Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PERPAJAKAN

Disusun oleh : Kelompok


6

1. Fadillahtul Mutmainna 218210038


2. Ros Fadila Hamid 218210039

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Perpajakan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pare Pare, 18 Desember 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................1
C. Tujuan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Pengertian Pajak.............................................................3
B. Pengelompokkan Pajak...................................................4
C. Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia..........................5
D. Fungsi Pajak....................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................9 DAFTAR
PUSTAKA............................................................................10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling


besar. Dari tahun ke tahun pajak juga menjadi perbincangan dari pemerintah
sendiri karena dari realisasi penerimaan yang kurang dari target yang sudah
direncanakan oleh Menteri Keuangan. Oleh karena itu perlu adanya perhatian
yang khusus dari semua kalangan baik dari Menteri Keuangan, Direktorat Jendral
Pajak, maupun masyarakat itu sendiri.
Pajak menempati posisi terpenting di sebagian besar negara berkembang
karena pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.Tanpa pajak,
sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.Penggunaaan
uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan
berbagai proyek pembangunan. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan
dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat.Setiap
warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati
fasilitas dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari
pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu
negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintah
dan pembiayaan pembangunan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi Rumusan Masalah dari penulisan ini:

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam Penulisan ini adalah : Bagaimana kita mengetahui tentang Sistem
Perpajakan Di Indonesia?
C. Tujuan

1. Memberikan wawasan mengenai apa itu Pajak


2. Memberikan penerangan mengenai apakah manfaat pajak bagi masyarakat
Indonesia
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAK

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan
digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang
membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung,
karena pajak digunakan untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan
pribadi.
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
1. Rifhi Siddiq
Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam
periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus
dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak
langsung
2. Leroy Beaulieu
Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan
oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja
pemerintah
3. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan
4. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi
sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment'.

B. PENGELOMPOKAN PAJAK
1. Menurut golongannya:
a) Pajak langsung, pajak yang dikenakan pada wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain. Dalam arti ekonomis ialah
pajak yang beban pembayarannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
bersangkutan dan tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain. Pajak
angsung dalam arti administratif ialah pajak yang dipungut secara erkala.
Contoh: pajak penghasilan (Pph)
b) Pajak tidak langsung, pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
ilimpahkan kepada orang lain. Dalam pengertian ekonomis adalah ajak
yang beban pembayarannya dapat dilimpahkan kepada orang lain, ang
menanggung beban pajak pada akhirnya adalah konsumen. Dalam
engertian administratif adalah pajak uang dipungut setiap terjadi eristiwa
yang menyebabkan terhutangnya pajak. Misal saat penyerahanpenjualan
dari produsen pada konsumen, saat pembuatan akta, suratpersetujuan
(sewa menyewa, jual beli, pinjam meminjam), pajak pertambahan nilai
(Ppn), pajak bea materai (pajak atas dokumen), bea balik nama, pajak
tontonan dan sebagainya.
2. Menurut sifatnya
a) Pajak Subjektif (pajak perseorangan); ialah pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri
wajib pajak. Dalam pemungutannya pertama-tama memperhatikan
keadaan pribadi pembayarnya (subyeknya). Status pembayar pajak akan
mempengaruhi besar kecilnya pajak yang akan dibayarkan. Misal status
bujangan atau perawan, status kawin, jumlah tanggungan keluarga
dalam pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi,
b) Pajak objektif. (pajak kebendaan); yaitu pajak yang berpangkal pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Dalam
pemungutannya pertama-tama melihat obyeknya baik berupa benda,
keadaan perbuatan dan peristiwa yang menyebabkan kewajiban
membayar pajak. Besar kecilnya pajak tidak dipengaruhi oleh keadaan
subyeknya, setelah ketemu obyeknya baru dicari subyeknya (orang atau
badan yang bersangkutan), contoh: PPN, PKB dan PBB.

3. Menurut lembaganya pemungutnya


Pajak Pusat (Pajak Negara); adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh departemen keuangan dan
hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya.
Contoh: Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
Pajak yang dipungut pemerintah pusat, adalah oleh Dirjen Pajak, yakni: PPh:
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
pada tingkat keberhasilan tertentu PPN (Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
jasa) dan Ph.Bm. (pajak penjualan atas barang mewah). Keduanya merupakan
satu kesatuan sebagai pajak yang dipungut atas konsumsi dalam negeri oleh
karena itu terhadap penyerahan atau import barang mewah selain dikenakan
pajak pertambahan nilai juga dikenakan pajak penjualan atas barang mewah PBB
adalah pajak atas harta tidak bergerak yang terdiri dari tanah dan bangunan
(property tax) Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen Bea
Lelang adalah pajak yang dikenakan atas barang yang penjualannya dengan cara
penjualan lelang.
C. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA
1. Self Assessment System
Merupakan salah satu sistem pemungutan pajak yang berlaku di
Indonesia dimana sistem ini membebankan penetuan besaran pajak yang
perlu dibayarkan oleh wajib pajak bersangkutan secara mandiri. Wajib pajak
merupakan pihak yang berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan
melaporkan besaran pajaknya ke kantor pelayanan pajak (KPP) atau dapat
melalui sistem administrasi online yang telah dibuat oleh pemerintah. Peran
pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas
dari aktivitas perpajakan para wajib pajak. Penerapan self assessment system
ini berlaku untuk jenis pajak pusat. Contoh jenis pajak pusat di Indonesia
adalah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan (PPh).
Ciri- ciri Self Assessment System :
a) Penentuan atas besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu
sendiri
b) Wajib pajak memiliki peran aktif dalam memenuhi dan menuntaskan
kewajiban perpajakan mulai dari menghitung, membayar hingga
melapor pajak
c) Pemerintah tidak perlu lagi mengeluarkan surat ketetapan pajak.
Pengecualiannya yaitu apabila wajib pajak telat lapor, telat mebayar
pajak terutang atau terdapat pajak yang seharusnya wajib pajak
bayarkan namun tidak dibayarkan.
2. Official Assessment System
Merupakan sistem pemungutan perpajakan yang memberikan wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
atau aparat perpajakan sebagai pemungutan pajak. Dalam sistem ini, wajib
pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat
ketetapan pajak oleh fiskus.
Dalam sistem ini, petugas pajak sepenuhnya memiliki inisiatif dalam
menghitung dan memungut pajak. Penerapan sistem ini ditujukan kepada
masyarakat selaku wajib pajak, yang dinilai belum mampu untuk diberikan
tanggung jawab dalam menghitung serta menetapkan pajak. Sistem ini
diterapkan dalam pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB) atau jenis-jenis
pajak daerah lainnya.
Ciri-ciri Official Assessment System
a) Sifat wajib pajak pasif dalam perhitungan pajak karena besaran pajak
terutang dihitung oleh petugas pajak ( Fiskus) yang dipilih dalam
pengelolaan pajak
b) Pajak terutang timbul setelah petugas pajak menghitung pajak yang
terutang dengan diterbitkannya surat ketetapan pajak
c) Pemerintah mempunyai hak penuh dalam menentukan besarnya
pajak yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak.
3. Withholding System
Ciri dari sistem pajak ini adalah pihak ketiga memiliki wewenang dalam
menetukan berapa besar pajak yang harus dibayar. Besarnya pajak pada
withholding system dihitung oleh pihak ketiga bukan wajib pajak dan bukan
aparat pajak atau fiskus. Sistem ini disebut juga dengan jenis pajak potong
pungut dan dinilai adil bagi masyarakat.
Contoh penerapan sistem ini adalah pemotongan penghasilan karyawan
yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait oleh karena itu karyawan
tidak perlu lagi mendatangi kantor pelayanan pajak untuk membayarkan
pajak terutang tersebut.
Pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai adalah jenis- jenis
pengenaan pajak yang diterapkan menggunakan withholding system. Bukti
potong atau bukti pungut sebagai bukti yang diterbitkan atas pelunasan
pajak dengan menggunakan sistem pemungutan perpajakan ini.

D. FUNGSI PAJAK

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan


bernegara, kususnya didalam pelasaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara.Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya
ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.Dewasa ini pajak digunakan untuk
pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,pemeliharaan,dan
lain sebagainya.
Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan
pemerintah,yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin.Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini
terutama diharapkan dari sektor pajak.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak.Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal
baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas
keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://haribumi22.blogspot.com/2017/11/makalah-sistem-perpajakan-indonesia.html

https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/pengertian-

pajakfungsi-dan-jenis-jenisnya https://klikpajak.id/en/blog/lapor-pajak/3-sistem-

pemungutan-pajak-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai