Oleh:
Tri Aprilian Jani
041414253001
Sepni Darmaningsih
041414253008
Laili Rachmawati
041414253016
Yulliana Ekaningrum
041414253030
B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan Yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan
untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut
umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang
berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir sengan pembayaran utang
usaha. Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi
siklus ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung
pada sifat barang dan jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan
meliputi:
a. Permintaan Pembelian (purchase requisition)
Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang.
b. Pesanan Pembelian (purchase order)
Dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan
tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang serta
jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan
otorisasi akuisisi.
c. Faktur Vendor (vendors invoice)
Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas
suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa
yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya.
d. Memo debet (debit memo)
Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang
terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
e. Voucher (voucher)
Sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam menetapkan cara yang formal
untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomor urut.
f. File Transaksi Akuisisi
File yang dibuat computer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh
sitem akuntansi selama suatu periode.
g. Jurnal Akuisisi (listing)
Laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama vendor,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun.
h. File Induk Utang Usaha (accounts payable master file )
Untuk mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan
akuisisi untuk setiap vendor.
i. Neraca Saldo Utang Usaha (accounts payable trial balance)
Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau
voucher pada suatu waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file induk
utang usaha.
j. Laporan Vendor (vendors statement)
Dokumen yang disisipkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal,
akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
k. Cek
Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah
jatuh tempo. Cek ini dibuat melalui computer berdasarkan informasi yang tercantum
dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.
l. File Transaksi Pengeluaran Kas (cash disbursement transaction file)
File yang dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran
kas yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.
m. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas (cash disbursement journal or listing)
Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencantumkan semua transaski selama setiap periode waktu.
Prosedur Audit
Prosedur Audit
Ukuran Sampel
Item Yang Akan Dipilih
Penetapan Waktu
Ukuran Sampel
Item Yang Akan Dipilih
Penetapan Waktu
* Luas pengujian pengendalian ditentukan oleh ketergantungan yang direncanakan pada pengendalian.
Untuk perusahaan publik, pengujian harus cukup untuk menerbitkan opini mengenai pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan.
Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten dengan
kepentingan utama klien (keterjadian).
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
utang usaha
Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji
Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji
Tujuan audit digunakan untuk memverifikasi piutang usaha digunakan juga pada kewajiban,
namun dengan tiga modifikasi kecil:
1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban.
3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
Pengujian Kewajiban setelah Periode
Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban
setelah periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha.
Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat sangat tergantung
pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit
yang sama yang digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterapkan
pada tujuan keakuratan. Berikut adalah prosedur audit yang umum :
Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya
Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa
Minggu Sebelum Akhir Tahun
Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur
Vendor Terkait
Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca
Saldo Utang Usaha
Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis
Pengujian Pisah Batas
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi
yang dicatat beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode
yang benar.
1. Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Titik Persediaan
Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan.
Pada saat tersebut, auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk
menentukan bahwa semua persediaan yang diterima telah dihitung, dan auditor harus
mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana persediaan
dilibatkan dalam perhitungan fisik.
2. Persediaan dalam Perjalanan
Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar
FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan berpindah
ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau
sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada
akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat
persediaan dan utang usaha yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan
pada atau sebelum tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah persediaan diakuisisi
atas dasar FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor.
Reliabilitas Bukti
Auditor harus memahami reliabilitas relatif dari tiga jenis utama bukti yang umumnya
digunakan untuk memverifikasi utang usaha: faktur vendor, laporan vendor dan konfirmasi.
Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor
Auditor memperoleh bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika mereka
memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti laporan penerimaan dan
pesanan pembelian. Laporan vendor seperti faktur untuk memverifikasi setiap transaksi tidak
begitu disukai karena hanya mencantumkan total jumlah transaksi, sedangkan unit yang
diperoleh, harga, ongkos angkut dan data lainnya tidak dicantumkan. Laporan vendor lebih
unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo akhir. Sedangkan
faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi
setiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisi.
Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi
Perbedaan yang paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha terletak
pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada di tengah klien pada saat auditor memperiksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor atau menyimpan laporan
tertentu dari auditor. Respons terhadap permintaan konfirmasi utang usaha umumnya berupa
laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke kantor akuntan publik oleh vendor. Respons
tersebut menyediakan informasi yang sama dengan laporan vendor tetapi lebih dapat
diandalkan. Selain itu konfirmasi utang usaha seringkali melibatkan permintaan informasi
mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta persediaan konsinyasi yang dimiliki oleh
vendor.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor
seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar, penilaian risiko pengendalian dan
utang tahun sebelumnya. Jika pengendalian internal klien lemah, yang bukan merupakan hal
yang umum untuk utang usaha, hampir semua item populasi harus diverifikasi. Pada situasi
lainnya, pengujian yang minimal mungkin sudah mencukupi
ini
menimbulkan
akun
beban
depresiasi
dan
akumulasi
depresiasi.
vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk
penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.
Tujuan audit terkait saldo
a. Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas
induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
b. Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
c. Perolehan yang ada telah dicatat
d. Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
e. Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
f. Verifikasi Pelepasan Perolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
g. Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami
salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode
formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah,
pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi
penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai
bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar. Karena kegagalan untuk
membukukan penghentian peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan dapat secara
signifikan mempengaruhi laporan keuangan, pencarian atas pelepsdsn ysng tidak
dibukukan merupakan hal yang sangat penting. Prosedur berikut seringkali digunakan
untuk memverifikasi penghentian:
Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa
dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva.
Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau
penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan
pelepasan aktiva.
Bilamana aktiva dijual atau dilepaskan tanpa adanya pertukaran dengan aktiva
pengganti, penilaian keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan melakukan
pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan berkas induk property terkait,
Bilamana pertukaran aktiva untuk penggantian terjadi, auditor hendaknya yakin bahwa
aktiva yang baru dikapitalisasi dengan layak dan aktiva yang digantikan dengan layak
telah dihapuskan dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang
dipertukarkan dan biaya-biaya penambahan aktiva baru.
Verifikasi saldo akhir akun asset
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi
penentuan bahwa:
Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.
Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama
kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur.
Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masingmasing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan,
penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara
periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.
Verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi.
Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi.
Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
a. Umur ekonomis untuk akuisisi masa sekarang.
b. Metode depresiasi
c. Estimasi nilai sisa
d. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas
kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan
tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi
mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap,
termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset,
maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit
terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.
pendebetan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi asuransi sebagian
telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi akuisisi
dan pengeluaran kas.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat
dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian
register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan
pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten
dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk
kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing
kebijakan.
Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan
sehubungan dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran
untuk mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu
dan jumlah menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor
secara independen melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan
asuransi atau kontrak yang mendasarinya. Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal
standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi dibayar di muka sebagai beban
asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo
asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah saji dalam
pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun
dalam ausransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu
berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini
berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun
tersebut dan saldo akhirnya. Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus
dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh
tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh
karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian
saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag
diperoleh dari klien atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu.
Misalnya, skedul tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis,
cakupan suransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk
tahun tersebut dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun. Saldo awal dan saldo akhir
asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat sedikit transaksi
didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar berjumlah
kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit
waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan
untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi
penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan
prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
a. Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
b. Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan
kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
c. Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan
berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas
kesalahan perhitungan.
d. Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama
pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi
pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan
bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan
kecuali jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar
terjadi salah saji material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu
dilakukan hanya jika ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut
menggunakan tujuan audit-terkait saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset
(nilai realisasi tidak diterapkan).
Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis
Asuransi yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
b. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena
pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian
bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.
Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di
Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai
pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah
klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja
terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain
selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang
dijaminkan.
Jumlah Dibayat di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan
dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka
juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi
atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa
berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi
dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang
belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di
muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi
kecocokan perinciannya.
Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan
Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas
terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan.
Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan
memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung
atas manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan
konsistensi dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam
evaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis
tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk
akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas
untuk utang dagang.
D. Audit Utang Akrual
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu
estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima
sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa
yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya,
keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya,
pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus
menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah:
Utang Gaji
Pajak atas Utang Gaji
Bonus Karyawan Akrual
Komisi Akrual
Honor Profesional Akrual
Sewa Akrual
Utang Bunga
Jenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya
tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang
tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit
pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan
akrual yang sama. Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan
kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam
kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya
diverifikasi jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul
denggan tagihan pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus
disesuaikan dengan peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung
kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti.
Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap
pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada
kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk
setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan
buku besar. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun.
Dalam kasus ini, auditor harus menguji benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi
apakah sudah dibebankan dengan jumlah yang benar.
E. Audit Akun Pendapatan dan Beban
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan
sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masingmasing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan
laba bersih tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan
beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
a. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil
yang benar.
b. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk
perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing
transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan
bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan
audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini
adalah:
a. Prosedur Analitis.
b. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
c. Pengujian perincian saldo.
Pendahuluan
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang
erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga
kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan. Audit
terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan
bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda
seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik
Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai
bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum
Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen
pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan
provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan,
pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen
produksi biasanya bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan
yang dibuat computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi
untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta
menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya :
sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan
kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system),
biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja
terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan
berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk
melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau
proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya
yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen
produksi.
Mereka melakukan pencatatan atas persedian yang ada, yang digunakan untuk
memulai produksi atau pembelian tambahan bahan baku.
Mereka mencatat pemakaian bahan baku dan penjualan barang jadi, yang dapaat
ditelaah untuk mengetahui tingkat keusangan barang yang pergerakannya lambat.
D. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji
hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor
sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait
persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat produk
persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas penyimpanan
untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan persediaan yang
tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan akuntansi biaya dan
prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan melakukan pengujian
perincian saldo persediaan.
lainnya. Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah
metode penilaian persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan
risiko tertukarnya barang konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan barang,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Pengecekan ini harus
dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi, terutama
mengenai perubahan dalam pengendalian internal dan proses lain sejak tahun sebelumnya.
Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek pengujian
pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga dan
kompilasi.
Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir tahun.
yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang
bertanggungjawab atas perhitungannya. Klien bertanggung jawab untuk menyusun
prosedur perhitungan fisik akurat atas penyediaan dan membuat pencatatannya. Auditor
bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien termasuk melakukan
pengujian perhitungn persediaan dan mengambil kesimpulan apakah persediaan fisik
sudah memadai.
Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis
persediaan tertentu.
Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
tidak menjalankan intruksi, auditor harus menghubungi penyelia personil tersebut agar
menyelesaikan persoalan ini atau memodofikasi prosedur pengamatan. Misalnya, jika
prosedur mengharuskan satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung
kembali untuk menguji akurasinya, maka auditor harus menginformasikan keoada
manajemen jika kedua tim ini bekerja bersama-sama.
menetapkan
harga
persediaan
yang
diproduksi,
auditor
harus
mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang diperlukan
dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa faktur vendor atas
berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa
produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk menentukan jumlah
unit yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam
atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output.
Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi
rancangan atau sumber serupa.Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi
metode yang digunakan untuk menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung
kembali biaya untuk menentukan apakah biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki
pencatatan biaya standar, maka metode yang tepat untuk menentukan penilaian adalah
dengan menalaah dan menganalisis selisih.
menetukan
biaya
Harga
Perolehan
Persediaan,
auditor
harus
mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis. Lalu,
auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor pada periode
jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan persediaan setelah akhir
tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai penjualan persediaan dan
F. INTEGRASI PENGUJIAN
Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti atas
akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur, kecuali biaya
tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian
terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Untuk
audit yang kliennya menggunakan persediaan perpetual, auditor melakukan pengujian ini
sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi yang dilakukan daloam siklus akuisisi dan pembayaran.
Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya sama
diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk biaya
tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan pencatatan
penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan
pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan
bersamaan dengan pengujian penjualan.
Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi pengendalian
yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam pengujian ketiga
silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya bahan baku ke
barang setengah jadi, pemindahan biaya atas penyelesaian barang ke barang jadi, berkas
utama persediaan perpetual, dan pencatatan biaya per unit.
Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan
harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari
persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir. Pada pengujian persediaan fisik, auditor
sabgat bergantung pada berkas utama persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari
siklus yang telah kita bahas dan telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat
mengamati dan menguji penghitungan fisik pada waktu di luar akhit tahun dan
menggunakan perpetual agar pencatatan jumlahnya memadai.
Saat auditor menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas
transaksi dan saldo persediaan terkait, mereka juga mengintegrasikan pengujian yang
berhubungan dengan tujuan audit terkait saldo, dengan melakukan pengujian yang
memenuhi 4 tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar akuntansi mensyaratkan
pengungkapan atas metode penilaian persediaan dan informasi persediaan lainnya yang
relevan, seperti informasi LIFO cadangan, pada penjelasan tambahan. Auditor harus
memperoleh pemahaman atas pengendalian klien sehubungan dengan pengungkapan
persediaan yang melakukan pengujian pengendalian tersebut dan pengujian substantif
untuk memperoleh bukti memadai bagi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.