Kelas C
Program Study Ekonomi Islam
Jurusan Syariah
S E K O L A H T I NG G I AG AM A I S L A M NE G E RI
( S T AI N ) J U R AI S I W O ME T RO
T.A 2015/2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu.
Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan makalah
Auditing yang insyaallah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunannya maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran .......................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Tanggung Jawab Audit
1. Tujuan Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan ..... 3
2. Tanggungjawab Manajemen dalam Penyajian Laporan
Keuangan ...................................................................... 4
3. Pendekatan Siklus Laporan Keuangan untuk Segmentasi
Audit ............................................................................. 4
4. Kategori Asersi Manajemen Tentang Laporan
Keuangan ...................................................................... 5
a. Asersi Manajemen .................................................. 5
b. Asersi tentang Transaksi dan Peristiwa .................. 5
c. Asersi tentang Saldo Akun ..................................... 6
d. Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan ......... 7
5. Tujuan Umum dan Khusus Audit Asersi Menajemen.. 8
a. Tujuan Audit atas Transaksi ................................... 8
b. Tujuan Audit atas Saldo ......................................... 10
c. Tujuan Audit atas Penyajian dan Pengungkapan ... 12
6. Bagaimana Tujuan Audit Dicapai ................................ 13
a. Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit . 14
b. Melaksanakan Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substansif atas Transaksi ................ 15
iii
c. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian
atas Rincian Saldo .................................................. 16
d. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan
Laporan Audit......................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Alvin A. Arens, James K. Loebbecke, Auditing Arens & Loebbecke, (Jakarta: Salemba Empat,
1993), h. 114
3
adanya situasi tertentu yang menghambatnya, auditor wajib
memberitahukan kepada para pemakai melalui laporan audit.
4
modal dan pembayaran kembali. Akun kas merupakan akun yang paling
penting, yang dimana terlibat dalam sebagian besar siklus.2
Pada perusahaan manufaktur, siklus persediaan dan pergudangan
berkaitan erat dengan semua siklus lainnya. Biaya persediaan mencakup
bahan baku (siklus perolehan dan pembayaran), tenaga kerja langsung
(siklus penggajian dan personalia), dan biaya over head manufaktur/biaya
produksi tidak langsung (siklus perolehan dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia). Penjualan barang jadi melibatkan siklus
penjualan dan penagihan. Dalam kasus penjaminan persediaan untuk
kepentingan peminjaman uang, siklus perolehan modal, dan pembayaran
kembalian juga berkaitan dengan siklus persediaan dan pergudangan.
a. Asersi Manajemen
Keterjadian
Asersi keterjadian berkaitan dengan apakah transaksi dan
peristiwa yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi
selama periode akuntansi. Contoh, manajemen menegaskan bahwa
transaksi pembelian barang dagang yang dicatat merupakan perolehan
barang dagang dari pemasok yang benar-benar terjadi.
2
Heri, Auditing 1: Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 34
3
Ibid., h. 36
5
Kelengkapan
Asersi ini menyatakan apakah semua transaksi dan peristiwa
yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan
seluruhnya. Contoh, manajemen menegaskan bahwa seluruh
pembelian barang dagang dari pemasok telah dicatat dan dimasukkan
dalam laporan keuangan.
Keakuratan
Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi dan peristiwa
telah dicatat pada jumlah yang benar. Penggunaan harga (acquisition
cost) yang salah untuk mencatat transaksi perolehan aktiva tetap dan
kekeliruan atau kesalahan dalam menghitung besarnya beban
penyusutan periodik merupakan contoh pelanggaran atas asersi
keakuratan.
Klasifikasi
Asersi ini menyatakan apakah transaksi dan peristiwa telah
dicatat pada akun yang tepat. Contoh, pembelian perlengkapan dicatat
dicatat sebagai pembelian peralatan.
Pisah Batas (cut-off)
Asersi pisah batas menyatakan apakah transaksi dan peristiwa
telah dicatat pada periode akuntansi yang benar. Mencatat transaksi
penjualan pada bulan Desember sementara barang belum dikirim
sampai dengan bulan Januari tahun berikutnya merupakan contoh
pelanggaran atas asersi pisah batas.
Eksistensi
Asersi ini berkaitan dengan apakah aktiva, kewajiban, dan
modal yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal
neraca. Contoh, manajemen menegaskan bahwa saldo akun persediaan
barang dagang yang tertera dalam neraca benar-benar ada digudang
6
pada tanggal neraca sebesar jumlah yang disajikan tersebut dan
tersedia untuk dijual.
Kelengkapan
Asersi ini menyatakan apakah seluruh jumlah yang harus
tercatat pada suatu akun benar-benar sudah dicantumkan. Dengan kata
lain, asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan penghilangan
jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan.
Penilaian dan Alokasi
Asersi ini berkaitan dengan apakah aktiva, kewajiban dan
modal telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat atau dengan angka-angka yang wajar.
Hak dan Kewajiban
Asersi ini berkaitan dengan apakah aktiva memang menjadi
hak perusahaan dan apakah utang memang merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal neraca.
4
Ibid., h. 40
7
keuangan, serta apakah uraian saldo dan pengungkapannya dapat
dipahami.
8
Pemindah-Bukuan dan Pengikhtisaran
Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan pemindahan informasi
dari jurnal ke buku besar dan neraca saldo, serta keakuratan
pengikhtisaran transaksi dalam laporan keuangan. Tujuan ini
merupakan padanan atas asersi manajemen tentang keakuratan
transaksi.
Klasifikasi
Tujuan ini berkaitan dengan apakah seluruh transaksi telah
dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Tujuan ini merupakan
padanan atas asersi manajemen tentang klasifikasi transaksi.
Penetapan Waktu
Tujuan ini berkaitan dengan apakah seluruh transaksi telah
dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Tujuan ini merupakan
padanan atas asersi manajemen tentang pisah batas transaksi.
9
secara akurat ke masing-masing
catatan pemasok (buku besar
pembantu) dan buku besar umum,
serta diikhtisarkan ke dalam laporan
keuangan secara tepat.
Transaksi pembelian telah di
Klasifikasi Klasifikasi klasifikasi dengan benar pada akun
yang tepat.
Transaksi pembelian telah dicatat
Pisah Batas Penetapan Waktu
pada tanggal yang benar.
Eksistensi
Tujuan ini berkaitan dengan apakah semua jumlah yang
tercantum dalam laporan keuangan memang benar-benar ada pada
tanggal neraca.
Kelengkapan
Tujuan ini berkaitan apakah semua jumlah yang harus tercatat
pada suatu akun benar-benar sudah dicantumkan.
Keakuratan
Tujuan ini berkaitan dengan apakah perhitungan atas seluruh
jumlah yang tercantum sudah benar.
5
Ibid., h. 42
10
Klasifikasi
Tujuan ini berkaitan dengan apakah seluruh jumlah telah
diklasifikasikan dalam akun secara tepat.
Pisah Batas
Tujuan ini berkaitan dengan apakah seluruh jumlah telah
dicatat dalam akun pada periode akuntansi yang tepat.
Rincian Hubungan
Tujuan ini berkaitan dengan apakah total saldo akun sesuai
dengan rincian yang tertera dalam buku besar maupun catatan
pendukung lainnya.
Nilai yang Dapat Direalisasi
Tujuan ini berkaitan dengan apakah saldo akun aktiva tertentu,
seperti piutang usaha, telah dikurangi untuk mencerminkan nilai
bersihnya yang dapat direalisasi.
Hak dan Kewajiban
Tujuan ini berkaitan dengan apakah aktiva memang menjadi
hak perusahaan dan apakah utang merupakan kewajiban perusahaan
pada tanggal neraca.
Sesudah tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo
ditentukan, tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo untuk
setiap saldo akun dalam laporan keuangan dapat dikembangkan.
Setidaknya satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
harus disertakan pada setiap tujuan audit umum yang berkaitan
dengan saldo.
11
Kelengkapan Kelengkapan Seluruh piutang yang ada sudah dicatat.
Keakuratan Seluruh piutang yang ada telah dicatat
dalam jumlah yang benar.
6
Ibid., h. 45
12
Berikut adalah contoh asersi manajemen dan tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan atas piutang wesel:
Asersi
Tujuan Audit Umum Tujuan Audit Khusus
Manajemen
Piutang wesel sebagaimana yang
Keterjadian
Keterjadian serta Hak diuraikan dalam catatan atas laporan
serta Hak &
& Kewajiban keuangan memang benar-benar ada dan
Kewajiban
merupakan hak perusahaan.
Semua pengungkapan yang diperlukan
yang terkait dengan piutang wesel telah
Kelengkapan Kelengkapan
dicatat dalam catatan atas laporan
keuangan.
Pengungkapan catatan atas laporan
Penilaian &
Penilaian & Alokasi keuangan yang terkait dengan piutang
Alokasi
wesel sudah akurat.
Piutang wesel secara tepat telah
Klasifikasi diklasifikasi sebagai aktiva lancar dan
Klasifikasi & dapat
& dapat tidak lancar, serta pengungkapannya
Dipahami
Dipahami dalam catatan atas laporan keuangan
dapat dipahami.
13
semua tujuan audit sudah ditetapkan dan dipenuhi. Proses audit ini terdiri
dari empat fase, yaitu:7
7
Ibid., h. 46
8
Alvin A. Arens, James K. Loebbecke, Auditing Arens & Loebbecke, (Jakarta: Salemba Empat,
1993), h. 132
14
Menilai risiko salah saji yang material
Penilaian ini tentu saja akan memengaruhi rencana dan sifat audit,
penetapan waktu audit, serta luas prosedur audit. Risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh
kecurangan, juga merupakan bagian dari risiko audit dan
memerlukan penilaian oleh auditor secara khusus atas risiko
tersebut.
15
c. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian
Saldo
9
Ibid., h. 134
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18