Anda di halaman 1dari 7

AUDITING II

Nama : Baiq Elly Martiana

Nim : A1C020033

Kelas : A/5

TOPIK 5

Audit Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Tujuan Audit dalam akuisisi ini untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh
akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi.

Tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:

1. Akuisisi barang dan jasa - penggabungan barang dan jasa dalam perusahaan .
2. Pengeluaran kas:Pengeluaran kasa dalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya
saldo-saldo kas tunai,atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pembelian
tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun pengeluaran- pengeluaran lainnya.
Pengeluaran kas dapat berupa uang logam, cek atau wesel pos, uang yang dikeluarkan
melalui bank atau langsung dari piutang.

Faktor faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas adalah:

a. Pembelian aktiva tetap

b. Pembayaran gaji

3. Retur dan allowance dan diskon pembelian – retur adalah pengembalian barang oleh pembeli dan
penjual. Allowance adalah pemotongan piutang karena adanya barang yang rusak. Diskon pembelian
adalah pemotongan harga karena perjanjian antara pembeli dan penjual.

Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai
dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang
dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Memproses Pesanan Pembeli

Permintaan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Bentuk pasti
dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat barang dan jasa dan kebijakan
perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
1. Permintaan Pembelian

Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang berupa permintaan
akuisisi seperti atas bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpanan, perbaikan pihak luar oleh personil
kantor atau pabrik.

2. Pesanan Pembelian

Dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut
mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang dan jasa yang ingin dibeli
perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukan otorisasi akuisisi.

3. Menerima Barang dan Jasa

Penerimanaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan saat dimana sebagian
perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Ketika barang telah
diterima, pengendalian yang memadai akan mewajibkan dilakukannya pemeriksaan atas deskripsi,
kuantitas, kedatangan yang tepat waktu, dan nkondisi. Laporan pemerimaan adalah kertas atau dokumen
elektronik yang dibuat pada saat barang diterima.

Mengakui Kewajiban

Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan
yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan
pengeluaran kas aktual, karena itu perusahaan harus berhati-hati mencantumkan semua transaksi,hanya
akuisisi yang dilakukan ,dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang umum meliputi:

1. Faktur Vendor, adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan jumlah yang
terutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa yang
diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan , dan total jumlahnya.

2. Memo Debet, merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan pengurangan jumlah
yang terutang kepada vendor akibat adanya retur barang atau pengurangan yang diberikan.

3. Voucher, sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan
mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut.

4. File Transaksi Akuisisi, adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi
akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode. File ini berisi semua informasi
yang dicantumkan kedalam sistem dan meliputi informasi tentang setiap transaksi.

5. Jurnal Akuisisi atau Listing, jurnal tersebut mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara tunai
atau dengan piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode selama sebulan.Transaksi dapat
dicatat ke buku besar, file induk utang usaha.

6. File Induk Utang Usaha, file induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta
retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor.file induk ini diperbaharui dari file transaksi akuisisi,
retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
7. Neraca Saldo Utang Usaha, mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari
setiap vaktur atau voucherpada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file induk
utang usaha.

8. Laporan Vendor, adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukan saldo
awal, akuisisi, retur, dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.

Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas

Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan bagi semua entitas.
Aktivitas tersebut secara langsung dapat mengurangi saldo akun kewajiban, terutama utang usaha.
Dokumen yang terkait termasuk:

1. Cek, umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuh tempo. Sebagian
perusahaan menggunakan cek yang dibuat melalui komputer berdasarkan informasi yang tercantum
dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.

2. File Transaksi Pengeluaran Kas, adalah file yang dibuat dengan komputer yang mencantumkan
semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama masa periode.File ini
berisi jenis informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.

3. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas, adalah laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas
yang mencantumkan semua transaksi pada setiap periode waktu. Transaksi yang sama,termasuk
semua informasi yang relevan, akan dicantumkan dala file induk utang usaha dan buku besar umum.

Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk merampingkan proses akuisisi
barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai. Informasi mengenai
deskripsi produk, penetapan harga, jadwal pengiriman, dan syarat lainnya telah tersedia di internet
melalui website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah. Beberapa perusahaan
menggunakan ekstranet, yang merupakan jaringan kerja pribadi yang dibangun atas dasar teknologi
internet, yang memungkinkan pemasok dan pelanggan bisnis berkomunikasi tentang bisnis secara
langsung dalam setting yang aman. Pengguna ekstranet dapat meningkatkan kemampuan untuk
melakukan bisnis dengan rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Perusahaan lainnya menggunakan lelang business-to-business yang diselenggarakan internet untuk
menegosiasikan pembelian perlengkapan dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka. Banyak yang
berpendapat bahwa penggunaan internet untuk memperoleh barang dan jasa menimbulkan efisiensi
pasar dan harga yang lebih murah karena pasar online akan memungkinkan jumlah pemasok dan
pelanggan yang lebih besar untuk menegosiasikan pembelian serta penjualan produk dan jasa.

Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi

1. Memahami pengendalian internal

Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi sebagai bagian dari pelaksanaan
prosedur penilaian resiko dgn mempelajari bagan arus klien , meriview kuisioner pengendalian internal,
serta melakukan pengujian walkthrough untuk akuisisi pengeluaran kas.
2. Menilai resiko pengendalian yang direncanakan

a. Otorisasi pembelian : merupakan otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan
memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan
yang diotorisasi dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.

b. Pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainnya : sebagian besar perusahaan meminta
departemen penerimaan untuk memulai membuat laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan
dan pemerikasaan barang.

c. Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi : pencatatan kewajiban
atas akuisisi dibuat atas dasar penerimaan barang dan jasa.

d. Otorisai pembayaran : Pengendalian termasuk pengeluaran kas yaitu penandatanganan cek


oleh individu , pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi
utang usaha, dan pemeriksaan yang cermat atas dokumen.

3. Menentukan luas pengujian pengendalian

Auditor mengidentifikasi kunci pengendalian internal dan kelemahan serta menilai risiko
pengendalian. Jika auditor bermaksud mengandalkan pengendalian untuk mendukung penilaian
risiko pengendalian pendahuluan dibawah maksimum, auditor melaksanakan pengujian pengendalian
untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk akuisisi .

a). Perolehan yang Dibukukan adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, Konsisten dengan
Kepentingan Klien (existence atau keterjadian). Jika auditor yakin bahwa pengendalian untuk tujuan ini
sudah memadai, pengujian atas transaksi yang tidak benar dan transaksi yang dicatat sebenarnya tidak ada
dapat dikurangi secara drastis. Pengendalian yang memadai juga dapat mencegah klien untuk
mencantukan beban bisnis atau aktiva yang curang atau yang terutama memberikan manfaat bagi
manajemen atau karyawan lain dan bukan entitas yang sedang diaudit.

b). Akuisisi yang Ada Telah Dicatat (completeness atau kelengkapan).

Kelalaian untuk mencatat akuisi barang dan jasa yang diterima secara langsung akan
mempengaruhi saldo hutang usaha. Karena itu, auditor biasanya sangat menaruh perhatian pada tujuan
kelengkapan.

c). Perolehan Telah dibukukan secara Akurat (accuracy atau keakuratan).

Karena keakuratan, banyak akun aktiva, kewajiban, dan beban tergantung pada kebenaran
pencatatan transaksi dalam jurnal perolehan, luas pengujian terinci atas banyak akun neraca dan
beban akan tergantung pada evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan. Misalkan, jika auditor yakin
bahwa setiap aktiva tetap telah dinilai dengan benar didalam buku harian, maka dapat diterima untuk
memeriksa lebih sedikit dokumen perolehan dalam periode berjalan dari pada jika pengendaliannya
tidak memadai.

d). Akuisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi).

Pengujian terinci atas akun tertentu dapat dikurangi jika auditor percaya bahwa pengendalian
internalnya memadai untuk memberikan kepastian yang yang layak menyangkut klasifikasi yang
benar dalam jurnal akuisi. Meskipun semua akun terpengaruh, dua bidang yang sangat terpengaruh
terhadap klasifikasi adalah perolehan periode berjalan atas akun aktiva tetap dan semua akun beban,
seperti perbaikan dan pemeliharaan, utilitas, serta iklan.

5. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran
Kas

Auditor biasanya melaksanakan pengujian akuisisi dan pengeluaran kas pada saat yang
bersamaan. Transaksi yang diperiksa dipilih dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan
dan dokumentasi akuisisi lainnya yang diperiksa pada saat yang bersamaan. Jadi, verifikasi dapat
dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan pengujian.

Metodologi Mendesign Uji Rincian Saldo untuk Hutang Usaha

Karena semua siklus transaksi akuisisi dan pembayaran secara teknis berjalan melalui hutang usaha,
maka akun ini sangat lah kritis untuk diaudit.

Tahap 1: Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi saldo hutang

Fokus terkini banyak perusahaan menyempurnakan aktifitas manajemen saluran pemasoknya


telah menimbulkan banyak perubahan dalam perancangan sistem digunakan untuk memulai dan
membukukan aktifitas perolehan dan pembayaran. Auditor harus memahami sifat perubahan atas sistem
guna mengidentifikasi apakah resiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait
mempengaruhi kemungkinan salah saji material atas hutang usaha. Auditor biasanya sangat
memperhatikan tujuan audit kelengkapan dan tujuan pisah batas terkait-saldo bagi hutang usaha karena
potensi kurang saji saldo akun.

Tahap 1 dan 2: Menilai Risiko Pengendalian serta Merancang dan Melaksanakan


Pengujianpengendalian dan Pengujian substantif atas transaksi

Sebagaimana yang disajikan, setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan
resiko bawaan untuk hutang usaha, maka auditor menggunakan pemahamannya mengenai
pengendalian intern itu untuk menilai resiko pengendalian. Ijin substantif terakhir bagi auditor itu
tergantung pada efektifitas relatif pengendalian internal yang terkait dengan hutang dagang.

Tahap 3: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitik

Salah satu dari prosedur analitik untuk mengungkap salah saji hutang dagang yaitu dengan
membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun lalu.
Pengujian Kewajiban Sudah Lewat Waktu

Karena akun kewajiban menekan pada kurang saji, maka pengujian kewajiban yang sudah lewat
waktu penting untuk hutang usaha.

1. Periksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Periode Akuntansi. Tujuan prosedur
audit ini adalah menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikutnya yang
merupakan kewajiban pada tanggal neraca.
2. Periksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang belum Dibayarkan Beberapa Minggu
Setelah Akhir Tahun. Prosedur ini dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur diatas dan
untuk maksud yang jugasama.
3. Telusuri Laporan Penerimaan yang Dibuat Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Pemasok. Semua
barang dagangan yang diterima sebelum akhir periode akuntansi, yang ditunjukkan oleh
pembuatan laporan penerimaan barang harus dimasukkan sebagai hutang usaha.

4. Telusuri Laporan Pemasok yang Memperlihatkan Saldo Terhutang ke Neraca Saldo. Apabila
klien menyimpan arsip akun tagihan pemasook, maka laporan yang menunjukkanadanya
saldo terhutang pada tanggal neraca dapat ditelusuri ke jurnal atau daftar tersebut untuk
memastikan bahwa saldo-saldo tersebut sudah termasuk dibukukan sebagai hutang usaha.

5. Kirimkan Konfirmasi ke Pemasok yang Melakukan Bisnis Dengan Klien. Walaupun penggunaan
konfirmasi untuk hutang usaha kurang umum dibandingkan untuk piutang usaha, akan tetapi
hal ini sering dilakukan untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar hutang
usaha.

Pengujian Pisah Batas

Pengujian ini untuk hutang usaha dimaksudkan untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan
beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca telah dimasukkan ke dalam periode yang sesuai.

1. Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Pisik Persediaan.

Dalam menentukan apakah pisah batas hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian pisah
batas ini dikoordinasi dengan observasi pisik persediaan.

2. Persediaan Masih Dalam Perjalanan.

Dalam hutang usaha harus dibedakan antara perolehan persediaan berdasarkan franko gudang
pembeli (FOB destination) dan franko gudang penjual (FOB origin).

Ketepatan Bukti

1. Pembedaan Antara Faktur Pemasok dan Laporan Tagihan Pemasok.


Dalam memberikan verifikasi penilaian atas saldo akun, auditor harus membedakan antara faktur
pemasok dengan akun tagihan pemasok.

2. Perbedaan Antara Laporan Tagihan Pemasok dan Konfirmasi.

Perbedaan utama antara laporan tagihan pemasok dan konfirmasi hutang usaha terletak pada sumber
informasinya.

Ukuran Sampel

Ukuran sampel untuk uji saldo hutang sangat beragam tergantung dari berbagai macam faktor.
Sampling secara statistikal jarang digunakan untuk melakukan pengujian saldo hutang.

Anda mungkin juga menyukai