Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATA KULIAH

AUDITING

PENGUJIAN PENGENDALIAN

Dosen Pembimbing : Titik Setyaningsih S.E., M.Si.,Ak

Disusun oleh :

1. Bethari Santun Selasih (F3415013)


2. Gilang Ardian Y. P (F3415033)
3. Noorma Charisma D. S. (F3415052)

D-3 PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengujian Pengendalian ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu Titik Setyaningsih S.E., M.Si.,Ak
selaku Dosen mata kuliah Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai
pengujian pengendalian di Indonesia, kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik
dan saran demi kebaikan makalah kami.

Surakarta, April 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................... 1

Daftar Isi.......................................................................................................................................... 2

BAB I............................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN........................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................................................. 4

BAB II.............................................................................................................................................. 5

ANALISIS MASALAH.................................................................................................................. 5

2.1 Pengertian Pengujian Pengendalian ....................................................................................... 5

2.2 Akun Dan Klasifikasi Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran.......................... 5

2.3 Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Dan Pencatatan Terkait....................... 7

2.4 Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi Dan Pembayaran........................ 11

2.5 Metodologi Desain Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Atas Transaksi...... 12
2.6 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Utang Dagang ..................12
BABB III.......................................................................................................................................... 14
PENUTUP....................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
LAMPIRAN.................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan


mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan denga asersi-asersi tentang
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara asersi-asersi tersebut dan kriteria yang diterapkan, serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.
Seorang auditor yang merupakan pelaku auditing harus memperoleh pemahaman
tentang pengendalian internal yang memadai untuk merencanakan audit dengan
melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit
atas laporan keuangan dan apakah pengendalian internal tersebut di operasikan. Dalam
auditing, khususnya audit laporan keuangan, konsep pengujian adalah sangat penting,
karena audit tidak akan melihat seluruh bukti.
Prosedur yang di arahkan terhadap efektifitas desain maupun oprasi pengendalian
disebut dengan pengujian pengendalian (test of control). Pengendalian yang telah
diidentifikasikan auditor dalam penetapan sebagai pengurang risiko pengendalian
(pengendalian kunci) harus didukung oleh pengujian atas pengendalian untuk menjamin
bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan efektif dalam keseluruhan atau sebagai
periode audit.
Pengujian ini untuk mendapatkan bukti audit seperti itu biasanya meliputi prosedur
permintaan keterangan dari pegawai entitas yang semestinya, inspeksi atas dokumen, dan
laporan, serta pengamatan terhadap penerapan pengendalian tertentu. Untuk entitas yang
pengendalian internnya kompleks, auditor harus mempertimbangkan penggunaan bagan
arus untuk memudahkan penerapan penggujian atas desain.
Adapun, salah satu jenis pengujian dasar yang digunakan untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar adalah pengujian substantif. Pengujian
substantive meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk mendeteksi monetary
errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap kewajaran saldo saldo
laporan keuangan.
Dari Deskripsi diatas penulis sangat tertarik untuk membahas mengenai Pengujian
Pengendalian dan Pengujian secara substantif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pengujian pengendalian ?
2. Apa saja akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran ?
3. Apa fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan
pembayaran ?
4. Bagaimana pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran !
5. Bagaimana metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
atas transaksi ?
6. Bagaimana metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mendefinisikan dari pengujian pengendalian dan prosedur substantive.

6
2. Mengenali akun-akun beserta klarifikasi transaksi di dalam siklus akuisisi dan
pembayaran.
3. Memahami fungsi bisnis dalam siklus, dokumen dan pencatatan mengenai
akuisisi dan pembayaran.
4. Mengetahui pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
5. Memahami metodologi pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi.
6. Memahami metodologi pengujian perincian saldo utang dagang.

BAB II
ANALISIS MASALAH

2.1 PENGERTIAN PENGUJIAN PENGENDALIAN (SA 330 No 4)

8
Prosedur substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi
kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur subtantif terdiri dari :
(i) Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan)
(ii) Prosedur analitis substantif
Pengujian pengendalian adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan
mengoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.

2.2 AKUN DAN KLASIFIKASI TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISISI DAN


PEMBAYARAN
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas
untuk akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Terdapat 3 klasifikasi transaksi dalam siklus ini, yaitu:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan cadangan serta potongan pembelian
Akun T tersebut menunjukkan bahwa setiap transaksi akan didebet atau dikredit ke
utang dagang. Oleh karena banyak perusahaan banyak melakukan akuisisi melalui kas kecil
maka gambar ini sebenarnya sangat sederhana. Diasumsikan bahwa akuisisi yang dibayar
tunai diproses dengan cara yang sama dengan yang menggunakan utang dagang.

Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T

10
2.3 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN DAN
PENCATATAN TERKAIT

Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini umumnya diawali dengan
tindakan pembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan
pembayaran utang dagang.

Klasifikasi Akun Fungsi-fungsi


Transaksi Bisnis Dokumen dan Pencatatan
Akuisisi Persediaan Memprosesan Permintaan pembelian
Aset Tetap pesanan pembelian Pesanan pembelian
Beban dibayar di muka
Peningkatan sewa guna Menerimaan Laporan penerimaan
Utang dagang barang dan jasa
Beban manufaktur Mengakui Faktur dari vendor
Beban penjualan kewajiban /utang Memo debet
Beban administrasi Voucher
File transaksi akuisisi
Jurnal akuisisi atau listing
File utang dagang
Neraca saldo utang dagang
Laporan vendor
Pengeluaran kas Kas di bank (dari Pemrosesan dan Cek
penegluaran kas) pencatatan File transaksi pengeluaran kas
Utang dagang pengeluaran kas Jurnal pengeluaran kas
Diskon pembelian

2.3.1 Memproses Pesanan Pembelian


Titik awal dari siklus ini adalah permintaan terhadap barang dan jasa oleh klien.
Bentuk formulir permintaan dan lembar persetujuan bergantung pada sifat barang dan jasa
dan juga kebijakan perusahaan. Dokumen tersebut meliputi :
a. Permintaan Pembelian

12
Permintaan pembelian digunakan dalam permintaan akan dibelinya barang dan jasa
oleh karyawan yang terotorisasi. Permintaan pembelian ini bisa saja merupakan
permintaan akuisisi material dari mandor atau supervisor bagian penyimpanan,
permintaan perbaikan dari pihak kantor atau pabrik, atau permintaan asuransi dari
wakil direktur penanggung jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung pada
spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi untuk mengawali permintaan
pembelian persediaan secara otomastis.

b. Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan barang
dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskriptif, kuantitas, dan
informasi terkait lainnya mengenai barang serta jasa yang ingin dibeli oleh
perusahaan. Dokumen tersebut mengidentifikasikan otorisasi pembelian.
Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada
vendor yang telah memiliki sitem data elektronik (Elektronic Data
Interchange/EDI).

2.3.2. Menerima Barang dan Jasa


Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam
siklus ini karena pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang
yang terkait dalm pencatatan mereka. Ketika barang diterima, dibutuhkan pengendalian yang
memadai untuk menguji deskriptif, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang yang dibeli.
Laporan penerimaan (receiving report) adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat
pada saat barang diterima. Laporan tersebut mencantumkan deskripsi barang, kuantitas yang
diterima, tangal diterima, dan data lainnya yang relevan.

2.3.3. Mengakui Kewajiban / Utang


Pengakuan yang tepat atas munculnya utang pada saat penerimaan barang dan jasa
memerlukan pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan awal memengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas akrual. Karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam
memasukkan atau mencantumkan seluruh transaksi akusisi, yaitu hanya mencatat akusisi

14
yang dilakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan pencatatan pada umumnya
meliputi :
a. Faktur Vendor
Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan jumlah terutang
atas suatu akusisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang
serta jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat diskon tunai,
tanggal penagihan, dan total jumlahnya . Faktur vendor sangat penting karena
menunjukan jumlah yang tercatat dalam file transaksi akusisi. Untuk perusahaan yang
menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, yang akan
mempengaruhi cara auditor mengevaluasi bukti.
b. Memo Debet
Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan
jumlah terutang kepada vendor, akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
Memo debet biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi
informasi didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan
penambahan.
c. Voucher
Voucher sering digunakan oleh organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomor urut. Voucher meliputi sampul atau folder yang berisi
dokumen dan paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, salinan
packing slip , laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan
cek, ditambahkan ke dalam paket voucher tersebut.
d. File Transaksi Akuisisi
File ini yang dibuatkomputer yang meliputi semua transaksi akusisi yang diproses
oleh sistem akuntansi selama suatu periode, seperti harian, mingguan, atau bulanan.
File ini berisi semua informasi yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi
informasi tentang setiap transaksi, seperti nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi
akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. File transaksi akuisisi
juga meliputi retur dan pengurangan pembelian atau file terpisah untuk transaksi
tersebut. Informasi dalam file ini sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan,
menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau laporan, seperti jurnal
akuisisi, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk saldo akun atau divisi
tertentu.
e. Jurnal Akuisisi atau Listing

16
Listing atau laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama
vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap transaksi,
seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau utilitas. Jurnal atau listing
meliputi total setiap jumlah akun yang dicatat selama periode waktu tersebut.
Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar tersebut juga diposting secara simultan
ke buku besar dan jika dilakukan secara kredit, ke file utang dagang.
f. File Induk Utang Dagang
File induk utang dagang mencatat akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan
pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbarui dari file komputer
untuk transaksi akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas. Total masing-
masing saldo akun utang dagang dalam buku besar. Printout file induk utang dagang
menunjukan, per vendor, saldo awal utang dagang, setiap akuisisi, retur dan
pengurangan akuisisi, pengeluaran kas, dan saldo akhir.
g. Neraca saldo Utang Dagang
Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau setiap faktur
atau voucher pada suatu waktu. Neraca tersebut dibuat dibuat secara langsung dari
file induk utang dagang
h. Laporan Vendor
Laporan vendor merupakan dokumen yang disiapkan setiap bulanan oleh vendor dan
menunjukkan informasi saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran
kepada vendor, dan saldo akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi
vendor dalam transaksi yang dilakukan selama periode berjalan, bukan reprensentasi
klien.

2.3.4 Proses dan Pencatatan Pengeluaran Kas


Pembayaran atas barang dan jasa merupakan aktivitas signifikan bagi semua entitas.
Aktivitas tersebut secara langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang.
Dokumen yang berhubungan yang harus diperiksa auditor terdiri atas:
a. Cek
Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran
sudah jatuh tempo. Sebagian besar perusahaan menggunakan cek yang dibuat melalui
komputer berdasarkan informasi yang ditercantum dalam file transaksi akuisisi pada
saat barang dan jasa diterima. Cek tersebut biasanya disiapkan dalam multi salinan,

18
dengan lembar asli diberikan kepada pihak yang dibayar, satu salinan disimpan
bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan salinan lainnya
disimpan secar urut nomor.
Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek terebut menjadi aktiva. Oleh
karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh pihak yang
menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika cek dicairkan
oleh vendor dan dikliring oleh bank klien, cek ini disebut cek yang dibatalkan. Pada
saat itu, cek bukan lagi menjadi aset, tetapi mejadi dokumen.
b. File Transaksi Pengeluaran Kas
Ini adalah file yang dibuat dengan komputer dan mencantumkan semua transaksi
pengeluaran kas yang diproses dalam sistem akuntansi untuk satu periode, sepeti
harian, mingguan, dan bulanan. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti yang
dibahas dalam file transaksi akuisisi.
c. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas
Ini adalah laporan atau listing yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencantumkan semua transaksi selama setiap periode waktu.

2.4 BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI SIKLUS AKUISISI DAN


PEMBAYARAN

Perusahaan menggunakan Internet dan opsi e-commerce lainnya untuk merampingkan


proses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai.
Teknologi berdasarkan internet yang sekarang memungkinkan hubungan elektronik antara
pemasok dan pelanggan yang lebih kecil.

Informasi mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman dan syarat
lainnya telah tersedia di Internet melalui website Vendor dan Database yang dapat diakses
dengan mudah lainnya.

Beberapa perusahaan menggunakan ekstranet, jaringan kerja internet yang


memungkinkan pemasok dan pelanggan bisnis mengomunikasikan serta melakukan bisnis
secara langsung dalam setting yang aman.

2.5 METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI

20
1. Memahami pengendalian internal-Akuisisi dan pengeluaran kas
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan-akuisisi dan pengeluaran kas
3. Menentukan luas pengujian pengendalian
4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.
a. Prosedur audit
b. Ukuran sampel
c. Item yang akan dipilih
d. Penetapan waktu

2.6 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


UTANG DAGANG
Utang dagang merupakan kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa
yang diterima dalam peristiwa bisnis yang biasa. Utang dagang mencakup kewajiaban
akuisisi bahan baku, peralatan, utilitas, reparasi, serta banyak jenis barang dan jasa
lainnya yng diterima sebelum akhir tahun.
1. Mengidentifikasi risiko bisnis yang memengaruhi utang dagang (Tahap I)
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk utang
dagang (Tahap I)
3. Menilain risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaran (Tahap I)
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran (Tahap II)
5. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang dagang (Tahap III)
6. Merancang pengujian atas rincian saldo utang dagang untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo (Tahap III)
a. Prosedur audit
b. Ukuran sampel
c. Item yang akan dipilih
d. Penetapan waktu

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bab ini membahas tentang Pengujian Oengendalian yang merupakan suatu prosedur audit
yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau
mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.

Tujuan dari menilai risikopengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat
suatu pertimbangan mengenai risiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan saldo adalah prosedur audit, ukuran
sampel, item yang akan dipilih serta penetapan waktu

24
LAMPIRAN

Contoh Kasus

PT. Tri Plastik Indonesia telah menjadi klien audit KAP Bima, Rian, Sunardi, & Badri
(BRS&B) selama beberapa tahun. PT. Tri Plastik Indonesia dirintis oleh Tri Antoro yang
memiliki 51% saham perusahaan. Sisanya dimiliki oleh sekitar 200 pemegang saham yang
merupakan investor tanpa tanggung jawab operasonal. PT. Tri Plastik Indonesia membuat
produk dengan bahan baku utama adalah plastik. Beberapa dibuat karena pesanan, tapi
kebanyakan produk dibuat untuk persediaan. Sebuah contoh produk manufaktur PT. Tri
Plastik Indonesia adalah alat kursi plastik yang digunakan dengan sistem pengencang
tertentu. PT. Tri Plastik Indonesia telah berkembang dari sebuah perusahaan kecil, yang
hanya memproduksi dua jenis barang, ketika mereka pertama kali melakukan kontrak kerja
dengan BRS&B, hingga kini menjadi perusahaan sukses dengan produk yang beragam. Pada
saat Roni Hartanto dari BRS&B menjadi menejer auditnya, penjualan tahunan telah
berkembang menjadi Rp 20 miliar dan laba menjadi Rp 1,9 miliar. Secara historis,
perusahaan tidak memiliki masalah-masalah audit yang luar biasa, dan BRS&B telah
menerbitkan opini audit wajar tanpa pengecualian setiap tahunnya. Pendekatan audit BRS&B
yang selalu diterapkan pada PT. Tri Plastik Indonesia adalah pendekatan audit substantif.

Dlam pendekatan ini, auditor yang bertugas mendapatkan pemahaman atas pengendalian
internal sebagai bagian dari produser pengukuran risiko, namun risiko pengendalian nilai
pada tingkat maksimum (100%). Prosedur analitis yang meluas telah dilakukan pada laporan
laba rugi, dan fluktuasi yang tidak biasa telah diselidiki. Prosedur audit terperinci ditekankan
pada akun-akun neraca di awal tahun, maka saldo laba dan laporan laba ruginya pasti benar.

Sumber : http://atchokers.blogspot.co.id/2012/12/contoh-kasus-audit.html

26
DAFTAR PUSTAKA
Arens A. Alvin, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2015.Auditing dan Jasa
Assurance.Jakarta:Erlangga

www.iapi.or.id

http://iapi.or.id/iapi/detail/153 (18:30, 17 April 2017)

28

Anda mungkin juga menyukai