Anda di halaman 1dari 20

Kelompok : Kelompok 5 - AC302A

Nama Anggota : 1. Daniel Candra N (232020052)


2. Vinsensius Mikael (232020053)
3. Tri Giwati Oktalisa N (232020054)
4. Tirta Agung Kurniawan (232020057)

CHAPTER 18
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN,
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA

Daniel Candra Nugraha / 232020052

TUJUAN 18-1 Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah mengevaluasi
apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi
akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.

Ada 3 kelas transaksi yang dimasukkan dalam siklus akuisisi :

1. Akuisisi barang dan jasa

2. Pengeluaran kas

3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian


Gambar 18-1 menunjukkan bahwa setiap transaksi di debet atau di kredit ke utang usaha.
Karena banyak perusahaan melakukan akuisisi secara langsung dengan menggunakan cek atau kas
kecil (petty cash).

TUJUAN 18-2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Yang Terkait

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus ini umumnya dimulai
dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerluka n
barang dan jasa itu, lalu berakhir dengan pembayaran utang usaha.

● Memproses Pesanan Pembelian

Permintaan Pembelian Permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk


meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Hal ini dapat berupa permintaan akuisisi
seperti atas bahan oleh seorang mandor atau supervisor ruang penyimpanan, perbaikan luar
ruangan oleh personil kantor atau pabrik, atau asuransi oleh wakil presiden direktur yang
bertanggung jawab atas properti dan peralatan.

Pesanan Pembelian Pesanan pembelian (purchase order) adalah dokumen yang digunakan
untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, d an
informasi terkait mengenai barang serta jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali
digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi.

● Menerima Barang dan Jasa

Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan titik kritis dari siklus karena
merupakan saat di mana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait
pada catatannya. Jika barang telah diterima, pengendalian yang memadai akan mewajibkan
dilakukannya pemeriksaan atas deskripsi, kuantitas, kedatangan yang tepat waktu, dan kondisinya
serta membuat laporan penerimaan (receiving report).

● Mengakui Kewajiban

Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang
tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran
kas aktual; karena itu, perusahaan hams berhati-hati mencantumkan semua transaksi akuisisi,
hanya akuisisi yang dilakukan, dan pada jumlah yang tepat.

Dokumen yang dicatat meliputi :

1. Faktur vendor (vendor's invoice) adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
jumlah yang terutang atas suatu akuisisi. Faktur Tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas
barang serta jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat diskon tunai, tanggal
penagihan, dan total.

2. Memo debet (debit memo) juga merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang atau
pengurangan yang diberikan.

3. Voucher sering digunakan oleh perusahaan dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat
dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi
nomor urut.

4. File Transaksi Akuisisi Ini adalah file yang dibuat oleh komputer yang meliputi semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari, satu
minggu, atau satu bulan.

5. Jurnal akuisisi (acquisitions journal) atau listing, yang sering kali disebut sebagai jurnal
pembelian, umumnya dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama vendor,
tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap transaksi, seperti perbaikan dan
pemeliharaan, persediaan, atau utilitas.

6. File induk utang usaha (accounts payable masterfile) mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran
kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file
transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.

7. Neraca saldo utang usaha (accounts payable trial balance) mencantumkan jumlah yang
terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu. Neraca
tersebut dibuat secara langsung dari file induk utang usaha.
8. Laporan vendor (vendor's statement) adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh
vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi,retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor,
dan saldo akhir.

● Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas

Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan bagi sernua
entitas.

3 Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa oleh auditor:

1. Cek Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah
jatuh tempo.

2. File Transaksi Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Transaction File) Ini adalah file yang
dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh
sistem akuntansi selama suatu periode, seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan.

3. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Journal or Listing) Ini adalah
listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua
transaksi selama setiap periode waktu.

Vinsensius Mikael / 232020053

TUJUAN 18-3 Memahami pengendalian internal, dan merancang serta melaksanakan


pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran.

Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas


Transaksi

Pada audit khusus, akun yang paling banyak menyita waktu untuk diverifikasi oleh pengujian atas
rincian saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan beban. Empat
dari lima akun tersebut berhubungan langsung dengan siklus akuisisi dan pembayaran. Jika auditor
dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akun dengan menggunakan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi untuk memverifikasi efektivitas pengendalian internal
terhadap akuisisi serta pengeluaran kas, waktu bersih yang dapat dihemat sangatlah besar. Dalam
audit yang dilaksanakan dengan baik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran menerima perhatian yang sangat besar, terutama
apabila klien memiliki pengendalian internal yang efektif.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas:
1. Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang telah dibahas
sebelumnya dalam bab ini: memproses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa,
serta mengakui kewajiban.
2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu memproses dan mencatat
pengeluaran kas.

Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk siklus akuisisi dan pembayaran.

Memahami Pengendalian Internal


Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai
bagian dari pelaksanaan prosedur penilaian risiko dengan mempelajari bagan arus klien, mereview
kuesioner pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi
akuisisi dan pengeluaran kas. Prosedur untuk memahami pengendalian internal dalam siklus
akuisisi dan pembayaran serupa dengan prosedur yang dilaksanakan pada siklus transaksi lainnya,
seperti yang dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan


Selanjutnya, akan membahas pengendalian internal kunci untuk setiap fungi bisnis yang
merupakan otorisasi pembelian, pemisahan fungi penyimpanan barang yang diterima dari fungsi
lainnya, pencatatan yang tepat waktu dan review yang independen atas transaksi, serta otorisasi
pembayaran kepada vendor.
● Otorisasi Pembelian Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan
memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan
perusahaan yang diotorisasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau
tidak diperlukan. Sebagian besar perusahaan mensyaratkan tingkat otorisasi untuk
jenis akuisisi yang berbeda atau jumlah nilai uang yang berbeda.
Setelah permintaan pembelian melalui suatu akuisisi telah disetujui, pesanan pembelian
untuk memperoleh barang atau jasa harus mulai dibuat. Pesanan pembelian yang dibuat
untuk vendor atas item tertentu pada harga tertentu akan dikirimkan pada atau sebelum
waktu yang ditetapkan. Pesanan pembelian, yang biasanya dibuat secara tertulis dan terdiri
dari dokumen hukum, merupakan tawaran untuk membeli barang atau jasa. Biasanya
perusahaan meminta departemen pembelian untuk memastikan kualitas barang dan jasa
yang memadai pada harga minimum. Agar pengendalian internal berjalan baik, departemen
pembelian harus terpisah dari departemen yang mengotorisasi akuisisi atau menerima
barang. Semua pesanan pembelian harus dipranomori agar akuntansi untuk semua pesanan
pembelian yang beredar menjadi lebih mudah dan harus meliputi kolom serta ruang yang
cukup guna meminimalkan kemungkinan penghilangan yang tidak disengaja pada formulir
ketika barang dipesan.
● Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungi Lainnya
Sebagian besar perusahaan meminta departemen penerimaan untuk mulai membuat
laporan penerimaan sebagai bukti penerimaan dan pemeriksaan barang. Satu salinan
biasanya diserahkan ke gudang bahan baku dan yang lainnya ke departemen utang usaha
yang memerlukan informasinya. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang
tersebut harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau
pelepasannya. Personil di departemen penerimaan harus independen dari personil ruang
penyimpanan dan departemen akuntansi. Terakhir, catatan akuntansi harus mentransfer
tanggung jawab atas barang setiap kali barang itu dipindahkan, dari penerimaan ke
penyimpanan, dari penyimpanan ke manufaktur, dan seterusnya.
● Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Dalam beberapa perusahaan, pencatatan kewajiban atas akuisisi dibuat atas dasar
penerimaan barang dan jasa. Dalam perusahaan lainnya, pencatatan ditangguhkan hingga
faktur vendor diterima. Dalam kedua kasus, departemen utang usaha umumnya
bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan akuisisi. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan rincian pada pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur vendor
untuk menentukan bahwa deskripsi, harga, kuantitas, syarat, dan ongkos angkut yang ada
dalam faktur vendor sudah benar. Pada umumnya, departemen utang usaha juga
memverifikasi perkalian, footing, dan distribusi akun. Dalam beberapa kasus, perangkat
lunak komputer akan menandingkan dokumen dan memverifikasi keakuratan faktur secara
otomatis. Departemen utang usaha juga harus memperhitungkan semua laporan
penerimaan untuk memastikan bahwa tujuan kelengkapan dipenuhi. Pengendalian yang
penting dalam departemen utang usaha dan teknologi informasi adalah persyaratan bahwa
personil yang mencatat akuisisi tidak boleh memiliki akses ke kas, sekuritas, dan aset
lainnya. Dokumen dan catatan yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan
catatan, dan pengecekan independen atas kinerja juga merupakan pengendalian yang
penting dalam fungsi utang usaha.
● Otorisasi Pembayaran
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk:
• Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang tepat.
• Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungi utang
usaha
• Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan cek pada sat
cek ditandatangani
Cek harus dipranomori agar jauh lebih mudah memperhitungkan semua cek dan dicetak
pada kertas khusus agar sulit untuk mengubah payee atau penerima pembayaran atau
jumlah. Perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan pengendalian fisik terhadap cek
kosong, yang sudah tidak digunakan lagi, dan yang telah ditandatangani. Mereka juga harus
memiliki metode pembatalan dokumen pendukung agar tidak bisa digunakan lagi sebagai
pendukung cek lainnya pada waktu nanti. Metode yang umum adalah menuliskan nomor
cek pada dokumen pendukung.

Menentukan Luas Pengujian Pengendalian


Setelah mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi, auditor menilai risiko
pengendalian. Jika ingin mengandalkan pengendalian untuk mendukung penilaian risiko
pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor melaksanakan pengujian pengendalian
untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif. Setelah ef ektivitas
operasi pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor
akan mampu mengurangi pengujian substantif.

Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk


Akuisisi
Bukti audit dalam suatu penugasan audit akan bervariasi dengan pengendalian internal dan situasi
lainnya. Efisiensi audit yang signifikan dapat dicapai pada banyak audit apabila pengendalian
beroperasi secara efektif.
Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian
khusus sehingga harus diperiksa secara lebih teliti. Kebenaran banyak akun aset, kewajiban, dan
beban tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama yang
berhubungan dengan keempat tujuan tersebut.
1. Akuisisi yang Dicatat Adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, yang Konsisten
dengan Kepentingan Utama Klien (Keterjadian)
Jika auditor yakin bahwa pengendalian sudah memadai untuk tujuan ini, pengujian atas transaksi
yang tidak benar dan transaksi yang dicatat padahal sebenarnya tidak ada dapat
dikurangi secara drastis. Pengendalian yang memadai akan mencegah pencatatan akuisisi yang
sebenarnya tidak ada secara tidak sengaja, terutama pencatatan akuisisi ganda. Pengendalian yang
memadai juga dapat mencegah klien untuk mencantumkan beban bisnis atau transaksi aset yang
curang atau yang terutama memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lainnya dan
bukan entitas yang sedang diaudit. Dalam beberapa contoh, transaksi yang tidak tepat dapat saja
terjadi, seperti akuisisi item pribadi yang tidak diotorisasi oleh karyawan. Dalam contoh lainnya,
ketepatan transaksi jauh lebih sulit dievaluasi, seperti pembayaran
iuran keanggotaan para pejabat di country club atau biaya liburan keluar negeri yang
ditanggung perusahaan bagi manajemen dan keluarganya. Jika pengendalian terhadap
transaksi yang tidak tepat atau transaksi yang sebenarnya tidak ada tidak memadai,
akan diperlukan pemeriksaan yang lebih ekstensif atas dokumen pendukung.

2. Akuisisi yang Ada Telah Dicatat (Kelengkapan)


Kelalaian untuk mencatat akuisisi barang dan jasa yang diterima akan mengurangsajikan saldo
utang usaha dan mungkin menghasilkan lebih saji laba bersih seta ekuitas pemilik. Karena itu,
auditor mempertimbangkan tujuan ini sebagai tujuan yang penting untuk akuisisi. Dalam beberapa
audit mungkin suit untuk melakukan pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah
transaksi yang ada belum dicatat, sehingga auditor harus mengandalkan pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan ini. Selain itu, karena audit atas utang usaha
biasanya memerlukan waktu yang lama, pengendalian internal yang efektif, diuji dengan tepat,
dapat banyak mengurangi biaya audit.

3. Akuisisi Telah Dicatat secara Akurat (Keakuratan)


Luas pengujian atas rincian saldo terhadap banyak akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi
auditor atas keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat.
Sebagai contoh, jika auditor merasa yakin bahwa transaksi aset tetap telah dicatat dengan benar
dalam jurnal akuisisi, maka dapat diterima untuk memvouching lebih sedikit akuisisi period
berjalan selama pengujian atas rincian saldo ketimbang jika pengendaliannya tidak memadai. Jika
klien menggunakan catatan persediaan perpetual, pengujian atas rincian saldo persediaan juga
dapat dikurangi secara signifikan apabila auditor yakin bahwa catatan perpetual memang akurat.
Pengendalian terhadap akuisisi yang dicantumkan dalam catatan perpetual biasanya diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akuisisi.

4. Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)


Pengujian atas rincian saldo setiap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa
pengendalian internal sudah memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut
klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi. Meskipun semua akun terpengaruh hingga beberapa
tingkatan ole pengendalian yang efektif terhadap klasifikasi, dua bidang yang paling terpengaruh
adalah akuisisi periode berjalan atas aset tetap dan semua akun beban, seperti reparasi dan
pemeliharaan, utilitas, serta iklan. Relatif menghabiskan banyak waktu bagi auditor untuk
mendokumentasikan pengujian atas akuisisi aktiva tetap pad a periode berjalan dan akun beban
demi tujuan keakuratan dan klasifikasi. Karena itu, waktu yang dapat dihemat sangatlah
besar jika pengendaliannya efektif.

Tri Giwati Oktalisa N. / 232020054

Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk


Pengeluaran Kas

Kita mengasumsikan untuk pengendalian dan prosedur audit tersebut bahwa ada pengeluaran kas
dan jurnal akuisisi yang terpisah. Metodologi dan proses mengembangkan prosedur audit untuk
akuisisi juga berlaku untuk pengeluaran kas. Biasanya auditor melaksanakan pengujian akuisisi
dan pengeluaran kas pada saat yang bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari
jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya diperiksa
pada saat yang bersamaan seperti cek yang dibatalkan yang terkait. Jadi, verifikasi dapat dilakukan
secara efisien tanpa mengurangi keefektifan pengujian.

Sampling Atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Karena pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penting bagi akuisisi dan
pengeluaran kas, penggunaan sampling atribut merupakan hal yang sudah umum. Pendekatannya
serupa dengan yang digunakan pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi penjualan yang dibahas dalam beberapa bab sebelumnya.

Terdapat tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan siklus
lainnya.

1. Seperti dibahas pada awal bab, terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini,
termasuk akun laporan laba rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi,
yang beberapa mungkin akan mempengaruhi laba. Contohnya adalah misklasifikasi antara beban
reparasi dan pemeliharaan serta aset tetap. Akibatnya, auditor sering mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi, terutama untuk atribut klasifikasi.
2. Sudah lebih umum bagi transaksi dalam siklus ini untuk menuntut pertimbangan yang
signifikan, seperti biaya lease dan konstruksi. Pertimbangan tersebut mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan salah saji. Akibatnya, auditor sering kali mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut keakuratan.

3. Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luas. Akibatnya, auditor
sering kali memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak biasa serta mengujinya atas dasar
100 persen.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO UTANG


USAHA

TUJUAN 18-4 Menguraikan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
untuk utang usaha dengan menggunakan model risiko audit.

Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir melalui utang
usaha, akun ini penting bagi setiap audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha adalah
kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis yang
biasa. Utang usaha mencakup kewajiban akuisisi bahan baku, peralatan, utilitas, reparasi, serta
banyak jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun. Sebagian besar utang
usaha juga dapat diidentifikasi oleh keberadaan faktur vendor menyangkut kewajiban.

Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban akan
dianggap sebagai utang usaha hanya jika total jumlah kewajiban itu diketahui dan terutang pada
tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat sebagai
wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.

Gambar 18-3 mengikhtisarkan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang
usaha. Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi terkait menunjukkan
bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan,
auditor mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena
utang usaha cenderung material bagi sebagian besar perusahaan, auditor hampir selalu
melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)


Fokus terkini yang diberikan oleh banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata
rantai suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam perancangan sistem yang digunakan
untuk mengawali serta mencatat aktivitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan
proses pembelian barang dan jasa, termasuk penekanan yang lebih besar pada pembelian
persediaan just-in-time, pembagian informasi yang meningkat dengan pemasok, dan penggunaan
teknologi serta e-commerce untuk melakukan transaksi bisnis, telah mengubah semua aspek siklus
akuisisi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan d an sistem tersebut dapat menjadi
kompleks.

Risiko bisnis klien yang signifikan dapat saja berasal dari perubahan tersebut. Sebagai contoh,
pemasok mungkin memiliki akses yang lebih besar ke catatan utang usaha, yang
memungkinkannya untuk terus memonitor status saldo utang dan untuk melaksanakan rekonsiliasi
transaksi yang terinci. Akses oleh pihak eksternal, seperti pemasok, ke catatan akuntansi
meningkatkan kemungkinan terjadinya salah saji jika akses tersebut tidak dikendalikan secara
layak. Selain itu, semakin berfokus pada perbaikan logistik persediaan yang bergerak secara fisik
sepanjang mata rantai distribusi perusahaan juga dapat menambah kesulitan dalam menetapkan
pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada akhir tahun. Auditor harus memahami sif at
perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian
manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.

Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko lnheren (Tahap I)

Seperti piutang usaha, sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha. Saldonya sering
kali berjumlah besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relatif mahal untuk
mengaudit akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor umumnya menetapkan materialitas
kinerja yang relatif tinggi untuk utang usaha. Untuk alasan yang sama, auditor sering kali menilai
risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Mereka terutama peduli dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi menimbulkan kurang saji
saldo akun.

Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian Pengendalian


dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap I dan 11)

Seperti ditunjukkan pada Gambar 18-3, setelah menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren
untuk utang usaha, auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap
pengendalian internal. Pengujian substantif auditor akhirnya bergantung pada keefektifan relatif
pengendalian internal yang berhubungan dengan utang usaha. Karena itu, auditor harus memiliki
pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana pengendalian tersebut berhubungan dengan
utang usaha.

Pengaruh pengendalian internal klien terhadap pengujian utang usaha dapat diilustrasikan dengan
dua contoh:
1. Asumsikan bahwa klien memiliki pengendalian internal yang sangat efektif terhadap pencatatan
dan pembayaran akuisisi. Penerimaan barang didokumentasikan secara tepat waktu dengan
laporan penerimaan yang telah dipranomori; sementara voucher yang dipranomori disiapkan
secara tepat waktu dan efisien serta dicatat dalam file transaksi akuisisi dan file induk utang usaha.
Pengeluaran kas dilakukan secara tepat waktu ketika jatuh tempo dan segera dicatat dalam file
transaksi pengeluaran kas serta file induk utang usaha. Saldo setiap utang usaha dalam file induk
direkonsiliasi setiap bulan dengan laporan vendor, dan secara otomatis komputer akan
merekonsiliasi total file induk dengan buku besar umum. Dalam situasi tersebut, verifikasi utang
usaha akan memerlukan sedikit upaya audit setelah auditor menyimpulkan bahwa pengendalian
internal beroperasi secara efektif.

