Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK III

Andi Tenri Agusnawan 02320150309

A. Fiekha Nur Thahirah 02320150313

Riska Dian Anugrah 02320150320

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat izin dan
karunia-Nyalah sehingga penyusun memiliki kesempatan menyelesaikkan
makalah tentang ”auditing 2” sesuai dengan waktu yang telah diberikan meski
banyak kekurangannya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak
mendapat pengetahuan tambahan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah . Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak hal-hal yang perlu
disempurnakan dan diperbaiki, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, agar
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Makassar, 10 maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ .................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo
a) Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha ... 4
b) Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren ...................... 5
c) Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan ........... 5
d) Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
Subtansif atas transaksi........................................................................... .... 8
e) Merancang dan melaksanakan prosedur analitis ......................................... 8
f) Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo piutang usaha 9
B. Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo
a) Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file
Induk serta buku besar umum ..................................................................... 10
b) Piutang usaha yang dicatat memang ada ..................................................... 11
c) piutang usaha yang ada telah dicantumkan ................................................. 11
d) piutang usaha sudah akurat ......................................................................... 11
e) piutang usaha diklasifikasikan dengan benar .............................................. 12
f) pisah batas piutang usaha sudah benar ........................................................ 12
g) piutang usaha dinyatankan pada nilai realisasi...................................... ..... 12
C. Konfirmasi Piutang Usaha
a) Ukuran sampel ........................................................................................... 15

ii
D. Mengembangkan Program Audit Bagi Pengujian Yang Terinci ................ 16

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................... ........... 22
B. Saran…................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada penugasan audit pertamanya, susan jackson diminta untuk
menangani konfirmasi piutang usaha peritel yang memiliki sejumlah
besar akun pelanggan. Dia merasa senang karena piutang usaha
merupakan salah satu bidang favoritnya dalam mata kuliah auditing.
Dalam tahun-tahun sebelumnya, kantor tempat susan bekerja
mengkonfirmasi piutang-piutang tersebut dengan mengunakan
konfirmasi negatif. Dalam tahun terakhir, sebanyak 200 konfirmasi
negatif telah dikirimkan 1 bulan sebelum akhir tahun. Konfirmasi
yang dikembalikan itu hanya menunjukan perbedaan waktu; tidak
ada salah saji yang direpresentasikan dalam pembukuan klien.
Rencana audit tertatif untuk tahun berjalan tidak berbeda dengan
tahun sebelumnya. Sebelum tanggal konfirmasi yang direncanakan
pada tahun berjalan, yaitu ketika susan sudah memahami
pengendalian internal terhadap transaksi penjualan dan penerimaan
kas, dia menemukan bahwa sistem transaksi penjualan yang baru,
yang mencangkup penjualan berdasarkan internet, telah
diimplementasikan. Klien mengalami banyak masalah ketika
berusaha mengoperasikan sistem itu dengan benar, dan sejumlah
besar salah saji telah terjadi dalam mencatat penjualan selama
beberapa bulan terakhir. Pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif atas transaksi penjualan yang dilakukan susan juga
mengidentifikasi salah saji yang serupa.

1
B. Tujuan pembelajaran
1. menguraikan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian
saldo dengan mengunakan model risiko audit
2. merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun-akun
dalam siklus penjualan dan penagihan
3. merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk
piutang usaha
4. memperoleh dan mengevaluasi konfirmasi piutang usaha
5. merancang prosedur audit untuk audit piutang usaha, dengan
menggunakan neraca lajur perencanaan bukti sebagai pedoman

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS


RINCIAN SALDO

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang


mempengaruhi piutang usaha Tahap I

Menetapkan materialitas kinerja dan menilai Tahap I


resiko inheren untuk piutang usaha

Menilai risiko pengendalian untuk siklus Tahap I


penjualan dan penagihan

Merancang dan melaksanakan pengujian


dan pengendalian dan pengujian substantif Tahap II
atas transaksi untuk siklus penjualan dan
penagihan

Merancang dan melaksanakan prosedur dan Tahap III


analitis untuk piutang usaha

Prosedur audit
Merancang pengujian atas rincian saldo Tahap III
Prosedur audit
piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo Prosedur audit

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piuta audit


Prosedur

3
Tujuan audit piutang usaha (accounts receivable balance-related
audit objectives) dan adalah sebagai berikut :

1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait,dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama
dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (Nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi


Piutang Usaha (Tahap I)
Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien
serta mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis untuk
mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan,termasuk piutang usaha. Sebagai
bagian dari perolehan pemahaman tersebut, auditor juga
melaksanakan prosedur analitis pendahuluan yang dapat
menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.
Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncakan
untuk piutang usaha,auditor akan mempertimbangkan risiko bisnis
klien yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh : Sebagai akibat
dari perubahan yang buruk pada lingkungan ekonomi industri,
auditor dapat meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih
piutang usaha

4
Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko
Inheren (Tahap I)
Auditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan
mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan,dan
mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun
neraca yang disignifikan, termasuk piutang usaha. Secara khusus,
piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling material
dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan penjualan
kredit. Bahkan untuk slado piutang usaha yang kecil
sekalipun,transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan yang
mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.
Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan
tertentu menyangkut pengakuan pendapat. Hal ini mungkin akan
mempengaruhi penilaian risiko inheren oleh auditor untuk tujuan-
tujuan berikut : keberadaan atau eksistensi, pisah batas penjualan,
serta pisah batas retur dan pengurangan penjualan. Jadi, sudah
biasa bagi klien untuk menyalahsajikan pisah batas baik karena
kesalahan maupun melalui kecurangan. Juga merupakan hal yang
biasa bagi klien untuk menyalahsajikan secara tidak sengaja atau
secara sengaja atau curang penyisihan piutang tak tertagih (nilai
realisasi) karena sulit menentukan saldo yang benar.

Menilai Risiko Pengendalian Untuk Siklus Penjualan Dan


Penagihan ( Tahap I )

Pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas


serta piutang usaha terkait setidaknya harus cukup efektif karena
sangat menginginkan catatan yang akurat untuk mempertahankan
hubungan baik dengan pelanggan. Auditor terutama harus
memperhatikan tiga aspek pengendalian internal :

5
1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2. Pengendalian terhadap pisah batas
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak
tertagih

Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan


audit yang berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dalam memutuskan risiko deteksi yang
direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi pengujian atas
rincian saldo .

contoh : auditor menyimpulkan bahwa risiko pengendalian untuk


transaksi penjualan maupun penerimaan kas adalah rendah bagi
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keakuratan. Karena itu
auditor dapat menyimpulkan bahwa pengendalian bahwa
pengendalian bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
keakuratan untuk piutang usaha sudah efektif karena satu-satunya
transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah penjualan dan
penerimaan kas. Jika retur dan pengurangan penjualan serta
penghapusan piutang usaha tak tertagih berjumlah signifikan.
Penilaian risiko pengendalian juga harus dipertimbangkan untuk
kedua kelas transaksi.

Dua aspek hubungan yang disajikan dalam gambar 16.2 perlu


disinggung secara khusus.

1. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-


keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo-eksistensi atau keberadaan. Akan tetapi, untuk
penerimaan kas, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-
keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan

6
saldo-kelengkapan. Hubungan yang serupa juga terjadi pada
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-kelengkapan.
Penyebab kesimpulan yang agak mengejutkan ini adalah bahwa
kenaikan penjualan meningkatkan piutang usaha, tetapi
kenaikan penerimaan kas justru menurunkan piutang usaha.
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai
realisasi dan hak, serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh risiko pengendalian
untuk kelas transaksi. Agar penilaian risiko pengendalian untuk
tujuan-tujuan tersebut berada dibawah maksimum, auditor harus
mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah
demi mendukung tujuan-tujuan tersebut.

7
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II)
Bab sebelumnya membahas prosedur audit untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, memutuskan
ukuran sampel dan mengevaluasi hasil dari pengujian-pengujian
tersebut. Hasil dari pengujian pengendalian akan menentukan
apakah penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan
penerimaan kas harus direvisi. Auditor menggunakan hasil
pengujian substantif atas transaksi untuk menentukan sejauh mana

8
risiko deteksi yang direncanakan akan mempengaruhi bagi setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
( Tahap III)

Tabel :Prosedur Analitis untuk Siklus Penjualan dan Penagihan

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji


Membandingkan persentase margin
Lebih saji atau kurang saji penjualan
kotor dengan tahun sebelumnya (per
dan piutang usaha
lini produk)
Membandingkan penjualan per
Lebih saji atau kurang saji penjualan
bulan (per lini produk) selama
dan piutang usaha
beberapa waktu
Membandingkan retur dan
pengurangan penjualan sebagai Lebih saji atau kurang saji penjualan
persentase penjualan kotor dengan dan piutang usaha
tahun sebelumnya ( per lini produk)
Membandingkan saldo pelanggan
individual terhadap jumlah yang Salah saji piutang usaha dan akun
dinyatakan dengan tahun laporan laba rugi terkait
sebelumnya.
Membandingkan beban piutang tak
tertagih sebagai persentase Piutang usaha tak tertagih yang belum
penjualan kotor dengan tahun disajikan
sebelumnya.
Membandingkan jumlah hari piutang Lebih saji atau kurang saji penyisihan
usaha beredar dengan tahun piutang tak tertagih dan beban piutang
sebelumnya dan perputaran piutang tak tertagih, mungkin juga
usaha yang terkait menunjukkan piutang usaha fiktif.
Membandingkan kategori umur Lebih saji atau kurang saji penyisihan

9
piutang sebagai persentase piutang piutang tak tertagih dan beban piutang
usaha dengan tahun sebelumnya tak tertagih
Membandingkan penyisihan untuk
Lebih saji atau kurang saji penyisihan
piutang tak tertagih sebagai
piutang tak tertagih dan beban piutang
persentase piutang usaha dengan
tak tertagih
tahun sebelumnya
Membandingkan penghapusan
Lebih saji atau kurang saji penyisihan
piutang tak tertagih sebagai
piutang tak tertagih dan beban piutang
persentase total piutang usaha
tak tertagih
dengan tahun sebelumnya

Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian


Saldo Piutang Usaha ( Tahap III)
Pengujian rincian saldo yang tepat tercantum pada kertas kerja
perencanaan gambar 16.7. Risiko deteksi ditunjukkan pada baris
kedua dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif
auditor setelah mengkombinasikan kesimpulan yang dicapai
mengenai setiap faktor yang tercantum. Tugas menghubungkan
faktor yang direncanakan sangatlah kompleks karena pengukuran
faktor bersifat tidak jelas. Bukti audit yang direncanakan adalah
kebalikan dari risiko deteksi yang direncanakan. Setelah
memutuskan bukti yang direncanakan bagi tujuan tertentu adalah
tinggi, sedang, rendah kemudian auditor harus memutuskan
prosedur audit yangs sesuai, ukuran sampel, item yang dipilih dan
penempatan waktu.

B. MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

10
Ketika membahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha, kita akan
berfokus pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga akan
mengasumsikan dua hal :
1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti yang
serupa dengan yang ada digambar 16.7
2. Auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk
pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat
tergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu
adalah rendah, sedang, atau tinggi.

Piutang Usaha Ditambahkan dengan Benar dan Sama dengan File


Induk serta Buku Besar Umum
Aged Trial Balance menyajikan daftar saldo-saldo dalam file
induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo
pelanggan individual yang beredar dan rincian setiap saldo pada
waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Biasanya,
auditor menguji informasi yang ada pada aged trial balance
menyangkut detail tie-in sebelum melakukan setiap pengujian
lainnya untuk memverifikasi bahwa populasi yang sedang diuji
sesuai dengan buku besar umum dan file induk piutang usaha.

Piutang Usaha yang Dicatat Memang Ada

Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian


saldo yang paling penting untuk menentukan keberadaan atau
eksistensi piutang usaha yang dicatat. Biasanya, auditor tidak akan
memeriksa dokumen pengiriman atau bukti penerimaan kas bagi
setiap piutang dalam sampel yang telah dikonfirmasi. Tetapi auditor

11
dapat menggunakan dokumen tersebut secara ekktensif sebagai
bukti alternatif bila tidak ada respon.

Piutang Usaha yang Ada Telah Dicantumkan


Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang hilang dari
aged trial balance kecuali mengandalkan pada sifat
menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha. Jika semua
penjualan kepada pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan,
kurang saji piutang usaha hampir tidak mungkin ditemukan dengan
pengujian atas rincian saldo. Kurang saji penjualan dan piutang
usaha dapat diungkapkan oleh pengujian substantif atas transaksi
untuk pengiriman yang telah dilakukan tetapi belum dicatat ( tujuan
kelengkapan bagi pengujian transaksi penjual ) dan oleh prosedur
analitis.

Piutang Usaha yang Sudah Akurat


Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo merupakan
pengujian atas rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan
piutang usaha. Jika pelanggan tidak merespon permintaan
konfirmasi, audior akan memeriksa dokumen pendukung dengan
cara yang sama seperti yang diuraikan untuk tujuan keberadaan.
Auditor akan melaksanakan pengujian terhadap debet dan kredit
saldo setiap pelanggan dengan memeriksa dokumen pendukung
menyangkut pengiriman dan penerimaan kas.

Piutang Usaha Diklasifikasikan dengan Benar


Biasanya, auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang
usaha relatif jauh lebih mudah dengan mereview aged trial balance
untuk piutang yang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak
terkait lainnya. Auditor harus memverifikasi bahwa wesel tagih atau
piutang usaha yang harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar

12
dipisahkan dari akun reguler, dan saldo kredit piutang usaha yang
signifikan dikalsifikasikan kembali sebagai utang usaha.

Pisah Batas Piutang Usaha Sudah Benar


Salah saji pisah batas terjadi apabila transaksi periode
berjalan dicatat dalam periode selanjutnya. Tujuan dari pengujian
pisah batas, tanpa memandang jenis transaksinya, adalah untuk
memverifikasi apakah transaksi mendekati akhir periode akuntansi
telah dicatat pada periode yang tepat.
Salah saji pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan
pengurangan dan penerimaan kas. Bagi masing-masing pos
tersebut, auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk
menentukan kelayakan pisah batas :
1. Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat
2. Mengevaluasi apakah klien memiliki prosedur yang memadai
yang ditetapkan untuk memastikan kelayakan pisah batas
3. Menguji apakah pisah batas sudah benar

Piutang Usaha Dinyatakan Pada Nilai Realisasi

Nilai realisasi sama dengan piutang usaha kotor dikurangi


penyisihan piutang tak tertagih. Untuk menghitung penyisihan, klien
mengestimasi total jumlah piutang usaha yang diperkirakan tidak
dapat ditagih.

Beban piutang tak tertagih setelah auditor puas dengan


penyisihan piutang tak tertagih, akan jauh lebih mudah
memverifikasi beban piutang tak tertagih. Asumsikan bahwa :

1. Saldo awal akun penyisihan diverifikasi sebagai bagian dari


audit sebelumnya
2. Penghapusan piutang tak tertagih diverifikasi sebagai bagian
dari pengujian substantif atas transaksi

13
3. Saldo akhir akun penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai
cara

Beban piutang tak tertagih kemudian hanya merupakan saldo


residu yang dapat diverifikasi melalui perhitungan ulang.

C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA


Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang
dalam pembahasaan kita mengenai perancangan pengujian atas rincian
saldo piutang usaha. Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah
memenuhi tujuan eksistensi,keakuratan, serta pisah batas.
Standar Auditing A.S. Menunjukkan bahwa auditor harus menggunakan
konfirmasi eksternal untuk piutang usaha yang material. Konfirmasi
mungkin tidak tepat dalam situasi berikut ini :
1. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif
karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau
tidak dapat diandalkan. Dalam industri tertentu, seperi rumah sakit,
tingkat respon terhadap konfirmasi sangatlah rendah.
2. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian adalah
rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasi untuk
menyediakan bukti yang mencukupi. Jika klien memiliki
pengendalian internal yang efektif dan risiko inheren yang rendah
untuk siklus penjualan dan penagihan, auditor seringkali bisa
memenuhi persyaratan bukti dengan pengendalian, pengujiann
substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus
memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan.
1. Konfirmasi Positif adalah komunikasi dengan debitor yang
meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung
apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu
benar atau salah.

14
2. Formulir Konfirmasi yang Kosong adalah jenis konfirmasi positif
yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta
penerimaannya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi
lainnya.
3. Konfirmasi Faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana
setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha
secara keseluruhan.
4. Konfirmasi Negatif juga ditunjukkan kepada debitor tetapi hanya
akan menerima respon apabila jika debitor tidak setuju dengan
jumlah yang dinyatakan
Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada
ditangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. Standar
audit menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat
diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :
1. Auditor telah menilai risiko salah saji yang material sebagai
rendah serta telah memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi
tentang efektivitas perencanaan serta pengoprasian
pengendalian yang relevan atas asersi yang sedang diuji dengan
prosedur konfirmasi.
2. Populasi item-item yang terkena prosedur konfirmasi negatif
terdiri dari sejumlah besar saldo akun, transaksi, atau pos-pos
lainnya yang bernilai kecil dan homogen.
3. Auditor memperkirakan tingkat pengecualian yang rendah.
4. Auditor yakin bahwa penerimaan permintaan konfirmasi negatif
akan memberikan pertimbangan yang masuk akal

Ukuran Sampel

Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk


mengkonfirmasi piutang usaha dalam hal-hal berikut :

