Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PERPAJAKAN

Kelompok 3 :

1 Siti Nur’azizah Tompunu 105731103722


2 Asrah Anjani 105731104122
3 Esti Qama 105731105222
4 Muh. Rifkiadi Nasir 105731105822

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


Jl. Sultan Alauddin No. 259, Gn. Sari, Kota Makassar
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah pengantar
perpajakan, dengan judul : “Konsep dasar perpajakan”

kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca maupun yang mendengarkan.

Makassar, 16 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
3. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Jenis-jenis Pajak ................................................................................................... 3
B. Tata Cara Pemungutan Pajak............................................................................... 4
C. Timbulnya Utang Pajak ........................................................................................ 4
D. Tarif Pajak ............................................................................................................ 6
E. Jenis-jenis perlawanan pajak ............................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan
untuk pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Oleh karena itu, sektor pajak memegang peranan pentingdalam
perkembangan kesejahteraan bangsa. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa
sulitnya negara melakukan pemungutan pajak karena banyaknya wajib pajak
yang tidak patuh dalam membayar pajak merupakan suatu tantangan tersendiri.
Pemerintah telah memberikan kelonggaran dengan memberikan peringatan
terlebih dahulu melalui Surat Pemberitahuan Pajak (SPP). Akan tetapi, tetap
saja banyak wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak bahkan tidak sedikit
yang cenderung menghindari kewajiban tersebut.

Hal ini mendorong pemerintah menciptakan suatu mekanisme yang dapat


memberikan daya pemaksa bagi para wajib pajak yang tidak taat hukum. Salah
satu mekanisme tersebut adalah gijzeling atau lembaga paksa badan.
Keberadaan lembaga ini masih kontroversial. Beberapa kalangan beranggapan
bahwa pemberlakuan lembaga paksa badan merupakan hal yang berlebihan.
Dilain pihak, muncul juga pendapat bahwa lembaga ini diperlukan utnuk
memberikan efek jera yang potensial dalam menghadapi wajib pajak yang
nakal.

2. Rumusan Masalah

1. Apa-apa saja sih jenis pajak?


2. Bagaimana tata cara pemungutan pajak?
3. Timbulnya utang pajak
4. Tarif pajak

1
5. Jenis-jenis perlawanan pajak

3. Tujuan

A. Untuk mengetahui jenis pajak


B. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak
C. Untuk mengetahui timbulnya utang pajak
D. Untuk mengetahui tarif pajak
E. Untuk mengetahui jenis-jenis perlawanan pajak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Pajak

Terdapat beberapa jenis pajak yang digolongkan menjadi tiga, yaitu


penggolongan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga
pemungutnya.
a. Menurut gologannya, jenis pajak terdiri:
1) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak dan taidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
orang lain atau pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai.
b. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:
1) Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperlihatkan pada
keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan
pada subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada
objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun
tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas barang Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:
1) Pajak Negara atau Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara pada umumnya. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak

3
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan
Bea Materai.
2) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah
baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga masing-masing.

Berdasarkan definisi diatas terlihat bahwa jenis-jenis dari pajak daerah sama
dengan pajak pusat, yaitu dalam pemungutannya pajak pusat maupun pajak
daerah harus berdasarkan peraturan peruandang-undangan, begitu juga dengan
hasil penerimaannya digunakan utnuk pembiayaan pembangunan, baik
pembangunan pusat maupun pembangunan daerah, dan yang membedakannya
hanyalah pelaksana pemungutannya.

B. Tata Cara Pemungutan Pajak

Stelsel pajak adalah suatu sistem yang digunakan untuk memperhitungkan


pajak yang harus kita bayarkan. Terdapat tiga jenis stelsel pajak, yaitu:
1) Stelsel nyata (riil), stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan banyak
didasarkan objek yang sesungguhnya terjadi (untuk pajak penghasilan maka
objeknya adalah pajak penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya
baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua
penghasilan yang sesungguhnya dalam satu tahun pajak diketahui.
2) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan
pada suatu anggapan ayng diatur oleh undang-undang.
3) Stelsel campuran, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.

C. Timbulnya Utang Pajak

1. Pengertian utang pajak

4
Utang pajak adalah kewajiban membayar yang harus dilakukan oleh
individu. Individu ini disebut wajib pajak dan biasanya adalah suatu badan
maupun orang pribadi yang sudah tertulis didalam undang-undang
perpajakan di Indonesia.
Berbicara soal kapan timbulnya dan dihapusnya utang pajak sudah ada
diperaturan, dimana pemerintah dapat memaksa setiap wajib pajak untuk
membayar utang. Dengan kata lain, pajak timbula karena diterbitkannya
SKP oleh fiskus atau pegawai pajak yang membantu wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban pajaknya.
Penerbitan SKP ini biasanya apabila ada pemungutan pajak yang
dilakukan official assessment system. Di mana fiskus harus menghitung
jumlah pajak yang nantinya harus dibayar oleh wajib pajak. Setelah
dihitung, nantinya wajib pajak akan dikirimkan surat pemberitahuan
mengenai nominal pajak yang perlu dibayar.
Dikuti dari Pasal 1 Ayat 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000
mengenai Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, yang mana utang pajak
adalah pajak wajib dibayar, termasuk didalamnya sanksi administrasi
berbentuk denda, bunga atau penigkatan yang tertulis didalam surat
ketetapan pajak ataupun surat sejenisnya dengan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Pemicu timbulnya utang pajak
Berdasarkan jenisnya, penyebabnya timbulnya utang pajak dibagi
menjadi dua yaitu kondisi material dan firmil. Adapun penyebab timbulnya
utang pajak adalah sebagai berikut.
a) Kondisi Material
Dalam kondisi material,timbulnya utang pajak adalah karena adanya
Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus. Jadi, meskipun sudah adanya
syarat tatbestand namun belum ada surat keterangan pajak, maka hal
tersebut belum bisa dibilang ada utang pajak.
b) Kondisi Formil

5
timbulnya utang pajak adalah karena ada sesuatu yang
menyababkannya. Misalnya dari perbuatan-perbuatan, keadaan-
keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang mana bisa menimbulkan utang
pajak. Contoh hal yang bisa menimbulkan utang pajak adalah:
• Segi perbuatan: pengusaha melakukan impor barang
• Segi keadaan: memiliki harta bergerak dan tidak bergerak
• Segi peristiwa: mendapat hadiah undian

D. Tarif Pajak

Pajak dipungut berdasarkan tarif. Ada empat macam tarif pajak, yaitu tarif
proposional, tarif tetap, tarif progresif, dan tarif degresif.
1. Tarif Proposional
Tarif berupa presentase yang tetap terhadap beberapa jumlah yang
dikenakan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang proposional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
2. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak, sehingga pajak yang terutang tetap.
3. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.
4) Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah dikenai pajak
semakin besar.

E. Jenis-jenis perlawanan pajak

Menurut Mardiasmo (2011;8) perlawanan terhadap pemungutan pajak dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Perlawanan pasif

6
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang disebabkan antara
lain:
• Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
• Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat.
• Sistem kontorl tidak dapat dilakukan atau dilaksakan dengan baik.
b. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung
ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. Berikutnya
antara lain:
a) Tax avoidane, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar
undang-undang.
b) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak cara melanggar undang-
undang (menggelapkan pajak).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan diatas, maka dapat diambil


kesimpulan bahwa banyak Wajib Pajak yang belum sepenuhnya patuh terhadap
peraturan perpajakan. Tindakan penagihan merupakan prosedur yang paling
penting dalam proses pemungutan pajak, maka dari itu pihak fiskus
menerbitkan Surat Tagihan Pajak agar wajib pajak dapat melunasi pajak
terutangnya.

B. Saran

Kami sebagai penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan saran dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/372260811/Makalah-Dasar-Dasar-Perpajakan
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/06/16/utang-pajak-
adalah#:~:text=Berbicara%20soal%20kapan%20timbulnya%20dan,pajak
%20untuk%20memenuhi%20kewajiban%20pajaknya
https://repository.uin-suska.ac.id/18872/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai