Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

1.Konsep Dasar Siklus Pendapatan

• Pengertian Siklus Pendapatan


Siklus Pendapatan adalah suatu perusahaan
terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
penerimaan pendapatan dalam bentuk kas
Perusahaan yang berbeda mempunyai sumber
pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh
dalam bentuk hasil penjualan barang atau produk
dokter pengacara dan notaris memperoleh
pendapatan berupa uang jasa: bioskop dan gedung
pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam
bentuk hasil penjualan karcis tempat duduk;
sedangkan pendapat bank dan lembaga keuangan
adalah berupa bunga deviden.
Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas


bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait
yang terus berulang dengan menyediakan barang
dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas
sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan
tersebut (Romney dan Steinbart, 2003:5)

Kegiatan bisnis dalam siklus pendapatan


meliputi menerima pesanan pelanggan, mengirim
pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda
terima tunai, menyesuaikan akun pelanggan.
Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem
akuntansi seperti sistem penjualan tunai, sistem
penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem
penghapusan piutang. Tiga Fungsi dasar SIA
dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan
Steinbart, 2003:7)
1.Mendapatkan dan memproses data mengenai
berbagai aktivitas bisnis.
2.Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk
mendukung pengambilan keputusan.
3.Memberikan pengawasan untuk memastikan
kehandalan data serta menjaga sumber daya
organisasi.

Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat


aktivitas bisnis yang dilakukan dalam siklus
pendapatan, yaitu (Romney dan Steinbart, 2003:7):
1.Entri Pesanan Penjualan

a. Mengambil pesanan dari pelanggan


b.Persetujuan kredit
c. Memeriksa ketersediaan persediaan

2.Pengiriman

3.Penagihan dan Piutang Usaha

4.Penagihan Kas
Siklus pendapatan memiliki beberapa fungsi yang
terkait, antara lain (Mulyadi. 2001:462):
 Fungsi Penjualan
 Fungsi Kredit
 Fungsi Gudang
 Fungsi Pengiriman
 Fungsi Penagihan
 Fungsi Akuntansi

Dokumen yang digunakan dalam Siklus


Pendapatan, antara lain:
1. Surat Order Pengiriman, dengan tembusan:
A. Surat Order Pengiriman
B. Tembusan Kredit (credit copy)
C. Surat Pengakuan (acknowledgementcopy
D. Surat Must (bill of lading)
E. Slip Pembungkus
F. Tembusan Gudang
G. Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order
follow-up copy)
H. Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)
2. Faktur Penjualan, dengan tembusan:
A. Faktur Penjualan
B. Tembusan Piutang
C. Tembusan Jurnal Penjualan
D. Tembusan Analisis
E: Tembusan Wiraniaga

3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

4 Buku Memorial.

• Tujuan Siklus Akuntansi Pendapatan

Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah


menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti
kompeten yang cukup tentang aperi-asersi laporan
keuangan yang signifikan yang. Berhubungan
dengan transaksi – transaksi dan saldo saldo yang
dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Untuk
mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor
menerapkan berbagai sisi perencanaan audit dan
metodologi pengajian audit.

• Pengujian Sebelum Tanggal Neraca

04 Sebelum menerapkan pengujian


substantif utama atas rincian akun aktiva atau
kewajiban pada tanggal interim, auditor
harus menentukan kesulitan dalam
pengendalian atas kenaikan risiko audit.
Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas
pertimbangan yang mempengaruhi
pengukuran tersebut. Di samping itu, auditor
harus mempertimbangkan biaya pengujian
substantif yang diperlukan untuk sisa periode
sedemikian rupa sehingga memberikan
tingkat keyakinan memadai atas audit pada
tanggal neraca Penerapan pengajian
substantif utama atas rincian akan aktiva atau
kewajiban pada tanggal interim mungkin
tidak cost-effective jika pengujian substantif
untuk mengungkapkan sisa periode tulak
dapat dibatasi karena tingkat risiko
pengendalian yang ditentukan. (sumber S4
seksi 313)

• Sasaran Audit siklus pendapatan

1.Mendapatkan pemahaman dan menetapkan


risiko pengendalian

Tanggungjawab auditor dan metodologi


untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan
kedua atas transaksi penerimaan kas
Kebanyakan prosedur pengendalian dalam
pengolahan penerimaan kas dilakukan secara
manual dibandingkan dengan prosedur
pengendalian yang dilakukan melalui
komputer. Auditor biasanya menggunakan
prosedur pengajuan pertanyaan, observasi, dan
inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti
bahwa prosedur-prosedur pengendalian
manual telah berfungsi secara efektif.

Auditor melakukan pengujian pengendalian


untuk memperoleh bukti tentang efektivitas
rancangan dan pengoperasian sistem
pengendalian intern perusahaan. Risiko
bawaan yang melekat pada transaksi
penerimaan kas cukup tingi karena adanya
kemungkinan karyawan melakukan
kecurangan melalui penggelapan penerimaan
kas, apabila prosedur analitis menunjukkan
kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu
kemungkinan penyebab sang bisa menjelaskan
hal tersebut adalah penggelapan kas.
Sehubungan dengan risiko bawaan berupa
penggelapan kas, dan dampak dari transaksi
penerimaan kas terhadap piutang, auditor
seringkali melakukan pengujian pengendalian
terhadap penerimaan kas
Apabila auditor merencanakan untuk
menetapkan risiko pengendalian pada tingkat
rendah, auditor harus memperluas pengujian
efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen
dan melakukan pengerjaan ulang atsa
pengendalian-pengendalian manual. Sebagai
contoh, auditor perlu meningkatkan lingkup
inspeksi dokumen yang menunjukkan bahwa
penerimaan kas cocol dengan pengantar
pembayaran dan melakukan ulang
pengendalian manual tersebut.

2.Pengujian substantif atas piutang usaha

Piutang mencakup semua tagihan kepada


para pelanggan, karyawan, dan perusahaan
yang timbul dari penjualan secara kredit,
transaksi wesel. Pemberian pinjaman, dan
afiliasi bunga yang masih akan diterima.
Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan
pada piutang bruto kepada para pelanggan
yang timbul dari transaksi penjualan secara
kredit dan rekening kontra yang bersangkutan
yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk
merancang pengujian substantif atas rekening
rekening ini, auditor pertama-tama harus
menetapkan tingkat risiko pengujian detail
yang bisa diterima.

3.Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian


detail

Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-


asersi piutang usaha tergantung pada
penetapan risiko pengendalian untuk
kelompok transaksi tersebut yang berkaitan
dengan siklus pendapatan seperti (penjualan
kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian
penjualan) yang berpengaruh pada transaksi
piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk
asersi kelompok transaksi berpengaruh
terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang
sama untuk rekening yang sama untuk
rekening yang dipengaruhi oleh transaksi
dengan satu perkecualian berikut penetapan
risiko pengendalian untuk asersi keberadaan
atau keterjadiaan dan asersi kelengkapan
untuk Satu kelompok transaksi yang
menyebabkan berkurangnya saldo rekening
berpengaruh terhadap penetapan untuk asersi-
asersi rekening lawannya.

• Penyusunan Program Audit, Dalam Siklus


Pendapatan

Langkah berikutnya adalah menyelesaikan


program audit untuk mencapai tujuan khusus
audit bagi setiap kategori aseri saldo rekening.

• Prosedur-prosedur Awal

Dalam prosedur awal, auditor diharuskan


untuk mendapatkan pemahaman bisnis dan
industri klien serta perlu dipahami mengenai
kebijakan pengakuan pendapatan, serta
pemicu- pemicu ekonomi pada perusahaan
yang mendorong terjadinya pendapatan dan
laba kotor. Auditor juga harus memahami
standar termin perdaganagan, pengalaman
klien dalam pengumpulan piutang, aspek
musiman pada bidang usaha yang
bersangkutan, dan luasnya konsentrasi bisnis
dengan pelanggan tertentu.

Salah satu prosedur awal yang penting dalam


memeriksa piutang usaha dan rekening
cadangan kerugian piutang yang bersangkutan
adalah melakukan penelusuran saldo awal
tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir
per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika
tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas
selama periode direview dengan memusatkan
perhatian pada pendebetan atau pengkreditan
yang besar jumlahnya atau tidak biasa, yang
membutuhkan penyelidikan khusus (heup. Al
Haryono 2002)
Prosedur-prosedur yang berguna untuk
menguji apakah semua penerimaan tunai
dicatat telah disimpan di dalam rekening bank
adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam
tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat
didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk
periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan
dicocokkan dengan simpanan di bank pada
periode yang sama. (Arens 2007)

Prosedur audit untuk pengujian pengendalian


dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dan dikembangkan dengan
kerangka kerja yang sama seperti yang
digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan
khususnya diterapkan bagi penerimaan kas
(Arens 2006)

• Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan
prosedur ini adalah untuk memperkirakan
besarnya saldo piutang usaha, perbandingan
antara piutang dengan penjualan, dan laba
kotor perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan
pada akhir penyelesaian penugasan untuk
mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang
dievaluasi dalam penguji detail konsisten
dengan gambaran menyeluruh yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.

(Jusup Al Haryono 2002)

• Pengujian detail transaksi

Pengujian pengujian detail tertentu bisa


dilaksanakan pada periode interim yang
dilakukan sambil auditor melakukan pengujian
bertajuan ganda. (Jusup Al Haryono 2002)
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi
oleh pengujian substantif atas transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan adalah saldo
piutan usaha kas, beban pintang tak tertagih,
dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak
memuaskan. Auditor harus melakukan
pengujian substantif tambahan atas penjualan,
retur dan pengurangan penjualan,
penghapusan piutang tak tertagih, dan
pemrosesan penerimaan kas

Pada tahap penyelesaian pengujian


pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi, auditor harus menganalisis setiap
pengecualian, baik dalam audit perusahaan
publik maupun nonpublik, untuk menentukan
penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko deteksi yang
didukung dan pengujian substantif terkait yang
tersisa.
• Pengujian detail saldo

Pengujian substantif untuk piutang usaha yang


termasuk dalam kategori ini terbagi menjadi 2
hal yaitu:
1.Konfirmasi piutang usaha dan prosedur-
prosedur tindak lanjut.
2.Prosedur-prosedur untuk menilai
kecukupan rekening-rekening cadangan
kerugian piutang. (Jasup, Al Haryono
2002).

BAB III
PENUTUP

• Kesimpulan
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi
kegiatan kegiatan yang bersangkutan dengan
transaksi transaksi penjualan penerimaan kas,
dan penyesuaian penjualan. Transaksi-
transaksi tersebut berpengaruh terhadap
sejumlah rekening signifikan dalam laporan
keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas,
piutang, usaha, persediaan, dan penjualan.
Pada kebanyakan perusahaan, siklus
pendapatan sangat vital, tetapi praktik bisnis
dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda
antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya.

Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha


merupakan langkah pertama yang penting
dalam mengembangkan strategi audit.
Banyaknya aktivitas dalam audit
mengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang
tinggi untuk berbagai asersi signifikan laporan
keuangan seperti misalnya sersi keberadaan
atau keterjadiaan piutang usaha. Oleh karena
itu, banyak perusahaan berusaha untuk
memiliki sistem pengendalian intern yang kuat
di bidang ini mencegah atau mendeteksi salah
saji. (Jesup, Al Haryono 2002)

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Sudarmadji, Linda Christiani. 2012. “ Jurnal


Timiah Mahasiswa Akuntansi. “
Peranan Ponggunaan Informasi tharsansi
Pada Kimerju Unur Bionis Dalam Berbuat
Teglarin Kompena Pasar Linda 114): 44-55.

Elder, Randal Beasley, Mark S. Dan Arens,


Alvin A. (2006). “Auditing and jasa
Assurance pendekatan terintegrasi 12 edition
Jakarta Jusup, Al Haryono (2002) Auditing
(Pengauditan). Buku II Cetakan Pertama.
Yogyakarta STIE YKPN.

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S.


Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi: Pendekatan Terpadu. PT. Indeks:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai