Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SURAT KETETAPAN PAJAK

OLEH:

WIDIA MARSA
NISN:0065438045

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMKN NEGERI 1 SEBATIK BARAT
AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
2022/2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Siswa : Widia Marsa

NIS/ NISN : 0065438045

Konsentrasi Keahlian : Akuntansi

Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Sekolah : SMKN 1 Sebatik Barat

MENYETUJUI:

1 .Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Yuliana,S.Pd Sri Devi B.R Girsang,S.Pd.G


NIP.19860612201802001 NIP.198908222017082001

2. Mengetahui

Kepala SMKN 1 Sebatik Barat Kepala Program

Sujud S.Pd Suhaini S.Pd


NIP.19660615 200312 NIP.19860612201802001

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai, tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkonsintribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengatahuan


dan pengalaman bagi pembaca. bahkan kami berharap lebih jauh lag iagar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan -sehari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
pennyusunan makalah ini karena keterbatasan pengatahuaan dan pengalaman kami
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sebatik Barat Januari 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ............................................................................................... i

HALAMANPENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1


1.2 Manfaat ........................................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) ......................................................................3


2.2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB ...........................................5
2.3.Surat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKB) ...............7
2.4.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) .............................................9
2.5.Surat Ketetapan Pajak Nihil .......................................................................11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................14


3.2 Saran..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah penerimaan kas Negara yang mempunyai peranan penting dalam
pembiayaan dan pembangunan Negara.indonesia adalah Negara yang menganut
self assement sytem dimana wajib pajak (WP)diberi kepercayaan dan tanggung
jawab untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus dibayar. Peningkatan kesadaran masyarakat dan peran aktif masyarakat
sangat dibutuhkan dalam peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak untuk
membiayaan dan pembangunan Negara dalam melaksanakan peraturan perundang
undang perpajakan.

Peran serta masyarakat atau WP dalam memenuhi kewajiban pembayaran


pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan, namun msih ada WP
yang lalai dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga menimbulkan
tunggakan pajak akibat dari tidak melunasi utang pajak sebagaimana mestinya.

Kantor pelayanan pajak sebagai salah satu lembaga yang didirikan oleh
Direktorat Jenderal pajak Indonesia beserta dengan lembaga keuangan merupakan
suatu sistem ekonomi yang memengang peran penting dalam perekonomian
Indonesia, dan fungsi dari Kantor pelayanan Pajak adalah sarana pembayaran pajak
yang menerima serta menghitung pembayaran pajak diseluruh kota serta daerah
yang ada di Indonesia.

Meskipun ada beberapa cara pemungutan pajak, namun ada kalanya pajak
yang terutang tidak/lambat dibayarkan oleh Wajib pajak sehingga perlu dilakukan
Tindakan aktif oleh fiskus untuk mengumpulkan piutang pajak tersebut. Salah satu
Langkah yang dapat di lakukan adalah dengan melakukan penangihan pajak dengan
berbagai prosedur yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.Penangihan
dilakukan penyitaan, Hingga Tindakan pelelangan hasil sita.

5
Menurut Undang-Undang pajak No.19 tahun 2000 tentang penangihan pajak
dengan surat paksa, menetapkan dan ketetapan pajak diterbitkan dalam bentuk,
Surat KetetapanPajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Tagihan Pajak (STP)

Ketetapan dan penetapan pajak dalam bentuk surat harus dilunasi dalam
jangka 30 hari atau sampai tanggal jatuh tempo sejak diterbitkannya surat ketetapan
dan penetapan. Apabila utang pajak yang telah ditetapkan dalam bentuk penetapan
dan ketetapan tersebut tidak dilunasi oleh wajib pajak sampai batas waktu yang
ditetapkan dalam surat ketetapan maka terhadap wajib pajak akan dilakukan
teguran.

Dalam sistem pemungutan pajak yang baru, dimana self assement system
memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, /menyetor, dan
melaporkan besarnya pajak yang terutang sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku. Implikasi tersebut menunjuk pada teori kepatuhan wajib pajak yang
menggambarkan apakah wajib pajak tersebut patuh akan melunasi kwajibannya.
Sebagai penerimaan negara yang selama ini diandalkan,tentunya sektor pajak
diupayakan untuk terus meningkat, satu sisi penerimaan 2 pajak juga terus
diupayakan dapat meningkat, sedangkan satu sisi yang lain harus ada ekstensifikasi
dan intefisikasi.

Namun pada kenyataannya, cendurung cukup banyak wajib pajak yang


memang sengaja melakukan kecurangan serta menghindari dalam pembayaran
pajak yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan meninggkatnya tunggakan
pajak dari tahun ke tahun berikutnya. Dari hal tersebut, maka fiskus melakukan
penangihan pajak pasif yaitu dengan mengeluarkan ketetapan pajak yang bertujuan
memberikan 3 informasi kepada wajib pajak. dengan cara mengeluarkan surat
tagihan pajak (STP) atau surat ketetapan pajak (SKP) dikarenakan adanya utang
pajak yang belum terbayangkan.