1. Materilitas kinerja

15
2. Risiko inheren (ukuran relatif total piutang usaha, jumlah
akun, hasil tahun sebelumnya, dan salah saji yang
diharapkan)
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (
luas dan hasil pengujian substantif atas transaksi, prosedur
analitis, dan pengujian yang terinci lainnya)
5. Jenis konfirmasi ( negatif yang biasanya memerlukan ukuran
sampel yang lebih besar )
Pemilihan item untuk pengujian diperlukan beberapa jenis stratifikasi
pada sebagian besar konfirmasi. Dalam pendekatan umum
stratifikasi untuk memilih saldo yang akan dikonfirmasi, auditor
mempertimbangkan baik nilai setiap piutang maupun lamanya waktu
piutang itu telah beredar.
Penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi meliputi
pemeriksaan remittance advice, ayat Jurnal dalam catatan
penerimaan kas, atau mungkin kredit selanjutnya dalam file individu.
Salinan faktur penjualan hal ini bermanfaat dalam memverifikasi
penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan aktual.
Dokumen pengiriman hal ini penting dalam menentukan apakah
pengiriman telah benar-benar dilakukan dan sebagai ujian pisah
batas. Korespondensi dengan klien biasanya, auditor tidak perlu
mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif,
tetapi korespondensif dapat digunakan untuk mengungkapkan
piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak
terungkap oleh cara lainnya.

D. MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT BAGI PENGUJIAN YANG


TERPERINCI
Untuk mengilustrasikan pengembangan prosedur audit program audit
untuk pengujian yang terinci dalam siklus penjualan dan penagihan.

16
Fraan Moore, auditor senior, menyiapkan kertas kerja perecanaan
bukti yang disajikan pada tabel dibawah sebagai alat bantu untuk
membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang
direncanakan sumber setiap baris adalah sebagai berikut :
1. Materialitas kinerja
2. Risiko audit yang dapat diterima
3. Risiko inheren
4. Risiko pengendalian
5. Hasil pengujian substantif
6. Prosedur analitis
7. Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang
direncanakan

Tabel : tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan program


audit untuk hillsburg hardware co. – siklus penjualan dan
penagihan (format rancangan)

Tujuan Audit yang Berkait


Prosedur Audit
dengan saldo
Piutang usaha dalam aged trial Memperoleh aged trial balance piutang
balance sama dengan jumlah usaha dan menelusuri saldonya ke buku
fie induk terkait, dan totalnya besar umum (1).
telah ditambahkan degan Menggunakan perangkat lunak audit
benar dan sama dengan buku untuk memfoot dan mengcroos-foot aged
besar umum (detail tie-in) trial balamce (2).
Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke
akun pada file induk (8).
Piutang usaha pada aged trial Mengkonfirmasi piutang usaha dengan
balance memang ada menggunakan konfirmasi
(ekstitens) positif.mengkonfirmasi semua jumlah di
atas $100.000 dan sampel statistik

17
sisanya (10).
Melaksanakan prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama
atau kedua (11).
Meriview neraca saldo piutang usaha
menyangkut jumlah piutang usaha yang
besar dan tidak biasa (3).
Piutang usaha yang ada telah Menelusuri lima akun dari file induk
dimasukkan dalam aged trial piutang ke aged trial balance (9).
balance (kelengkapan)
Piutang usaha dalam neraca Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan
saldo akurat (keakuratan) menggunakan konfirmasi positif.
Mengkonfirmasikan semua jumlah di atas
$100.000 dan sampel statistik sisanya
(10).
Melaksanakan prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama
atau kedua (11).
Mereview neraca saldo piutang usaha
menyangkut jumlah piutang yang besar
dan tidak biasa (3)
Piutang usaha pada aged trial Mereview piutang yang tercantum pada
balance telah diklasifikasikan aged trial balance untuk wesel dan
dengan benar (klasifikasi) piutang pihak terkait (5).
Menanyai manajemen apakah ada wesel
dari pihak terkait atau piutang jangka
panjang yang dimasukkan dalam neraca
saldo (6).

18
Transaksi dalam siklus Memilih 20 transaksi penjualan terakhir
penjualan dan penagihan telah dari jurnal penjualan tahun berjalan dan
dicatat pada periode yang 20 transaksi pertama dari tahun
tepat (pisah batas) selanjutnya serta menelusuri masing-
masing ke dokumen pengiriman terkait,
dengan memeriksa tanggal pengiriman
aktual dan mengoreksi pencatatan (14).
Mereview retur dan pengurangan
penjualan yang besar sebelum dan
sesudah tanggal neraca untuk
menentukan apakah telah dicatat pada
periode yang benar (15).
Piutang usaha dinyatakan Menelusuri 10 akun dari aged trial
pada nilai realisasi (nilai balance ke file induk piutang usaha untuk
realisasi) menguji umur yang tepat pada neraca
saldo (8).
Menggunakan perangkat lunak
audituntuk menfoot dan mengcroos-foot
aged trial balance (2).
Membahas dengan manajer kredit
kemungkinan penagihan piutang yg
sudah lama. Memeriksa penerimaan kas
selanjutnya dan file kredit atas semua
piutang 90 hari serta mengevaluasi
apakah piutang dapat di tagih (12).
Mengevaluasi apakah penyisihan sudah
memadai setelah melakukan prosedur
audit lainnya menyangkut ketertagihan
piutang (13).
Klien memiliki hak ats piutang Mereview notulen rapat dewan direksi

19
usaha pada neraca saldo (hak) menyangkut adanya indikasi piutang
usaha yang digadaikan atau difactorkan
(7).
Menanyai manajemen apakah ada
piutang yang digadaikan atau difactorkan.

Tabel : Program Audit Pengujian atas Rincian Saldo untuk


Hillsburg Hardware C0.-Siklus Penjualan dan Penagihan (
Format Kinerja )

1. Memperoleh Aged Trial Balance piutang usaha dan menelusuri


saldonya ke buku besar umum
2. Menggunakan seperangkat lunak audit untuk memfoot dan
mengcross-foot aged trial balance

20
3. Mereview Aged Trial Balance untuk piutang yang berjumlah
besar dan tidak biasa
4. Menghitung prosedur analitis yang ditunjukkan dalam skedul
audit yang dikompensasi kedepan (tidak dimasukkan) dan tindak
lanjut terhadap setiap perubahan yang signifikan dari tahun
sebelumnya
5. Mereview piutang yang tercantum pada Aged Trial Balance
menyangkut wesel tagih dan piutang dengan pihak terkait.
6. Menanyai managemen apakah ada pihak terkait, wesel, atau
piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo
7. Mereview notulen rapat dewan dereksi dan menanyai
managemen untuk menentukan apakah ada piutang yang
digadaikan untuk atau difactorkan
8. Menelusuri sepuluh akun dari Aged Trial Balance ke file induk
piutang usaha untuk menguji kebenaran umur piutang dan
saldonya
9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke Aged
Trial Balance
10. Mengkonfirmasi piutang usaha, dengan menggunakan konfirmasi
positif. Mengkonfirmasi semua jumlah diatas 100$ dan memilih
sampel statistik dengan menggunakan perangkat lunak audit
untuk sisanya
11. Melakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak
dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua
12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinan
penagihan piutang yang sudah lama. Memeriksa penerimaan kas
selanjutnya dan file kredit atas semua piutang yang berjumlah
lebih besar selama 90 hari dan mengevaluasi apakah piutang
tersebut dapat ditagih
13. Mengevaluasi apakah penyisihan sudah memadai setelah

21
melakukan prosedur audit lainnya menyangkut kolektibilitas atau
ketertagihan piutang
14. Memilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan
tahun berjalan dan 20 transaksi pertama dari tahun selanjutnya
serta menelusuri masing-masing ke dokumen pengiriman terkait,
dengan memeriksa tanggal pengiriman aktual dan mengoreksi
pencatatan
15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum
dan setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah
dicatat dalam periode yang benar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan audit piutang usaha (accounts receivable balance-


related audit objectives) dan adalah sebagai berikut :

22
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait,dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama
dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan)
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (Nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)

Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang


dalam pembahasaan kita mengenai perancangan pengujian atas
rincian saldo piutang usaha. Tujuan utama konfirmasi piutang usaha
adalah memenuhi tujuan eksistensi,keakuratan, serta pisah batas.

Dan keputusan untuk pengambilan ukuran sampel diserahkan


kepada auditor berdasarkan pengalaman kerja yang telah dilakukan,
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel yaitu :
materialitas kinerja, risiko inheren, risiko pengendalian, risiko deteksi
dan jenis konfirmasi

B. Saran

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan bagi
para pembaca makalah ini, agar dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya
DAFTAR PUSTAKA

Arens elder beasley Auditing & jasa Assurance edisi kelimabelas jilid 2

23

Anda mungkin juga menyukai