SOAL LATIHAN
1. Jawab:
Yang dimaksud dengan hutang lancar adalah hutang yang diharapkan perusahaan
akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun. Yang termasuk dalam hutang lancar
adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak penjualan, dan pendapatan
diterima di muka.
2. Jawab:
Perbedaan karakteristik utang lancar dengan aktiva lancar adalah dalam penyajian
aktiva lancar, klien berkecenderungan umum untuk menyajikan aktiva tersebut lebih
tinggi dari jumlah yang senyatanya. Kecenderungan ini sering kali didorong oleh
motif untuk memberikan gambaran modal kerja yang lebih baik sehingga
kelihatannya perusahaan memiliki likuiditas yang baik.Gambaran modal kerja yang
baik ini juga dapat ditempuh dengan menurunkan nilai hutang lancar, yaitu umumnya
dengan cara tidak mencatat hutang lancar sehingga terdapat hutang yang tidak tercatat
tanggal neraca. Dalam penyajian aktiva lancar klien menghadapi masalah penilaian
unsur- unsur aktiva lancar per tanggal neraca. Pengujian substantif terhadap hutang
lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian hutang lancar yang lebih rendah
dari jumlah yang seharusnya
3. Jawab:
Akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian utang lancar di neraca
berikut ini:
a) Setiap jenis utang usaha lancar harus disjikan secara terpisah, jika jumlahnya
material.
b) Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan perusahaan
harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen.
c) Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
d) Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah neto.
e) Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
4. Jawab:
Pengaruh pengujian substantive terhadap hutang lancar, yaitu:
5. Jawab:
Sebelum membuktikan apakah saldo utang lancar yang dicantumkan oleh klien di
dalam neracanya sesuai dengan utang lancar yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang lancar yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi
ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang lancar
yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat
dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasiutang lancar dineraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan:
a) Usut saldo utang lancar yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang Lancar
yang bersangkutan di dalam buku besar.
b) Hitung kembali saldo akun utang lancar di buku besar.
c) Usut saldo awal akun utang lancar ke kertas kerja tahun lalu.
d) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya
e) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang
bersangkutan.
f) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang lancar dengan akun control utang
usaha di buku besar
6. Jawab:
Pengujian Subtantif: Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca.
7. Jawab:
Pengujian Subtantif: Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca.
8. Jawab:
Pengujian Subtantif : Membuktikan Kewajaran penilaian piutang usaha yang di
cantumkan di neraca
9. Jawab:
Dengan menggunakan prosedur Analitis (analytical procedures)
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi:
a) Perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
b) Analisis vertikal atau laporan persentase;
c) Perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran;
serta
d) Penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi..
Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari
operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan
bisnis dengan hasil keuangan terkait.
10. Jawab:
Dengan menggunakan prosedur Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam
auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti bootom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen,
auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang
memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut.
Utang bersyarat ini harus dicantumkan dineraca dengan salah satu dari tiga cara
berikut ini:
12. Jawab :
Untuk menentukan macam utang bersyarat dan cukup atau tidaknya penjelasan
terhadap utang tersebut, auditor menempuh cara pemeriksaan berikut ini :
a) Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang Usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar
b) Hitung kembali saldo akun Utang Uasaha di buku besar
c) Usut saldo awal akun Utang Usaha ke kertas kerja tahun lalu
d) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun Aktiva tetap dan Akuntansi Depresiasinya
e) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Utang Usaha ke jurnal yang
bersangkutan
f) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control Utang
Usaha di buku besar
14. Jawab:
Prosedur audit untuk menemukan adanya utang yang belum dicatat pada
tanggal neraca :
15. Jawab:
Jika auditor menemukan adanya utang yang pada tanggal neraca belum dicatat dan
tidak disajikan di neraca, ada dua jalan yang dapat ditempuh oleh auditor yaitu:
16. Jawab :
Pada saat utang belum dicatat. Kriteria yang umumnya yang dipakai oleh auditor
untuk memutuskan apakah akan mengusulkan adjustment mengenai utang yang
belum dicatat tersebut adalah:
a) Apakah dengan tidak dicatatnya utang tersebut, penentuan laba rugi di dalam
tahun yang diaudit akan terpengaruh secara material? jika jawabannya “ya”
maka auditor harus mengusulkan kepada klien untuk mencatat utang yang
belum dicatat tersebut
b) Apakah dengan tidak dicatat utang tersebut akan mempengaruhi jumlah
modal kerja secara material? Jika jawabannya “ya” maka auditor harus
mengusulkan jurnal adjustment untuk mencatat utang tersebut.
PILIHAN BERGANDA
1. Jawaban :
C. Aktiva dan utang dapat digabungkan penyajiannya dalam jumlah bersih
Alasannya :
Alasannya terdapat dihalaman 154
Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian utang lancar di
neraca berikut ini :
a) Setiap jenis utang lancar harus disajikan secara terpisah, jika jumlahnya
material.
b) Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan
perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen.
c) Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
d) Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajian dalam jumlah neraca.
e) Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
2. Jawaban :
A. Jika jumlahnya material, setiap jenis utang lancar harus disajikan di neraca secara
terpisah
Alasannya :
Alasannya terdapat dihalaman 154
Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian utang lancar di
neraca berikut ini :
a) Setiap jenis utang lancar harus disajikan secara terpisah, jika jumlahnya
material.
b) Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan
perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen.
c) Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
d) Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajian dalam jumlah neraca.
e) Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
3. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 153
Perbedaan pengujian substantive terhadap utang lancar dengan pengujian substantive
terhadap aktiva lancar adalah sebagai berikut :
4. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 153
Perbedaan pengujian substantive terhadap utang lancar dengan pengujian substantive
terhadap aktiva lancar adalah sebagai berikut :
5. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 154
Dalam pengujian substantive terhadap utang pada umumnya, pengujian ditujukan
untuk menemukan kemungkinan adanya unrecorded liabities.
6. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 169
Pembayaran utang usaha yang dilakukan oleh klien dapat memberikan petunjuk
mengenai keberadaan kewajiban klien tersebut. Oleh karena itu, untuk membuktikan
keberadaan utang usaha padda tanggal neraca, auditor melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha yang terjadi
setelah tanggal neraca, yang dicatat dalam register cek.
7. Jawaban :
D. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang lancar kedalam jurnal yang
bersangkutan.
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 161
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang
bersangkutan. Untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
pengurangan utang usaha berasal dari jurnal – jurnal yang bersangkutan,
pengkreditan di dalam akun utang usaha diusut ke jurnal pembelian atau register bukti
kas keluar dan pendebitan kea kun tersebut di usut ke jurnal pengeluaran kas atau
check register dan jurnal umum ( untuk transaksi retur pembelian ).
8. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 163
Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung, bukti kas keluar
(voucher), laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian. Auditor
mengambil sampel kemudian melakukan prosedur audit berikut ini :
a) Mengambil dari arsip klien bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya;
laporan penerimaan barang , faktur pembelian dari pemasok, dan surat order
pembelian.
b) Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas keluar.
c) Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas keluar dan
dokumen pendukungnya.
d) Memeriksa kebenaran data yang di- posting kedalam akun kreditur
berdasarkan bukti kas keluar.
e) Memastikan bahwa semua bukti kas keluar yang disampel telah dicatat
disebelah kredit akun kreditur.
9. Jawaban :
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 160
6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi utang usaha di
neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
a) Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun utang usaha
yang bersangkutan didalam buku besar.
b) Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar.
c) Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
d) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya.
e) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang
bersangkutan.
f) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu akun utang usaha dengan akun control
utang usaha di buku besar.
10. Jawaban :
D. Klien menggunakan basis tunai (cash basis) di dalam voucher system-nya
Alasannya :
Alasannya terdapat di halaman 164
Utang yang belum dicatat pada tanggal neraca dapat timbul sebagai akibat dari
berbagai keadaan berikut ini: