JURNAL
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Persediaan barang dagangan
Hutang Usaha
Kas
Persediaan
bahan
baku
Diskon pembelian
Pembelian
pembelian
Retur
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Pembelian
Pembayaran Kas
Kategori
Asersi
Eksistensi
Kelompok
Transaksi
Atau
Saldo
Transaksi
atau
Kejadian
Saldo
Kelengkapan
Transaksi
Saldo
Hak dan
Transaksi
Kewajiban
yang
Penilaian
atau Alokasi
Transaksi
Penyajian
Transaksi
dan
Pengungkap
an
Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah
diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar dalam
laporan keuangan.
Saldo
Materialitas
Materialitassiklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus
pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan
jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah
saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan,
properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara
individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi
ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi
siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material
dalam laporan keuangan.
2.
Risiko inheren
Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk
asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktorfaktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan
keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik
dalam siklus pengeluaran.
3.
Rasio
Rumus
Signifikansi Audit
Jumlah Hari
Perputaran
Hutang
Usaha
Rata-rata Hutang
Usaha
Pembelian x 365
Harga pokok
Penjualan
terhadap
Hutang
Harga Pokok
Penjualan
Hutang Usaha
Usaha
pembayarannya
Hutang
sebagai
porsentase
dari Total
Akttiva
Hutang Usaha
Total Aktiva
Rasio Lancar
(Curient
Ratio)
Aktiva Lancar
Rasio Cepat
(Quick
Aktiva Moneter
Lancar
Ratio)
Kewajiban
Moneter Lancar
Kewajiban
Lancar
Lingkungan Pengendalian
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna
untuk menentukan :
1.
2.
3.
4.
b.
c.
Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan
pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
o
pengendalian
yang
berhubungan
dengan
siklus
pengeluaran.
e.
File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksitransaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi
komputer.
Fungsi-Fungsi
Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1.
2.
Penerimaan barang
3.
Pencatatan
kewajiban.
Pengakuan
formal
oleh
perusahaan
atas
Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang
ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama
hari bersangkutan.
Fungsi-fungsi.
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan
dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas
biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga
melakukan pencatatan pengeluaran kas.
Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran
Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk
memutuskan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada
tanggal jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer
bisa diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap
hari dari file induk utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan
utang nama yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko Pengendalian
untuk
merencanakan
audit,
auditor
harus
memiliki
tentang
untuk
menindaklanjuti
pengecualian
yang
diidentifikasi
oleh
pengendalian terprogram.
Pengujian subtantif atas saldo hutang usaha
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca
dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka
pendek perusahaan.
Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang
dagang dan menetapkan hubungan antara utang dagang dengan rekening-rekening
kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Prosedur analitis yang dilakukan
pada tahap akhir bertujuan menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian
detil adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
5.5PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI
Dalam
melaksanakan
pengujian,
auditor
menitikberatkan
pada
usaha
medeteksi kurang saji dalam pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat.
Seberapa luas pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masingmasing asersi-asersi bersangkutan.
a. Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke Dokumen Pendukung
Dalam pengujian ini, pengkreditan dalam rekening utang dagang
dicocokkan ke dokumen pendukung yang ada pada arsip klien, seperti faktur
penjual, laporan penerimaan barang dan order pembelian. Pendebetannya
dicocokkan ke dalam dokumen pengeluaran kas, seperti bukti pengeluaran
cek,
memo
dari
penjual
dan
potongan
lainnya.
Pengujian
ini
akan
menghasilkan bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan empat dari
lima asersi,terkecuali asersi kelengkapan.
b. Pengujian Pisah Batas Pembelian
Bertujuan untuk memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar
tanggal tutup buku telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini
biasanya dilakukan untuk masa lima sampai 10 hari sebelum atau sesudah
tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini berkaitan dengan asersi
keberadaan atau ketersediaan dan asersi kelengkapan utang dagang. Dalam
melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan bahwa pisah batas
yang tepat telah dilakukan pada saat klien melakukan perhitungan fisik
persediaan maupun dalam pencatatan transaksi pembelian
ini
juga
berkaitan
dengan
asersi-asersi
keberadaan
atau
Prosedur-prosedur lain.
Dokumen-dokumen pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih
belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan juga harus
diperiksa dengan pengujian. Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada
pembuktian adanya hutang tidak dicatat, meliputi: menyelidiki order
pembelian yang tidak lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan
pertanyaan pada personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak
dicatat,
mereview
anggaran
aktiva
tetap,perintah
kerja
dan
kontrak
menerima
jawaban
secara
langsung
dari
respoden.
Dalam
Utang
yang
Tidak
Dikonfirmasi
ke
laporan
dari
pemasok
Pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai
dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang terutang kepada
pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut.
Bukti yang diperoleh dari prosedur ini sama dengan yang yang diperoleh
melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang dapat diandalkan karena
laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak langsung kepada auditor.
c. Pembandingan Penyajian Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum
Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai
kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka
kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian
hari dalam jumlah material maka jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi.
Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan
harus dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi
berlaku umum.
Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang
transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.
Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit
siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup
tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas
semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik
tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan
pengujian audit
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.
Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat
berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang
akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga
dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu
tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang
menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
-
Menggunakan
Pemahaman
Tentang
Bisnis
dan
Industri
untuk
akuntansi
yang
terkomputerisasi
harus
mampu
memilah
1.
2.
3.
4.
5.
d.
a.
Lingkungan pengendalian
Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi
sangat penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin
mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan
pembayaran kembali melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan
pemasok
tersebut.
Pemahaman
tentang
bagaimana
manajemen
laporan utama
Penilaian Resiko Manajemen
Penilaian resiko manajmen yang berkaitan dengan aktivitas siklus
transaksi pembelian
Kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian
Terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang
penting
4.
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
5.
Atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
6.
Atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh
c.
pegawai.
Informasi Dan Komunikasi ( Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sitem akuntansi memrlukan pengetahuan tenta ng
metode pemprosesan data dan dokumen serta catatan penting yang
digunakan dalam peprosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting
1.
2.
3.
4.
d.
Pemantauan
Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus menerus atau periodik
dalam komponen ini apat memberikan manajemen informasi tentang
keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dala mengurangi resiko
salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.
Aktivitas
pemantauna
yang
mengharuskan
auditor
mendapatkan
internal
yang
relevan,
yang
ditemukan
selama
audit
pengeluran.
Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian
Berdasarkan infornasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor
atas
pengendalian
haruslah
maksimum.
Auditor
dapat
melaksanakan
pada
tingkat
yang
rendah,
auditor
harus
mempunyai
2.
-
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
-
Permintaan Pembelian
Pesanan Pembelian
Laporan Penerimaan
Faktur Penjual
Voucher
Laporan Pengecualian
Ikhtisar Voucher
Register Voucher
File induk pemasok yang telah disetujui
File pesanan pembelian terbuka
File penerimaan
File transaksi pembelian
File induk hutang usaha
File suspense atau penolakan
Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian
berikut:
a.
1.
2.
3.
b.
1.
2.
3.
c.
untuk
merencanakan
audit.
Yaitu,
auditor
perlu
saji
yang
potensial,
mempertimbangkan
faktor-faktor
yang
komputer
(CAATs)
untuk
1.
Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada
orang yang namanya tertulis
2.
pembawa.
Ikhtisar cek. Laporan yang berisi seluruh cek yang diterbitkan dalam
3.
4.
digunakan untuk pembukuan ke utang dagang dan file induk buku besar.
Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal
memutuskan
pembayarannya
pada
yang
belum
jatuhnya.
dibayar
Semua
agar
diproses
pembayaran
harus
dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram untuk memilih vouchervoucher yang jatuh tempo pada setiap hari dari file induk utang dagang dan
laporan ini direview untuk menentukan utang nama yang harus dibayar,
dengan mempertimbangkan posisi pada kas.
Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Usaha
Pengujian substantif atas utang usaha ditujukan untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
utang usaha, membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi
dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca, membuktikan
kewajiban klien yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran
risiko
inheren,
risiko
prosedur
analitis,
dan
faktor-faktor
risiko
Prosedur Analitis
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio, yaitu tingkat
perputaran utang usaha, ratio utang usaha dengan utang lancar, kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata
ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Di samping itu, dalam prosedur
analitik, auditor membandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama
tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar. Pembandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
a.
ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual
harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha
direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual
dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada
pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak
b.
1.
Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam
periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal
neraca.
Kelompok asersi: Kelengkapan/Kesempurnaan
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi :
Semua transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang
diaudit telah dicatat.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada
tanggal neraca.
Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode
yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada
tanggal neraca.
Kelompok asersi : Hak dan Kewajiban
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi :
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang
diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode
yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat
dalam periode yang diaudit.
Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi :
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok.
Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
Kelompok asersi: Penilaian atau Alokas
Tujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Persediaan
Persediaan bahan baku
Biaya dibayar dimuka
Palnt asset
Asset lain-lain
Kembalian pembelian
Potongan pembelian
Berbagai jenis biaya
Utang dagang
Kas
3.
1.
2.
4.
a.
b.
c.
d.
Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh
laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus
pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan
asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :
(a)
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi
target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang
mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas
perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.
(b)
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan
tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah
likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.
pemahaman terhadap bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada
manajemen.
Sistem akuntansi
Pemahaman terhadap sistem akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode
pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam penanganan
transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual akuntansi, bagan alir
sistem akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk mengetahui
proses pengolahan transaksi dalam siklus pengeluaran.
Prosedur Pengendalian
Auditor
harus
memahami
bagaimana
kecenderungan
kelima
kategori
prosedur
pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain
:
a.
b.
c.
d.
e.
a.
Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap
voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian
pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian
tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara
b.
rekonsiliasi.
Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan
tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan
kembali adanya kebebasan dalam pengecekan
mengkaji berbagai fitur operasional system modern yang menggunakan pemrosesan real-time
dan menggunakan file akses langsung atau basis data.
Prosedur pembelian dan pengeluaran kas dengan menggunakan teknologi pemrosesan
Batch.
Bagian berikut ini menjelaskan urutan dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam system
ini:
1.Bagian Pemrosesan data
Proses pembelian dimulai di bagian pemrosesan data, dimana fungsi pengendalian
persediaan dilakukan. Siklus pendapatan (dalam perusahaan ritel) atau siklus konversi (dalam
perusahaan manufaktur) adalah siklus-siklus yang sesungguhnya memicu aktivitas ini.Ketika
persediaan berkurang karena penjualan ke pelanggan atau penggunaan produksi, system terkait
akan menentukan apakah persediaan yang terkena dampaknya dalam file buku pembantu
persediaan (Inventory subsidiary file) jumlahnya telah jatuh dibawah titik pemesanan ulang.
Selanjutnya untuk bagian pembelian setelah menerima permintaan pembelian, bagian
pembelian akan membuat pesanan penjualan yang terdiri atas lima bagian. Berbagai salinan
tersebut akan diberikan ke pemasok, bagian utang usaha, bagian penerimaan, bagian pemrosesan
data, dan untuk file bagian pembelian itu sendiri.
2. Bagian Pemrosesan data:tahap 2
Pada figure 10-1, pesanan pembelian digunakan untuk membuat record pesanan
pembelian terbuka dan untuk mentransfer record terkait dalam file permintaan pembelian terbuka
ke file permintaan pembelian tertutup.
3.Bagian Penerimaan
Ketika barang dating dari pemasok, staf administrasi bagian penerimaan akan membuat
sebuah laporan penerimaan. Beberapa salinan dari laporan tersebut akan diberikan ke bagian
pembelian, bagian utang usaha, dan pemrosesan data.
4.Bagia pemrosesan data:tahap 3
Bagian pemrosesan data menjalankan pekerjaan secara batch (tahap 3) yang akan
memperbarui
file
buku
pembantu
persediaan
berdasarkan
laporan
penerimaan
dan
menghilangkan tanda sedang dipesan dari record persediaan terkait. Sistem tersebut akan
menghitung total batch penerimaan persediaan untuk prosedur pembaruan buku besar dan
kemudian menutup semua record terkait di file pesanan pembelian terbuka ke file pesaan
pembelian tertutup.
Untuk utang usaha ketika staf administrasi bagian utang usaha menerima faktur dari
pemasok, dia akan merekonsiliasinya dengan berbagai dokumen pendukung yang sebelumnya
dimasukkan ke dalam file tunda utang usaha. Staf administrasi tersebut kemudian membuat
salinan voucher, mengarsipnya ke dalam file voucher terbuka, dan mengirimkan satu salinan dari
voucher tersebut ke bagian pemrosesan data
5.Bagian Pemrosesan data: tahap 4
Program batch memvalidasi record voucher dengan file pemasok yang valid,
menambahkannya ke daftar voucher (atau file buku pembantu utang usaha) dan membuat total
batch untuk pencatatan keakun pengendali utang usaha ke buku besar.
6. Pengeluaran kas:bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas merekonsiliasi bagian cek dengan daftar
transaksi, dan memasukkan bagian cek yang dapat dicairkan ke pihak manajemen untuk
ditandatangani. Cek-cek tersebut kemudian dikirim ke para pemasok. Satu salinan dari setiap cek
akan masuk ke bagian utang usaha, dan salinan lainnya akan disimpan di bagian pengeluaran kas
bersama dengan daftar transaksi.
Rekayasa ulang system pembelian atau pengeluaran kas.
Pekerjaan bagian piutang secara khusus merekonsiliasi berbagai dokumen pendukung dengan
faktur dari pemasok, di mana pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang paling banyak
menggunakan tenaga kerja dan mahalnya biaya. Oleh karena itu diperlukan proses rekayasa uang
untuk menghasilkan penghematan dalam jumlah besar. Berbagai isu pengendalian teknologi
yang bersifat umum yang secara spesifik berkaitan dengan isu untuk siklus pengendalian, di
mana berfokus pada perbedaan antara sistem otomatis dengan yang direkayasa ulang.
Sistem Otomatis
Perbaikan Pengendalian Persediaan. Keunggulan terbesar sistem otomatis (batch) daripada
sistem manual adalah perbaikan kemampuan dalam mengelola kebutuhan persediaan. Kebutuhan
persediaan di deteksi langsung ketika muncul dan diproses secara otomatis. Hasilnya, risiko
akumulasi persediaan dalam jumlah berlebihan atau kekurangan persediaan dapat dikurangi.
Akan tetapi, keunggulan ini juga memiliki masalah pengendalian. Aturan otorisasi yang
mengatur transaksi pembelian dikonsolidasikan dalam sebuah program komputer. Oleh
karenanya, sangatlah penting untuk memonitor keputusan yang diotomatiskan.
Manajemen kas yang lebih baik. Sistem sejenis ini mendukung adanya manajemen kas yang
efektif melalui pemindaian file voucher setiap harinya untuk barang yang harus dibayar,
sehingga dapat menghindarkan adanya pembayaran dini dan terlewatnya tanggal jatuh tempo.
Sebagai pengendalian untuk mencegah pembayaran tanpa otorisasi, perbandingan antara nomor
pemasok dalam voucher dengan file pemasok yang valid akan memvalidasi semua entri dalam
file voucher. Jika nomor pemasok tidak berada di dalam file, record akan dianggap tidak valid
dan diteruskan ke file kesalahan untuk kajian pihak manajemen.
Berkurangnya waktu jeda. Terdapat jeda antara waktu tibanya barang dibagian penerimaan
dengan pencatatannya di dalam file persediaan. Bergantung pada jenis sistem pesanan penjualan
yang digunaan, waktu jeda ini dapat berpengaruh negatif terhadap penjualan.
Manajemen waktu pembelian yang lebih baik. Dengan membebaskan staf bagian pembelian
dari pekerjaan rutin seperti pembuatan pesanan pembelian dan pengirimnya ke para pemasok,
perhatian akan dapat diarahkan ke pesanan yang bermasalah (seperti barang khusus atau barang
yang kurang pasokannya) dan staf bagian pembelian akan dapat dikurangi.
Pengurangan dokumen kertas. Sistem batch dasar dipenuhi dengan dokumen kertas. Semua
bagian operasional membuat berbagai dokumen, yang kemudian dikirim ke pemrosesan data
dimana dokumen tersebut kemudian dikonversikan ke daam media magnetis. Dengan
pengurangan dokumen kertas maka perusahaan akan mendapat banyak manfaat dari
pengurangannya tersebut.
Sistem yang direkayasa ulang
Sistem ini menangani banyak kelemahan operasional yang ditemukan dalam sistem batch dasar.
Secara khusus, perbaikan dalam sistem ini adalah sistem tersebut (1) menggunakan prosedur
real-time dan file akses langsung untuk mempersingkat waktu jeda dalam pencatatan (2)
meniadakan prosedur manual rutin melalui otomatisasi dan (3) mewujudkan pengurangan secara
signifikan dokumen kertas melalui penggunakan komunikasi elektronik antarbagian dan melalui
penyimpanan record dalam media berakses langsung. Akan tetapi, berbagai perbaikan
operasional ini juga membawa implikasi pengendalian.
Pemisahan pekerjaan. Sistem semacam ini meniadakan pemisahan fundamental antara otorisasi
dengan pemrosesan transaksi. Dalam sistem ini, program komputer melakukan otorisasi dan
memproses pesanan pembelian, serta melakukan otorisasi dan mengeluarkan cek ke pemasok.
Untuk mengimbangi eksposur ini, sistem semacam ini harus memberikan pihak manajemen
daftar transaksi terperinci dan laporan ringkas.
Pencatatan akuntansi dan pengendalian akses. Sistem semacam ini menyimpan berbagai
catatan akuntansi secara ekslusif dalam disk magnetis. Untuk menjaga integritas catatan ini,
perusahaan harus mengimplementasikan pengendalian yang melewati akses ke disk tersebut.
Akses tidak sah ke record magnetis akan membawa konsekuensi yang sama dengan akses ke
dokume sumber, jurnal, dan buku besar, dalam lingkungan manual.
Gambaran umum prosedur penggajian
Proses penggajian sesungguhnya adalah sistem pengeluaran khusus. Secara teori, cek gaji dapat
di proses melalui sistem utang usaha reguler dan pengeluaran kas. Akan tetapi dalam praktiknya,
pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan:
Prosedur pengeluaran umum yang berlaku untuk semua pemasok tidak akan berlaku untuk
karyawan.
Menulis cek ke karyawan membutuhkan pengendalian khusus
Prosedur pengeluaran umum di desain untuk mengakomodasi arus transaksi yang relatif lancar
Implikasi Pengendalian
Keunggulan dan kelemahan dari sistem ini hampir sama dengan sistem yang berada dalam
lingkungan sistem bath untuk pengeluaran umum yang telah dibahas sebelumnya. Sistem ini
mendukung akurasi akuntansi dan mengurangi kesalahan penulisan cek.
Merekayasa ulang sistem penggajian
Bagi perusahaan ukuran menengah dan besar, pemrosesan penggajian sering kali di integrasikan
dengan sistem manajemen sumber daya manusia-MSDM (Human resource management-HRM).
Sistem MSDM harus mendukung dan memproses berbagai jenis data yang terkait dengan staf
perusahaan, termasuk tunjangan karyawan, perencanaan sumber daya manusia, hubungan
karyawan, keahlian karyawan, kebijakan personalia, serta penggajian. Sistem ini berbeda denan
sistem otomatis sederhana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam hal berikut, 1). Bagian
operasional mentransmisikan berbagai transaksi ke bagian pemrosesan data melalui terminalterminal, 2). File akses langsung digunakan untuk penyimpanan data, 3). Banyak preses kini
dilakukan secara real-time.
TUJUAN
AUDIT,
PENGENDALIAN,
DAN
UJI
PENGENDALIAN
SIKLUS
PENGELUARAN
Untuk mencapai berbagai tujuan audit ini akan membutuhkan pendisainan prosedur audit untuk
mengumpulkan data yang akan mendukung atau menolak penilaian pihak manajemen. Berbagai
pengendalian khusus yang dibahas dalam bab ini didasarkan pada kerangka kerja pengendalian
ke dalam tiga kategori umum: pengendalian input, pengendalian proses, dan pengendalian
output.
Pengendalian Input
Pengendalian ini didesain untuk memastikan agar transaksi valid, akurat, dan lengkap. Teknik
pngendaliannya berbeda beda dalam sistem batch dan real time.
Pengendalian Validasi Data
Dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan transkripsi dalam data transaksi sebelum data tersebut
diproses. Karena kesalahan yang dideteksi lebih dini akan cenderung tidak masuk dalam catatan
akuntansi, prosedur validasi akan sangat efektif jika dilakukan sedekat mungkin dengan sumber
transaksinya.
Menguji Pengendalian Validasi
isu utama audit adalah apakah program validasi dalam sistem edit data berfungsi seperti yang
dimaksudkan sepanjang periode terakhir. Akan tetapi, pengujian logika program validasi
merupakan pekerjaan yang berat. Jika pengendalian pengembangan dan pemelharaan sistem
lemah, auditor memutuskan bahwa menguji pengendalian edit data akan lebih efisien ketimbang
melakukan uji substantif secara luas. Dalam kondisi ini ITF atau pendekatan data uji dapat
memungkinkan auditor untuk melakukan pengujian eksplisit terhadap logika validasi. Pengujian
ini akan mengharuskan auditor untuk memahami semua prosedur validasi yang ada. Auditor
harus membuat serangkaian transaksi uji yang komprehensif, meliputi data yang valid dan salah.
Selain pengujian langsung atas logika progarm, auditor dapat mencapai tingkat kepasian tertentu
utnuk mengkaji ualng catatan kesalahan dalamdaftar kesalahan. Kedua dokumen ini memberi
bukti atas efektifitas dari proses entri data, jenis dan volume kesalahan yang ditemukan, dan cara
perbaikan kesalahan dan pemasukanulangnya ke dalam sistem.
Pengendalian Batch
Digunakan untuk mengelola data transaksi bervolume tinggi melalui sistem. Tujuannya dalah
untuk merekonsiliasi output yang dihasilkan dalamsistem dengan input yng aslinya dimasukan
dalam sistem. Pengendalian ini dimulai pada tahap input data dan terus dilakukan sepanjang
tahapan pemrosesan data. Informasi yang berada dalam lmbar transmisi harus dimasukan sebagai
record pengendalian secara terpisah yang digunakan sistem untuk memverifikasi integritas batch
terkait.
Menguji pengendalian batch
Uji ini meberikan auditor bukti yang berkaitan dengan penilaian kelengkapan dan akurasi. Uji ini
melibatkan pengkajian ulang lembar transmisi batch yang diproses selama periode terkait dan
rekonsisliasiny dengan daftar pengendalian batch. Auditor perlu menyelididki kondisis yang
tidak seimbang utnuk menentukan penyebabnya.
Pengendalian Otorisasi Pemebelian
Otorisasi pemebelian sesungguhnya terjadi dalam siklus pendapatan ketika barang dijual ke
pelanggan. Pada saat itu, sistem membandingkan jumlah barang di gudang dengan titik
pemesanan ulang, untuk menentukan apakah perlu memesan persediaan.
Menguji Pengendalian Otorisasi Pembelian
Karena permintaan pembelian dibuat secara internal, maka permintaan pembelian seharusnya
bebas dari kesalahan administrasi dan tidak membutuhkan validasi. Akan tetapi, kesalahan logika
komputer dalam prosedur ini dapat menyebabkan hal yang buruk bagi operasional dan keuangan
perusahaan yang mungkin tidak terdeteksi. Ada 2 poin penting yang harus diperhatikan uditor,
auditor harus memverifikasi jumlah pesanan yang benar digunakan ketika permintaan pembelian
dibuat. Kedua, auditor hrus memverifikasi bahwa record persediaan ditandai dengan sedang
dipesan ketika permintaan pembelian pertama kali dibuat.
Otorisasi Karyawan
Bagian personalia membuat danmemasukkan formulir tindakan personalia ke bagian penggajian.
Dokumen ini digunakan untuk mengubah tarif upah per jam, potongan gaji, dan
klasifikasipekerjaan. Dokumen ini juga mengidentifikasi karyawan yang diberi otorisasi untuk
menerima cek gaji.
Menguji Prosedur Otorisasi Karyawan
Aauditor harus menetuka keberadaan prosedur aygn efektif dalam bagian persoanlia untuk
mengidentififkasi karyawan saat ini, mengkomunikasikan status mereka secara lengkap dan
benarvke fungsi penggajian, dan memonitor ketaatannya dengan prosedur otorisasi karyawan.
Dengan menggunakan data uji, auditor dapat menilai, kebenaran dari prosedur yang diprogram
untuk memvalidasi keaslian karyawan.
Pengendalian Proses
Prosedur proses meliputi prosedur terkomputerisasi untuk memperbaharui file dan membatasi
akses ke data. Bergantung pada tingkat teknologi komputer yang digunakan, pengendalian proses
juga dapat meliputi pengendalian fisik yang berkaitan dengan aktivitas manual. Pengendalian
akan dimulai dengan mempelajari tiga teknik pengendalian yang berkaitan dengan pembaruan
file.
Pengendalian Pembaruan File, Pengendalian run to run menggunakan data pengendalian batch
yang telah dibahas sebelumnya untuk memonitor batch ketika berpindah dari satu prosedur
terprogram ke prosedur lainnya. Pengendalian ini memastikan bahwa setiap run dalam sistem
memproses batch tersebut dengan benar dan lengkap.
Pengendalian Pemeriksaan Urutan, Dalam sistem yang menggunakan file master berurutan
(kebanyakan dalam sistem warisan), urutan record transaksi dalam suatu batch sangat penting
untuk pemrosesan yang benar dan lengkap. Ketika batch tersebut jalan dari satu proses ke proses
lainnya, maka batch harus diurutkan ulang sesuai urutan dalam file master yang digunakan dalam
tiap run. Record faktur dari pemasok yang tidka sesuai urutannya akan menghambat record
selanjutnya diproses, bahkan record tersebut bisa masuk ke rekening pemasok yang tidak
seharusnya.
Pengendalian Validasi Kewajiban, Proses validasi ini melibatkan rekonsiliasi dokumen
pendukung yang meliputi pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur dari pemasok.
Dalam aplikasinya sering terjadi selisih antara harga yang dibebankan dengan jumlah yang
diterima sering terjadi, maka proses validasi akan sulit untuk diotomatiskan. Untuk menangani
masalah ini, maka akan dibutuhkan pemesanan ulang persediaan dan atau penyesuaian dalam
record utang usaha.
File Pemasok yang Valid, file ini berisi daftar para pemasok dengan siapa perusahaan biasanya
melakukan bisnis. Kecurangan dalam hal ini yang sering terjadi adalah adanya pembayaran ke
seseorang yang berpura-pura sebagai pemasok yang sah. Oleh karena itu sebelum melakukan
pembayaran, penerima uang harus divalidasi dengan file pemasok yang valid. Record yang tidak
sesuai akan harus ditolak dan diselidiki oleh pihak manajemen.
Menguji pengendalian pembaruan file, uji atas pengendalian pembaruan file memberikan
auditor bukti yang berkaitan dengan penilaian pihak manajemen, yaitu keberadaan, kelengkapan,
hak dan kewajiban, serta akurasi.
Pengendalian Akses
Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses tanpa otorisasi dan tidak sah ke aset
perusahaan. Persediaan dan kas adalah aset fisik siklus pengeluaran. Teknik tradisional untuk
membatasi akses ke aset ini meliputi:
Keamanan gudang, seperti pagar,alarm, dan penjaga
Memindahkan aset secara cepat dari dok penerimaan ke gudang
kondisi ketidakseimbangan ini mungkin tidak akan jelas pada tahap ini,tetapi kesalahan tersebut
dapat terdeteksi.Berikut ini adalah beberapa contoh jejak audit pengendalian output:
Laporan perubahan utang usaha
Laporan ini adalah ringkasan yang menunjkkan keseluruhan perubahan terhadap utang
usaha.Angkanya harus direkonsiliasi dengan total faktur pemasok yang diterima, total
pengeluarkan kas, dan buku besar.
Daftar transaksi.
Transaksi yang ditolak karena kesalahan input, harus dimasukkan kedalam file kesalahan,
diperbaiki, dan dimasukkan ulang.Daftar transaksi dan file kesalahan mencerminkan semua
aktivitas ekonomi.
Catatan transaksi
Catatan ini berupa salinan kertas semua transaksi yang berhasil diproses.Catatan tersebut
harus diserahkan ke pengguna yang terkait untuk memfasilitasi rekonsiliasinya dengan input.
Daftar transaksi otomatis
Semua transaksi yang dilakukan secara internal harus dimasukkan ke dalam daftar
transaksi, dan catatan transaksi ini harus diserahkan ke manajer terkai untuk dikaji.
Pengidentifikasi unik transaksi
Setiap transaksi yang diproses oleh system harus secara unik diidentifikasi melalui nomor
transaksi. Fitur ini adalah satu-satunya cara praktis untuk menelusuri transaksi tertentu melalui
sebuah basis data yang berisi ribuan atau bahkan jutaan record.
Catatan kesalahan
Semua kesalahan harus diserahkan ke pengguna terkait untuk mendukung perbaikan
kesalahan dan pemasukan ulangnya.
Menguji pengendalian output
Dalam system yang modern, jejak audit biasanya disimpan online sebagai file teks yang
dapat dibaca dengan program pengolah kata dan spreadsheet.Ekstraksi data CAAT seperti ACL
mampu mencari file daftar (log file) untuk record tertentu agar dapat memverifikasi kelengkapan
dan akurasi dari laporan output.Auditor juga dapat menguji pengendalian output secara langsung
dengan menggunakan ITF. Sistem ITF ini didesain dengan baik akan memungkinkan auditor
untuk menghasilkan sebuah batch transaksi sampel, yang meliputi record yang salah, dan
menelusurinya ke semua tahapan pemrosesan, detekdi kesalahan, dan pelaporan outputnya.
UJI SUBSTANTIF AKUN SIKLUS PENGELUARAN
Uji subtantif dilakukan auditor untuk mewujudkan tujuan audit yang berkaitan dengan
siklus pengeluaran.Strategi yang digunakan dalam menentukan sifat, waktu, dan keluasan dari uji
subtantif berasal dari penilaian auditor atas resiko inheren, resiko pengendalian yang tidak dapat
dihindari, pertimbangan materialitas, dan kebutuhan untuk melakukan audit secara efisien.
Auditor dapat menggunakan fitur stratify dan classify di ACL untuk mengidentifikasi
berbagai karakteristik dan anomaly yang terkait dengan prosedur utang usaha.Kedua fungsi ini
digunakan untuk mengkelompokkan data kedalam interval yang telah ditetapkan, menghitung
jumlah record yang masuk ke tiap interval tersebut, dan mengakumulasikan nilai keuangan untuk
tiap interval tersebut.Fungsi stratify mengelomokkan data keuangan kedalam strata tertentu.
Mengkaji harga faktur yang akurat
Auditor menverivikasi akurasi harga dengan mebandingkan harga pada faktur dengan
harga pada pesanan pembelian, hanya berdasarkan sampel.Dari ribuan sampel yang diproses
selama periode terkait, mungkin hanya seratus atau dua ratus yang dapat diuji secara
manual.ACL memungkinkan auditor untuk membandingkan berbagai harga yang dibebankan di
setiap faktur dalam periode yang sedang dikaji.Uji tersebut melibatkan file voucher pengeluaran
kas dan file pesanan pembelian.
Menguji penilaian kelengkapan, keberadaan, serta hak dan kewajiban
Persediaan yang diterima dari pemasok yang valid sehubungan dengan pesanan
pembelian yang telah diotorisasi akan menimbulkan kewajiban. Akan tetapi, dalam kebanyakan
system, pemicu yang menyebabkan adanya pengakuan kewajiban dan pencatatannya sebagai
utang usaha adalah penerimaan faktur pemasok yang sering kali dating lebih lambat dari
barangnya.
Pencarian kewajiban tidak tercatat
Menggunakan fitur join yang tedapat pada ACL, kedua file ini dapat saling dibandingkan
untuk mencari keberadaan record yang tidak sesuai satu sama lain. Kedua file yang digabungkan
itu harus disusun berdasarkan kunci bersama yang berdasar nomor pesanan pembelian. Jika file
output berisi semua record, auditor akan harus mengkaji informasi ini dengan pihak manajemen
untuk menentukan apakah telah dilakukan penyesuaian atas saldo utang usaha.
Mencari voucher pengeluaran kas tidak sah.
Dengan memilih file voucher pengeluaran kas sebagai file primer dan file laporan
penerimaan sebagai file sekundar, maka uji seperti diatas akan menghasilkan sebuah file voucher
yang tidak memiliki record penerimaan persediaan. Hal ini dapat menunjukkan adanya
pembayaran yang disetujui hanya pada dasar penerimaan faktur pemasok, bukan pada verifikasi
tambahan atas persediaan yang dipesan dan yang benar-benar diterima.
Mengkaji cek ganda ke pemasok.
Auditor dapat menguji duplikasi record dalam sebuah file yang besar dengan
menggunakan fitur Duplicate ACL.Field atau gabungan field dapat digunakan untuk menguji
duplikasi record.Akan tetapi, auditor harus memahami hubungan antar file untuk dapat membuat
kesimpulan yang berarti dari hasil pengujian.
Mengaudit akun gaji dan akun terkait lainnya
Menguji akun gaji dan akun terkait lainnya untuk melihat kelengkapan dan akuransinya,
terutama akan melibatkan berbagai prosedur analitis dan kajian atas pengeluaran kas yang
dilakukan dalam periode berikutnya. Auditor harus menguji akurasi matematis ringkasan gaji
dan menelusuri total record penggajian serta akun-akun dalam buku besar. Fitur stratify ACL
dapat membantu auditor mendeteksi tren yang tidak wajar dan saldo abnormal dalam file
penggajian.