AUDITING
PENGUJIAN PENGENDALIAN
Disusun oleh :
D-3 PERPAJAKAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengujian Pengendalian ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu Titik Setyaningsih S.E., M.Si.,Ak
selaku Dosen mata kuliah Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai
pengujian pengendalian di Indonesia, kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik
dan saran demi kebaikan makalah kami.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................... 1
Daftar Isi.......................................................................................................................................... 2
BAB I............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................................... 3
BAB II.............................................................................................................................................. 5
ANALISIS MASALAH.................................................................................................................. 5
2.2 Akun Dan Klasifikasi Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran.......................... 5
2.3 Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Dan Pencatatan Terkait....................... 7
2.5 Metodologi Desain Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Atas Transaksi...... 12
2.6 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Utang Dagang ..................12
BABB III.......................................................................................................................................... 14
PENUTUP....................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
LAMPIRAN.................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
2. Mengenali akun-akun beserta klarifikasi transaksi di dalam siklus akuisisi dan
pembayaran.
3. Memahami fungsi bisnis dalam siklus, dokumen dan pencatatan mengenai
akuisisi dan pembayaran.
4. Mengetahui pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
5. Memahami metodologi pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi.
6. Memahami metodologi pengujian perincian saldo utang dagang.
BAB II
ANALISIS MASALAH
8
Prosedur substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi
kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur subtantif terdiri dari :
(i) Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan)
(ii) Prosedur analitis substantif
Pengujian pengendalian adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan
mengoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T
10
2.3 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN DAN
PENCATATAN TERKAIT
Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini umumnya diawali dengan
tindakan pembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan
pembayaran utang dagang.
12
Permintaan pembelian digunakan dalam permintaan akan dibelinya barang dan jasa
oleh karyawan yang terotorisasi. Permintaan pembelian ini bisa saja merupakan
permintaan akuisisi material dari mandor atau supervisor bagian penyimpanan,
permintaan perbaikan dari pihak kantor atau pabrik, atau permintaan asuransi dari
wakil direktur penanggung jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung pada
spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi untuk mengawali permintaan
pembelian persediaan secara otomastis.
b. Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan barang
dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskriptif, kuantitas, dan
informasi terkait lainnya mengenai barang serta jasa yang ingin dibeli oleh
perusahaan. Dokumen tersebut mengidentifikasikan otorisasi pembelian.
Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada
vendor yang telah memiliki sitem data elektronik (Elektronic Data
Interchange/EDI).
14
yang dilakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan pencatatan pada umumnya
meliputi :
a. Faktur Vendor
Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan jumlah terutang
atas suatu akusisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang
serta jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat diskon tunai,
tanggal penagihan, dan total jumlahnya . Faktur vendor sangat penting karena
menunjukan jumlah yang tercatat dalam file transaksi akusisi. Untuk perusahaan yang
menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, yang akan
mempengaruhi cara auditor mengevaluasi bukti.
b. Memo Debet
Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan
jumlah terutang kepada vendor, akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
Memo debet biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi
informasi didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan
penambahan.
c. Voucher
Voucher sering digunakan oleh organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomor urut. Voucher meliputi sampul atau folder yang berisi
dokumen dan paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, salinan
packing slip , laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan
cek, ditambahkan ke dalam paket voucher tersebut.
d. File Transaksi Akuisisi
File ini yang dibuatkomputer yang meliputi semua transaksi akusisi yang diproses
oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti harian, mingguan, atau bulanan.
File ini berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi
informasi tentang setiap transaksi, seperti nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi
akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. File transaksi akuisisi
juga meliputi retur dan pengurangan pembelian atau file terpisah untuk transaksi
tersebut. Informasi dalam file ini sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan,
menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau laporan, seperti jurnal
akuisisi, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk saldo akun atau divisi
tertentu.
e. Jurnal Akuisisi atau Listing
16
Listing atau laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama
vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap transaksi,
seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau utilitas. Jurnal atau listing
meliputi total setiap jumlah akun yang dicatat selama periode waktu tersebut.
Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga diposting secara simultan
ke buku besar dan jika dilakukan secara kredit, ke file utang dagang.
f. File Induk Utang Dagang
File induk utang dagang mencatat akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan
pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbarui dari file komputer
untuk transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas. Total masing-
masing saldo akun utang dagang dalam buku besar. Printout file induk utang dagang
menunjukan, per vendor, saldo awal utang dagang, setiap akuisisi, retur dan
pengurangan akuisisi, pengeluaran kas, dan saldo akhir.
g. Neraca saldo Utang Dagang
Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau setiap faktur
atau voucher pada suatu waktu. Neraca tersebut dibuat dibuat secara langsung dari
file induk utang dagang
h. Laporan Vendor
Laporan vendor merupakan dokumen yang disiapkan setiap bulanan oleh vendor dan
menunjukkan informasi saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran
kepada vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi
vendor dalam transaksi yang dilakukan selama periode berjalan, bukan reprensentasi
klien.
18
dengan lembar asli diberikan kepada pihak yang dibayar, satu salinan disimpan
bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan salinan lainnya
disimpan secar urut nomor.
Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek terebut menjadi aktiva. Oleh
karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh pihak yang
menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika cek dicairkan
oleh vendor dan dikliring oleh bank klien, cek ini disebut cek yang dibatalkan. Pada
saat itu, cek bukan lagi menjadi aset, tetapi mejadi dokumen.
b. File Transaksi Pengeluaran Kas
Ini adalah file yang dibuat dengan komputer dan mencantumkan semua transaksi
pengeluaran kas yang diproses dalam sistem akuntansi untuk satu periode, sepeti
harian, mingguan, dan bulanan. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti yang
dibahas dalam file transaksi akuisisi.
c. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas
Ini adalah laporan atau listing yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencantumkan semua transaksi selama setiap periode waktu.
Informasi mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman dan syarat
lainnya telah tersedia di Internet melalui website Vendor dan Database yang dapat diakses
dengan mudah lainnya.
20
1. Memahami pengendalian internal-Akuisisi dan pengeluaran kas
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan-akuisisi dan pengeluaran kas
3. Menentukan luas pengujian pengendalian
4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.
a. Prosedur audit
b. Ukuran sampel
c. Item yang akan dipilih
d. Penetapan waktu
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab ini membahas tentang Pengujian Oengendalian yang merupakan suatu prosedur audit
yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau
mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
Tujuan dari menilai risikopengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat
suatu pertimbangan mengenai risiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan saldo adalah prosedur audit, ukuran
sampel, item yang akan dipilih serta penetapan waktu
24
LAMPIRAN
Contoh Kasus
PT. Tri Plastik Indonesia telah menjadi klien audit KAP Bima, Rian, Sunardi, & Badri
(BRS&B) selama beberapa tahun. PT. Tri Plastik Indonesia dirintis oleh Tri Antoro yang
memiliki 51% saham perusahaan. Sisanya dimiliki oleh sekitar 200 pemegang saham yang
merupakan investor tanpa tanggung jawab operasonal. PT. Tri Plastik Indonesia membuat
produk dengan bahan baku utama adalah plastik. Beberapa dibuat karena pesanan, tapi
kebanyakan produk dibuat untuk persediaan. Sebuah contoh produk manufaktur PT. Tri
Plastik Indonesia adalah alat kursi plastik yang digunakan dengan sistem pengencang
tertentu. PT. Tri Plastik Indonesia telah berkembang dari sebuah perusahaan kecil, yang
hanya memproduksi dua jenis barang, ketika mereka pertama kali melakukan kontrak kerja
dengan BRS&B, hingga kini menjadi perusahaan sukses dengan produk yang beragam. Pada
saat Roni Hartanto dari BRS&B menjadi menejer auditnya, penjualan tahunan telah
berkembang menjadi Rp 20 miliar dan laba menjadi Rp 1,9 miliar. Secara historis,
perusahaan tidak memiliki masalah-masalah audit yang luar biasa, dan BRS&B telah
menerbitkan opini audit wajar tanpa pengecualian setiap tahunnya. Pendekatan audit BRS&B
yang selalu diterapkan pada PT. Tri Plastik Indonesia adalah pendekatan audit substantif.
Dlam pendekatan ini, auditor yang bertugas mendapatkan pemahaman atas pengendalian
internal sebagai bagian dari produser pengukuran risiko, namun risiko pengendalian nilai
pada tingkat maksimum (100%). Prosedur analitis yang meluas telah dilakukan pada laporan
laba rugi, dan fluktuasi yang tidak biasa telah diselidiki. Prosedur audit terperinci ditekankan
pada akun-akun neraca di awal tahun, maka saldo laba dan laporan laba ruginya pasti benar.
Sumber : http://atchokers.blogspot.co.id/2012/12/contoh-kasus-audit.html
26
DAFTAR PUSTAKA
Arens A. Alvin, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2015.Auditing dan Jasa
Assurance.Jakarta:Erlangga
www.iapi.or.id
28