Anda di halaman 1dari 8

Nama

: Yudi Wicaksono Saputra

NIM

: 105020305111002

Kelas

: CG

Riset Kelompok
a.

Resiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam
suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian in tern
entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern
untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.
Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap
pengendalian intern.
Dalam PSA No 67 SA Seksi 318 tentang pemahaman atas bisnis klien menyebutkan bahwa
pengetahuan auditor dalam proses bisnis klien digunakan oleh auditor dalam menaksir risiko
bawaan dan risiko pengendalian dan dalam menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur
audit, termasuk didalamnya dalam prosedur substantive test yang akan dilakukan.
Pada dasarnya, jika resiko tersebut berada di bawah level maksimum, itu dapat mengurangi
waktu dan substantive test yang dilakukan auditor, itu berarti scope yang ditentukan juga
mengecil. Tetapi sebelum membuat keputusan untuk mengecilkan scope audit, auditor harus
memiliki keyakinan bahwa internal control klien memang efektiv. Sehingga hal tersebut
mengharuskan auditor mempunyai cukup bukti untuk menaikkan tingkat keyakinanya. Untuk
membantu auditor mengumpulkan bukti untuk memberikan keyakinan tersebut, auditor harus
melakukan pengujian pengendalian, dapat menggunakan pengujian pengendalian yang
manual, atau dapat pula menggunakan pengujian pengendalian berbantuan komputer.
Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan adalah :
a. Mengumpulkan bukti
Bukti dikumpulkan untuk keyakinan auditor, bukti dapat diperoleh dengan cara
mencocokan buku besar perusahaan dengan bukti transaksi apakah telah efektif atau
belum efektif.
b. Pengendalian internal.
Apakah pengendalian internal benar-benar telah dilakukakn sesuai dengan yang
diterapkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan 3 cara :
Audit bantuan komputer
Menelusuri data base klien
Wawancara langsung

b.

Menurut Boynton (2003) dalam Modern Auditing 2 menyebutkan bahwa:

Sifat Siklus Pendapatan


Siklus Pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.
1. Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten
yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut
saldo dan transaksi siklus pendapatan.
2. Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien untuk Mengembangkan
Strategi Audit

Materialitas
Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan
biasanya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan.
Untuk meningkatkan keefektifan dan keefisiensian auditor dalam memenuhi
tujuan audit spesifik pada siklus ini, perhatian yang cermat harus diberikan
guna mempertimbangkan risiko inhern, risiko prosedur analitis, dan risiko
pengendalian ketika menentukan strategi audit untuk setiap tujuan audit
tersebut.

Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inhern pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam
beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya
berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.

Risiko Prosedur Analitis


Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang
potensial atas laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi
masalah yang timbul ketika memberikan jasa bernilai tambah di samping
laporan audit.

3. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian dapat diperbaiki apabila pemberian otoritas dan
tanggung jawab atas semua aktivitas dalam siklus pendapatan telah
dikomunikasikan dengan jelas melalui, diantara lain, desripsi tugas tertulis.

Penilaian Risiko

Auditor terutama berkepentingan dengan bukti penilaian manajemen, dan


tanggapan atas, risiko yang muncul atas perubahan situasi seperti sumber
pendapatan baru, standar akuntansi baru untuk transaksi pendapatan, dan
dampak dari pertumbuhan yang cepat dari aktivitas siklus pendapatan atau
perubahan personil terhadap akuntansi serta pelaporan.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan
tentang bagaimana :
a. Penjualan diawali
b. Barang dan Jasa diberikan
c. Piutang dicatat
d. Kas diterima
e. Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta
dokumen penting dan catatan yang digunakan

Pemantauan
Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakan
pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan


Pada saat auditor memperoleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian
internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman,
auditor dapat mengevaluasi risiko pengendalian berdasarkan bukti tersebut.

Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit


Transaksi penjualan biasanya dicatat dengan menggunakan sistem komputer yang dapat
memproses transaksi secara beruntun atau mode pemrosesan batch. Aktivitas pengendalian
selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan dengan perubahan situasi.
Dokumen dan Catatan Umum
Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan
transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal-hal berikut :

Pesanan pelanggan

Pesanan penjualan

Dokumen pengiriman

Faktur penjualan

Daftar harga yang diotorisasi

File transaksi penjualan

Jurnal penjualan

File induk pelanggan

File induk piutang usaha

Laporan bulanan pelanggan

Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan berikut :

Memprakarsai penjualan

Pengiriman barang dan jasa

Pencatatan penjualan

Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penjualan Kredit


Informasi berikut yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas
pengendalian internal :

Fungsi-fungsi kunci

Dokumentasi jejak audit

Laporan utama yang dihasilkan oleh sistem

Program serta file komputer yang tercakup dalam sistem akuntansi

Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian


Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu, auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat :
a. Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
b. Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang
material
c. Merancang pengujian substantif
Jika auditor berencana menilai risiko pengendalian yang rendah atas sebuah asersi, maka
sangat penting bagi dia untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur pengendalian
mengenai asersi tersebut.
Aktivitas Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut :

Bukti penerimaan uang

Pendaftar

Lembar perhitungan kas

Ikhtisar kas harian

Slip deposit yang disahkan

File transaksi penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas

Fungsi-fungsi
Fungsi penerimaan kas yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit,
termasuk sebfungsi berikut :

Menerima penerimaan kas


a. Penerimaan melalui kasir
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau terminal titik
penjualan sangat diperlukan.
b. Penerimaan melalui pos
Dalam perusahaan yang memproses sendiri penerimaan melalui pos, petugas
bagian pos harus :

Segera membatasi pengesahan cek hanya untuk setoran

membuat daftar cek-cek pada berbagai salinan pradaftar.

Menyetorkan kas ke bank

Mencatat penerimaan kas

Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penerimaan Kas


Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Auditor biasanya akan menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan
inspeksi dokumen untuk mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual
merupakan fungsi yang paling efektif.
Aktivitas Pengendalian - Transaksi Penyesuaian Penjualan
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi :

Pemberian potongan tunai

Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga

Penentuan piuttang tak tertagih

Pengujian Substantif atas Piutang Usaha


Untuk merancang pengujian substantif atas akun piutang usaha, auditor pertama-tama harus
menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi
signifikan yang berkaitan.
Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedur analitis, dan risiko
pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu pada fase
perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pengujian rincian yang tepat dan tingkat pengujian
substantif terkait yang direncanakan, yang ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk
setiap asersi.
Merancang Pengujian Substantif
Prosedur Awal
Titik awal untuk memulai setiap pengujian adalah memperoleh pemahaman tetnang bisnis
dan industri klien. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan standar,
pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek musiman dari industri tersebut, dan
luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan konteks
untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.
Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha dan akun penyisihan terkait
adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit ke dalam
kertas kerja tahun sebelumnya. Selanjutnya, aktivitas periode berjalan dalam akun pengendali
buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap ayat jurnal yang
signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus.
Prosedur Analitis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas
saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor perusahaan.
Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan pendapatan yang
tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan
untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan
gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim bersama
dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda. Hal ini meliputi
pengujian yang akan dijelaskan dalam bagian selanjutnya selalu dilaksanakan sebagai bagian
dari pekerjaan akhir tahun.

Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung


Pengujian ini dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila tingkat risiko deteksi yang
berlaku yang akan dicapai adalah rendah, apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau
untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi.
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa :
a. Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi di mana transaksi
tersebut terjadi.
b. Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat
dalam periode yang sama.
Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas
Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak
bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.
Pengujian Rincian Saldo
Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha
akan dibahas dalam bagian :
a. Konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkait
Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif ini adalah sebagai
berikut :

Prosedur audit yang berlaku umum

Formulir konfirmasi
Ada dua formulir permintaan konfirmasi :

Konfirmasi positif : mengharuskan debitor untuk menjawab apakah


saldo yang ditunjukkan benar atau tidak.

Konfirmasi negatif : yang meminta debitor untuk menjawab hanya


apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.

Penentuan waktu dan luas permintaan konfirmasi

Pengendalian atas permintaan konfirmasi

Disposisi pengecualian
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian yang tidak
dapat dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan barang yang masih
dalam perjalanan dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan,

pembayaran dari pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan, itemitem yang tidak sesuai, kesalahan, dan penyimpangan.

Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab

Memeriksa penagihan berikutnya

Memvouching faktur-faktur terbuka yang berisi saldo

Mengikhtisarkan dan mengevaluasi hasil

b. Prosedur untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih


Pengujian saldo ini meliputi :

Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara


vertikal dan menjumlah secara kesamping neraca saldo umur piutang usaha
serta mencocokannya dengan saldo pada buku besar.

Pengujian penentuan unsur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori


umur dalam neraca saldo piutang.

Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah


jatuh tempo.

Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen


penyisihan yang diperlukan dalam setiap kategori umur dan kelayakan
penyisihan secara keseluruhan.

Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan


pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai