Anda di halaman 1dari 15

SKP DAN STP

MAKALAH

Oleh:

Aurya Dewitri Angel Siboro

NIM. C1C022037

Dosen Pengampu:

Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Perpajakan I untuk membuat makalah tentang SKP dan STP.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan
penting dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata
kuliah Perpajakan I yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih ada kekurangan
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah


wawasan serta pengetahuan mengenai SKP dan STP.

Jambi, 25 Maret 2023

Aurya Dewitri Angel Siboro

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
BAB II .......................................................................................................................... 2
KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 2
2.1 SKP ................................................................................................................. 2
2.1.1 SKPKB .................................................................................................... 2
2.1.2 SKPKBT ................................................................................................. 4
2.1.3 SKPLB .................................................................................................... 6
2.1.4 SKPN ...................................................................................................... 7
2.2 STP ................................................................................................................. 8
2.2.1 Pengertian STP ........................................................................................ 8
2.2.2 Penerbitan STP ........................................................................................ 8
2.2.3 Fungsi STP .............................................................................................. 9
2.2.4 Sanksi Administrasi STP ........................................................................ 9
2.2.5 Kekuatan Hukum STP .......................................................................... 10
2.2.6 Contoh Kasus dan Perhitungan ............................................................. 10
BAB III ....................................................................................................................... 11
KESIMPULAN.......................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan kontribusi masyarakat dalam bentuk iuran kepada kas
negara dan bersifat memaksa, karena keberadaannya didasarkan pada undang-undang
dengan tanpa mendapat balas jasa secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyatt. Agar pembayran kewajiban pajak
dapat dilakukan dengan baik warga negara sebagai wajib pajak semestinya
mengetahui apa yang dimaksud dengan SKP dan STP.

Selain mengetahui pengetiian dari SPT dan SSP warga negara juga harus
mengtahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan
SKP dan STP, seperti apa saja jenis-jenis, alasan penerbitan, fungsi, sanksi
administrasi.

Tetapi, belum semua warga negara mengetahui dan mengerti akan hal penting
seputar pajak ini. Melalui makalah ini semua hal SKP (Surat Keterangan Pajak) dan
STP (Surat Tagihan Pajak) akan dijelaskan lebih detail.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa itu SKP?


2. Apa itu STP?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu SKP.


2. Untuk mengetahui apa itu STP.

1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 SKP
SKP adalah singkatan dari Surat Ketetapan Pajak merupakan Surat ketetapan
yang meliputi Surat Ketetapan Pajak kurang bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar.

2.1.1 SKPKB
1. Pengertian SKPKB
SKPKB adalah singkatan dari Surat Keterangan Pajak Kurang
Bayar merupakan Surat Ketetapan Pajak yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
2. Alasan diterbitkan SKPKB
SKPKB ditterbitkan apabila:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak
yang terutang tidak atau kurang dibayar.
b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam
Surat Teguran.
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain
mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan
selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol
persen).

2
d. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan
tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak
yang terutang.
e. Kepada wajib pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan.
SKPKB hanya dapat diterbitkan terhadap wajib pajak yang
berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain tidak
memenuhi kewajiban formal dan/atau kewajiban material.
Keterangan lain tersebut adalah data konkret yang diperoleh atau
dimiliki oleh Direktur Jenderal Pajak, antara lain berupa hasil
konfirmasi faktur pajak dan bukti pemotongan Pajak Penghasilan.
3. Sanksi Administratif
Sanksi administrasi yang dikenakan:
• SKPKB karena tidak atau kurang bayar dari hasil
pemeriksaan bunga 2% sebulan maksimum 24 bulan
terhitung berakhirnya masa pajak sampai terbit SKPKB.
• SKPKB keluar karena SPT tidak disampaikan denda 50%
dari PPh yang tidak atau kurang bayar.
• SKPKB keluar karena tidak ada pembukuan, denda 100%
dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang bayar. (batas
waktu terbitnya adalah dalam jangka waktu 10 tahun
setelah saat terhutang pajak).
4. Fungsi SKPKB
• Koreksi atas jumlah pajak terhutang menurut SPT
• Sarana untuk mengenakan sanksi
• Alat untuk menagih pajak

3
5. Jangka Waktu Penerbitan SKPKB
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKB.
Walaupun jangka waktu 5 tahun telah lewat, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar, apabila Wajib Pajak setelah jangka
waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

2.1.2 SKPKBT
1. Pengertian SKPKBT
SKPKBT adalah singkatan dari Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan merupakan Surat Ketetapan Pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
2. Penerbitan SKPKBT
SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah
dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
3. Fungsi SKPKBT
• Koreksi atas jumlah terhutang menurut SPT.
• Sarana untuk mengenakan sanksi.
• Alat untuk menagih pajak.

4
4. Sanksi SKPKBT
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKBT
ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
Sanksi administrasi berupa kenaikan tidak dikenakan apabila
SKPKBT diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib
Pajak atas kehendak sendiri, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam
rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan.
5. Jangka Waktu Penerbitan SKPKBT
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan
tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan SKPKBT.
Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan ditambah
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak
yang tidak atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah
jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

5
2.1.3 SKPLB
1. Pengertian
SKPLB adalah singkatan dari Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
2. Penerbitan SKPLB
SKPLB diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan, jumlah
kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang. Surat ketetapan Pajak Lebih Bayar
diterbitkan untuk:
a. Pajak Penghasilan apabila jumlah kredit pajak lebih besar
daripada jumlah pajak yang terutang.
b. Pajak Pertambahan Nilai apabila jumlah kredit pajak lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang. Jika terdapat
Pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai, jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara
jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan jumlah Pajak
yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
nilai tersebut.
c. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak
yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang.
3. Fungsi SKPLB
Sebagai alat atau sarana untuk mengembalikan kelebihan
pembayaran pajak.

6
2.1.4 SKPN
1. Pengertian SKPN
SKPN adalah singkatan dari Surat Ketetapan Pajak Nihil,
merupakan Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok
pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
2. Penerbitan SKPN
SKPN diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang, atau apabila tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.

2.1.5 Contoh Kasus dan Perhitungan


Wajib pajak menggunakan tahun takwim = tahun pajak, dimana pada tahun
2015 wajib pajak menyetor PPh sebesar Rp. 4.000.000 disetor tanggal 30
Maret 2016. Pada tanggal 2 Agustus 2016 terbit SKPKB yang menunjukkan
pajak kurang bayar sebesar Rp. 1.000.000,-. Hitung pajak yang masih harus
dibayar.

Jawab:
Pajak yang harus dibayar = Pokok pajak kurang bayar + (2% x PKB
x Jumlah bulan Maks 24 bulan ).
= Rp. 1.000.000,- + ( 2% x 1.000.000 x 5 )
= Rp. 1.100.000,-
(Jumlah bulan dihitung mulai dari April 2016 sampai dengan
Agustus 2016).

7
Atas pajak penghasilan tahun 2015 diterbitkan SKPKB tanggal 18 September 2016
(jatuh tempo tanggal 17 Oktober 2016). Jika wajib pajak telah membayar pada
tanggal 15 Oktober sebesar Rp. 60.000.000 dari total pajak kurang bayar sebesar Rp.
100.000.000, dan sisanya dibayar pada tanggal 30 Oktober 2016. Buatlah
perhitungan bunga pajak tersebut.
Jawab :
Pajak Penghasilan terhutang = Rp. 100.000.000,-
Kredit pajak = Nihil
Yang masih harus dibayar = Rp. 100.000.000,-
Wajib pajak membayar:
Tanggal 15 Oktober 2016 = Rp. 60.000.000,-
Tanggal 30 Oktober 2016 = Rp. 40.000.000,-
Perhitungan bunga:
Pajak yang terlambat = Rp. 40.000.000,-
Bunga ( 1 X 2 % 40.000.000 ) = Rp. 800.000,-
Pajak yang masih harus dibayar = Rp. 40.800.000,-
(Jumlah bulan dihitung mulai dari tanggal 18 Oktober 2016-30
Oktober 2016, dihitung satu bulan penuh).

2.2 STP
2.2.1 Pengertian STP
STP adalah singkatan dari Surat Tagihan Pajak, merupakan surat yang
melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau
benda.

2.2.2 Penerbitan STP


STP dikeluarkan apabila:
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak
sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung.

8
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau
bunga.
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak,
tetapi tidak tepat waktu.
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
yang tidak mengisi faktor secara lengkap (selain: identitas
pembeli, nama dan tanda tangan).
f. Pengusaha Kena Pajak melapor faktur pajak tidak sesuai dengan
masa penerbitan faktur pajak.
g. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan
pengembalian pajak masukan sebagaimana dimaksud dalam pasal
9 ayat (6a) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya.
2.2.3 Fungsi STP
• Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terhutang pada SPT wajib
pajak.
• Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda
• Alat untuk menagih pajak.

2.2.4 Sanksi Administrasi STP


a. Jumlah kekurangan pajak yang terutang (poin 2a dan 2b) ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan
untuk paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.
b. Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak (poin 2d, 2e atau
2f), selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2% dari Dasar Pengenaan
Pajak.
c. Terhadap pengusaha kena pajak (poin 2g) dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak
yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal pendidikan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai

9
dengan tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

2.2.5 Kekuatan Hukum STP


STP (Surat Tagihan Pajak) mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan SKP, sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan
surat paksa.

2.2.6 Contoh Kasus dan Perhitungan


PT Maju Jaya diperiksa sebagai bukti permulaan SPT Tahunan 2020. PT Maju
Jaya bermaksud mengungkapkan ketidakjujuran dengan menyebutkan jumlah
akumulasi pajak sebesar Rp 100.000.000. Sanksi administrasi apa saja yang
harus dibayar PT Maju Jaya?

Jawaban:

Berdasarkan kasus di atas, PT Maju Jaya akan dikenakan sanksi administratif


berupa denda sebesar 100.000 pajak yang telah jatuh tempo sebagaimana
diatur dalam Pasal 8 ayat (3a) undang-undang KUP. Perhitungannya sebagai
berikut:

Denda Administrasi Besarnya

= 100% x 100.000.000 Rp.

= Rp100.000.000.

Berdasarkan perhitungan, sanksi administrasi berupa denda yang harus dibayar


PT Maju Jaya adalah sebesar Rp100.000.000 Barang Kena Pajak (BKP) senilai
Rp100.000.000 pada tahun 2020.

10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
SKP adalah singkatan dari Surat Ketetapan Pajak merupakan Surat ketetapan
yang meliputi Surat Ketetapan Pajak kurang bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar.

SKP berfungsi sebagai sarana untuk menagih kekurangan pajak,


mengembalikan jika ada kelebihan membayar pajak, menginformasikan jumlah pajak
terutang, mengenakan sanksi administrasi perpajakan, serta menagih pajak.

STP adalah singkatan dari Surat Tagihan Pajak, merupakan surat yang
melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau benda.

STP berfungsi sebagai koreksi pajak terutang, sarana mengenakan sanksi


kepada wajib pajak, serta sarana menagih pajak.

11
DAFTAR PUSTAKA

(Mardiasmo 2019)Mardiasmo. 2019. PERPAJAKAN. 2019th ed. edited by D. Arum.


Yogyakarta: Penerbit ANDY.

Putra, Wirmie Eka, and Kamadie Sumanda Syafis. 2016. “Modul Ajar Pengantar
Perpajakan.” Buku Ajar.

PT Mid Solusi Nusantara. (2023). Apa Itu Surat Tagihan Pajak dan Bagaimana Cara
Melunasinya? Retrieved Maret 25, 2023, from Mekari Klk Pajak:
https://klikpajak.id/blog/apa-itu-surat-tagihan-pajak/

12

Anda mungkin juga menyukai