Anda di halaman 1dari 11

AUDIT PENDAPATAN

Konsep Dasar Siklus Pendapatan

Pengertian Siklus Pendapatan

Siklus Pendapatan adalah sutu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang


berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yanng
berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda
mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil
penjualan barang atau produk dokter pengacara dan notaris memperoleh pendapatan
berupauang jasa bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk
hasil penjualan karcis tempat duduk sedangkan pendapatkan bank dan lembaga keuangan
adalah berupa bunga deviden Jusup, Al Haryono (2002).

Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggandan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut (Romney
danSteinbart, 2003:5)

Kegiatan bisnis dalam siklus pendapatan meliputi menerima pesanan


pelanggan,mengirim pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai,
menyesuaikan akun pelanggan. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti
sistem penjualan tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem
penghapusan piutang.
Tiga fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan Steinbart, 2003:7):
1. Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis.
2. Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan.
3. Memberikan pengawasan untuk memastikan kehandalan data serta menjaga
sumberdaya organisasi
Gambar Rekening- rekening dalam siklus pendapatan Tujuan Audit
Siklus Pendapatan

transaksi pendapatan Debet Kredit

Penjualan kredit Piutang usaha Penjualan


Harga pokok penjualan persediaan
Penerimaan kas Kas Piutang usaha
Potongan penjualan
Retur penjualan dan Retur penjualan dan Piutang usaha
potongan lain potongan lain
Pencadangan kerugian Kerugian piutang Cadangan kerugian
piutang piutang

Penghapusan piutang Cadangan kerugian Piutang usaha


piutang

Tujuan audit atas siklus pendapatan


Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti
kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang signifikan yang
berhubungan dengan transaksi- transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi oleh siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi
perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .

Pengujian sebelum tanggal neraca


04 Sebelum menerapkan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban
pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian atas kenaikan
risiko audit. Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas pertimbangan yang mempengaruhi
pengukuran tersebut. Di samping itu, auditor harus mempertimbangkan biaya pengujian
substantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehinggamemberikan tingkat
keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca. Penerapan pengujian substantif utama atas
rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim mungkin tidak cost-effective jika
pengujian substantif untuk mengungkapkan sisa periodetidak dapat dibatasi karena tingkat
risiko pengendalian yang ditentukan. (sumber SA seksi313)

Sasaran Audit siklus pendapatan


● Keberadaan atau Keterjadian (yang di catatan dan di laporan bukan sesuatu yang fiktif)
● Kelengkapan (yang ada/terjadi dicatat dan dilaporkan semua)
● Kepemilikan dan Kewajiban (kekayaan dan hutang yang ada dan yang tercatat
merupakan milik atau kewajiban entitas)
● Penilaian dan Pengalokasian (metode penilaian dan alokasi sesuai dengan PABU)
● Penyajian dan Pengungkapan (klasifikasi dan pengungkapan sesuai dengan PABU)

Pengembangan Strategi Audit berdasar pemahaman bisnis & industry


● Ekspektasi total pendapatan berdasar kapasitas, pasar, dan klien
● Ekspektasi margin kotor berdasar pangsa pasar dan keunggulan bersaing
● Ekspekstasi piutang neto berdasar rata rata periode penagihan klien dan industry
● Ekspektasi biaya terkait seperti:
⮚ Harga pokok penjualan
⮚ Biaya penjualan

Materialitas
● Frekuensi transaksi pendapatan tinggi
● Jumlah pendapatan besar
● Piutang Usaha
● Penerimaan kas dari piutang
● Jumlahnya relatif material, sehingga pendapatan sering dijadikan sebagai dasar
untukmenentukan jumlah yang material.

Alokasi materialitas pada piutang


● Risiko salah saji tinggi
● Biaya prosedur audit tinggi (konfirmasi)
● Menyebabkan tolerable misstatementnya relatif rendah

Strategi audit mempertimbangkan:


a. Risiko bawaan
● Tekanan untuk melebihsajikan pendapatan
● Tekanan untuk melebihsajikan kas dan piutang usaha
● Tekanan untuk mengurang sajikan kerugian piutang

Faktor lain yang berpengaruh atas salah saji pada asersi siklus pendapatan:
● Volume transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan tinggi
● Waktu dan jumlah piutang yang harus diakui sering membingungkan
● Anjak piutang (factoring) dan penggadain piutang (cessie) sering salah klasifikasi
● Piutang lancar dan tidak lancar sulit ditaksir kolektibilitasnya
● Transaksi penerimaan kas mudah disalahgunakan
● Transaksi penyesuaian penjualan dapat dipakai untuk menyembunyikan penggelapan

b. Risiko prosedur Analitis


● Bagian dari risiko deteksi
● Efektivitas tergantung pada pengetahuan auditor atas bisnis dan industry
● Juga efektif untuk mengidentifikasi issues dalam memberikan pelayanan value-
added

Langkah-langkah prosedur analitik


● Memahami total pendapatan dengan menggunakan informasi kapasitas & pasar klien
● Pendapatan per jam karyawan pabrik
● Pendapatan per mesin
● Pendapatan per meter persegi
● Pendapatan dibandingkan dg tingkat hunian
● Pendapatan per mahasiswa
● Peka terhadap trend penjualan produk klien
● Memahami pangsa pasar klien
● Menilai perputaran piutang usaha atau hari rata-rata pengumpulan piutang usaha

Prosedur Analitik lain:


● Perputaran Penjualan -> Sales/TA
● Trend gross margin dengan trend market share
● Estimasi AR berdasar volume penjualan, harga, dan periode koleksi masa lalu
● Pembandingan AR dengan anggarannya
● Biaya kerugian piutang dengan penjualan kredit neto
● Biaya kerugian piutang dg piutang yang dihapus
Prosedur Analitik yang biasa digunakan dalam audit siklus pendapatan:
● Sales to capacity
● Market share
● Sales to total assets
● AR Growth to Sales Growth
● AR Turn Days
● Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales
● Un collectable Account Expense to AR write-off
● New product revenues to Total Revenues

Pertimbangan komponen komponen Pengendalian Internal


a. Lingkungan Pengendalian
● Uncollectable Account Expense to Net Credit Sales
● Un collectable Account Expense to AR write-off
● New product revenues to Total Revenues
● Kebijakan dan praktik SDM
● Uang jaminan karyawan
● Penilaian atas kejujuran dan integritas calon karyawan

b. Penilaian Risiko
● cepat terhadap akuntansi dan pelaporan
● Perubahan personalia Sumber baru pendapatan
● Standar akuntansi baru
● Pengaruh pertumbuhan

c. Sistem Akuntansi
● Bagaimana penjualan dimulai
● Bagaimana barang dan jasa dikirim
● Bagaimana piutang dicatat
● Bagaimana kas diterima
● Bagaimana penyesuaian penjualan dilakukan

d. Monitoring
Cari informasi yang terkait, kalau ada:
1. Kesalahan penagihan
2. Ketidak sepakatan kebijakan pengakuan pendapatan atau pengendalian internal
3. Reportable condition dari auditor sebelumnya
Dokumen yang digunakan dalam Siklus Pendapatan, antara lain:
1. Surat Order Pengiriman, dengan tembusan:
a. Surat Order Pengiriman
b. Tembusan Kredit (credit copy)
c. Surat Pengakuan (acknowledgementcopy)
d. Surat Muat (bill of lading)
e. Slip Pembungkus
f. Tembusan Gudang
g. Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order follow-up copy)
h. Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)

2. Faktur Penjualan, dengan tembusan:


a. Faktur Penjualan
b. Tembusan Piutang
c. Tembusan Jurnal Penjualan
d. Tembusan Analisis
e. Tembusan Wiraniaga

3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan


4. Buku Memorial.

Aktivitas-aktivitas pengendalian dalam transaksi-transaksi


1) Aktivitas Pengendalian: Penjualan Kredit
Cara penjualan : Langsung,Fax,Telepon,dan lewat pos dan EDI
Dokumen dan catatan: Customer order,Sales Order,Shipping Document.SalesInvoice,Authorized
price list,Sales transaction file,Sales journal,AR master file,Customer Master
file,Customer monthly statement
2) Aktivitas Pengendalian: Penerimaan Kas
● Penerimaan kas berasal dari: Transaksi pendapatan ,Pinjaman jangka pendek
atau jangka panjang ,Penerbitan (emisi) modal saham , Penjualan efek, investasi
jangka panjang, danaktiva lain
● Cash receipt transaction file
● Cash receipt Journal

Adapun fungsinya sebagai


● Penerimaan Kas Masuk : Penerimaan langsung (cash register)dan Via pos
(lockboxsystem)
● Penyetoran Kas Ke Bank : Secara utuh dan setiap hari
● Pencatatan Penerimaan
3) Aktivitas Pengendalian: Transaksi Penyesuaian Penjualan
● Pemberian diskon tunai
● Pemberian retur dan rabat penjualan
● Penentuan jumlah piutang tak tertagih

Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian


Tanggungjawab auditor dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan
kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan
penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian
yangdilakukan melalui komputer. Auditor biasanya menggunakan prosedur pengajuan
pertanyaan,observasi, dan inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-
prosedur pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang efektifitas
rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Risiko bawaan yang
melekat pada transaksi penerimaan kas cukup tingi karena adanya kemungkinankaryawan
melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas, apabila proseduranalitis
menunujukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu kemungkinan penyebab sang
bisa menjelaskan hal tersebut adalah penggelapan kas. Sehubungan denganrisiko bawaan
berupa penggelapan kas, dan dampak dari transaksi penerimaan kas terhadap piutang, auditor
seringkali melakukan pengujian pengendalian terhadap penerimaan kas.
Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat
rendah, auditor harus memperluas pengujian efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen dan
melakukan pengerjaan ulang atas pengendalian-pengendalian manual. Sebagai contoh,auditor
perlu meningkatkan lingkup inspeksi dokumen yang menunujukkan bahwa penerimaan kas
cocol dengan pengantar pembayaran dan melakukan ulang pengendalianmanual tersebut.

Pengujian substantif atas piutang usaha


Piutang mencakup semua tagihan kepada para pelanggan, karyawan, dan
perusahaanafiliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel , pemberian
pinjaman, dan bunga yang masih akan diterima. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan
pada piutang bruto kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit
dan rekenigkontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk merancang
pengujian susbstantif atas rekening-rekening ini, auditor pertama-tama harus menetapkan
tingkat risiko pengujian detil yang bisa diterima.

Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil


Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi piutang usaha tergantung pada
penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan dengan siklus
pendapatan seperti (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan)yang
berpengaruh pada transaksi piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk asersi
kelompoktransaski berpengaruh terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang sama untuk
rekening yangsama untuk rekening yang dipengaruhi oleh transaksi dengan satu perkecualian
berikut: penetapan risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadiaan dan
asersikelengkapan untuk satu kelompok transaksi yang menyebabkan berkurangnya
saldorekening berpengaruh terhadap penetapan untuk asersi- asersi rekening lawannya.

Perancangann program audit, dalam siklus pendapatan


Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit
bagi setiap kategori aseri saldo rekening.

a. Prosedur- prosedur Awal


Dalam prosedur awal,auditor diharuskan untuk mendapatkan pemahaman bisnis dan
industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-
pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor .
auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien dalam
pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan
luasnyakonsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.Salah satu prosedur awal yang penting
dalam memeriksa piutang usaha dan rekeningcadangan kerugian piutang yang bersangkutan
adalah melakukan penelusuran saldo awaltahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit
dalam kertas kerja tahun lalu (jikatahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode
direview dengan memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar
jumlahnya atau tidak biasa, yangmembutuhkan penyelidikan khusus. (Jusup,Al Haryono 2002)
Prosedur-prosedur yang berguna untuk menguji apakah semua penerimaan tunaidicatat
telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalamtes ini,
total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk periode
tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank pada periode
yang sama.(Arens 2007)
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang
digunakanuntuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.(Arens
2006).
b. Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan
besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor
perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian penugasan untukmendapatkan
keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil konsistendengan gambaran
menyeluruh yang dilaporakan dalam laporan keuangan (Jusup,Al Haryono 2002)
c. Pengujian detil transaksi
Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang
dilakukansambil auditor melakukan pengujian bertujuan ganda. (Jusup,Al Haryono 2002).
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi
dalamsiklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak
tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak
memuaskan,auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan
kas.Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atastransaksi,
auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publikmaupun
nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian ituterhadap penilaian
risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa (Arens 2007)
d. Pengujian detil saldo
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini
terbagimenjadi 2 hal yaitu:
1. Konfirmasi piutang usaha dan prosedur-prosedur tindak lanjut
2. Prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan rekening-rekening cadangan kerugian
piutang (Jusup,Al Haryono 2002).

Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing
masing debitur(pelanggan) dengan auditor. Konfirmasi piutang usaha di bagi ataskonfirmasi
positif dan konfirmasi negative

Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur


audityang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap
bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang bermutu lebihtinggi
kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usahayang di
audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang
dalam suatu audit.
Menilai atau mengevaluasi Kecukupan cadangan Kerugian Piutang meliputi:
1. Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal
danhorisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo
buku besar.
2. Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam
daftar piutang
3. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening
rekeningyang telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan
pelanggan.
4. menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen
cadanganyang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan
sebagia keseluruhan.
5. Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman
kemudiandan manfaat dan pengalaman di masa lalu

Kesimpulan
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi kegiatan kegiatan yang
bersangkutandengan transaksi transaksi penjualan , penerimaan kas, dan penyesuaian
penjualan.Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap sejumlah rekening
signifikan dalamlaporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas, piutang, usaha,
persediaan, dan penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat
vital, tetapi praktik bisnisdan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan
yang satu dengan perusahaanlainnya.Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha
merupakan langkah pertama yang penting dalam mengembangkan strategi audit.
Banyaknya aktivitas dalam auditmengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang tinggi
untuk berbagai asersi signifikan laporankeuangan seperti misalnya sersi keberadaan
atau ketejadiaan piutang usaha. Oleh karena itu, banyak perusahaan berusaha untuk
memiliki sistem pengendalian intern yang kuat di bidangini mencegah atau mendeteksi
salah saji.(Jusup, Al Haryono 2002)

Anda mungkin juga menyukai