Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang PROSES AUDIT ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Fitri Dwi Jayanti, SE.M
Acc.Ak yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan gambaran umum proses audit termasuk 7 langkah
pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan
keuangan.
2. Untuk mengetahui asersi manajemen dan kategorinya.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan materialitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.ASERSI MANAJEMEN
Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP. Untuk mencapai tujuan
tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit adalah mengidentifikasi
sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap akunyang dilaporankan dalam
laporan keuangan. Tujan yang spesifik ini diambil dari asersi yang dibuat oleh
manajemen dan dimuat dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang eksplisit dan
implisit. Asersi ini merupakan hal yang penting karena menjadi pedoman
auditor dalam pengumpulan bukti.
Sebagai contoh, perhatikan komponen neraca berikut ini:
Aktiva Lancar :
Apabila ada salah satu asersi tersebut yang salah saji, berarti laporan keuangan
telah salah saji secara material.
Lima kategori asersi ini merupakan hal yang penting karena dapat
membantu auditor memahami jenis salah saji potensial yang dapat terjadi
dalam laporan keuangan, dan dapat membantu auditor mengembangkan
perencanaan audit untuk mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan
kewajaran penyajina laporan keunagan. Dalam bagian tersebut akan disajikan
uraian setiap kategori asersi, yaitu :
2. Kelengkapan
Asersi mengenai kelengkapan (completeness) berkaitan dengan apakah
semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan
keuangan benar-benar telah dicantumkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar dapat mengelola audit tersebut dengan baik, maka auditor harus
membagi audit menjadi audit-audit atas saldo akun pertama dan golongan
transaksi, dan kemudian audit atas asersi laporan keuangan untuk setiap saldo
akun dan golongan transaksi. Kemudian auditor membuat keputusan perencanaan
yang penting tentang apa yang dianggap material bagi laporan keuangan
(materialitas), dan tentang resiko salah saji yang meterial dalam laporan keuangan
(resiko audit). Keputusan-keputusan pendahuluan ini akan membimbing kinerja
prosedur audit untuk mengumpulkan bukti tentang asersi laporan keuangan, ketika
auditor mengumpulkan bukti tentang laporan keuangan, dan secara keseluruhan,
kewajaran penyajian laporan keuangan, ia juga menggunakan pengetahuan yang
diperoleh dalam proses audit untuk menentukan apakah terdapat jasa bernilai
tambah lain yang mungkin bermanfaat bagi manajemen atau dewan direksi.
Akhirnya, audit tersebut akan berakhir pada komunikasi temuan temuan audit,
pernyataan pendapat atas laporan keuangan, komunikasi dengan komite audit,
serta komunikasi lain dengan dewan direksi dan manajeman berkaitan denganjasa
bernilai tambah.
DAFTAR PUSTAKA
https://malikmakassar.wordpress.com/2008/10/05/gambaran-umum-proses-audit/