Anda di halaman 1dari 36

AUDITING

Oleh:
Tri Aprilian Jani

041414253001

Sepni Darmaningsih

041414253008

Laili Rachmawati

041414253016

Yulliana Ekaningrum

041414253030

STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2014-2015

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN,


PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA

A. Akun dan Pengelompokan Transaksi Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran


Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta
pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan dalam
siklus:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan Yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan
untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut
umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang
berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir sengan pembayaran utang
usaha. Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi
siklus ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung
pada sifat barang dan jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan
meliputi:
a. Permintaan Pembelian (purchase requisition)
Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang.
b. Pesanan Pembelian (purchase order)
Dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan
tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang serta
jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan
otorisasi akuisisi.
c. Faktur Vendor (vendors invoice)
Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas
suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa
yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya.
d. Memo debet (debit memo)

Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang
terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
e. Voucher (voucher)
Sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam menetapkan cara yang formal
untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomor urut.
f. File Transaksi Akuisisi
File yang dibuat computer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh
sitem akuntansi selama suatu periode.
g. Jurnal Akuisisi (listing)
Laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama vendor,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun.
h. File Induk Utang Usaha (accounts payable master file )
Untuk mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan
akuisisi untuk setiap vendor.
i. Neraca Saldo Utang Usaha (accounts payable trial balance)
Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau
voucher pada suatu waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file induk
utang usaha.
j. Laporan Vendor (vendors statement)
Dokumen yang disisipkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal,
akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
k. Cek
Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah
jatuh tempo. Cek ini dibuat melalui computer berdasarkan informasi yang tercantum
dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.
l. File Transaksi Pengeluaran Kas (cash disbursement transaction file)
File yang dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran
kas yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.
m. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas (cash disbursement journal or listing)
Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencantumkan semua transaski selama setiap periode waktu.

Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi Dan Pembayaran


Perusahaan menggunakan internet dan opsi e-commerce lainnya untuk
merampingkan proses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen
mata rantai suplai. Sementara itu, EDI telah digunakan selama bertahun-tahun oleh
pemasok dan pelanggan besar, yaitu teknologi berdasarkan internet yang sekarang
memungkinkan hubungan elektronik antara pemasok dan pelanggan yang lebih kecil.
Informasi mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman, dan syarat
lainnya telah tersedia di Internet melalui website vendor dan database yang dapat
diakses dengan mudah lainnya. Agen pembelian mengakses informasi mengenai
produk yang diperlukan dari host of provider sebelum mengambil keputusan akuisisi.
C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Atas Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus
akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas :
1. Pengujian akuisisi :
a. Fungsi memroses pembelian,
b. Fungsi menerima barang dan jasa,
c. Fungsi mengakui kewajiban
2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat yaitu memroses dan
mencatat pengeluaran kas.
Pengendalian Internal Kunci Untuk Setiap Fungsi Bisnis
Otorisasi Pembelian
Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa barang dan jasa
yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan yang diotorisasi, dan
menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak diperlukan.

Gambar 1. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substantif atas Transaksi untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Memahami pengendalian internal-akuisisi
dan pengeluaran kas

Menilai resiko pengendalian yang direncanakan-akuisisi dan pengeluaran kas

Menentukan luas pengujian pengendalian*

Merancang pengujian pengendalian


dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi dan pengeluaran kas
guna memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi

Prosedur Audit

Merancang pengujian atas rincian


saldo utang usaha untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo

Prosedur Audit

Ukuran Sampel
Item Yang Akan Dipilih
Penetapan Waktu

Ukuran Sampel
Item Yang Akan Dipilih
Penetapan Waktu

* Luas pengujian pengendalian ditentukan oleh ketergantungan yang direncanakan pada pengendalian.
Untuk perusahaan publik, pengujian harus cukup untuk menerbitkan opini mengenai pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan.

Pemisahan Penyimpanan Aktiva Dari Fungsi Lainnya


Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan barang harus dikendalikan secara fisik
dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau pelepasannya.
Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independent atas Transaksi
Dalam beberapa perusahaan , pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar
penerimaan barang dan jasa. Dalam perusahaan lainnya, pencatatatn ditangguhkan hingga
faktur vendor diterima.
Otorisasi Pembayaran
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk:
a. Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang tepat
b. Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi utang
usaha
c. Pemeriksaan yang dicatat atas dokumen pendukung oleh si penendatanganan cek pada
saat ditandatangani.

Merancang pengujian pengendalian dan substantif atas transaksi untuk akuisisi.


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi :
1. Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten dengan
kepentingan utama klien (keterjadian).
2. Akuisisi yang ada telah dicatat (kelengkapan).
3. Akuisisi telah dicatat secara akurat (keakuratan).
4. Transaksi akuisisi telah dicantumkan dengan benar dalam file induk pesediaan dan
utang usaha serta diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
5. Akuisisi telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi) .
6. Transaksi akuisisi telah dicatat pada tanggal yang benar (penetapan waktu).
Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi harus
diperiksa seacara lebih teliti. Kebenaran banyak akun aktiva, kewajiban, dan beban
tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama yang
berhubungan dengan keempat tujuan tersebut :

Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten dengan
kepentingan utama klien (keterjadian).

Akuisisi yang ada telah dicatat (kelengkapan).

Akuisisi telah dicatat secara akurat (keakuratan).

Akuisisi telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

Merancang pengujian pengendalian dan substantif atas transaksi untuk pengeluaran


kas.
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas :
1. Pengeluaran kas yang dicatat adalah untuk barang dan jasayang benar benar diterima
(keterjadian).
2. Transaksi pengeluaran kas yang ada telah dicatat (kelengkapan).
3. Transaksi pengeluaran kas yang dicatat sudah akurat (keakuratan).
4. Transaksi pengeluaran kas telah dicantumkan dengan benar dalam file induk utang
usaha dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
5. Transaksi pengeluaran kas telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi).
6. Transaksi pengeluaran kas telah dicatat pada tanggal yang benar (penetapan waktu).

Sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi

Terdapat tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran


dibandingkan dengan siklus lainnya :
1. Banyak akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk laporan laba rugi dan neraca. Hal
ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi, yang mungkin akan mempengaruhi
laba.
2. Transaksi dalam siklus ini dituntut pertimbangan yang signifikan, seperti biaya lease
dan kontruksi. hal ini mengakibatkan kemungkinan salah saji.
3. Auditor sering kali memisahkan item item yang bernilai besar dan tidak biasa serta
mengujinya atas dasar 100 persen.
Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Utang Usaha
Mengidentifikasi risiko bisnis yang mempengaruhi utang usaha

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
utang usaha

Menilai risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaran

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif atas


transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha.


Fokus terkini perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai suplainya
menimbulkan banyak perubahan dalam perancangan sistem yang digunakan untuk mengawali
serta mencatat aktivitas akuisisi dan pembayaran.
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren.
Sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha. Auditor umumnya menetapkan
salah saji yang dapat ditoleransi relatif tinggi untuk utang usaha. Auditor juga menilai resiko
inheren sebagai sedang atau tinggi.
Menilai risiko pengendalian dan merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian
dan substantif atas transaksi.
Auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana pengendalian
tersebut berhubungan dengan utang usaha.

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha.


Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban.
Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha.
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak. Merancang
pengujian atas rincian saldo utang usaha, termasuk dalam pengujian kewajiban setelah
periode.
Prosedur Analitis untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Prosedur Analitis
Membandingkan saldo akun beban yang berhubungan dengan akuisisi

Salah Saji yang Mungkin


Salah saji utang usaha dan beban

dengan tahun sebelumnya


Mereview daftar utang usaha untuk melihat utang yang tidak biasa,

Klasifikasi salah saji untuk kewajiban nondagang

non-vendor dan utang berbunga


Membandingkan utang usaha individual dengan tahun sebelumnya

Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji

Menghitung rasio, seperti pembelian dibagi dengan utang usaha, dan

Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji

utang usaha dibagi dengan kewajiban lancar

Tujuan audit digunakan untuk memverifikasi piutang usaha digunakan juga pada kewajiban,
namun dengan tiga modifikasi kecil:
1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban.
3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
Pengujian Kewajiban setelah Periode
Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban
setelah periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha.
Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat sangat tergantung
pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit
yang sama yang digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterapkan
pada tujuan keakuratan. Berikut adalah prosedur audit yang umum :
Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya

Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa
Minggu Sebelum Akhir Tahun
Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur
Vendor Terkait
Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca
Saldo Utang Usaha
Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis
Pengujian Pisah Batas
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi
yang dicatat beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode
yang benar.
1. Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Titik Persediaan
Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan.
Pada saat tersebut, auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk
menentukan bahwa semua persediaan yang diterima telah dihitung, dan auditor harus
mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana persediaan
dilibatkan dalam perhitungan fisik.
2. Persediaan dalam Perjalanan
Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar
FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan berpindah
ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau
sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada
akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat
persediaan dan utang usaha yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan
pada atau sebelum tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah persediaan diakuisisi
atas dasar FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor.
Reliabilitas Bukti
Auditor harus memahami reliabilitas relatif dari tiga jenis utama bukti yang umumnya
digunakan untuk memverifikasi utang usaha: faktur vendor, laporan vendor dan konfirmasi.
Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor
Auditor memperoleh bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika mereka
memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti laporan penerimaan dan

pesanan pembelian. Laporan vendor seperti faktur untuk memverifikasi setiap transaksi tidak
begitu disukai karena hanya mencantumkan total jumlah transaksi, sedangkan unit yang
diperoleh, harga, ongkos angkut dan data lainnya tidak dicantumkan. Laporan vendor lebih
unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo akhir. Sedangkan
faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi
setiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisi.
Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi
Perbedaan yang paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha terletak
pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada di tengah klien pada saat auditor memperiksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor atau menyimpan laporan
tertentu dari auditor. Respons terhadap permintaan konfirmasi utang usaha umumnya berupa
laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke kantor akuntan publik oleh vendor. Respons
tersebut menyediakan informasi yang sama dengan laporan vendor tetapi lebih dapat
diandalkan. Selain itu konfirmasi utang usaha seringkali melibatkan permintaan informasi
mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta persediaan konsinyasi yang dimiliki oleh
vendor.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor
seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar, penilaian risiko pengendalian dan
utang tahun sebelumnya. Jika pengendalian internal klien lemah, yang bukan merupakan hal
yang umum untuk utang usaha, hampir semua item populasi harus diverifikasi. Pada situasi
lainnya, pengujian yang minimal mungkin sudah mencukupi

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN


PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERTENTU

A. Jenis Akun Lainnya Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran


Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing-masing perusahaan, terutama untuk
industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur. Metodelogi yang berkaitan dengan audit
akun-akun tersebut sama dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas pada bab-bab
sebelumnya. Bab terakhir menyajikan telaah pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran, seperti prosedur analitis
yang biasa digunakan dan pengujian perincian saldo utang dagang. Dalam bab ini,
pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini akan dibahas, yang disebut audit
atas:
Aset tetap (properti dan peralatan)
Beban dibayar dimuka
Utang lain-lain
Akun pendapatan dan beban
B. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan)
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur
lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali.
Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis
lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut
dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Telaah atas peralatan akun terkait
Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap lainnya
umumnya merupakan berkas utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci
atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya. Auditor melakukan verifikasi atas
peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alasan berikut:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa
tahun.

Oleh karena perbedaan tersebut, maka audit peralatan manufaktur menekankan


pada verifikasi atas akuisisi periode berjalan, dibandingkan pada saldo akun lanjutan dari
periode sebelumnya. Sebagai tambahan, umur ekonmis dari asset yang lebih dari satu
tahun

ini

menimbulkan

akun

beban

depresiasi

dan

akumulasi

depresiasi.

Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan yang


digunakan pada asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang sama. Hal
ini termasuk juga pada paten, hak cipta, biaya catalog, dan seluruh akun asset tetap dan
peralatan. Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan
dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
a. Melakukan prosedur analitis
b. Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
c. Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan
d. Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset
e. Melakukan verifikasi beban depresiasi
f. Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
Melakukan prosedur analitis
Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya.
Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan
tahun sebelumnya.
Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan
kecil tahunan dengan tahun sebelumnya.
Bandingkan biaya peralatan manufaktur kotor.
Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan
benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan.
Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang tidak
benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan asset
tersebut. Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang
diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap
selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas utama. Daftar
skedul untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi,

vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk
penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.
Tujuan audit terkait saldo
a. Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas
induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
b. Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
c. Perolehan yang ada telah dicatat
d. Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
e. Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
f. Verifikasi Pelepasan Perolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
g. Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami
salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode
formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah,
pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi
penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai
bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar. Karena kegagalan untuk
membukukan penghentian peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan dapat secara
signifikan mempengaruhi laporan keuangan, pencarian atas pelepsdsn ysng tidak
dibukukan merupakan hal yang sangat penting. Prosedur berikut seringkali digunakan
untuk memverifikasi penghentian:
Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa
dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva.
Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau
penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan
pelepasan aktiva.
Bilamana aktiva dijual atau dilepaskan tanpa adanya pertukaran dengan aktiva
pengganti, penilaian keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan melakukan
pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan berkas induk property terkait,

Bilamana pertukaran aktiva untuk penggantian terjadi, auditor hendaknya yakin bahwa
aktiva yang baru dikapitalisasi dengan layak dan aktiva yang digantikan dengan layak
telah dihapuskan dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang
dipertukarkan dan biaya-biaya penambahan aktiva baru.
Verifikasi saldo akhir akun asset
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi
penentuan bahwa:
Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.
Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama
kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur.
Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masingmasing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan,
penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara
periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.
Verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi.
Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi.
Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
a. Umur ekonomis untuk akuisisi masa sekarang.
b. Metode depresiasi
c. Estimasi nilai sisa
d. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas
kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan
tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi
mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap,
termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset,
maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit
terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.

Melakukan Verifikasi saldo akhir dalam Akumulasi depresiasi


Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit
penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi.
C. Audit Beban Dibayar di Muka
Beban dibaya di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang
umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya
adalah:
Sewa dibayar di muka
Biaya organisasi
Pajak dibayar di muka
Paten
Asuransi dibayar di muka
Merek dagang
Tagihan di muka
Hak cipta
Dalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu,
perusahaan tidak memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur
analitis biasanya dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud.
Dalam audit tertentu, beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan
membahas beberapa jenis pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya
dikaitkan dengan beban dibayar di muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di
muka digunakan sebagai contoh pembahasan dalam kelompok ini karena:
a. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap
perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.
b. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila
klasifikasinya mirip.
c. Tanggung jawb auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan
pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.
Telaah Asuransi Dibayar di Muka
Figur 18-3 menggambarkan akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar
di muka dan hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan
pembayaran dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka. Oleh karena sumber

pendebetan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi asuransi sebagian
telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi akuisisi
dan pengeluaran kas.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat
dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian
register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan
pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten
dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk
kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing
kebijakan.
Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan
sehubungan dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran
untuk mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu
dan jumlah menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor
secara independen melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan
asuransi atau kontrak yang mendasarinya. Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal
standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi dibayar di muka sebagai beban
asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo
asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah saji dalam
pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun
dalam ausransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu
berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini
berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun
tersebut dan saldo akhirnya. Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus
dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh
tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh
karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian

substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian
saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag
diperoleh dari klien atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu.
Misalnya, skedul tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis,
cakupan suransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk
tahun tersebut dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun. Saldo awal dan saldo akhir
asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat sedikit transaksi
didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar berjumlah
kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit
waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan
untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi
penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan
prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
a. Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
b. Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan
kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
c. Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan
berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas
kesalahan perhitungan.
d. Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama
pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi
pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan
bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan
kecuali jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar
terjadi salah saji material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu
dilakukan hanya jika ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut
menggunakan tujuan audit-terkait saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset
(nilai realisasi tidak diterapkan).

Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis
Asuransi yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
b. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena
pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian
bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.
Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di
Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai
pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah
klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja
terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain
selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang
dijaminkan.
Jumlah Dibayat di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan
dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka
juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi
atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa
berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi
dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang
belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di
muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi
kecocokan perinciannya.
Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan
Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas
terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan.

Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan
memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung
atas manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan
konsistensi dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam
evaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis
tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk
akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas
untuk utang dagang.
D. Audit Utang Akrual
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu
estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima
sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa
yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya,
keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya,
pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus
menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah:
Utang Gaji
Pajak atas Utang Gaji
Bonus Karyawan Akrual
Komisi Akrual
Honor Profesional Akrual
Sewa Akrual
Utang Bunga
Jenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya
tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang
tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit
pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan
akrual yang sama. Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan
kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam
kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya

pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan audit. Pembahasan


berikut mengenai pajak properti akrual merupakan contoh audit yang akrual.
Audit atas Pajak Properti Akrual
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah
diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dengan biaya asuransi,
saldo biaya pajak properti merupakan jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan
saldo akhir dalam pajak properti akrual dan pembayaran pajak properti. Oleh karena itu,
penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas saldo akhir utang dan pemberian pajak
properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan
tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini
merupakan hal penting, yaitu :
Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan
salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi
kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi,
misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak
termasuk sebagai pajak properti akrual.
Pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi
perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual.
Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti
tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi
setiap pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor
juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya. Auditor biasanya memulai
pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran pajak properti dari klien dan
membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan
apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul klien. Skedul aset tetap juga harus
diperiksa bila terjadi penambahan dan penghentisn aset yang bisa memengaruhi pajak
properti akrual. Seluruh properti dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal seharusnya
termasuk dalam skedul, bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan.
Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan dalam
skedul klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak properti pada setiap properti yang
digunakan klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal, jumlah total sudah
disusun oleh otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga memungkinkan untuk

diverifikasi jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul
denggan tagihan pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus
disesuaikan dengan peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung
kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti.
Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap
pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada
kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk
setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan
buku besar. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun.
Dalam kasus ini, auditor harus menguji benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi
apakah sudah dibebankan dengan jumlah yang benar.
E. Audit Akun Pendapatan dan Beban
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan
sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masingmasing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan
laba bersih tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan
beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
a. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil
yang benar.
b. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk
perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing
transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan
bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan
audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini
adalah:
a. Prosedur Analitis.
b. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
c. Pengujian perincian saldo.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi
berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya,
pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian
pengendelian dan pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan
salah saji baik pada laopran laba/rugi maupun neraca. Tujuan terpenting dalam melakukan
verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan
pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan
substantive atas transaksi.
Pengujian Perincian Saldo Akun-Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi
meskipun pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor
terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total
akun beban Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa
transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan
penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak. Dalam anlisis beban dan akun laporan
laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk
menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat
secara akurat.
Pengujian Perincian Saldo-Alokasi
Beberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil.
Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog.
Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah
contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti
GAAP atau salah menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara
material. Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk
keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil
perhitungan klien. Auditor biasanya melakukan penh=gujian tersebut sebagai bagian dari
audit aset dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian
dari audit asset tetap. Pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten atau
penghentian yang lama, dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok
penjualan sebagai bagian dari audit persediaan.

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Pendahuluan
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang
erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga
kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan. Audit
terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan
bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :

Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca

Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit

Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda
seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik

Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.

Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai
bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum

A. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait


Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa
persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus
persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur,
yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang
dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan abrang jadi
yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai
terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik
bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait. Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus
persediaan dan pergudangan.

Memroses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah
pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang
jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk
meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat
dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan
perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang
telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang
diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas
dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.

Menerima Bahan Baku


Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut
kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan
yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi,
bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau
pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya
diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan
akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer tersebut.

Menyimpan Bahan Baku


Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan,
atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan
kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transef dari akun bahan baku
kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam
organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan
terintergrasi.

Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen
pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan
provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan,
pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen
produksi biasanya bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan
yang dibuat computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi
untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta
menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya :
sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan
kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system),
biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja
terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan
berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk
melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau
proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya
yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen
produksi.

Menyimpan Barang Jadi


Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan
menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik,
barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses
terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan
dan penagihan.

Mengirimkan Barang Jadi


Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk
memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan
terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh
dokumen pengiriman yang disetujui secara layak. Bagi banyak perusahaan, terdapat
pergerakan barang secara fisik dalam perusahaan ketika mentransfer persediaan dari
bahan baku ke barang dalam proses ke barang jadi. Serupa denga pengiriman barang jadi,
transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus diotorisasi oleh
dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antarakun
persediaan pada neraca.

File Induk Persediaan Perpetual


Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang
jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam
proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da ditangan. Dalam sistem
terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai
biaya per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui
secara otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan
akuisisi.

Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Manajemen Persediaan


Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat
diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis
(pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti jumlah
stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang diperlukan
manajemen untuk meegawwasi aliran persediaan. Selain kegunaannya yang penting,
internet juga dapat meenimbulkan resiko bisnis. Penggunaannya dalam E-Commerce akan
meningkatkan resiko bisnis jika pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang
memadai. Seperti pembetasan penggunaan password, firewalls, dan peengendalian
teknologi manajemen lainnya. Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan
untuk mengubah jumlah persediaan yang telah ada.