2. Asumsikan bahwa laporan penerimaan tidak digunakan, klien menunda pencatatan akuisisi
hingga pengeluaran kas dilakukan, dan karena lemahnya posisi kas, tagihan sering kali dibayar
beberapa bulan setelah tanggal jatuh temponya. Ketika auditor menghadapi situasi semacam itu,
kemungkinan besar akan ada kurang saji utang usaha; karena itu, diperlukan pengujian atas rincian
saldo utang usaha yang ekstensif untuk menentukan apakah utang usaha telah dinyatakan dengan
benar pada tanggal neraca.

Kita telah membahas pengendalian terhadap utang usaha dan pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi yang paling penting sebelumnya dalam bah ini. Selain
pengendalian tersebut, setiap bulan orang yang independen atau program komputer juga akan
merekonsiliasi laporan vendor dengan kewajiban yang tercatat dan file induk utang usaha dengan
buku besar umum. Setelah menilai risiko pengend alian, auditor merancang dan melaksanakan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

TUJUAN 18-5 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap Ill)


Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran
seperti pada setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkapkan salah saji utang usaha. Tabel
18-4 mengilustrasikan prosedur analitis untuk akun-akun neraca serta laporan laba rugi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran, yang berguna untuk mengungkapkan bidang di mana penyelidikan
tambahan memang diperlukan.

Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk
mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban. Karena akuntansi double-entry, salah saji
akun beban biasanya juga menimbulkan salah saji yang sama pada utang usaha. Karena itu,
membandingkan beban saat ini seperti sewa, utilitas, dan tagihan lainnya yang terjadwal secara
teratur dengan tahun sebelumnya, merupakan prosedur yang efektif untuk menganalisis utang
usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan relatif stabil.

Tirta Agung Kurniawan / 232020057

TUJUAN 18-6. Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk utang
usaha, termasuk pengujian kewajiban setelah periode.

Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah menentukan apakah saldo utang usaha
telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak. Tujuh dari delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo yang dapat diterapkan pada utang usaha: eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban.

Terdapat perbedaan pada penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban dan aset. Saat
memverifikasi aset, auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan
kemungkinan aset mengalami kurang saji akan tetapi harus lebih memperhatikan lebih saji.
Pendekatan yang berlawanan ini diambil ketika memverifikasi saldo kewajiban; serta fokus
utamanya adalah pada kewajiban yang kurang saji atau dihilangkan.

Perbedaan penekanan ketika mengaudit aset dan kewajiban dihasilkan secara langsung dari
kewajiban hukum akuntan publik. Jika investor ekuitas, kreditor, dan pemakai lainnya menentukan
setelah diterbitkannya laporan keuangan yang diaudit bahwa ekuitas pemilik dilebih sajikan secara
material, tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik mungkin akan terjadi. Karena lebih saji
ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aset atau kurang saji kewajiban, merupakan hal
yang alami bagi akuntan publik untuk menekankan kedua jenis salah saji tersebut. Auditor tidak
boleh mengabaikan kemungkinan bahwa aset akan mengalami kurang saji dan kewajiban
mengalami lebih saji, dan harus merancang pengujian demi mendeteksi kurang saji laba serta
ekuitas pemilik yang material, termasuk yang berasal dari lebih saji utang usaha yang material.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk memverifikasi piutang usaha, juga dapat
diterapkan pada kewajiban dengan 3 modifikasi kecil:
1. tujuannya realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban nilai realisasinya hanya dapat
diterapkan pada aset
2. Aspek hak dalam tujuan hak clan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Untuk
aset, auditor memperhatikan hak klien atas penggunaan clan pelepasan aset itu. Untuk
kewajiban, auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban. Jika klien
tidak memiliki kewajiban untuk membayar suatu kewajiban, hal tersebut tidak boleh
dianggap sebagai kewajiban.
3. untuk kewajiban penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih sajinnya

Prosedur audit aktual yang digunakan auditor sangat bervariasi tergantung pada sifat entitas,
materialitas utang usaha, sifat dan efektivitas pengendalian internal, serta risiko inheren. Yang
menyebabkan auditor harus tahu perbedaan penekanan diantara audit atas kewajiban dan audit atas
aktiva.
Tabel 18-5 menyajikan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan prosedur pengujian
atas rincian saldo yang umum untuk utang usaha

Pengujian Kewajiban Setelah Periode

Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode
(out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Dikarenakan
pengujian ini bertujuan untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat ,hal ini sangat
tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial.

Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya

Auditor memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna
menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang
untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk
memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan
Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu
Setelah Akhir Tahun

Prosedur ini berbeda dikarenakan dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir
audit,bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.

Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur


Vendor Terkait

Seluruh barang dagang yang diterima sebelum akhir periode akuntansi ini,yang ditunjukan oleh
pembuat laporan penerimaan barang harus dimasukan sebagai utang usaha. Dengan cara
menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan hingga akhir tahun ke faktur vendor serta
memastikan bahwa laporan tersebut apakah telah dimasukan dalam utang usaha, auditor menguji
kewajiban yang belum tercatat.

Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo
Utang Usaha

Jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki
saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah
dicantumkan sebagai utang usaha.

Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis

Meskipun penggunaan konfirmasi utang usaha kurang umum daripada untuk piutang usaha,
auditor terkadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari daftar utang usaha,
transaksi yang dihilangkan, serta saldo akun yang salah saji. Pengiriman konfirmasi kepada vendor
yang aktif yang saldonya belum dicantumkan dalam daftar utang usaha adalah cara yang
bermanfaat dalam mencari tahu jumlah yang dihilangkan. Jenis konfirmasi ini dapat disebut juga
konfirmasi saldo nol

Pengujian Pisah Batas ( cutoff tests)

utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan
setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban
setelah periode yang baru saja di bahas semuanya merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi,
tetapi menekankan pada kurang saji. Tiga prosedur yang pertama juga dapat diterapkan untuk
memeriksa dokumentasi pendukung sebagai pengujian atas lebih saji utang usaha.

Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan

Pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan. jika klien hitung fisik
sebelum hari terakhir tahun berjalan, auditor masih harus melakukan pisah batas utang usaha pada
saat perhitungan fisik . Selain itu juga memverifikasi apakah akuisisi antara perhitungan fisik dan
akhir tahun telah ditambahkan ke persediaan fisik dan utang usaha

Persediaan dalam Perjalanan

auditor harus dapat membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas
dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan
diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang hams
dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar
FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha terkait pada periode berjalan
jika pengiriman dilakukan pada atau sebelum tanggal neraca.

TUJUAN 18-7 Membedakan reliabilitas faktur vendor, laporan vendor, dan konfirmasi
utang usaha sebagai bukti audit.

Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor


Laporan vendor lebih baik dalam memverifikasi utang usaha dikarenakan mencantumkan saldo
akhir. Auditor bisa membandingkan faktur vendor yang ada dengan milik klien dan masih belum
dapat mengungkapkan yang hilang. Faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi
dikarenakan auditor memverifikasi tiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisinya.

Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi


Laporan vendor disiapkan oleh vendor tetapi berada di tangan klien saat auditor memeriksanya.
Konfirmasi utang usaha melibatkan permintaan informasi mengenai wesel bayar dan penerimaan
utang serta persediaan konsinyasi yang dimiliki oleh vendor. Jika klien memiliki pengendalian
internal yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai