02320150309
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat izin dan
karunia-Nyalah sehingga penyusun memiliki kesempatan menyelesaikkan
makalah tentang ”Seminar akuntansi perpajakan” sesuai dengan waktu yang
telah diberikan meski banyak kekurangannya. Dalam penyusunan makalah ini
penyusun banyak mendapat pengetahuan tambahan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah . Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak hal-hal yang perlu
disempurnakan dan diperbaiki, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, agar
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
Pph orang pribadi
A. Pengertian pph orang pribadi ....................................................... 3
B. subjek pph orang pribadi .............................................................. 3
C. objek pph orang pribadi ............................................................... 5
D. dasar pengenan pajak ................................................................... 6
E. contoh perhitungan pph orang pribadi ......................................... 6
pph pasal 21
A. pengertian pph pasal 21 ................................................................ 7
B. subjek pph pasal 21 ...................................................................... 7
C. objek pph pasal 21 ........................................................................ 7
D. tata cara perhitungan dan tarif pph pasal 21................................. 7
E. dasar hukum pph pasal 21 ............................................................ 8
F. contoh perhitungan pph pasal 21.................................................. 9
pph pasal 26
A. pengertian pph pasal 26 ................................................................ 14
B. subjek pph pasal 26 ...................................................................... 14
C. objek pph pasal 26 ........................................................................ 14
D. tarif dan tata cara perhitungan pph pasal 26................................. 14
ii
E. pelaporan dan penyetoran pph pasal 26 ....................................... 14
F. dasar hukum pph pasal 26 ............................................................ 15
G. contoh perhitungan pph pasal 25.................................................. 16
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional.Sesuai falsafah
undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga
Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Tanggung jawab
atas kewajiban pembayaran pajak,sebagai pencerminan kewajiban
kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat
sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem
Perpajakan Indonesia.
Adapun bebrapa potongan pajak yang dibahas dalam makalah
ini adalah :
Pph orang pribadi, pph pasal 21 dan pph pasal 26 yang
menyakut tentang penghasilan yang terima wajib pajak dalam negeri
maupun luar negeri. Berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan
menyatakan bahwa penghasilan merupakan setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Dalam
konteks orang pribadi, penghasilan dapat berasal kegiatan usaha,
pekerjaan bebas ataupun penghasilan-penghasilan lainnya
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pph orang pribadi,objek dan subjek?
2. Bagaimana cara perhitungan pph orang pribadi dan SPT?
3. Apa yang dimaksud dengan pph pasal 21?
4. Bagaimana cara perhitungannya dan SPT?
5. Dasar hukum pph pasal 21?
6. Apa yang dimaksud dengan pph pasal 26 , objek dan subjek?
7. Bagaimana cara perhitungan pph pasal 24 dan SPT?
8. Dasar hukum pph pasal 26?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui maksud dari pelaporan, perhitungan dan
penyetoran pph orang pribadi
2. Untuk mengetahui maksud dari pelaporan, perhitungan dan
penyetoran pph pasal 21
3. Untuk mengetahui cara pelaporan,perhitungan dan penyetoran
pph pasal 26
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesiadan mempunyai niat bertempat tinggal di
Indonesia
4
C. Objek Pajak Orang Pribadi
1. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yangditerima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecualiditentukal lain dalam undang-undang
2. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan
3. laba usaha
4. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
5. penerimaan kembali pembiayaan pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
6. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
7. dividen
8. royalti
9. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlahtertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
12. keuntungan karena selisih kurs mata uang
13. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. premi asuransi
15. iuran yang diterima atau diperoleh dari anggotanya yang terdiri
dariwajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
16. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belumdikenakan pajak
17. penghasilan dari usaha berbasis syriah
18. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
19. surplus Bank Indonesia
5
D. Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan kena pajak (wajib badan orang pribadi ) = penghasilan neto - PTKP
+ wp kawin Rp 1.320.000
+ 1 anak Rp 1.320.000
Jumlah Rp18.480.000
6
PPH 21
A. Pengertian pph pasal 21
Pph 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
B. Subjek pajak
Orang pribadi yang menerima penghasilan sehunbungan dengan
pekerjaan jasa dan kegiatan
7
2. Tarif 15%
a. Tarif 15% digunakan untuk menghitung pph 21 bagi WP
OP dalam negeri yang merupakan kelompok tenaga ahli
(pengacara, akuntan, arsitek, konsultan, notaris, penilai,
dan aktuaris)
8
dengan cara mengurangkan dari penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dengan memerhatikan
ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) dengan pengurangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3),
Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf
d, huruf e, dan huruf g.
3. Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri yang terutang pajak dalam suatu bagian tahun pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat (6) dihitung
berdasarkan penghasilan neto yang diterima atau diperoleh dalam
bagian tahun pajak yang disetahunkan.
Jawab :
PTKP setahun
- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00
- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00
Rp 17.160.000,00
9
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 28.644.000,00
Jawab :
PTKP setahun
- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00
- tambahan WP 3 anak Rp 3.960.000,00
Rp 19.800.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 8.052.000,00
10
3. Perhitungan pph pasal 21 terhadap penghasilan pegawai harian, tenaga
harian lepas, penerima upah satuan, dan penerima upah borongan
Rp954.000 × 5% Rp 47.700
11
4. Perhitungan pph pasal 21 atas penghasilan yang diterima WP
OP yang bukan pegawai yang melakukan pekerjaan bebas dan
penarikan dana pada dana pensiun
anti wahyuni adalah seorang ibu rumah tangga yang
mempunyai 3 orang anak. Dia bekerja sebagai distributor
perusahaan multilevel marketing premium. Pada bulan januari 2009
anti memperoleh penghasilan sebesar Rp25.000.000. suami anti
wahyuni bekerja pada PT KMKP . hitunglah pph pasal 21 bulan
januari 2009 adalah sebagai berikut :
jawab :
5% × Rp23.680.000 = Rp1.184.000
12
Bulan mei 2009 :
Jumlah Rp7.500.000
13
Pajak penghasilan pasal 26
14
tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya
pajak.
4. SPT Masa PPh Pasal 26, dengan dilampiri SSP lembar kedua,
bukti pemotonganlembar kedua dan daftar bukti pemotongan
disampaikan ke KPP setempat palinglambat 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
15
Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau
hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang
disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua
atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan
yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun
semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke
samping satu derajat.
Kas 16.000.000
4.000.000
Kas
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan bagi
para pembaca makalah ini, agar dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18