Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat izin dan
karunia-Nyalah sehingga penyusun memiliki kesempatan menyelesaikkan
makalah tentang ”auditing 2” sesuai dengan waktu yang telah diberikan meski
banyak kekurangannya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak
mendapat pengetahuan tambahan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah . Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak hal-hal yang perlu
disempurnakan dan diperbaiki, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, agar
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo
a) Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha ... 4
b) Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren ...................... 5
c) Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan ........... 5
d) Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
Subtansif atas transaksi........................................................................... .... 8
e) Merancang dan melaksanakan prosedur analitis ......................................... 8
f) Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo piutang usaha 9
B. Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo
a) Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file
Induk serta buku besar umum ..................................................................... 10
b) Piutang usaha yang dicatat memang ada ..................................................... 11
c) piutang usaha yang ada telah dicantumkan ................................................. 11
d) piutang usaha sudah akurat ......................................................................... 11
e) piutang usaha diklasifikasikan dengan benar .............................................. 12
f) pisah batas piutang usaha sudah benar ........................................................ 12
g) piutang usaha dinyatankan pada nilai realisasi...................................... ..... 12
C. Konfirmasi Piutang Usaha
a) Ukuran sampel ........................................................................................... 15
ii
D. Mengembangkan Program Audit Bagi Pengujian Yang Terinci ................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada penugasan audit pertamanya, susan jackson diminta untuk
menangani konfirmasi piutang usaha peritel yang memiliki sejumlah
besar akun pelanggan. Dia merasa senang karena piutang usaha
merupakan salah satu bidang favoritnya dalam mata kuliah auditing.
Dalam tahun-tahun sebelumnya, kantor tempat susan bekerja
mengkonfirmasi piutang-piutang tersebut dengan mengunakan
konfirmasi negatif. Dalam tahun terakhir, sebanyak 200 konfirmasi
negatif telah dikirimkan 1 bulan sebelum akhir tahun. Konfirmasi
yang dikembalikan itu hanya menunjukan perbedaan waktu; tidak
ada salah saji yang direpresentasikan dalam pembukuan klien.
Rencana audit tertatif untuk tahun berjalan tidak berbeda dengan
tahun sebelumnya. Sebelum tanggal konfirmasi yang direncanakan
pada tahun berjalan, yaitu ketika susan sudah memahami
pengendalian internal terhadap transaksi penjualan dan penerimaan
kas, dia menemukan bahwa sistem transaksi penjualan yang baru,
yang mencangkup penjualan berdasarkan internet, telah
diimplementasikan. Klien mengalami banyak masalah ketika
berusaha mengoperasikan sistem itu dengan benar, dan sejumlah
besar salah saji telah terjadi dalam mencatat penjualan selama
beberapa bulan terakhir. Pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif atas transaksi penjualan yang dilakukan susan juga
mengidentifikasi salah saji yang serupa.
1
B. Tujuan pembelajaran
1. menguraikan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian
saldo dengan mengunakan model risiko audit
2. merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun-akun
dalam siklus penjualan dan penagihan
3. merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk
piutang usaha
4. memperoleh dan mengevaluasi konfirmasi piutang usaha
5. merancang prosedur audit untuk audit piutang usaha, dengan
menggunakan neraca lajur perencanaan bukti sebagai pedoman
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prosedur audit
Merancang pengujian atas rincian saldo Tahap III
Prosedur audit
piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo Prosedur audit
3
Tujuan audit piutang usaha (accounts receivable balance-related
audit objectives) dan adalah sebagai berikut :
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait,dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama
dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (Nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)
4
Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko
Inheren (Tahap I)
Auditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan
mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan,dan
mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun
neraca yang disignifikan, termasuk piutang usaha. Secara khusus,
piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling material
dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan penjualan
kredit. Bahkan untuk slado piutang usaha yang kecil
sekalipun,transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan yang
mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.
Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan
tertentu menyangkut pengakuan pendapat. Hal ini mungkin akan
mempengaruhi penilaian risiko inheren oleh auditor untuk tujuan-
tujuan berikut : keberadaan atau eksistensi, pisah batas penjualan,
serta pisah batas retur dan pengurangan penjualan. Jadi, sudah
biasa bagi klien untuk menyalahsajikan pisah batas baik karena
kesalahan maupun melalui kecurangan. Juga merupakan hal yang
biasa bagi klien untuk menyalahsajikan secara tidak sengaja atau
secara sengaja atau curang penyisihan piutang tak tertagih (nilai
realisasi) karena sulit menentukan saldo yang benar.
5
1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2. Pengendalian terhadap pisah batas
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak
tertagih
6
saldo-kelengkapan. Hubungan yang serupa juga terjadi pada
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-kelengkapan.
Penyebab kesimpulan yang agak mengejutkan ini adalah bahwa
kenaikan penjualan meningkatkan piutang usaha, tetapi
kenaikan penerimaan kas justru menurunkan piutang usaha.
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai
realisasi dan hak, serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh risiko pengendalian
untuk kelas transaksi. Agar penilaian risiko pengendalian untuk
tujuan-tujuan tersebut berada dibawah maksimum, auditor harus
mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah
demi mendukung tujuan-tujuan tersebut.
7
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II)
Bab sebelumnya membahas prosedur audit untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, memutuskan
ukuran sampel dan mengevaluasi hasil dari pengujian-pengujian
tersebut. Hasil dari pengujian pengendalian akan menentukan
apakah penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan
penerimaan kas harus direvisi. Auditor menggunakan hasil
pengujian substantif atas transaksi untuk menentukan sejauh mana
8
risiko deteksi yang direncanakan akan mempengaruhi bagi setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
( Tahap III)
9
piutang sebagai persentase piutang piutang tak tertagih dan beban piutang
usaha dengan tahun sebelumnya tak tertagih
Membandingkan penyisihan untuk
Lebih saji atau kurang saji penyisihan
piutang tak tertagih sebagai
piutang tak tertagih dan beban piutang
persentase piutang usaha dengan
tak tertagih
tahun sebelumnya
Membandingkan penghapusan
Lebih saji atau kurang saji penyisihan
piutang tak tertagih sebagai
piutang tak tertagih dan beban piutang
persentase total piutang usaha
tak tertagih
dengan tahun sebelumnya
10
Ketika membahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha, kita akan
berfokus pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga akan
mengasumsikan dua hal :
1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti yang
serupa dengan yang ada digambar 16.7
2. Auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk
pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat
tergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu
adalah rendah, sedang, atau tinggi.
11
dapat menggunakan dokumen tersebut secara ekktensif sebagai
bukti alternatif bila tidak ada respon.
12
dipisahkan dari akun reguler, dan saldo kredit piutang usaha yang
signifikan dikalsifikasikan kembali sebagai utang usaha.
13
3. Saldo akhir akun penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai
cara
14
2. Formulir Konfirmasi yang Kosong adalah jenis konfirmasi positif
yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta
penerimaannya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi
lainnya.
3. Konfirmasi Faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana
setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha
secara keseluruhan.
4. Konfirmasi Negatif juga ditunjukkan kepada debitor tetapi hanya
akan menerima respon apabila jika debitor tidak setuju dengan
jumlah yang dinyatakan
Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada
ditangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. Standar
audit menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat
diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :
1. Auditor telah menilai risiko salah saji yang material sebagai
rendah serta telah memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi
tentang efektivitas perencanaan serta pengoprasian
pengendalian yang relevan atas asersi yang sedang diuji dengan
prosedur konfirmasi.
2. Populasi item-item yang terkena prosedur konfirmasi negatif
terdiri dari sejumlah besar saldo akun, transaksi, atau pos-pos
lainnya yang bernilai kecil dan homogen.
3. Auditor memperkirakan tingkat pengecualian yang rendah.
4. Auditor yakin bahwa penerimaan permintaan konfirmasi negatif
akan memberikan pertimbangan yang masuk akal
Ukuran Sampel
1. Materilitas kinerja
15
2. Risiko inheren (ukuran relatif total piutang usaha, jumlah
akun, hasil tahun sebelumnya, dan salah saji yang
diharapkan)
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (
luas dan hasil pengujian substantif atas transaksi, prosedur
analitis, dan pengujian yang terinci lainnya)
5. Jenis konfirmasi ( negatif yang biasanya memerlukan ukuran
sampel yang lebih besar )
Pemilihan item untuk pengujian diperlukan beberapa jenis stratifikasi
pada sebagian besar konfirmasi. Dalam pendekatan umum
stratifikasi untuk memilih saldo yang akan dikonfirmasi, auditor
mempertimbangkan baik nilai setiap piutang maupun lamanya waktu
piutang itu telah beredar.
Penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi meliputi
pemeriksaan remittance advice, ayat Jurnal dalam catatan
penerimaan kas, atau mungkin kredit selanjutnya dalam file individu.
Salinan faktur penjualan hal ini bermanfaat dalam memverifikasi
penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan aktual.
Dokumen pengiriman hal ini penting dalam menentukan apakah
pengiriman telah benar-benar dilakukan dan sebagai ujian pisah
batas. Korespondensi dengan klien biasanya, auditor tidak perlu
mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif,
tetapi korespondensif dapat digunakan untuk mengungkapkan
piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak
terungkap oleh cara lainnya.
16
Fraan Moore, auditor senior, menyiapkan kertas kerja perecanaan
bukti yang disajikan pada tabel dibawah sebagai alat bantu untuk
membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang
direncanakan sumber setiap baris adalah sebagai berikut :
1. Materialitas kinerja
2. Risiko audit yang dapat diterima
3. Risiko inheren
4. Risiko pengendalian
5. Hasil pengujian substantif
6. Prosedur analitis
7. Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang
direncanakan
17
sisanya (10).
Melaksanakan prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama
atau kedua (11).
Meriview neraca saldo piutang usaha
menyangkut jumlah piutang usaha yang
besar dan tidak biasa (3).
Piutang usaha yang ada telah Menelusuri lima akun dari file induk
dimasukkan dalam aged trial piutang ke aged trial balance (9).
balance (kelengkapan)
Piutang usaha dalam neraca Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan
saldo akurat (keakuratan) menggunakan konfirmasi positif.
Mengkonfirmasikan semua jumlah di atas
$100.000 dan sampel statistik sisanya
(10).
Melaksanakan prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama
atau kedua (11).
Mereview neraca saldo piutang usaha
menyangkut jumlah piutang yang besar
dan tidak biasa (3)
Piutang usaha pada aged trial Mereview piutang yang tercantum pada
balance telah diklasifikasikan aged trial balance untuk wesel dan
dengan benar (klasifikasi) piutang pihak terkait (5).
Menanyai manajemen apakah ada wesel
dari pihak terkait atau piutang jangka
panjang yang dimasukkan dalam neraca
saldo (6).
18
Transaksi dalam siklus Memilih 20 transaksi penjualan terakhir
penjualan dan penagihan telah dari jurnal penjualan tahun berjalan dan
dicatat pada periode yang 20 transaksi pertama dari tahun
tepat (pisah batas) selanjutnya serta menelusuri masing-
masing ke dokumen pengiriman terkait,
dengan memeriksa tanggal pengiriman
aktual dan mengoreksi pencatatan (14).
Mereview retur dan pengurangan
penjualan yang besar sebelum dan
sesudah tanggal neraca untuk
menentukan apakah telah dicatat pada
periode yang benar (15).
Piutang usaha dinyatakan Menelusuri 10 akun dari aged trial
pada nilai realisasi (nilai balance ke file induk piutang usaha untuk
realisasi) menguji umur yang tepat pada neraca
saldo (8).
Menggunakan perangkat lunak
audituntuk menfoot dan mengcroos-foot
aged trial balance (2).
Membahas dengan manajer kredit
kemungkinan penagihan piutang yg
sudah lama. Memeriksa penerimaan kas
selanjutnya dan file kredit atas semua
piutang 90 hari serta mengevaluasi
apakah piutang dapat di tagih (12).
Mengevaluasi apakah penyisihan sudah
memadai setelah melakukan prosedur
audit lainnya menyangkut ketertagihan
piutang (13).
Klien memiliki hak ats piutang Mereview notulen rapat dewan direksi
19
usaha pada neraca saldo (hak) menyangkut adanya indikasi piutang
usaha yang digadaikan atau difactorkan
(7).
Menanyai manajemen apakah ada
piutang yang digadaikan atau difactorkan.
20
3. Mereview Aged Trial Balance untuk piutang yang berjumlah
besar dan tidak biasa
4. Menghitung prosedur analitis yang ditunjukkan dalam skedul
audit yang dikompensasi kedepan (tidak dimasukkan) dan tindak
lanjut terhadap setiap perubahan yang signifikan dari tahun
sebelumnya
5. Mereview piutang yang tercantum pada Aged Trial Balance
menyangkut wesel tagih dan piutang dengan pihak terkait.
6. Menanyai managemen apakah ada pihak terkait, wesel, atau
piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo
7. Mereview notulen rapat dewan dereksi dan menanyai
managemen untuk menentukan apakah ada piutang yang
digadaikan untuk atau difactorkan
8. Menelusuri sepuluh akun dari Aged Trial Balance ke file induk
piutang usaha untuk menguji kebenaran umur piutang dan
saldonya
9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke Aged
Trial Balance
10. Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi
positif. Mengkonfirmasi semua jumlah diatas 100$ dan memilih
sampel statistik dengan menggunakan perangkat lunak audit
untuk sisanya
11. Melakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua
12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinan
penagihan piutang yang sudah lama. Memeriksa penerimaan kas
selanjutnya dan file kredit atas semua piutang yang berjumlah
lebih besar selama 90 hari dan mengevaluasi apakah piutang
tersebut dapat ditagih
13. Mengevaluasi apakah penyisihan sudah memadai setelah
21
melakukan prosedur audit lainnya menyangkut kolektibilitas atau
ketertagihan piutang
14. Memilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan
tahun berjalan dan 20 transaksi pertama dari tahun selanjutnya
serta menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman terkait,
dengan memeriksa tanggal pengiriman aktual dan mengoreksi
pencatatan
15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum
dan setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah
dicatat dalam periode yang benar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait,dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama
dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (Nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)
B. Saran
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan bagi
para pembaca makalah ini, agar dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya
DAFTAR PUSTAKA
Arens elder beasley Auditing & jasa Assurance edisi kelimabelas jilid 2
23