B. Bagian Dari Audit Persediaan


Tujuan dalaam auditsiklus persediaan dan pergudangan adalah menyediakan
kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah
jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar. Audit atas siklus
perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas yang berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas
pembelian pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 2).
Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian
dan personalia. Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya
manufaktur tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan
benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan
manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar atas
biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.
2. Perpindahan internal atas asset dan biaya.
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi (table 2). Klien membukukan
aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan
diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir (table 2).
Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus
mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan
pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi
akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama persediaan perpetual.
4. Pengamanan fisik atas persediaan.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting
yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan
persediaan.

5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.


Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan
verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebaagai taambahaan, auditoe harus
melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian utuk melakukan
verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga
persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo buku besar.
Pada tabel 3 (tiga), auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan
baku, tenaga keja langsung, daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman
barang dan mencatat pendapatan dan biayaterkait dengan siklus penjuaalan dan
penagihan. Auditor peerlu mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus
lainnnyauntuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang diperlukandalam
audit persediaan.

C. Audit Atas Akuntansi Biaya


Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan. Lebih
bervariasi dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karea jenis persediaan dan tingkat
kemutahiran yang diinginkan manajemen sangat bervariasi. Misalnya, perusahaan yag
memproduksi mesin pertanian dapat memiliki pencatatan akuntansi dan pengendalian
internl yang sangat berbeda denngan produsen baja yang membuat dan memasang lmari
besi pesanan.tentunya perusahaan kecil dengan pemilik yang secara aktif terlibat dalam
proses produksi akan membutuhkanpencatatan yang lebih sederhana dibandingkan
perusahaan besar yang menghasilkan bermacam-macam produk.
Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik
dan penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai diproduksi
dan dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua)
kategori :
1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait
Untuk melindungi asset, banyak perusahaan secaraa fisik memisahkan dan
membatasi akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang

jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapaat menggunakan dokumen


bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi
penyalahgunaan asset. Salinan atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian
akuntansi oleh pihak yang menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawab
atas pengawasannya. Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah permintaan
bahan baku yang disetujui untuk dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan
menyusun berkas utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang
mewakili wewenang atau akses asset, dengan alas an sebagai berikut:

Mereka melakukan pencatatan atas persedian yang ada, yang digunakan untuk
memulai produksi atau pembelian tambahan bahan baku.

Mereka mencatat pemakaian bahan baku dan penjualan barang jadi, yang dapaat
ditelaah untuk mengetahui tingkat keusangan barang yang pergerakannya lambat.

Mereka mencatat pertanggungjawaban atas pengamatan terhadap perbedaaan antara


perhitungan fisik dan jumlah yang tertera didaftar perpetual.

Pengujian atas Akuntansi Biaya


Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang
akan dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya,
yaitu:
o Pengendalian fisik atas persediaan
o Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
o Berkas utama persediaan perpetual
o Pencatatan biaya per unit
Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah
gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat meminta
pengawas persediaan untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas
persediaan. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan
persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka auditor harus memperluas pengamatan
ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa penghitungannya memadai.

Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan


Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang
dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian
pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.

Berkas Induk Persediaan Perpetual


Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau
mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen
untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan
peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.

Catatan Biaya Per Unit


Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi
dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari
pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga
harus dievaluasi.

D. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji
hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor
sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait
persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat produk
persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas penyimpanan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan persediaan yang
tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan
prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian
perincian saldo persediaan.

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo


Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman
atas industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area

lainnya. Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah
metode penilaian persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan
risiko tertukarnya barang konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini harus
dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama
mengenai perubahan dalam pengendalian internal dan proses lain sejak tahun sebelumnya.
Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek pengujian
pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga dan
kompilasi.

Pengamatan Fisik Atas Persediaan


PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas
metode klien dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien atas
kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor
harus :

Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir tahun.

Mengamati prosedur perhitungan klien.

Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.

Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.


Poin penting dalam persyaratan PSA 07adalah adanya perbedaan antara orang

yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang
bertanggungjawab atas perhitungannya. Klien bertanggung jawab untuk menyusun
prosedur perhitungan fisik akurat atas penyediaan dan membuat pencatatannya. Auditor
bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien termasuk melakukan
pengujian perhitungn persediaan dan mengambil kesimpulan apakah persediaan fisik
sudah memadai.

Pengendalian Atas Perhitungan Fisik


Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik
secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat
dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun.
Dua pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas

berkas utama persediaan perpetual. Auditor perlu memahami pengendalian atas


perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.
Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area
audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu
dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji.
Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang
memadai untuk itu.
Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun,
terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien melakukan
perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal efektif, auditor pada
saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan menguji transaksi yang
tercatat dalam pencatatan persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Jumlah sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena
auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah
sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan,
bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.
Pemilihan sampel
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhatihati dalam:

Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis
persediaan tertentu.

Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.

Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan tertentu.

Pengujian Atas Pengamatan Fisik


Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah perhitungan
fisik yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat dilakukan secara efektif,
maka auditor perlu hadir pada saat perhitungan dilakukan. Saat personil yang menghitung

tidak menjalankan intruksi, auditor harus menghubungi penyelia personil tersebut agar
menyelesaikan persoalan ini atau memodofikasi prosedur pengamatan. Misalnya, jika
prosedur mengharuskan satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung
kembali untuk menguji akurasinya, maka auditor harus menginformasikan keoada
manajemen jika kedua tim ini bekerja bersama-sama.

E. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Pengendalian Harga dan Kompilasi
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan
kepastian bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai
persediaan akhir. Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran biaya
produksi jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan dalam produksi
dan biaya. Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam perhitungan
atau lebih saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan atas persediaan yang
sudah usang, pergerakannya lambat, rusak atau lebih saji, juga lakukan pengendalian
internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan penghitungan fisik driringkas
dengan benar dan penetapan harganya sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan
benar, dan dimasukkan dalam berkas utama persediaan perpetual dan akun buku besar
terkait dalam jumlah yang benar.
Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang
dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan
informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi
masing-masing persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun tujuan
audit dan pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi persediaan,
Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK.
Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan
versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi penetapan harga persediaan
bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.

Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli


Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien
menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor
harus menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan.
Setelah itu, auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang
harganya berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk diverifikasi atas
penetapan harga dan meminta faktur vendor kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang
memadai untuk memperhitungkan seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama
yang menggunakan metode penilaian FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit
tercatat dalam pencatatan perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian
transaksi siklus dan pembayaran.

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi


Dalam

menetapkan

harga

persediaan

yang

diproduksi,

auditor

harus

mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang diperlukan
dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa faktur vendor atas
berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa
produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk menentukan jumlah
unit yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam
atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output.
Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi
rancangan atau sumber serupa.Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi
metode yang digunakan untuk menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung
kembali biaya untuk menentukan apakah biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki
pencatatan biaya standar, maka metode yang tepat untuk menentukan penilaian adalah
dengan menalaah dan menganalisis selisih.

Biaya Perolehan atau Harga Pasar


Dalam

menetukan

biaya

Harga

Perolehan

Persediaan,

auditor

harus

mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis. Lalu,
auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor pada periode
jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan persediaan setelah akhir
tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai penjualan persediaan dan

kemungkinan dampak fluktuasi harga untuk menemukan nilai realisasi, dimana


kemungkinan keusangan saat mengevaluasi persediaan.

F. INTEGRASI PENGUJIAN
Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti atas
akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur, kecuali biaya
tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian
terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Untuk
audit yang kliennya menggunakan persediaan perpetual, auditor melakukan pengujian ini
sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi yang dilakukan daloam siklus akuisisi dan pembayaran.
Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya sama
diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk biaya
tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan pencatatan
penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan
pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan
bersamaan dengan pengujian penjualan.
Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi pengendalian
yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam pengujian ketiga
silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya bahan baku ke
barang setengah jadi, pemindahan biaya atas penyelesaian barang ke barang jadi, berkas
utama persediaan perpetual, dan pencatatan biaya per unit.
Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan

harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari
persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir. Pada pengujian persediaan fisik, auditor
sabgat bergantung pada berkas utama persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari
siklus yang telah kita bahas dan telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat
mengamati dan menguji penghitungan fisik pada waktu di luar akhit tahun dan
menggunakan perpetual agar pencatatan jumlahnya memadai.
Saat auditor menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas
transaksi dan saldo persediaan terkait, mereka juga mengintegrasikan pengujian yang
berhubungan dengan tujuan audit terkait saldo, dengan melakukan pengujian yang
memenuhi 4 tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar akuntansi mensyaratkan
pengungkapan atas metode penilaian persediaan dan informasi persediaan lainnya yang
relevan, seperti informasi LIFO cadangan, pada penjelasan tambahan. Auditor harus
memperoleh pemahaman atas pengendalian klien sehubungan dengan pengungkapan
persediaan yang melakukan pengujian pengendalian tersebut dan pengujian substantif
untuk memperoleh bukti memadai bagi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai