Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Hukum Perpajakan

Nama Dosen : Hj.A.Tenri Citra Sari.SE.,MM

PEMBEDAAN PAJAK

Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Hukum Perpajakan

Oleh
KELOMPOK 3
Muh. Suwandi : 008.02.01.2021
Nur Jannah : 014.02.01.2021
Nur Annisa Audia Syarif : 001.02.01.2021

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


TAHUN AKADEMIK 2021-2022
STAI YAPIS TAKALAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala rahmatnya sehingga makalah

ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimah kasih

terhadap bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran maupun

materinya. Kami sangat berharap menambah pengetahuan pengalaman bagi

pembaca, bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di

praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu

kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Takalar, 24 September 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Pajak langsung.....................................................................................................4
B. Pajak Tidak langsung..........................................................................................6
C. Pajak Pusat...........................................................................................................7
D. Pajak Daerah........................................................................................................9
E. Pajak Subjektif.....................................................................................................9
F. Pajak Objektif....................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk

mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari

orang pribadi maupun badan, guna membiayai pengeluaran rutin serta

pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat yang bersifat memaksa

berdasarkan undang- undang. Menurut data APBN 2019 pajak memberikan

sumbangan terbesar bagi penerimaan negara dengan jumlah Rp 1.786,4 T

dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak seperti: penerimaan sumber daya

alam dengan jumlah Rp 190,8 T, pendapatan badan layanan umum serta hibah

dengan jumlah Rp 47,9 T dan penerimaan negara bukan pajak lainnya dengan

jumlah Rp 94,1 T.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor

privat atau perusahaan ke sektor publik, dan pemindahan sumber dana tersebut

akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat (Djoko

Wahyudi, 2018). Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa

atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu dengan menggali sumber dana

yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Peranan pajak merupakan salah satu

penerimaan negara yang terbesar, sehingga pemerintah menaruh perhatian khusus

pada sektor pajak.

1
2

Pemerintah di Indonesia sendiri melakukan usaha intensifikasi dan 2

ekstensifikasi dalam upaya untuk mengoptimalkan sektor perpajakan.

Berdasarkan hal tersebut besar kecilnya penerimaan pajak dapat menentukan

besarnya anggaran APBN (Kartika, 2018). Sesuai dengan Undang-Undang

NPajak mempunyai peranan yang sangat dominan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan, karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran

termasuk pengeluaran pembangunan.

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang

pemungut, maupun sifatnya.Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambarberikut

Berdasarkan
Berdasarkan
Wewenang Berdasarkan sifat
Golongan
Pemungut
Pajak Langsung Pajak Pusat/Negara Pajak Subjektif
Pajak Tidak Langsung Pajak Daerah Pajak Objektif
3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penegertian pajak Langsung?

2. Bagaimana Pengertian Pajak Tidak Langsung?

3. Bagaimana Pengertian Pajak Pusat?

4. Bagaimana Penegertian Pajak Daerah?

5. Bagaimana Pengertian Pajak Subjektif?

6. Bagaimana Pengertian Pajak Objektif?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Langsung.

2. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Tidak Langsung.

3. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Pusat

4. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Daerah.

5. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Subjektif.

6. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Objektif.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pajak langsung

Pajak langsung adalah jenis pajak yang dikenakan secara langsung kepada

individu atau entitas yang membayar pajak. Pajak ini dihitung berdasarkan

pendapatan, kekayaan, atau transaksi khusus yang dapat diidentifikasi. Pajak

langsung umumnya digunakan untuk mendanai pengeluaran pemerintah dan

layanan publik.

Contoh-contoh pajak langsung meliputi:

1. Pajak Penghasilan (Income Tax): Ini adalah pajak yang dikenakan pada

pendapatan individu dan perusahaan. Pajak penghasilan individu sering

kali memiliki tarif yang progresif, yang berarti semakin tinggi pendapatan

seseorang, semakin tinggi tarif pajaknya.

