810313310055)
Akun-Akun dan Golongan Transaksi
dalam Siklus Pembelian
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan
pembayaran adalah untuk menilai apakah akun-
akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan
jasa serta pengeluaran kas untuk pembelian
tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi keuangan. Ada tiga
kelompok transaksi yang tercakup dalam siklus ini
yaitu: pembelian barang dan jasa, pengeluaran
kas, dan retur pembelian dan potongan pembelian.

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Fungsi-Fungsi Bisnis dan Dokumen serta Catatan
dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
A. Pembuatan orde pembelian
 
Permintaan untuk membeli barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Formulir
yang digunakan dan pemberian persetujuan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang
diterapkan perusahaan. Dokumen yang lazim digunakan yaitu:
• Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh penjabat perusahaan yang
diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan pembelian.
• Orde Pembelian
Orde pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari pemasok.

B. Penerimaan barang dan jasa


Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang paling kritis dalam siklus ini,
karena saat ini oleh kebanyakan perusahaan dipakai pertama kali untuk mengakui pembelian dan utang yang
bersangkutan. Laporan penerimaan adalah dokumen berupa kertas atau elektronik yang dibuat pada saat
barang diterima.
Fungsi-Fungsi Bisnis dan Dokumen serta Catatan
dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran

C. Pengakuan kewajiban (utang)


 
 Faktur dari Pemasok
 Memo Debet
 Voucer
 File Transaksi Pembelian
 Jurnal Pembelian
 Master File Utang Usaha
 Daftar Utang Usaha
 Laporan dari Pemasok

 
 
Fungsi-Fungsi Bisnis dan Dokumen serta Catatan
dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
D. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
 
Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan jasa merupakan aktvitas yang
dignifikan. Aktivitas ini secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban, biasanya akun utang usaha.
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor meliputi:

• Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayar pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.

• File Transaksi Pengeluaran


File transaksi pengeluaran adalah file yang dihasilakan komputer yang mencakup seluruh transaksi
pengeluaran kas yang diolah oleh sistem akuntansi suatu periode tertentu.

• Jurnal Pengeluaran Kas


Jurnal pengeluaran kas adalah daftar atau laporan yang dihasilkan oleh file transaksi pengeluaran kas yang
mencakup seluruh transaksi pada suatu periode tertentu.
Metodologi untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif Golongan Transaksi

Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus pembelian
dan pembayaran dibagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis, yakni: order
pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, meliputi proses bisnis: pengolahan dan pencatatan
pengeluaran kas.
Metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi siklus pembelian dan pembayaran merupakan metodologi yang
sama dengan yang digunakan pada siklus-siklus sebelumnya.
A. PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL
 
Untuk memahami pengendalian internal sikus pembelian dan pembayaran, auditor mempelajari bagan alir perusahaan klien,
mereview daftar pertanyaan pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan
pengeluaran kas.

B. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN YANG DIRENCANAKAN


 Selanjutnya pemeriksakan di lakukan atas pengendalian internal kunci untuk setiap fungsi bisnis seperti:
1. Otorisasi Pembelian
Memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan yang diotorisasi, dan
menghindari pembelian yang berlebihan atau tidak diperlukan.
2. Pemisahan Pemegang Aset Dari Fungsi Lainnya
Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya hingga
penggunaan atau pelepasannya. Personel di departemen harus independen dari bagian gudang dan departemen akuntansi.
3. Pencatatan Tepat Waktu dan Review Independen Atas Transaksi
Pembelian harus dicatat tepat waktu tergantung kebijakan perusahaan, bisa pada saat penerimaan barang atau ditangguhkan
sampai faktur pemasok diterima. Pencatat pembelian tidak boleh memiliki akses ke kas, sekuritas, dan aktiva lainnya.
Dokumen dan catatan yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan, dan pengecekan independen atas
kinerja juga merupakan pengendalian yang penting
4. Otorisasi pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi :
• Penandatanganan check oleh individu yang diberi otorisasi oleh perusahaan
• Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani check dan melaksanakan fungsi utang usaha
• Pemisahan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatanganan check sebelum suatu check ditandatangani.
C. MENENTUKAN LUASNYA PENGUJIAN PENGENDALIAN
 
Apabila auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian untuk mendukung penilaian risiko
pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor melakukan pengujian penegndalian untuk mendapatkan
bukti bahwa pengendalian telah beroperasi denga efektif. Dengan telah beroperasinya pengendalian secara efektif
yang didukung dengan tambahan pengujian pengendalian, auditor akan bisa menurunkan pengujian substantifnya.
 
D. MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
UNTUK PEMBELIAN
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada pengendalian internal serta keadaan
lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif.
Empat dari enam tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapatkan perhatian khusus oleh karena itu akan
dibahas lebih dalam dibawah ini.
1. Pembelian terbukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima (keterjaadian)
2. Pembelian yang terjadi telah dibukukan (kelengkapan)
3. Pembelian dicatat dengan akurat (ketelitian)
4. Pembelian digolongkan dengan benar (penggolongan)
 
E. PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PENGELUARAN KAS

Auditor biasanya melaksanakan pengujian pembelian dan


pengeluaran kas pada saat yang sama. Untuk transaksi-transaksi
tertentu yang dipilih dari jurnal pembelian untuk diperiksa, faktur
penjual, laporan penerimaan barang, dan dokumen pendukung
lainnya diperiksa pada saat yang sama. Dengan demikian verifikasi
dilakukan secara efisien tanpa mengurangi efektivitas pengujian.
F. SAMPLING ATRIBUT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI

Mengingat pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian golongan transaksi untuk


pembelian dan pembayaran, maka penggunaan sampling atribut menjadi sangat lazim
dilakukan. Ada tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran dibandingkan
dengan siklus lainnya :
1. Siklus ini menyangkut banyak akun, baik yang berupa akun-akun laba rugi, maupun akun
neraca. Dampaknya ialah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggolongan
menjadi tinggi, bahkan beberapa diantaranya berpengaruh terhadap laba bersih.
2. Dalam siklus ini sangat lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan, kebutuhan atas
pertimbangan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat besar. Akibatnya,
auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa seperti itu dan
mengujinya 100%.
Metodologi untuk Perancangan Pengujian
Rinci Saldo Untuk Utang Usaha

Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul akibat pembelian
barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan.
Kebanyakan utang usaha dapat juga diidentifikasi melalui keberadaan faktur dari
penjual yang menunjukkan kewajiban perusahaan.
Apabila pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
menunjukkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif, dan
prosedur analitis menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor pada umumnya
akan menurunkan pengujian rinci saldo. Namun, karena pada kebanyakan
perusahaan, utang usaha cenderung menjadi material, auditor hampir selalu
melakukan pengujian rinci saldo.
A. MENGINDETIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG
MEMENGARUHI UTANG USAHA (TAHAP 1)
Upaya-upaya untuk merampingkan pembelian dan pembayaran barang dan jasa,
termasuk lebih meningkatkan pembelian persedian secara just in time,
meningkatkan berbagai informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis, telah
mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak
perusahaan. Perubahan-perubahan dan sistem tersebut bisa sangat kompleks.
Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistik pergerakan fisik
persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa meningkatkan kesulitan dalam
menetapkan pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada akhir tahun. Auditor
harus mengerti sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko
bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait memengaruhi kemungkinan
kesalahan penyajian material dalam utang usaha.
B. MENETAPKAN MATERIALITAS KINERJA DAN MENILAI
RISIKO INHEREN (TAHAP 1)

Sejumlah besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha. Saldo seringkali


berjumlah besar dan meliputi sejumlah pemasok dan biasanya akan mahal bial
harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor biasanya
menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif tinggi. Auditor sering
menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi.
C. MENILAI RESIKO PENGENDALIAN DAN MERANCANG SERTA
PELAKSANAKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF GOLONGAN TANSAKSI (TAHAP I DAN II)

Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk utang
usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas
penegndalian internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya
akan tergantung pada efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan
utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang dalam
tentang pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang
berhubungan dengan utang usaha.
D. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR
ANALITIS (TAHAP III)
 
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain terutama dalam menemukan
kesalahan penyajian dalam utang usaha. Auditor harus membandingkan total beban
tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk menemukan kesalahan penyajian dalam
utang usaha maupun dalam akun beban. Karena penggunaan pembukuan
berpasangan, suatu kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga akan
berakibat kesalahan penyajian yang sama pada akun utang usaha. Oleh karena itu,
perbandingan beban tahun ini dengan beban tahun sebelumnya merupakan
prosedur yang efektif dalam menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke
tahun stabil.
E. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN
RINCI SALDO AKUN UTANG USAHA (TAHAP III)

Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Ada
perbedaan penting dalam penekanan audit atas lialibilitas dan aset. Perbedaan
penekanan dalam audit aset dan kewajiban berakibat langsung pada kewajiban
hukum akuntan publik. Apabila penanaman modal, kreditur, dan pengguna lainnya
setelah diterbitkannya laporan keuangan auditn menentukan bahwa laba dan
ekuitas pemilik telah lebih saji material, maka tuntutan hukum kepada KPA layak
untuk dilakukan.
Tujuan audit saldo yang diterapkan dalam mengaudit
piutang usaha, untuk pengauditan utang usaha dengan
tiga modifikasi kecil berikut yaitu :
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk
liabilitas. Nilai bersih bisa direalisasi hanya diterapkan
untuk aset.
2. Aspek hak kepemilikan dari tujuan hak dan kewajiban
tidak diterapkan untuk lialibilitas. Untuk aset, auditor
sangat menekankan pada hak klien atas penggunaaan
dan penghapusbukuan aset.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang
saji daripada atas lebih saji.
a. Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca
 
Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas pengujian sesudah
tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya pengujian untuk
menemukan utang yang tidak dicatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian
dan materialitas saldo potensial dalam akun yang bersangkutan. Prosedur audit yang sama
yang digunakan untuk mencari utang tidak dicatat diterapakan pula untuk tujuan ketelitian.
Berikut adalah prosedur-prosedur yang lazim digunakan yaitu :
 
1. Periksalah dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah tanggal neraca
 
2. Periksalah dokumen pendukung untuk faktur tagihan yang belum dibayar sampai
beberapa minggu setelah akhir tahun
  
3. Telusuri laporan penerimaan barang yang diterbitkan sebelum akhir tahun dengan
faktur penjual yang bersangkutan
 
4. Telusuri laporan dari pemasok yang menunjukkan saldo terutang ke daftar saldo
utang usaha
 
5. Pengiriman konfirmasi kepada pemasok yang memiliki hubungan bisnis dengan
klien
 
b. Pengujian Pisah Batas
 Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dibutuhkan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah
tanggal neraca telah dibukukan pada periode yang tepat. Lima pengujian audit
liabilitas yang telah dikemukakan di atas semua merupakan pengujian pisah batas
untuk pembelian, tetapi semuanya ditekankan untuk menemukan kurang saji. Tiga
prosedur pertama juga bermanfaat untuk memeriksa dokmen pendukung sebagai
pengujian untuk oebih saji utang usha.

c. Hubungan antara pisah batas dengan observasi fisik persediaan


Dalam menentukan aoakah pisah batas sudah benar, sebaiknya pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi penghitungan persediaan fisik. Satu-satunya
cara agar auditor bisa mengetahui tipe kesalahan penyajian mana yang telah
terjadi adalah dengan mengkoordinasikan pengujian pisah batas dengan
observasi pengendalian.
 
d. Persediaan dalam perjalanan (Inventory in transit)
 
Dalam menentukan utang usaha, auditor harus membedakan antara
pembelian persediaan yang dilakuakn atas dasar FOB Destination
dengan yang dilakukan atas dasar FOB Origin. Untuk FOB
destination hak kepemilikan atas barang berpindah kepada pembeli
apabila barang telah diterima pembeli. Jadi hanya persediaan yang
diterima sebelum atau tepat pada tanggal neraca yang harus
dimasukkan ke dalam persediaan dan utang usaha pada akhir
tahun. Apabila pembelian dilakuakan atas dasar FOB origin,
perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha yang
bersangkutan pada periode ini apabila pengiriman telah dilakukan
sebelum atau tepat pada tanggal neraca.
 
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
A. Overview Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
 
Properti, Pabrik dan Peralatan adalah aset yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan
penggunaan aset ini sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur diharapkannya yang lebihb dari satu
tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakannya dengan persediaan, beban dibayar
dimuka dan investasi. Dan di bab ini sebagai ilustrasi akan dibahas mengenai audit tentang peralatan. berikut
merupakan contoh dari beberapa klasifikasi tipe akun PPE. Perolehan PPE terjadi melalui siklus akuisisi dan
pembayaran. Untuk memudahkan penjelasan, dalam pembahasan kali ini, akun PPE yang digunakan adalah
peralatan. Classifications of Property, Plant, and Eguipment Accounts:

• Land and land improvements


• Buildings and building improvements
• Equipment
• Furniture, computers, and fixtures
• Autos and trucks
• Leasehold improvements
• Construction-in-process for property, plant, and eguipment
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan

 
B. Overview of Equipment-Related Accounts
 
Akun yang berkaitan dengan peralatan diilustrasikan pada Gambar 19-1. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa saldo debet akun peralatan timbul dari siklus perolehan dan pembayaran. Catatan akuntansi utama
untuk akun peralatan dan PPE lainnya pada umumnya adalah file induk aset tetap atau fixed asset master
file. File master ini mencakup catatan terperinci untuk setiap peralatan dan jenis properti yang dimiliki. Di
dalamnya dijelaskan deskripsi aset, tanggal akuisisi, original cost, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi
penyusutan. File master juga berisi informasi tentang properti yang diperoleh dan disposed (dilepas)
sepanjang tahun. Auditor dalam memverifikasi peralatan berbeda dengan akun aset lancar, hal ini
dikarenakan oleh:
1. Biasanya perolehan peralatan lebih sedikit, terutama peralatan besar yang digunakan dalam proses
manufaktur.
2. Setiap perolehan peralatan nilainya seringkali material/besar.
3. Peralatan kemungkinan disimpan dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
C. Tinjauan atas akun yang berkaitan dengan peralatan
 
Karena perbedaan-perbedaan ini, audit peralatan menekankan verifikasi perolehan pada periode saat ini daripada saldo
dalam akun yang dilakukan dari tahun sebelumnya. Selain itu, umur aset yang diperkirakan selama satu tahun memerlukan
biaya penyusutan dan akumulasi akun penyusutan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19-1, yang diverifikasi sebagai
bagian dari audit aset. Terakhir, peralatan dapat dijual atau dibuang yang kemudian menimbulkan adanya untung atau rugi
yang mungkin perlu diverifikasi oleh auditor.
 
Meskipun pendekatan untuk memverifikasi peralatan berbeda dari yang digunakan untuk aset lancar, beberapa akun aset
lainnya diverifikasi dengan cara yang sama. Termasuk paten, hak cipta, biaya katalog, dan semua akun PPE.
 
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik dan peralatan lain umumnya berupa file induk
aset tetap (fixed asset master file). Dalam audit atas peralatan dan akun- akun terkait, auditor harus memisahkan pengujian
ke dalam kategori berikut:
 
• Melaksanakan prosedur analitis
• Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
• Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
• Memverifikasi saldo akhir akun aset
• Memverifikasi beban penyusutan
• Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
 
D. Melaksanakan prosedur analitis

Prosedur audit bergantung pada sifat bisnis operasi klien. Tabel diatas mengilustrasikan prosedur analitis
yang sering dilakukan untuk peralatan.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan

E. Memverifikasi akuisisi tahun berjalan


 
Perusahaan harus mencatat penambahan aset pada tahun berjalan dengan benar karena aset mempunyai
efek jangka panjang pada laporan keuangan perusahaan. Kegagalan untuk mengkapitalisasi aset tetap, atau
pencatatan perolehan dengan jumlah yang tidak benar akan mempengaruhi neraca sampai perusahaan
melepas/menghapus aset tersebut. Laporan Laba Rugi juga akan terdampak sampai seluruh aset di
depresiasi.
Karena pentingnya akuisisi tahun berjalan dalam audit peralatan, auditor menggunakan tujuh dari delapan
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka untuk TDB, antara lain: eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban. Biasanya eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi dan hak dan kewajiban merupak tujuan utama untuk bagian audit ini. Titik awal untuk
memverifikasi akuisisi tahun berjalan umumnya skedul yang diperoleh dari klien menyangkut semua akuisisi
yang dicatat pada akun properti, pabrik dan peralatan di buku besar umum selama tahun tersebut. Biasanya
informasi ini diperoleh dari file induk properti.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
 
F. Memverifikasi pelepasan tahun berjalan
Tujuan utama auditor dalam memverifikasi pelepasan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa
semua pelepasan telah dicatat dan pada jumlah yang benar. Dan titik awal dalam memverifikasi pelepasan itu
dimulai dari skedul yang berisi catatan pelepasan aset selama periode berjalan. Pengujian detail tie-in sangat
diperlukan atas skedul pencatatan pelepasan aset. Karena kelalaian untuk mencatat pelepasan dapat
mempengaruhi secara signifikan laporan keuangan, pencarian pelepasan yang tidak tercatat merupakan hal
penting. Dan luas pencariannya dipengaruhi oleh pengendalian untuk pelepasan aset tetap.
Diperlukan uji detail tie-in dari skedul pelepasan yang dicatat, termasuk footing kedul, tracing total aset pada
skedul hingga pelepasan yang tercatat dalam buku besar, dan tracing biaya dan akumulasi penyusutan aset
yang dihapus ke master file properti.
Prosedur berikut ini sering digunakan untuk memverifikasi pelepasan aset.
• Mereview apakah aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada
• Menganalisisi keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset serta pendapatan rupa- rupa yang diterima
dar pelepasan aset
• Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait komputer utama yang
mahal, pajak properti, atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan
• Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan pelepasan
• Memverifikasi saldo akhir tahun aset
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
G. Verifikasi saldo akhir akun Aset
Dua dari tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir dalam akun peralatan menentukan bahwa:

• Semua peralatan yang tercatat secara fisik ada pada tanggal neraca (keberadaan)
• Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
 
Saat merancang pengujian audit untuk memenuhi semua hal tersebut, auditor pertama-tama
mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan. Idealnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa
pengendalian cukup efektif untuk memungkinkan auditor dalam mengandalikan saldo yang dilakukan dari
tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting termasuk penggunaan file master untuk masing-masing aset
tetap, kontrol fisik yang memadai atas aset yang mudah dipindah-pindahkan (seperti komputer, peralatan, dan
kendaraan), penugasan nomor identifikasi untuk setiap aset pabrik, dan penghitungan fisik periodik aset tetap
dan rekonsiliasi oleh personel akuntansi.
Biasanya, langkah audit pertama menyangkut tujuan detail tie-in: Peralatan, seperti yang tercantum dalam file
master, sama dengan buku besar umum. Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan keberadaan,
auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi keberadaan masing-masing item peralatan yang termasuk
dalam file induk. Jika ada kemungkinan besar jumlah dari aset tetap yang hilang masih termasuk dalam file
induk, auditor dapat memilih sampel dari file induk dan memeriksa aset yang sebenarnya. Demikian pula,
berdasarkan penilaian auditor terhadap risiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan, auditor dapat secara
fisik memeriksa sampel item peralatan utama dan melacaknya ke file induk.
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
H. Memverifikasi beban penyusutan
Beban penyusutan adalah salah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari pengujian pengendalian (TOC) dan pengujian substantif atas transaksi (STOT).
Jumlah yang dicatat ditentukan oleh alokasi internal dan bukan oleh transaksi pertukaran dengan
pihak luar. Ketika biaya penyusutan nilainya material, lebih banyak pengujian atas rincian beban
penyusutan diperlukan daripada untuk akun yang telah diverifikasi melalui TOC dan STOT.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah
keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang
konsisten dan apakah perhitungan beban penyusutan telah benar. Auditor harus
mempertimbangkan empat aspek:
• Umur manfaat akuisisi periode berjalan
• Metode penyusutan
• Estimasi nilai sisa
• Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi
Audit Properti, Pabrik, dan Peralatan
I. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Saldo debit untuk akumulasi depresiasi biasanya diuji sebagai bagian dari audit
pelepasan/penghapusan aset, sedangkan saldo kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
depresiasi. Jika auditor menelusuri transaksi yang dipilih ke catatan akumulasi penyusutan di file
master properti sebagai bagian dari pengujian ini, maka diperlukan sedikit pengujian tambahan
untuk saldo akhir akumulasi penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah:
 
• Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar
Dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk dan menelusuri
totalnya ke buku besar umum.
• Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah

Dalam beberapa kasus umur peralatan mungkin akan berkurang secara signifikan. Auditor harus
mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan setiap tahun guna
memastikan bahwa nilai buku bersih tidak melampaui nilai realisasi aset.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai