Anda di halaman 1dari 49

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


1. PENDAHULUAN
Bab ini memfokuskan pada siklus pengeluaran, khususnya transaksi pembelian dan pengeluaran
serta pengujian substantif atas hutang usaha. Bab ini dimulai dengan penjelasan tentang sifat
serta pentingnya siklus pengeluaran dan tujuan audit yang penting untuk siklus tersebut. Bab ini
kemudian akan membahas :
Penggunaan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien untuk membahas materialitas, menilai
risiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan menilai risiko prosedur analitis untuk siklus
pengeluaran.
Pemahaman aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian untuk siklus
pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada pengendalian manajemen dan
pengendalian terprogram.
Perancangan pengujian substantif rincian yang tepat untuk hutang usaha.
2. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi
dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas uatama dari siklus pengeluaran adalah :
1. Membeli barang dan jasa transaksi pembelian.
2. Melakukan pembayaran transaksi pengeluaran kas.
Bab ini terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut, pengendalian
internal yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta pengujian atas
saldo hutang usaha.
Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit
spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran
mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua
situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan
bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.
3. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK
MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko
bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang:
Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran.
Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapatmenetukan risiko pengendalian
bisnis.

Pemberian jasa bernilai tambah.


Materialitas
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan
bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi
menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi bernilai milyaran
dollar selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil. Pertimbangan
lainnya tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolok ukur pentingnya rasio
cepat (quick ratio) dan rasio lancar (current ratio) bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya
salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan.
Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh
laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus
pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan
asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi
target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang
mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas
perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan
tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah
likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.
6. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh
transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk
asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor
risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.
Perancangan Pengujian Substantif
Ingat kembali bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang
dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum
untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif yang telah dijelaskan pada bab
11 dan diilustrasikan pada bab 14, ketika membahas piutang usaha, juga dapat digunakan dalam
merancang pengujian substantif untuk hutang usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, dkk. 2003, Modern Auditing Edisi Ke-7, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/1871695-audit-sikluspengeluaran/#ixzz1JJsGSOM3

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


8 October 2013 by dex suar
4.1SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama
dari siklus pengeluaran adalah 1). Membeli barang dan jasa transaksi
pembelian. 2) melakukan pembayaran transaksi pengeluaran kas.

JURNAL
Debet

Kredit

Debet

Kredit
Persediaan barang dagangan

Hutang Usaha

Kas
Persediaan

bahan

baku

Diskon pembelian
Pembelian
pembelian

Retur

Biaya dibayar dimuka

Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya

Pembelian

Pembayaran Kas

4.2TUJUAN AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi
dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersiasersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus
pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuantujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua
situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut,
auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.
Gambar 4.1 Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Pengeluaran

Kategori
Asersi

Eksistensi

Kelompok
Transaksi
Atau
Saldo

Transaksi

atau
Kejadian
Saldo

Tujuan Audit Spesifik

Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif


yang diterima selama periode berjalan (EO1).
Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan
selama periode berjalan kepada pemasok dan kreditor
(E02).
Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah
hutang perusahaan per tanggal neraca (E03).

Kelengkapan

Transaksi

Saldo

Hak dan

Transaksi

Kewajiban

Semua pembelian (Cl) dan pengeluaran kas (C2) yang


dilakukan selama periode beijalan telah dicatat.

Hutang usaha meliputi semua jumlah yang temtang


kepada pemasok barang dan jasa per tanggal neraca
(C3).

Perusahaan bertanggung jawab atas hutang


berasal dan pencatatan transaksi pembelian (Ri).

yang

Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per


tanggal neraca (R2).
Saldo

Penilaian
atau Alokasi

Transaksi

Semua transaksi pembelian (VAI) dan pengeluaran kas


(VA2) telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar

(VA3). Saldo beban yang berkaitan telah sesuai dengan


GAAP (VA4).
Saldo

Penyajian

Transaksi

dan
Pengungkap

Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2)


mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan
termasuk kiasifikasi dan pengungkapannya yang
berkaitan.

an
Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah
diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar dalam
laporan keuangan.
Saldo

Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat


berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan
penjaminan serta hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (PD5).

4.3 PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT


Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Akan Membantu Auditor
Dalam Memahami Risiko Bisnis Klien
Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam
memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu
auditor dalam membuat pertimbangan tentang :
1.

Materialitas
Materialitassiklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus
pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah
saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan,
properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara
individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi

ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi
siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material
dalam laporan keuangan.
2.

Risiko inheren
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk
asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktorfaktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan
keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik
dalam siklus pengeluaran.

3.

Resiko Prosedur Analitis


Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akunakun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur
analitis merupakan resiko deteksi bahwa prosedur tersebut akan gagal dalam
mendeteksi kekeliruan dan kesalahan pengujian.

Gambar 4-2 Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit


atas Siklus Pengeluaran

Rasio

Rumus

Signifikansi Audit

Jumlah Hari
Perputaran
Hutang
Usaha

Rata-rata Hutang
Usaha
Pembelian x 365

Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari


perputaran hutang usaha dipadukan dengan
pengetahuan tentang pembelian sekarang
dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang
periode berjalan. Semakin pendek periode
dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Harga pokok
Penjualan
terhadap
Hutang

Harga Pokok
Penjualan
Hutang Usaha

jumlah ini akan berubah sekitar persentase


yang sama dari tahun ke tahun, kecuali
perusahaan
mengubah
kebijakan

Usaha

pembayarannya

Hutang
sebagai
porsentase
dari Total
Akttiva

Hutang Usaha
Total Aktiva

Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat


dalam
membandingkannya
dengan
data
industri. Penurunan rasio ini yang signifikan
dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Rasio Lancar
(Curient
Ratio)

Aktiva Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar


dibandingkan
dengan
pengalaman
tahun
sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Rasio Cepat
(Quick

Aktiva Moneter
Lancar

Ratio)

Kewajiban
Moneter Lancar

Kewajiban
Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar


dibandingkan
dengan
pengalaman
tahun
sebelumnya dapat menunjukkan masalah
ke1engkapan. Namun rasio ini juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


a.

Lingkungan Pengendalian
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna
untuk menentukan :
1.

Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review


kinerja peruahaan.

2.

Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen


direview.

3.

Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.

4.

Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang


berasal dari laporan utama.

b.

Penilaian Risiko Manajemen


Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas


untuk transaksi pembelian.

Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen


pembelian.

Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas


pemasok yang penting.

Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.

Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran


berganda.

Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan


oleh pegawai.

c.

Informasi dan komunikasi


Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang
metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang
digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi
penting yang harus dipahami auditor meliputi :
Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan
jasa diterima atau barang dikembalikan.

Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang


digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap
transaksi siklus pembelian.
Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan
jasa.
d.

Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan
pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
o

Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan


menyangkut setiap masalah masalah pembayaran atau masalah
pengiriman di masa depan.

Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat


dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian
internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya.

o Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta


prosedur

pengendalian

yang

berhubungan

dengan

siklus

pengeluaran.
e.

Penilaian awal atas risiko pengendalian


Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara
berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang
diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang
terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang
diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut
dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian
untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau
tinggi.

4.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN


Ada dua jenis pengendalian komputer, yaitu :

o Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan


yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
o Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi
yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.
Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran
Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan
disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama
yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana
tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan
catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang
diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen
pembelian.
Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada
penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana
tertulis dalam pesanan tersebut.
Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang
dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin
pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah
yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah
diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan
pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket
voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini

biasanya berisi salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan


penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang sesuaisemua dokumentasi
yang mendukung transaksi pembelian.
Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksitransaksi yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan
pengendalian aplikasi komputer.
Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam
suatu batch atau selama hari itu.
Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang
telah mendapat persetujuan untuk dibayar.
File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan
serta melakukan pembayaran kepadanya.
File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian
yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas
persediaan yang diterima dari pemasok.
File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher
yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan
untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha,
persediaan, serta buku besar
File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher
yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh
pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali
hutang usaha.

File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksitransaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi
komputer.
Fungsi-Fungsi
Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1.

Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk


melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:

Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah


disetujui.

2.

Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.

Pembuatan pesanan pembelian.

Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang


atau jasa, yang mencakup:

Penerimaan barang

Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.

Pengembalian barang ke pemasok.

3.

Pencatatan

kewajiban.

Pengakuan

formal

oleh

perusahaan

kewajiban hukum, yang meliputi:

Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.

Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

4.5 AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

atas

Dokumen dan Catatan Yang Umum


Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemprosesan transaksi
pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:

Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang
ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.

Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama
hari bersangkutan.

File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek


kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pempostingan
ke file induk hutang usaha dan buku besar.

Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal


mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya

Fungsi-fungsi.
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan
dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas
biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga
melakukan pencatatan pengeluaran kas.
Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran
Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk
memutuskan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada
tanggal jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer
bisa diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap
hari dari file induk utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan
utang nama yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko Pengendalian

Auditor harus memperoleh pemahaman


mencukupi

untuk

merencanakan

audit,

tentang siklus pembelian yang


yaitu

auditor

harus

memiliki

pemahaman yang cukupa agar mampu mengidentifikasikan jenis-jenis salah


saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
salah saji yang material, dan merancang pengujian subtantif jika auditor
merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah
untuk suatu asersi.

Jika auditor merencanakan menilai resiko pengendalian pada tingkat yang


sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan

tentang

keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian


internal

Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat


rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan pengendalian umum,
(2) menggunakan teknik audit berbantuan komputer (3) menguji keefektifan
prosedur

untuk

menindaklanjuti

pengecualian

yang

diidentifikasi

oleh

pengendalian terprogram.
Pengujian subtantif atas saldo hutang usaha
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca
dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka
pendek perusahaan.

SIKLUS PENGELUARAN LANJUTAN


5.1PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN DETAIL

Utang dagang dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menyebabkan


bertambahnya saldo dan transaksi pengeluaran kas yang menyebabkan
berkurangnya saldo tersebut. Sehingga risiko pengujian detil untuk asersi utang
dagang dipengaruhi oleh risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan faktorfaktor risiko pengendalian yang ada pada kelompok transaksi tersebut. Tingkat
risiko deteksi diperlukannya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi-asersi
kelengkapan, penyajian dan pengungkapan dibandingkan dengan asersi-asersi
lainnya sesuai dengan metologi yang digunakan auditor dalam menetapkan
risiko.
5.2PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan
yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif
yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian.
Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian
substantif
Perancangan pengujian subtantif meliputi :
5.3PROSEDUR AWAL
Pengujian audit selalu diawali dengan usaha mendapatkan pemahaman
tentang bisnis dan usaha klien. Pemahaman tentang seberapa signifikan siklus
pembelian dalam perusahaan klien. Pemahaman tentang pemicu kemajuan
ekonomi, luasnya bisnis pemasok. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif
atas utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo awal ke kertas kerja tahun
lalu, dan menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi untuk memeriksa
selintas rekening utang dagang guna melihat kemungkinan adanya pendebetan
atau pengkreditan yang tidak biasa, dan untuk mendapatkan daftar utang dagang
per tanggal neraca beserta masing-masing saldonya.
5.4PROSEDUR ANALITIS

Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang
dagang dan menetapkan hubungan antara utang dagang dengan rekening-rekening
kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Prosedur analitis yang dilakukan
pada tahap akhir bertujuan menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian
detil adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
5.5PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI
Dalam

melaksanakan

pengujian,

auditor

menitikberatkan

pada

usaha

medeteksi kurang saji dalam pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat.
Seberapa luas pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masingmasing asersi-asersi bersangkutan.
a. Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke Dokumen Pendukung
Dalam pengujian ini, pengkreditan dalam rekening utang dagang
dicocokkan ke dokumen pendukung yang ada pada arsip klien, seperti faktur
penjual, laporan penerimaan barang dan order pembelian. Pendebetannya
dicocokkan ke dalam dokumen pengeluaran kas, seperti bukti pengeluaran
cek,

memo

dari

penjual

dan

potongan

lainnya.

Pengujian

ini

akan

menghasilkan bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan empat dari
lima asersi,terkecuali asersi kelengkapan.
b. Pengujian Pisah Batas Pembelian
Bertujuan untuk memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar
tanggal tutup buku telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini
biasanya dilakukan untuk masa lima sampai 10 hari sebelum atau sesudah
tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini berkaitan dengan asersi
keberadaan atau ketersediaan dan asersi kelengkapan utang dagang. Dalam
melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan bahwa pisah batas
yang tepat telah dilakukan pada saat klien melakukan perhitungan fisik
persediaan maupun dalam pencatatan transaksi pembelian

c. Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas


Pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui
observasi langsung atau review atas dokumen-dokumen intern. Penelusuran
juga dapat dilakukan dengan menelusuri cek-cek dibayar dalam periode
waktu beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke tanggal
pencatatan cek tersebut dalam pembukuan. Bukti yang diperoleh dari
pengujian

ini

juga

berkaitan

dengan

asersi-asersi

keberadaan

atau

keterjadian dan asersi kelengkapan utang dagang.


d. Pencarian utang tidak dicatat
Terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk
mendeteksi kewajiban per tanggal neraca yang dicatat.
e. Pembayaran kemudian.
Pemeriksaan atas pembayaran-pembayaran kemudian terdiri dari
pemeriksaan atas cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar
setelah tanggal neraca. Pengujian ini dilakukan sampai dengan akhir tanggal
pekerjaan lapangan untuk memperbesar kemungkinan memperoleh bukti
tentang utang secara sengaja atau kurang teliti sehingga tidak dimasukkan
kedalam utang pada tanggal laporan keuangan.
f.

Prosedur-prosedur lain.
Dokumen-dokumen pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih
belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan juga harus
diperiksa dengan pengujian. Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada
pembuktian adanya hutang tidak dicatat, meliputi: menyelidiki order
pembelian yang tidak lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan
pertanyaan pada personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak
dicatat,

mereview

anggaran

aktiva

tetap,perintah

kerja

dan

pembangunan untuk mencari bukti adanya utang yang tidak dicatat.

kontrak

5.6PENGUJIAN DETIL SALDO


Pengujian ini meliputi dua kategori, yaitu:
a. Konfirmasi Utang Dagang
Pengiriman konfirmasi dalam audit terhadap utang dagang tidak
merupakan prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat
opsional karena 1) konfirmasi tidak dapat menjamin bahwa utang yang tidak
dicatat dapat terdeteksi 2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan
dari penjual biasanya telah tersedia untuk sebagian besar utang. Auditor
harus mengawasi pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi dan
harus

menerima

jawaban

secara

langsung

dari

respoden.

Dalam

mengkonfirmasi utang dagang, auditor harus menghendaki agar kreditur


menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan
jumlah menurut klien. Pengujian ini menghasilkan bukti untuk semua asersi
utang dagang, namun demikian pembuktian yang dihasilkan dari asersi
kelengkapan hanya terbatas karena adanya kemungkinan kesalahan dalam
mengidentifikasi pemasok yang dikirimi konfirmasi disebabkan klien tidak
mencatat utang tertentu
b. Merekonsiliasi

Utang

yang

Tidak

Dikonfirmasi

ke

laporan

dari

pemasok
Pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai
dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang terutang kepada
pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut.
Bukti yang diperoleh dari prosedur ini sama dengan yang yang diperoleh
melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang dapat diandalkan karena
laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak langsung kepada auditor.
c. Pembandingan Penyajian Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum
Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai
kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka

kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian
hari dalam jumlah material maka jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi.
Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan
harus dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi
berlaku umum.

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


Sifat Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivits-aktivitas yang
berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa, aktivitas
utama utama dari siklus pengeluaran adalah (1) membeli barang dan jasatransaksi pembelian dan (2) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran
kas.
-

Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang
transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.
Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit
siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup
tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas

semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik
tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan
pengujian audit
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.
Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat
berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang
akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga
dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu
tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang
menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
-

Menggunakan

Pemahaman

Tentang

Bisnis

dan

Industri

untuk

Mengembangkan Strategi Audit


a.
Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya
sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar,
dan perusahaan eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam
industri jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan
dan resiko terjadinya salah saji yang material tidaklah besar. Pemahaman
tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami
resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor
dalam membuat pertimbangan tentang :
1.
2.
3.

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan


Resiko inheren dalam siklus pengeluaran
Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan

resiko pengendalian bisnis


4. Pemberian jasa bernilai tambah
b.
Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan
mencerminkan jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi.

Pengalokasian materialitas ke akun akun yang dipengaruhi oleh


transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangannya.
Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha
yang dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi bernilai millyaran
dollar selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih
kecil.
Sistem

akuntansi

yang

terkomputerisasi

harus

mampu

memilah

pengeluaran menurut kelompok beban dan besarnya transaksi, serta


c.

memudahkan perhitungan observasi, jumlah total dan rata ratanya.


Risiko Inheren
Dalam menilai resiko inherenuntuk aseri asersi siklus pengeluara,
auditor harus mempertimbangkan faktor faktor yang penting yang bisa
mempengaruhi asersi asersi diseluruh laporan keuanga, serta faktor
faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran
.
Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang
dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor
faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dala asersi siklus

1.
2.
3.
4.
5.
d.

pengeluaran mencangkup berikut ini :


Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.
Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan al
hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.
Risiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi
akun akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko
prosedur analitis merupakan unsur siklus deteksi bahwa prosedur analitis
tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material. Prosedur analitis
yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan memberikan
informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang
berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan

pembelian, persediaan dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten.


Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

a.

Lingkungan pengendalian
Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi
sangat penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin
mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan
pembayaran kembali melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan
pemasok

tersebut.

Pemahaman

tentang

bagaimana

manajemen

bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan


hal yang berguna untu menentukan :
1.
Lapaoran yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja riview
perusahaan
2.
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen di riview
3.
Keputusan yang didasarkan atas lapotan itu
4.
Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari
b.

laporan utama
Penilaian Resiko Manajemen
Penilaian resiko manajmen yang berkaitan dengan aktivitas siklus

pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal hal berikut :


1.
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk
2.
3.

transaksi pembelian
Kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian
Terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang

penting
4.
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
5.
Atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
6.
Atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh
c.

pegawai.
Informasi Dan Komunikasi ( Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sitem akuntansi memrlukan pengetahuan tenta ng
metode pemprosesan data dan dokumen serta catatan penting yang
digunakan dalam peprosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting

1.
2.

yang harus dipahami auditor meliputi :


B agaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali
Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa

3.

diterima atau barang dikembalikan


Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan

4.

dalam akuntansi untuk beerbagai tahapan dari setiap siklus pembelian


Proses yang mengawali terjadinyapembayran atas barang dan jasa

d.

Pemantauan
Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus menerus atau periodik
dalam komponen ini apat memberikan manajemen informasi tentang
keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dala mengurangi resiko
salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.
Aktivitas

pemantauna

yang

mengharuskan

auditor

mendapatkan

pengetahuan, apabila berlaku, mencangkup : (1) umpan balik yang terus


menerus dari pesok perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran
atau masalah pengiriman dimasa depan, (2) komunikasi auditor eksternal
tentang kondis yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas
pengendalian

internal

yang

relevan,

yang

ditemukan

selama

audit

sebelumya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang


kebiajakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus
e.

pengeluran.
Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian
Berdasarkan infornasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor
atas

pengendalian

haruslah

maksimum.

Auditor

dapat

melaksanakan

beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur


untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Untuk asersi siklus
pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai resiko
pengendalian

pada

tingkat

yang

rendah,

auditor

harus

mempunyai

pengetahuan yang dibutuhkanguna mengidentifikasi jenis jenis salah saji


potensial yang dapat teerjadi dan melangkah ke tahap perancangan
pengujian substantif.
Aktivitas Pengendalian Transaksi Pembelian
Hampir semua perusahaan yang memerlukan audit memiliki sistem
akuntansi yang terkomputerisasi. Jenis- jenis pengendalian computer ada
dua, yaitu:
1.

Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan


yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer

2.
-

Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi


yang terkomputerisasi
Dokumen dan Catatan yang Umum
Dokumen dan catatan yang sering ditemukan dalam sebagian besar
sistem akuntansi:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
-

Permintaan Pembelian
Pesanan Pembelian
Laporan Penerimaan
Faktur Penjual
Voucher
Laporan Pengecualian
Ikhtisar Voucher
Register Voucher
File induk pemasok yang telah disetujui
File pesanan pembelian terbuka
File penerimaan
File transaksi pembelian
File induk hutang usaha
File suspense atau penolakan
Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian
berikut:

a.

Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk

1.
2.
3.
b.

melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:


Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui
Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
Pembuatan pesanan pembelian
Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang

1.
2.
3.
c.

atau jasa, yang mencakup :


Penerimaan barang
Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
Pengembalian barang ke pemasok
Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban

hukum, yang meliputi:


1.
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
2.
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang
mencukupi

untuk

merencanakan

audit.

Yaitu,

auditor

perlu

memilikipemahaman yang cukup agar mampu mengidentifikasi jenis-jenis


salah

saji

yang

potensial,

mempertimbangkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian


substantif. Sama halnya dengan keempat komponen pengendalian internal
lainnya, pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan
transaksi pembelian terutama diperoleh melalui pengalaman sebelumnya
dengan klien, Tanya jawab, observasi, dan inspeksi dokumen.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang
keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian
internal. Auditor juga dapat menguji keefektivan pengendalian manajemen
seperti pengendalian anggaran dan review manajemen atas transaksi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
rendah, maka ia harus:
1.
2.
3.

Menguji keefektifan pengendalian umum;


Menggunakan teknik audit berbantuan

komputer

(CAATs)

untuk

mengevaluasi keefektifan pengendalian terprogram;


Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan
dengan perolehan pemahaman pada tahap perencanaan audit. Sifat dan luas
pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan auditor. Penilaian risiko pengendalian yang
rendah akan membutuhkan bukti yang lebih kompeten daripada penilaian
risiko pengendalian yang lebih tinggi.
Aktivitas Pengendalian Transaksi Pengeluaran Kas

Dokumen dan Catatan yang Umum


Dokumen dan catatan penting yang umum digunakan dalam pengolahan
transaksi pengeluaran kas meliputi:

1.

Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada
orang yang namanya tertulis

dalam perintah tersebut atau kepada

2.

pembawa.
Ikhtisar cek. Laporan yang berisi seluruh cek yang diterbitkan dalam

3.

suatu bacth atau selama sehari.


File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran yang
dilakukan dengan menggunakan cek kepada pemasok atau pihak lainnya. Ini

4.

digunakan untuk pembukuan ke utang dagang dan file induk buku besar.
Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal

mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok atau pihak lain.


Fungsi-fungsi
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan
sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi
pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang
bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas.
Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran
Biasanya bendahara
untuk

memutuskan

pembayarannya

pada

atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab


voucher
tanggal

yang

belum

jatuhnya.

dibayar

Semua

agar

diproses

pembayaran

harus

dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram untuk memilih vouchervoucher yang jatuh tempo pada setiap hari dari file induk utang dagang dan
laporan ini direview untuk menentukan utang nama yang harus dibayar,
dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Usaha
Pengujian substantif atas utang usaha ditujukan untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
utang usaha, membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi
dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca, membuktikan
kewajiban klien yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran

penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca. Untuk mencapai tujuan


audit tersebut auditor seharus dapat menempuh berbagai prosedur audit.
-

Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian


Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah
saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo
tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi
oleh

risiko

inheren,

risiko

prosedur

analitis,

dan

faktor-faktor

risiko

pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi.


Prosedur Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan

akuntansi utang usaha yang diselenggarakan oleh klien, dengan cara


mengusut saldo utang usaha yang dicantumkan di neraca ke dalam akun
utang usaha yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan
ketelitian penghitungan saldo akun utang usaha di dalam buku besar, dan
membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha di
dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar dan jurnal penerimaan
kas.
-

Prosedur Analitis
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio, yaitu tingkat
perputaran utang usaha, ratio utang usaha dengan utang lancar, kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata
ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Di samping itu, dalam prosedur
analitik, auditor membandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama
tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar. Pembandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.

a.

Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,


Perubahan akuntansi,
Perubahan usaha,
Fluktuasi acak atau
Salah saji.
Pengujian Rincian Saldo
Konfirmasi hutang usaha. Prosedur ini bersifat opsional karena konfirmasi
ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat

ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual
harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha
direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual
dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada
pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak
b.

dalam tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.


Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok.
Para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bias dijumpai
dalam file klien. Jumlah yang terhutang pada pemasok menurut daftar
hutang klien dapat direkonsiliasi dalan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh
dari prosedur ini kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah
dikirimkan kepada klien dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu

laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu.


Pembandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai
kewajiban lancer. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka
yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa
di masa depan maka jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai uang
muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga perlu
dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, komitmen pembelian serta kewajiban kontinjen.
Jasa Bernilai Tambah
Standar audit yang belaku umum tidak mensyaratkan bahwa auditor
harus melakukan jasa bernilai tambah. Meskipun demikian apabila ada
auditor telah menyeesaikan suatu audit,maka mereka biasanya sangat
mengetahui tentang bisnis dan praktik bisnis klien,hasil operasi dan aus
kasnya,serta pengendalian internal perusahaan.
Jasa penting yang ditawarkan akuntan public adaah membantu klien
mengantisipasi jenis peluang dan membantunya mengembangkan visi
bagaimana membuat jenis kas positif menjadi arus nyata.

1.

KONSEP DASAR SIKLUS PENGELUARAN


Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus paling penting dalam sistem akuntansi
suatu perusahaan, karena dalam siklus ini akan menunjukkan seberapa besar perusahaan
membeli barang atau jasa sampai melakukan pembayaran atas barang atau jasa yang telah
digunakan. Pada siklus pengeluaran, hampir semua semua transaksi pembelian dan pembayaran
akan berujung kepada satu akun, yakni akun utang (account payable). Sehingga akun ini sangat
penting untuk diteliti dalam proses audit atas siklus pengeluaran. Dalam Arens et.al (2009)
dijelaskan bahwa akun utang adalah segala macam kewajiban yang belum terbayarkan atas
barang dan jasa yang diterima dari kegiatan yang secara biasa dilakukan dalam bisnis seperti
kewajiban saat membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan, dan berbagai jenis barang dan jasa
lainnya yang diterima sebelumakhir tahun atau periode.
Tujuan Audit dalam Siklus Pengeluaran
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo
siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan
audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran
mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua
situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan
bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

Kelompok asersi : Eksistensi dan Okurensi


Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi :
Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selam
periode yang diaudit.

Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam
periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal
neraca.
Kelompok asersi: Kelengkapan/Kesempurnaan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi :
Semua transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang
diaudit telah dicatat.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada
tanggal neraca.
Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode
yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada
tanggal neraca.
Kelompok asersi : Hak dan Kewajiban
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi :
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang
diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode
yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat
dalam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
Kelompok asersi: Penilaian atau Alokas
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:

Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan

diposting ke dalam akun dengan benar.


Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca.
Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi.
Aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.
Biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum.


Kelompok asersi: Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan
keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan diklasifikasikan dengan
semestinya dalam neraca.
Pengungkapan memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak
berwujud.
2.

KELOMPOK TRANSAKSI DAN AKUN YANG TERKAIT


Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi
pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Persediaan
Persediaan bahan baku
Biaya dibayar dimuka
Palnt asset
Asset lain-lain
Kembalian pembelian
Potongan pembelian
Berbagai jenis biaya
Utang dagang
Kas

3.

AKTIVITAS AKTIVITAS YANG ADA DALAM SIKLUS PENGELUARAN


Aktivitas utama dari siklus pengeluaran, diantaranya adalah :

1.

Membeli barang dan jasa transaksi pembelian.

2.

Melakukan pembayaran transaksi pengeluaran kas.

4.

PERTIMBANGAN TERHADAP MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT


SIKLUS PENGELUARAN
Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual
pada hanya satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Konsep
materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau keseluruhan adalah
penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting (IAPI:2011). Frasa menyajikan
secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak
mengandung salah saji material (IAPI:2011). Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan
dengan transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :

a.
b.
c.
d.

Seberapa banyak volume transaksi.


Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai.
Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodik harus mempertimbangkan terhadap
aspek kesinambungan dalam akuntansinya.
Keempat faktor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam
transaksi siklus ini. Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi
dengan menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang rendah dan pengujian substansi dalam
siklus pengeluaran.
Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah
serta volume transaksi dalam siklus ini dimana risiko terjadinya salah saji yang material adalah
tinggi. Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini
akan bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa
bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Risiko

Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh

laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus
pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan
asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :
(a)

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi
target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang
mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas
perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.

(b)

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan
tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah
likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut
akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus pada
pembelian dan hutang usaha akan memberikan informasi yang dapat diandalkan.
5.

MENDAPATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SPI DAN PENENTUAN RISIKO


PENGENDALIAN SIKLUS PENGELUARAN
Pemahaman Mengenai SPI
Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam
transaksi siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur
pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam
rangka pengujian substansi.

Aspek lingkungan pengendalian


Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali direktur
operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali
direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan kebijaksanaan
investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh

pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada

manajemen.
Sistem akuntansi
Pemahaman terhadap sistem akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode
pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan
transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir
sistem akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui
proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.

Prosedur Pengendalian
Auditor

harus

memahami

bagaimana

kecenderungan

kelima

kategori

prosedur

pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain
:
a.
b.
c.
d.
e.

Adanya otorisasi yang memadai.


Adanya pemisahan tugas.
Adanya dokumen dan catatan akuntansi.
Adanya akses kea rah pengendalian.
Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benarbenar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria
tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.
Risiko Pengendalian Siklus Pengeluaran
Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas
harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan,
serta kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini :

a.

Terhadap transaksi pembayaran hutang.


Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus
dikendalikan dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan
pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara
observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap
dokumen pendukung.

Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap
voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian

apakah semua pembayaran diberi cap.


Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh

pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian
tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara

b.

tentang prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.


Terhadap transaksi pengeluaran kas.
Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak.

Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.


Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi
bank secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank

rekonsiliasi.
Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan
tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan
kembali adanya kebebasan dalam pengecekan

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SIKLUS PENGELUARAN


Bagian ini membahas berbagai alternative teknologi informasi yang digunakan dalam
siklus pengeluaran. Teknologi pertama yang dibahas adalah system pembelian dan kas yang
menggunakan pemrosesan secara batch dan menggunakan file berurutan untuk menyimpan
catatan akuntansi. Sistem jenis ini adalah contoh dari system warisan. Kedua, bagian ini akan

mengkaji berbagai fitur operasional system modern yang menggunakan pemrosesan real-time
dan menggunakan file akses langsung atau basis data.
Prosedur pembelian dan pengeluaran kas dengan menggunakan teknologi pemrosesan
Batch.
Bagian berikut ini menjelaskan urutan dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam system
ini:
1.Bagian Pemrosesan data
Proses pembelian dimulai di bagian pemrosesan data, dimana fungsi pengendalian
persediaan dilakukan. Siklus pendapatan (dalam perusahaan ritel) atau siklus konversi (dalam
perusahaan manufaktur) adalah siklus-siklus yang sesungguhnya memicu aktivitas ini.Ketika
persediaan berkurang karena penjualan ke pelanggan atau penggunaan produksi, system terkait
akan menentukan apakah persediaan yang terkena dampaknya dalam file buku pembantu
persediaan (Inventory subsidiary file) jumlahnya telah jatuh dibawah titik pemesanan ulang.
Selanjutnya untuk bagian pembelian setelah menerima permintaan pembelian, bagian
pembelian akan membuat pesanan penjualan yang terdiri atas lima bagian. Berbagai salinan
tersebut akan diberikan ke pemasok, bagian utang usaha, bagian penerimaan, bagian pemrosesan
data, dan untuk file bagian pembelian itu sendiri.
2. Bagian Pemrosesan data:tahap 2
Pada figure 10-1, pesanan pembelian digunakan untuk membuat record pesanan
pembelian terbuka dan untuk mentransfer record terkait dalam file permintaan pembelian terbuka
ke file permintaan pembelian tertutup.
3.Bagian Penerimaan
Ketika barang dating dari pemasok, staf administrasi bagian penerimaan akan membuat
sebuah laporan penerimaan. Beberapa salinan dari laporan tersebut akan diberikan ke bagian
pembelian, bagian utang usaha, dan pemrosesan data.
4.Bagia pemrosesan data:tahap 3
Bagian pemrosesan data menjalankan pekerjaan secara batch (tahap 3) yang akan
memperbarui

file

buku

pembantu

persediaan

berdasarkan

laporan

penerimaan

dan

menghilangkan tanda sedang dipesan dari record persediaan terkait. Sistem tersebut akan
menghitung total batch penerimaan persediaan untuk prosedur pembaruan buku besar dan
kemudian menutup semua record terkait di file pesanan pembelian terbuka ke file pesaan
pembelian tertutup.

Untuk utang usaha ketika staf administrasi bagian utang usaha menerima faktur dari
pemasok, dia akan merekonsiliasinya dengan berbagai dokumen pendukung yang sebelumnya
dimasukkan ke dalam file tunda utang usaha. Staf administrasi tersebut kemudian membuat
salinan voucher, mengarsipnya ke dalam file voucher terbuka, dan mengirimkan satu salinan dari
voucher tersebut ke bagian pemrosesan data
5.Bagian Pemrosesan data: tahap 4
Program batch memvalidasi record voucher dengan file pemasok yang valid,
menambahkannya ke daftar voucher (atau file buku pembantu utang usaha) dan membuat total
batch untuk pencatatan keakun pengendali utang usaha ke buku besar.
6. Pengeluaran kas:bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas merekonsiliasi bagian cek dengan daftar
transaksi, dan memasukkan bagian cek yang dapat dicairkan ke pihak manajemen untuk
ditandatangani. Cek-cek tersebut kemudian dikirim ke para pemasok. Satu salinan dari setiap cek
akan masuk ke bagian utang usaha, dan salinan lainnya akan disimpan di bagian pengeluaran kas
bersama dengan daftar transaksi.
Rekayasa ulang system pembelian atau pengeluaran kas.
Pekerjaan bagian piutang secara khusus merekonsiliasi berbagai dokumen pendukung dengan
faktur dari pemasok, di mana pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang paling banyak
menggunakan tenaga kerja dan mahalnya biaya. Oleh karena itu diperlukan proses rekayasa uang
untuk menghasilkan penghematan dalam jumlah besar. Berbagai isu pengendalian teknologi
yang bersifat umum yang secara spesifik berkaitan dengan isu untuk siklus pengendalian, di
mana berfokus pada perbedaan antara sistem otomatis dengan yang direkayasa ulang.
Sistem Otomatis
Perbaikan Pengendalian Persediaan. Keunggulan terbesar sistem otomatis (batch) daripada
sistem manual adalah perbaikan kemampuan dalam mengelola kebutuhan persediaan. Kebutuhan
persediaan di deteksi langsung ketika muncul dan diproses secara otomatis. Hasilnya, risiko
akumulasi persediaan dalam jumlah berlebihan atau kekurangan persediaan dapat dikurangi.
Akan tetapi, keunggulan ini juga memiliki masalah pengendalian. Aturan otorisasi yang
mengatur transaksi pembelian dikonsolidasikan dalam sebuah program komputer. Oleh
karenanya, sangatlah penting untuk memonitor keputusan yang diotomatiskan.

Manajemen kas yang lebih baik. Sistem sejenis ini mendukung adanya manajemen kas yang
efektif melalui pemindaian file voucher setiap harinya untuk barang yang harus dibayar,
sehingga dapat menghindarkan adanya pembayaran dini dan terlewatnya tanggal jatuh tempo.
Sebagai pengendalian untuk mencegah pembayaran tanpa otorisasi, perbandingan antara nomor
pemasok dalam voucher dengan file pemasok yang valid akan memvalidasi semua entri dalam
file voucher. Jika nomor pemasok tidak berada di dalam file, record akan dianggap tidak valid
dan diteruskan ke file kesalahan untuk kajian pihak manajemen.
Berkurangnya waktu jeda. Terdapat jeda antara waktu tibanya barang dibagian penerimaan
dengan pencatatannya di dalam file persediaan. Bergantung pada jenis sistem pesanan penjualan
yang digunaan, waktu jeda ini dapat berpengaruh negatif terhadap penjualan.
Manajemen waktu pembelian yang lebih baik. Dengan membebaskan staf bagian pembelian
dari pekerjaan rutin seperti pembuatan pesanan pembelian dan pengirimnya ke para pemasok,
perhatian akan dapat diarahkan ke pesanan yang bermasalah (seperti barang khusus atau barang
yang kurang pasokannya) dan staf bagian pembelian akan dapat dikurangi.
Pengurangan dokumen kertas. Sistem batch dasar dipenuhi dengan dokumen kertas. Semua
bagian operasional membuat berbagai dokumen, yang kemudian dikirim ke pemrosesan data
dimana dokumen tersebut kemudian dikonversikan ke daam media magnetis. Dengan
pengurangan dokumen kertas maka perusahaan akan mendapat banyak manfaat dari
pengurangannya tersebut.
Sistem yang direkayasa ulang
Sistem ini menangani banyak kelemahan operasional yang ditemukan dalam sistem batch dasar.
Secara khusus, perbaikan dalam sistem ini adalah sistem tersebut (1) menggunakan prosedur
real-time dan file akses langsung untuk mempersingkat waktu jeda dalam pencatatan (2)
meniadakan prosedur manual rutin melalui otomatisasi dan (3) mewujudkan pengurangan secara
signifikan dokumen kertas melalui penggunakan komunikasi elektronik antarbagian dan melalui
penyimpanan record dalam media berakses langsung. Akan tetapi, berbagai perbaikan
operasional ini juga membawa implikasi pengendalian.
Pemisahan pekerjaan. Sistem semacam ini meniadakan pemisahan fundamental antara otorisasi
dengan pemrosesan transaksi. Dalam sistem ini, program komputer melakukan otorisasi dan
memproses pesanan pembelian, serta melakukan otorisasi dan mengeluarkan cek ke pemasok.
Untuk mengimbangi eksposur ini, sistem semacam ini harus memberikan pihak manajemen
daftar transaksi terperinci dan laporan ringkas.

Pencatatan akuntansi dan pengendalian akses. Sistem semacam ini menyimpan berbagai
catatan akuntansi secara ekslusif dalam disk magnetis. Untuk menjaga integritas catatan ini,
perusahaan harus mengimplementasikan pengendalian yang melewati akses ke disk tersebut.
Akses tidak sah ke record magnetis akan membawa konsekuensi yang sama dengan akses ke
dokume sumber, jurnal, dan buku besar, dalam lingkungan manual.
Gambaran umum prosedur penggajian
Proses penggajian sesungguhnya adalah sistem pengeluaran khusus. Secara teori, cek gaji dapat
di proses melalui sistem utang usaha reguler dan pengeluaran kas. Akan tetapi dalam praktiknya,
pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan:
Prosedur pengeluaran umum yang berlaku untuk semua pemasok tidak akan berlaku untuk
karyawan.
Menulis cek ke karyawan membutuhkan pengendalian khusus
Prosedur pengeluaran umum di desain untuk mengakomodasi arus transaksi yang relatif lancar

Implikasi Pengendalian
Keunggulan dan kelemahan dari sistem ini hampir sama dengan sistem yang berada dalam
lingkungan sistem bath untuk pengeluaran umum yang telah dibahas sebelumnya. Sistem ini
mendukung akurasi akuntansi dan mengurangi kesalahan penulisan cek.
Merekayasa ulang sistem penggajian
Bagi perusahaan ukuran menengah dan besar, pemrosesan penggajian sering kali di integrasikan
dengan sistem manajemen sumber daya manusia-MSDM (Human resource management-HRM).
Sistem MSDM harus mendukung dan memproses berbagai jenis data yang terkait dengan staf
perusahaan, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan sumber daya manusia, hubungan
karyawan, keahlian karyawan, kebijakan personalia, serta penggajian. Sistem ini berbeda denan
sistem otomatis sederhana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam hal berikut, 1). Bagian
operasional mentransmisikan berbagai transaksi ke bagian pemrosesan data melalui terminalterminal, 2). File akses langsung digunakan untuk penyimpanan data, 3). Banyak preses kini
dilakukan secara real-time.

TUJUAN

AUDIT,

PENGENDALIAN,

DAN

UJI

PENGENDALIAN

SIKLUS

PENGELUARAN
Untuk mencapai berbagai tujuan audit ini akan membutuhkan pendisainan prosedur audit untuk
mengumpulkan data yang akan mendukung atau menolak penilaian pihak manajemen. Berbagai
pengendalian khusus yang dibahas dalam bab ini didasarkan pada kerangka kerja pengendalian
ke dalam tiga kategori umum: pengendalian input, pengendalian proses, dan pengendalian
output.
Pengendalian Input
Pengendalian ini didesain untuk memastikan agar transaksi valid, akurat, dan lengkap. Teknik
pngendaliannya berbeda beda dalam sistem batch dan real time.
Pengendalian Validasi Data
Dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan transkripsi dalam data transaksi sebelum data tersebut
diproses. Karena kesalahan yang dideteksi lebih dini akan cenderung tidak masuk dalam catatan
akuntansi, prosedur validasi akan sangat efektif jika dilakukan sedekat mungkin dengan sumber
transaksinya.
Menguji Pengendalian Validasi
isu utama audit adalah apakah program validasi dalam sistem edit data berfungsi seperti yang
dimaksudkan sepanjang periode terakhir. Akan tetapi, pengujian logika program validasi
merupakan pekerjaan yang berat. Jika pengendalian pengembangan dan pemelharaan sistem
lemah, auditor memutuskan bahwa menguji pengendalian edit data akan lebih efisien ketimbang
melakukan uji substantif secara luas. Dalam kondisi ini ITF atau pendekatan data uji dapat
memungkinkan auditor untuk melakukan pengujian eksplisit terhadap logika validasi. Pengujian
ini akan mengharuskan auditor untuk memahami semua prosedur validasi yang ada. Auditor
harus membuat serangkaian transaksi uji yang komprehensif, meliputi data yang valid dan salah.
Selain pengujian langsung atas logika progarm, auditor dapat mencapai tingkat kepasian tertentu
utnuk mengkaji ualng catatan kesalahan dalamdaftar kesalahan. Kedua dokumen ini memberi
bukti atas efektifitas dari proses entri data, jenis dan volume kesalahan yang ditemukan, dan cara
perbaikan kesalahan dan pemasukanulangnya ke dalam sistem.
Pengendalian Batch
Digunakan untuk mengelola data transaksi bervolume tinggi melalui sistem. Tujuannya dalah
untuk merekonsiliasi output yang dihasilkan dalamsistem dengan input yng aslinya dimasukan
dalam sistem. Pengendalian ini dimulai pada tahap input data dan terus dilakukan sepanjang
tahapan pemrosesan data. Informasi yang berada dalam lmbar transmisi harus dimasukan sebagai

record pengendalian secara terpisah yang digunakan sistem untuk memverifikasi integritas batch
terkait.
Menguji pengendalian batch
Uji ini meberikan auditor bukti yang berkaitan dengan penilaian kelengkapan dan akurasi. Uji ini
melibatkan pengkajian ulang lembar transmisi batch yang diproses selama periode terkait dan
rekonsisliasiny dengan daftar pengendalian batch. Auditor perlu menyelididki kondisis yang
tidak seimbang utnuk menentukan penyebabnya.
Pengendalian Otorisasi Pemebelian
Otorisasi pemebelian sesungguhnya terjadi dalam siklus pendapatan ketika barang dijual ke
pelanggan. Pada saat itu, sistem membandingkan jumlah barang di gudang dengan titik
pemesanan ulang, untuk menentukan apakah perlu memesan persediaan.
Menguji Pengendalian Otorisasi Pembelian
Karena permintaan pembelian dibuat secara internal, maka permintaan pembelian seharusnya
bebas dari kesalahan administrasi dan tidak membutuhkan validasi. Akan tetapi, kesalahan logika
komputer dalam prosedur ini dapat menyebabkan hal yang buruk bagi operasional dan keuangan
perusahaan yang mungkin tidak terdeteksi. Ada 2 poin penting yang harus diperhatikan uditor,
auditor harus memverifikasi jumlah pesanan yang benar digunakan ketika permintaan pembelian
dibuat. Kedua, auditor hrus memverifikasi bahwa record persediaan ditandai dengan sedang
dipesan ketika permintaan pembelian pertama kali dibuat.
Otorisasi Karyawan
Bagian personalia membuat danmemasukkan formulir tindakan personalia ke bagian penggajian.
Dokumen ini digunakan untuk mengubah tarif upah per jam, potongan gaji, dan
klasifikasipekerjaan. Dokumen ini juga mengidentifikasi karyawan yang diberi otorisasi untuk
menerima cek gaji.
Menguji Prosedur Otorisasi Karyawan
Aauditor harus menetuka keberadaan prosedur aygn efektif dalam bagian persoanlia untuk
mengidentififkasi karyawan saat ini, mengkomunikasikan status mereka secara lengkap dan
benarvke fungsi penggajian, dan memonitor ketaatannya dengan prosedur otorisasi karyawan.
Dengan menggunakan data uji, auditor dapat menilai, kebenaran dari prosedur yang diprogram
untuk memvalidasi keaslian karyawan.
Pengendalian Proses
Prosedur proses meliputi prosedur terkomputerisasi untuk memperbaharui file dan membatasi
akses ke data. Bergantung pada tingkat teknologi komputer yang digunakan, pengendalian proses
juga dapat meliputi pengendalian fisik yang berkaitan dengan aktivitas manual. Pengendalian

akan dimulai dengan mempelajari tiga teknik pengendalian yang berkaitan dengan pembaruan
file.
Pengendalian Pembaruan File, Pengendalian run to run menggunakan data pengendalian batch
yang telah dibahas sebelumnya untuk memonitor batch ketika berpindah dari satu prosedur
terprogram ke prosedur lainnya. Pengendalian ini memastikan bahwa setiap run dalam sistem
memproses batch tersebut dengan benar dan lengkap.
Pengendalian Pemeriksaan Urutan, Dalam sistem yang menggunakan file master berurutan
(kebanyakan dalam sistem warisan), urutan record transaksi dalam suatu batch sangat penting
untuk pemrosesan yang benar dan lengkap. Ketika batch tersebut jalan dari satu proses ke proses
lainnya, maka batch harus diurutkan ulang sesuai urutan dalam file master yang digunakan dalam
tiap run. Record faktur dari pemasok yang tidka sesuai urutannya akan menghambat record
selanjutnya diproses, bahkan record tersebut bisa masuk ke rekening pemasok yang tidak
seharusnya.
Pengendalian Validasi Kewajiban, Proses validasi ini melibatkan rekonsiliasi dokumen
pendukung yang meliputi pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur dari pemasok.
Dalam aplikasinya sering terjadi selisih antara harga yang dibebankan dengan jumlah yang
diterima sering terjadi, maka proses validasi akan sulit untuk diotomatiskan. Untuk menangani
masalah ini, maka akan dibutuhkan pemesanan ulang persediaan dan atau penyesuaian dalam
record utang usaha.
File Pemasok yang Valid, file ini berisi daftar para pemasok dengan siapa perusahaan biasanya
melakukan bisnis. Kecurangan dalam hal ini yang sering terjadi adalah adanya pembayaran ke
seseorang yang berpura-pura sebagai pemasok yang sah. Oleh karena itu sebelum melakukan
pembayaran, penerima uang harus divalidasi dengan file pemasok yang valid. Record yang tidak
sesuai akan harus ditolak dan diselidiki oleh pihak manajemen.
Menguji pengendalian pembaruan file, uji atas pengendalian pembaruan file memberikan
auditor bukti yang berkaitan dengan penilaian pihak manajemen, yaitu keberadaan, kelengkapan,
hak dan kewajiban, serta akurasi.
Pengendalian Akses
Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses tanpa otorisasi dan tidak sah ke aset
perusahaan. Persediaan dan kas adalah aset fisik siklus pengeluaran. Teknik tradisional untuk
membatasi akses ke aset ini meliputi:
Keamanan gudang, seperti pagar,alarm, dan penjaga
Memindahkan aset secara cepat dari dok penerimaan ke gudang

Membayar karyawan melalui cek, bukan secara tunai


Menguji Pengendalian Akses
Pengendalian akses berasda dalam inti integritas informasi akuntansi, oleh karena itu perlu
dilakukan pengumpulan bukti mengenai efektivitas pengendalian akses yang akan menguji
penilaian pihak manajemen atas keberadaan, kelengkapan, akurasi, penilaian dan alokasi, hak
dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan.
Pengendalian fisik
Pengendalian fisik meliputi berbagai aktivitas manual dan tindakan oleh manusia yang memulai
berbagai prosedur komputer untuk menjaga aset perusahaan. Pengendalian fisik yang relevan
untuk sistem pembelian dan penggajian adalah sebagai berikut:
Pengendalian sistem pembelian, dilakukan melalui beberapa tahap:
Pemisahan pengendalian persediaan dari gudang
Pemisahan fungsi buku besar dan utang usaha dari pegeluaran kas
Supervisi bagan penerimaan, dengan adanya supervisi maka akan mengurangi peluang
terjadinya eksposur: kegagalan untuk memeriksa secara benar aset terkait dan pencurian aset
Rekonsiliasi dokumen pendukung
Pengendalian sistem penggajian, dilakukan beberapa tahap yaitu:
Verifikasi kartu waktu kerja
Supervisi, mengamati proses pemasukkan kartu waktu kerja dan merekonsiliasi kartu
tersebut dengan kehadiran yang sesungguhnya.
Bendahara, penggunaan bendahara yang independen untuk mendistribusikan cek akan
membantu memverifikasi keberadaan karyawan. Pengendalian ini berguna untuk mengungkap
kecurangan dimana supervisor berupra-pura mendistribusikan cek gaji ke karyawan yang tidak
ada.
Rekening imprest penggajian
Menguji Pengendalian Fisik
Banyak pekerjaan yang biasanya dipisahkan dalam sistem manual, ternyata dikonsolidasikan
dalam fungsi pemrosesan data dengan sistem berbasis komputer. Dalam lingkungan otomatis,
perhatian auditor harus difokuskan pada integritas program komputer yang melakukan berbagai
pekerjaan ini.
Pengendalian output
Pengendalian output didesain untuk memastikan bahwa informasi tidak hilang, slah
tujuan, atau rusak dan bahwa system berfungsi sesuai dengan tujuannya. Penyebab khusus dari

kondisi ketidakseimbangan ini mungkin tidak akan jelas pada tahap ini,tetapi kesalahan tersebut
dapat terdeteksi.Berikut ini adalah beberapa contoh jejak audit pengendalian output:
Laporan perubahan utang usaha
Laporan ini adalah ringkasan yang menunjkkan keseluruhan perubahan terhadap utang
usaha.Angkanya harus direkonsiliasi dengan total faktur pemasok yang diterima, total
pengeluarkan kas, dan buku besar.
Daftar transaksi.
Transaksi yang ditolak karena kesalahan input, harus dimasukkan kedalam file kesalahan,
diperbaiki, dan dimasukkan ulang.Daftar transaksi dan file kesalahan mencerminkan semua
aktivitas ekonomi.
Catatan transaksi
Catatan ini berupa salinan kertas semua transaksi yang berhasil diproses.Catatan tersebut
harus diserahkan ke pengguna yang terkait untuk memfasilitasi rekonsiliasinya dengan input.
Daftar transaksi otomatis
Semua transaksi yang dilakukan secara internal harus dimasukkan ke dalam daftar
transaksi, dan catatan transaksi ini harus diserahkan ke manajer terkai untuk dikaji.
Pengidentifikasi unik transaksi
Setiap transaksi yang diproses oleh system harus secara unik diidentifikasi melalui nomor
transaksi. Fitur ini adalah satu-satunya cara praktis untuk menelusuri transaksi tertentu melalui
sebuah basis data yang berisi ribuan atau bahkan jutaan record.
Catatan kesalahan
Semua kesalahan harus diserahkan ke pengguna terkait untuk mendukung perbaikan
kesalahan dan pemasukan ulangnya.
Menguji pengendalian output
Dalam system yang modern, jejak audit biasanya disimpan online sebagai file teks yang
dapat dibaca dengan program pengolah kata dan spreadsheet.Ekstraksi data CAAT seperti ACL
mampu mencari file daftar (log file) untuk record tertentu agar dapat memverifikasi kelengkapan
dan akurasi dari laporan output.Auditor juga dapat menguji pengendalian output secara langsung
dengan menggunakan ITF. Sistem ITF ini didesain dengan baik akan memungkinkan auditor
untuk menghasilkan sebuah batch transaksi sampel, yang meliputi record yang salah, dan
menelusurinya ke semua tahapan pemrosesan, detekdi kesalahan, dan pelaporan outputnya.
UJI SUBSTANTIF AKUN SIKLUS PENGELUARAN
Uji subtantif dilakukan auditor untuk mewujudkan tujuan audit yang berkaitan dengan
siklus pengeluaran.Strategi yang digunakan dalam menentukan sifat, waktu, dan keluasan dari uji

subtantif berasal dari penilaian auditor atas resiko inheren, resiko pengendalian yang tidak dapat
dihindari, pertimbangan materialitas, dan kebutuhan untuk melakukan audit secara efisien.

Risiko dan perhatian audit siklus pengeluaran.


Perhatian auditor eksternal adalah potensi kewajiban dan beban yang dinyatakan terlalu
rendah. Saldo yang dilaporkan biasanya terdiri atas transaksi yang telah dikaji,divalidasi, dan
disetujui pihak manajemen.Usaha untuk memperbaiki penyajian laporan keuangan dapat
melibatkan tindakan yang akan menekan pengakuan serta pelaporan kewajiban sah yang
berkaitan dengan periode yang diperiksa.Akan tetapi perhatian audit operasional yang lebih luas
meliputi efisiensi proses, kecurangan, dan kerugian karena kesalahan.
Memahami data
Untuk melakukan hal ini, auditor harus memahami system dan pengendalian yang
menghasilkan data terkait serta cirri fisik dari file asalnya.Auditor juga harus menverifikasi
bahwa dia bekerja dengan menggunakan versi file yang benar untuk analisisnya. Untuk
memastikan hal tersebut, auditor harus memahami prosedur pembuatan cadangan file dan
bekerja dengan file aslinya.
File Persediaan
File persediaan berisi data jumlah, harga, pemasok, dan gudang tiap barang dalam
persediaan produk.Dalam situasi apapun, ketika barang persediaan dijual atau digunakan dalam
produksi, field jumlah barang di gudang akan dikurangi isinya oleh aplikasi kiomputer.
File pesanan pembelian
File ini berisi record pembelian yang dimasukkan ke pemasok.Record tersebut tetap
terbuka sampai persediaan tiba.Dengan memberikan nomor laporan penerimaan ke dalam field
yang disediakan dalam record tersebut, maka record tersebut akan ditutup.
File barang pesanan pembelian
File pesanan pembelian dikaitkan dengan nomor pesanan pembelian dan nomor
barang.Kedua kunci ini dibutuhkan untuk secara unik membentuk tiap record dalam file
tersebut.Kedua kunci ini jga memberikan hubungan ke record terkait dalamj file pesanan
pembelian dan persediaan.
File laporan penerimaan
Ketika barang yang dipesan tiba dari pemasok, maka barang tersebut akan dihitung serta
diperiksa, dan dokumenpun akan dibuat.Sistem secara otomatis akan melakukan berbagai
pekerjaan berikut ini:1,meningkatkan nilai field jumlah barang di gudang dalam record

persediaan.2,mengeluarkan status dipesan ulang dengan mengembalikan field nomor pesanan


pembelian ke nol.3,membuat laporan penerimaan untuk mencatat peristiwa tersebut, dan
4,menutup record pesanan pembelian dengan memberikan nomor laporan penerimaan ke dalam
field yang disediakan.
File voucher pengeluaran kas
File ini atau sring disebut dengan (Disbursement voucher file) memberikan informasi
penting bagi auditor, diantaranya adalah:1,file ini adalah catatan waktu dan nilai faktur dari
pemasok yang diterima. 2, file ini adalah jurnal cek yang ditulis untuk membayar rekening
perdagangan dalam periode terkait, dan 3, barang yang belum dibayar (voucher yang belum
dibayar) dalam file tersebut merupakan saldo utang usaha perusahaan yang belum jelas.
Prosedur pembuatan file
Auditor dapat menentukan nama file dan lokasinya dalam mainframe atau PC. ACL
kemudian akan meminta auditor untuk menentukan struktur file dalam hal panjang tiap field dan
jenis data yang terdapat pada setiap field (numeris, karakter, atau tanggal). Ketika data telah
dilengkapi, maka akan disimpan dengan nama unik yang diberikan oleh auditor.Semua file
tersebtu dimasa mendatang akan dapat dilakukan dengan hanya memilih definisi data dari menu
ACL. ACL secara otomatis akan mencari file tersebut dan menampilkannya di layar, dimana
auditor dapat mengkaji serta mengolah isinya.
Menguji penilaian akurasi dan kelengkapan
Dalam siklus pengeluaran, kajian analitis dapat memberikan auditor perspektif umum
mengenai tren dalam utang usaha dan berbagai beban lainnya.Beban saat ini dapat dibandingkan
dengan beban historis dan anggaran menejemen.Tren atau selisih yang tidak biasa akan tampak
dan dapat dipelajari untuk dicari penyebabnya.
Data bebab dan utang usaha perusahaan berukuran menengah hingga besar dapat berisi
ribuan atau bahkan jutaan record. Tidak seperti prosedur analitis yang dilakukan tanpa
menggunakan CATT, uji subtantif atas perincian saldo untuk volume data seperti ini tidak dapat
dilakukan secara efektif tanpa menggunakan CAATT.
Meninjau voucher pengeluaran kas untuk melihat tren yang tidak wajar dan pengecualian.
Langkah ini merupakan salah satu prosedur audit yang berguna untuk mengidentifikasi
potensi resiko audit yang melibatkan pemindaian file data untuk mencari transaksi dan saldo
akun yang tidak wajar.Akan tetapi sejumlah besar pemasok dengan saldo-saldo kecil juga
mengidikasikan perlunya untuk mengonsolidasikan aktivitas bisnis.

Auditor dapat menggunakan fitur stratify dan classify di ACL untuk mengidentifikasi
berbagai karakteristik dan anomaly yang terkait dengan prosedur utang usaha.Kedua fungsi ini
digunakan untuk mengkelompokkan data kedalam interval yang telah ditetapkan, menghitung
jumlah record yang masuk ke tiap interval tersebut, dan mengakumulasikan nilai keuangan untuk
tiap interval tersebut.Fungsi stratify mengelomokkan data keuangan kedalam strata tertentu.
Mengkaji harga faktur yang akurat
Auditor menverivikasi akurasi harga dengan mebandingkan harga pada faktur dengan
harga pada pesanan pembelian, hanya berdasarkan sampel.Dari ribuan sampel yang diproses
selama periode terkait, mungkin hanya seratus atau dua ratus yang dapat diuji secara
manual.ACL memungkinkan auditor untuk membandingkan berbagai harga yang dibebankan di
setiap faktur dalam periode yang sedang dikaji.Uji tersebut melibatkan file voucher pengeluaran
kas dan file pesanan pembelian.
Menguji penilaian kelengkapan, keberadaan, serta hak dan kewajiban
Persediaan yang diterima dari pemasok yang valid sehubungan dengan pesanan
pembelian yang telah diotorisasi akan menimbulkan kewajiban. Akan tetapi, dalam kebanyakan
system, pemicu yang menyebabkan adanya pengakuan kewajiban dan pencatatannya sebagai
utang usaha adalah penerimaan faktur pemasok yang sering kali dating lebih lambat dari
barangnya.
Pencarian kewajiban tidak tercatat
Menggunakan fitur join yang tedapat pada ACL, kedua file ini dapat saling dibandingkan
untuk mencari keberadaan record yang tidak sesuai satu sama lain. Kedua file yang digabungkan
itu harus disusun berdasarkan kunci bersama yang berdasar nomor pesanan pembelian. Jika file
output berisi semua record, auditor akan harus mengkaji informasi ini dengan pihak manajemen
untuk menentukan apakah telah dilakukan penyesuaian atas saldo utang usaha.
Mencari voucher pengeluaran kas tidak sah.
Dengan memilih file voucher pengeluaran kas sebagai file primer dan file laporan
penerimaan sebagai file sekundar, maka uji seperti diatas akan menghasilkan sebuah file voucher
yang tidak memiliki record penerimaan persediaan. Hal ini dapat menunjukkan adanya
pembayaran yang disetujui hanya pada dasar penerimaan faktur pemasok, bukan pada verifikasi
tambahan atas persediaan yang dipesan dan yang benar-benar diterima.
Mengkaji cek ganda ke pemasok.
Auditor dapat menguji duplikasi record dalam sebuah file yang besar dengan
menggunakan fitur Duplicate ACL.Field atau gabungan field dapat digunakan untuk menguji

duplikasi record.Akan tetapi, auditor harus memahami hubungan antar file untuk dapat membuat
kesimpulan yang berarti dari hasil pengujian.
Mengaudit akun gaji dan akun terkait lainnya
Menguji akun gaji dan akun terkait lainnya untuk melihat kelengkapan dan akuransinya,
terutama akan melibatkan berbagai prosedur analitis dan kajian atas pengeluaran kas yang
dilakukan dalam periode berikutnya. Auditor harus menguji akurasi matematis ringkasan gaji
dan menelusuri total record penggajian serta akun-akun dalam buku besar. Fitur stratify ACL
dapat membantu auditor mendeteksi tren yang tidak wajar dan saldo abnormal dalam file
penggajian.

Anda mungkin juga menyukai