2. Pajak Kekayaan (Wealth Tax): Pajak ini dikenakan pada kekayaan bersih

seseorang, seperti properti, investasi, atau aset lainnya. Tidak semua

negara memiliki pajak kekayaan.

3. Pajak Warisan (Inheritance Tax): Pajak ini dikenakan pada harta warisan

yang diterima oleh ahli waris setelah seseorang meninggal dunia. Tarif

pajaknya dapat bervariasi tergantung pada jumlah warisan.

4
5

4. Pajak Bumi dan Bangunan (Property Tax): Pajak ini dikenakan pada nilai

properti, seperti tanah dan bangunan. Pemerintah setempat biasanya

mengenakan pajak ini untuk mendanai layanan dan infrastruktur.

5. Pajak Penjualan (Sales Tax) dan Pajak Nilai Tambah (Value Added

Tax/VAT): Meskipun sering kali dikenal sebagai pajak tidak langsung,

dalam beberapa kasus, konsumen dapat merasakan dampak langsung dari

pajak ini melalui peningkatan harga barang dan jasa.

Pajak langsung digunakan untuk berbagai keperluan pemerintah,

termasuk:

1. Pendanaan Pemerintah: Pajak langsung adalah salah satu sumber

pendapatan utama bagi pemerintah. Uang yang diperoleh dari pajak

langsung digunakan untuk mendanai berbagai program dan layanan

pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, pertahanan, infrastruktur, dan

administrasi pemerintahan.

2. Layanan Publik: Pemerintah menggunakan pendapatan dari pajak

langsung untuk menyediakan berbagai layanan publik kepada masyarakat,

seperti pendidikan umum, perawatan kesehatan, jalan dan jembatan, sistem

keamanan sosial, dan banyak lagi.

3. Pengentasan Kemiskinan: Pajak langsung sering digunakan untuk

mendukung program-program pengentasan kemiskinan, seperti bantuan

sosial, tunjangan pengangguran, dan bantuan keuangan bagi keluarga yang

kurang mampu.
6

4. Pertahanan dan Keamanan: Sebagian besar anggaran pertahanan dan

keamanan negara didanai melalui pajak langsung. Ini termasuk anggaran

untuk militer, kepolisian, dan keamanan nasional.

5. Pengembangan Infrastruktur: Pemerintah menggunakan pajak langsung

untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan,

bandara, dan layanan transportasi publik lainnya.

6. Pendidikan dan Penelitian: Dana dari pajak juga dialokasikan untuk

pendidikan tinggi, penelitian dan pengembangan, serta program pelatihan

untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja.

Pajak langsung merupakan instrumen penting bagi pemerintah untuk

membiayai berbagai fungsi dan layanan yang diperlukan untuk menjaga

kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi negara. Penggunaan

dana pajak ini dapat berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada

kebijakan fiskal dan prioritas pemerintah setempat.

B. Pajak Tidak langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan

atau digeserkan kepada pihak lain sehingga disebut juga sebagai pajak

tidak langsung, contoh ini adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah. Dalam pajak ini beban pajak digeserkan

dari produsen/penjual ke pembeli/konsumen karena pergeseran ini searah

dengan arus barang yaitu dari produsen ke konsumen maka pergeserannya

ke depan, sedangkan sebaliknya disebut dengan pergeseran pajak

berlawanan dengan arus barang. Hasil dari pungutan jenis pajak ini
7

kemudian digunakan untuk membiayai belanja negara seperti

pembangunan jalan, pembangunan sekolah, bantuan kesehatan dan lain

sebagainya.

Proses administrasi yang berkaitan dengan pajak pusat

dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

C. Pajak Pusat

Pajak pusat adalah jenis pajak yang dikelola dan dikumpulkan oleh

pemerintah pusat atau federal suatu negara. Ini berarti bahwa pendapatan

dari pajak ini masuk ke kas negara bagian atau pemerintah pusat dan

digunakan untuk mendukung berbagai program dan layanan yang dikelola

oleh pemerintah pusat.

Jenis-Jenis Pajak Pusat: Pajak pusat dapat bervariasi dari satu

negara ke negara lain, tetapi ada beberapa jenis pajak pusat yang umum

dikenakan di banyak negara, seperti:

1. Pajak Penghasilan (Income Tax): Pajak ini dikenakan pada pendapatan

individu dan bisnis. Tarif pajaknya bisa berbeda berdasarkan tingkat

pendapatan.

2. Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax/VAT): Pajak ini dikenakan

pada barang dan jasa yang dijual, dengan tarif tertentu yang ditambahkan

ke harga produk atau layanan.


8

3. Pajak Perusahaan (Corporate Tax): Pajak ini dikenakan pada keuntungan

perusahaan. Tingkat pajaknya bisa berbeda-beda.

Tujuan Pajak Pusat: Pemerintah pusat menggunakan pendapatan dari

pajak pusat untuk berbagai tujuan, termasuk:

1. Pembiayaan Program Publik: Pendapatan ini digunakan untuk membiayai

program dan layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, pertahanan,

dan infrastruktur.

2. Regulasi Ekonomi: Pajak pusat juga bisa digunakan untuk mengendalikan

ekonomi, seperti mengatur inflasi dengan menaikkan atau menurunkan

tarif pajak.

3. Pengaturan Distribusi Pendapatan: Pemerintah bisa menggunakan pajak

pusat untuk menciptakan keadilan sosial dengan mengatur distribusi

pendapatan.

Setiap negara memiliki sistem pajak pusat yang berbeda-beda. Ini

termasuk tarif pajak yang berbeda, batasan penghasilan yang berbeda, dan

aturan pengumpulan yang berbeda. Negara juga mungkin memberlakukan

insentif pajak atau potongan pajak tertentu untuk tujuan tertentu.

Pengumpulan pajak pusat biasanya dilakukan melalui proses yang

terorganisir, seperti pemotongan langsung dari gaji karyawan (pajak

penghasilan), pemungutan pajak pada saat pembelian (PPN), atau

pelaporan dan pembayaran pajak oleh perusahaan.


9

D. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah

daerah, seperti kabupaten atau kota, untuk membiayai berbagai layanan

dan proyek di tingkat lokal. Berikut penjelasan singkat tentang materi

pajak daerah. Pajak daerah dapat mencakup berbagai jenis, seperti Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan,

dan Pajak Restoran. Setiap daerah dapat memiliki jenis pajak yang

berbeda-beda sesuai dengan kebijakan lokal mereka.

Pendapatan dari pajak daerah digunakan oleh pemerintah daerah

untuk membiayai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan,

infrastruktur, keamanan, dan berbagai proyek pembangunan lokal

lainnya.Kebijakan pajak daerah dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai

dengan kebutuhan pemerintah daerah dan perubahan dalam kondisi

ekonomi dan sosial. Tujuan utama Pajak daerah yaitu sebagai sumber

penting pendapatan bagi pemerintah daerah dan memainkan peran penting

dalam pembangunan dan penyediaan layanan di tingkat lokal.

E. Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah jenis pajak yang tarif atau besarnya pajak yang

harus dibayar oleh individu atau entitas tergantung pada karakteristik atau situasi

subjek pembayar pajak tersebut. Dalam pajak subjektif, ada beberapa faktor yang

dapat memengaruhi berapa banyak pajak yang harus dibayar oleh seseorang atau

entitas. Basis pajak subjektif dapat bervariasi tergantung pada jenis pajak yang

diterapkan. Basis ini dapat berupa penghasilan individu, nilai properti, transaksi
10

bisnis, atau faktor-faktor lain yang berkaitan dengan situasi finansial atau aktivitas

ekonomi pembayar pajak.

Ada beberapa contoh Pajak Subjektif diantaranya adalah Pajak

Penghasilan (PPh) di banyak negara. Besarnya PPh yang harus dibayar

oleh seseorang dapat bervariasi berdasarkan penghasilan tahunan mereka.

Individu dengan penghasilan lebih tinggi biasanya dikenakan tarif pajak

yang lebih tinggi daripada individu dengan penghasilan lebih rendah.

Pajak subjektif digunakan untuk membiayai berbagai program

pemerintah, seperti pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, dan lain-

lain. Dengan mengenakan pajak yang sesuai dengan kemampuan masing-

masing individu, pemerintah dapat mengumpulkan sumber daya yang

diperlukan untuk mendukung kepentingan umum.

F. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah jenis pajak yang berdasarkan pada objek tertentu,

seperti properti atau barang-barang tertentu, dan bukan berdasarkan pada

pendapatan atau keuntungan individu atau perusahaan. Salah satu contoh pajak

objektif adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), di mana pemilik properti

dikenai pajak berdasarkan nilai properti mereka. Pajak ini tidak tergantung pada

pendapatan pemilik properti tersebut.

Pajak objektif sering digunakan untuk mendapatkan pendapatan

tetap dari sumber-sumber tertentu, seperti properti atau barang-barang

tertentu. Tujuan utama adalah untuk mendukung pengeluaran pemerintah


11

dalam penyediaan layanan publik dan infrastruktur. Pajak objektif dapat

adil dalam hal bahwa tarif pajak berdasarkan nilai objek yang sama untuk

semua orang yang memiliki objek serupa. Ini membantu mencegah

ketidakadilan dalam pemungutan pajak. Pendapatan yang diperoleh dari

pajak objektif sering digunakan untuk mendanai layanan publik seperti

pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur seperti jalan dan

trotoar di daerah tersebut.

Pajak objektif merupakan instrumen penting dalam sistem pajak

suatu negara dan dapat memiliki dampak besar terhadap perekonomian

dan masyarakat. Peraturan dan tarif pajak objektif dapat bervariasi dari

satu negara atau wilayah ke yang lain, sehingga penting untuk memahami

hukum pajak setempat jika Anda terlibat dalam kepemilikan properti atau

objek yang dikenai pajak lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah mengenai pembedaan pajak adalah bahwa

pembedaan pajak adalah strategi yang digunakan oleh pemerintah untuk

mengumpulkan pendapatan dengan cara yang beragam dan berdasarkan pada

berbagai jenis sumber, seperti pendapatan individu, perusahaan, barang, properti,

dan lain sebagainya. Pembedaan pajak dapat membantu mencapai berbagai tujuan,

termasuk distribusi keadilan, pendorong ekonomi, dan pengumpulan pendapatan

yang diperlukan untuk mendukung layanan publik.

Dalam makalah tersebut, Anda mungkin telah mengidentifikasi berbagai

jenis pembedaan pajak, seperti pajak langsung dan tidak langsung, serta pajak

progresif dan proporsional. Pembedaan pajak juga dapat mencakup insentif pajak

untuk mendorong perilaku tertentu, seperti investasi atau konsumsi.

Selain itu, Anda mungkin telah menyoroti bahwa pembedaan pajak adalah

topik yang kompleks dan penting dalam kebijakan fiskal suatu negara. Keputusan

mengenai jenis dan tingkat pajak yang digunakan dapat memiliki dampak

signifikan terhadap perekonomian, keadilan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam makalah tersebut, mungkin juga telah dibahas tentang tantangan

dan kontroversi yang terkait dengan pembedaan pajak, seperti kesenjangan

12
13

pendapatan, penghindaran pajak, dan perubahan regulasi pajak.

Kesimpulannya, pembedaan pajak adalah elemen kunci dalam sistem pajak suatu

negara dan memerlukan perhatian yang cermat dalam perumusannya untuk

mencapai tujuan ekonomi dan sosial yang diinginkan.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kami

menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin


DAFTAR PUSTAKA

https://www.rumah.com/panduan-properti/contoh-pajak-langsung-88081

https://smkn1jatiroto.sch.id/read/86/jenis-jenis-pajak-di-indonesia

https://klikpajak.id/blog/perbedaan-spt-tahunan-dan-spt-masa/

14

Anda mungkin juga menyukai