PERPAJAKAN 1
Disusun Oleh :
NIM : C1C020089
KELAS : R-012
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
KATA PENGANTAR...........................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah perpajakan 1 yaitu penulisan makalah tentang “Hukum Pajak”
dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tidak lupa selalu kita haturkan kepada junjungan nabi
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam terang benderang ini.
Saya juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
hukum pajak yang berlaku.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu anda telah membaca hasil
makalah saya. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah saya terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
PEMBAHASAN
c. Stelsel Campuran
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari dua stelsel yang ada yaitu
stelsel rill dan stelsel fiktif. Cara kerjanya adalah pada awal tahun
bersarnya pajak dihitung berdasarkan stelsel fiktif, lalu pada akhir tahun
besarnya pajak dihitung berdasarkan stelsel rill.
Dalam pemungutan pajak secara umum baik pajak pusat maupun pajak daerah,
seringkali terdapat kendala-kendala yang melemahkan dalam pemungutan pajak.
Kendala-kendala tersebut antara lain:
a. Perlawanan Pasif.
Perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri tetapi
terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu. Perlawanan
pasif terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan
pajak dan yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu negara,
perkembangan intelektual dan moral penduduk, dan dengan teknik
pemungutan pajak itu sendiri.
1. Struktur ekonomi
Struktur ekonomi suatu Negara mempengaruhi pemungutan pajak
di negara tersebut. Hal ini terkait dengan penghitungan pendapatan
netto oleh wajib pajak sesuai dengan norma perhitungannya.
b. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif adalah perlawanan yang inisiatifnya berasal dari wajib
pajak itu sendiri. Hal ini merupakan usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan terhadap fiscus dan bertujuan untuk menghindari pajak
atau mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya dibayar. Ada tiga cara
perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu:
3. Melalaikan Pajak
Melalaikan pajak dilakukan dengan cara menolak membayar pajak
yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas yang harus
terpenuhi. Melalaikan pajak terjadi setelah SKP keluar. Melalaikan
pajak adalah menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan
menolak memenuhi formalitas-formalitas yang harus dipenuhi oleh
wajib pajak dengan cara menghalangi penyitaan.
2. Pajak tidak langsung, pajak yang pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau dilimpahkan kepada pihak lain. Dengan demikian, pembayaran
pajak ini dapat diwakilkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung
juga tidak memiliki surat ketetapan pajak, sehingga pengenaannya
tidak dilakukan secara berkala, namun dikaitkan dengan tindakan
perbuatan atas kejadian.
Ada 3 unsur untuk mengenali pajak tidak langsung:
a) Penanggung jawab pajak yaitu orang yang secara formal
yuridis diharuskan melunasi pajak, bila padanya terdapat faktor
atau kejadian yang menimbulkan sebab untuk dikenakan pajak.
b) Penanggung pajak yaitu orang yang dalam kenyataannya
memikul beban pajak.
c) Pemikul beban pajak, yakni orang yang menurut maksud
pembuat undang-undang harus memikul beban pajak.
2. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah berbagai pajak yang dipungut dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten.
Hasil dari pungutan jenis pajak ini nantinya digunakan untuk
membiayai belanja pemerintah daerah. Contoh pajak daerah adalah
sebagai berikut:
a) Jenis Pajak Provinsi :
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Pajak Air Permukaan
Pajak Rokok
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. https://indopajak.id/berbagai-golongan-pajak/
2. https://edukasi.pajak.go.id/pihak-terkait.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Penghindaran_pajak#:~:text=Ada%203%20c
ara%20perlawanan%20aktif,Tax%20Evation)%2C%20Melalaikan%20Paj
ak.