6
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penilitian tentang surat ketetapan pajak dan ingin mengetahui apa saja
tentang surat ketetapan pajak yang ada di dalamnya, sehingga penulis menagangkat
makalah dengan judul surat ketetapan pajak.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui surat ketetapan pajak
2. Untuk mengetahui surat ketetapan pajak kurang bayar
3. Untuk mengetahui surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan
4. Untuk mengetahui surat ketetapan pajak lebih bayar
5. Untuk mengetahui surat ketetapan pajak nihil

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Manfaat Pengguna
Agar pembaca dapat mengerti dan memahami mengenai materi surat
ketetapan pajak
2. Manfaat Keilmuan
Agar pembaca dan penulis mampu Menyusun tulisan ilmiah yang benar
tentang surat ketetapan pajak
3. Manfaat Penulis
Agar penulis dapat memahami dan mengerti bagaimana cara membuat
makalah yang baik dan benar serta memahami materi tenyang surat
ketetapan pajak

7
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan. Jenderal Pajak,


dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan (KPP/KPPBB) untuk mengetahui adanya kewajiban aSurat
ketetapan pajak adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut.Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi surat ketetapan
pajak bayar, suarat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, Surat Ketetapan Pajak
Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat Ketetapan tersebut dihasilkan
dari proses pemeriksaan (pajak) yang dilaksanakan oleh petugas fungsional
pemeriksa pajak maupun penyidik pajak atau hasil penelitian dari petugas
pengawasan dan konsultasi pajak.

Surat ketetapan administrasi lainnya dapat berupa Surat Tagihan Pajak yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat keputusan kepala kantor pelayanan
pajak Pratama yang memberitahukan besarnya pajak yang terutang termasuk denda
administrasi, kepada Wajib Pajak (WP)

Pengertian Surat Ketetapan Pajak/ SKP (Pasal 1 angka 14 Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2007 Surat ketetapan yang meiputi Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil. Berdasarkan keputusan
Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan surat ketetapan pajak,
dilimpahkan kepada KKP.

8
2.2. Macam-Macam Surat Ketetapan Pajak

Produk hokum yang diterbitkan oleh Direktoratau hak dari wajib pajak (WP)
adalah berupasurat ketetapan pajak yang terdiri dari 6 macam, yaitu:

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
5. Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPPT)
6. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada WP


tertentu yang disebabkan oleh ketidak benaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh WP.
Adapun fungsi Surat Ketetapan Pajak/Kohir adalah sebagai berikut.
a) Menimbulkan utang pajak.
b) Alat untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
c) Alat untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang kepada wajib pajak.
d) Alat bagi kantor pelayanan pajak untuk mengawasi pembayaran pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak.
e) Merupakan kuintasi bagi wajib pajak yang membayar pajak.
f) Bagi kantor pelayanan pajak, kohir merupakan cermin surat ketetapan pajak
yang merupakan recorder untuk mencatat semua Tindakan yang di ambil
wajib pajak, seperti peringatan, teguran, surat paksa, dan sita.
g) Sarana untuk melakukan koreksi fiksal terhadap wajib pajak tertentu yang
secara nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban
formal atau kewajiban materi dalam memenuhi ketentuan perpajakSarana
untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
h) Sarana administrasi untuk melakukan penangihan pajak.
i) Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.
j) Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang

9
2.3 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2.3.1 Pengertian

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih
harus dibayar.

2.3.2 Fungsi SKPKB

1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang


2. Sebagai alat atau sarana unuk mengenakan sanksi
3. Sebagai alat atau sarana untuk menangih pajak

2.3.3 .Penerbit SKPKB

Direktur jenderal pajak memiliki wewenang untuk menerbitkab SKPKB


terhadap kasus-kasus tertentu sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang


tidak atau kurang bayar
2. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan setelah
ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam surat teguran.
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai
tarif 0%
4. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besaarnya pajak yang terutang.
5. Wajib pajak diterbitkan NPWP atau dikukuhkan sebagai pengusaha kena
pajak secara jabatan yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sebelum diterbitkan NPWP atau dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
secara jabatan.

10
2.3.4 Sanksi administrasi

1. Apabila SKPKB diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan atau


keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang bayar (angka satu
pada dasar /sebab terbitnya SKPKB), maka jumlah kekurangan pajak yang
terutang dalam SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa pajak, Bagian Tahun Pajak atau
Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB.
a) Pokok pajak yang kurang atau tidak dibayar di dalam SKPKB ditambah
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar.
2. Apabila SKPPKB diterbitkan berdasarkan angka 2,3 dan 4 9pada
dasar/sebab diterbitkan SKPKB), maka jumlah pajak dalam SKPKB
ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar.
a) 50% dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu
Tahun Pajak.
b) 100% dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak
atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau
dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan.
c) 100% dari pajak Pertambahan Nihil barang dan jasa dan pajak
penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang bayar.

2.3.5 Jangka Waktu Penerbitan SKPKB

Berkaitan dengan penerbitan Surat Ketetapan Pajak, ditentukan bahwa


besarnya pajak terutang yang diberitahukan oleh Wajib pajak dalam SPT menjadi
pasti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan apabila
dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak diterbitkan Surat Ketetapan
Pajak.

11
SKPKB dapat diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 10
tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak, dalam hal sebagai berikut.

1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang


terutang tidak atau kurang bayar.
Sanksi:
Bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak smapai
dengan diterbitkannya ketetapan pajak kurang bayar.
2. Apabila kepada wajib pajak diterbitkan Nomor Wajib Pajak dan atau
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan dalam hal Waib
Pajak setelah jangka waktu 10 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidna dibidang perpajakan berdasarkan keputusan pengadilanyang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.4 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

1. Fungsi Skpkbt
2. Sebagai alat untuk mengoreksi ketetapan pajak sebelumnya
3. Sebagai alat atau sarana untuk menangih pajak
4. Sebagai alat atau sarana untuk mengenakan sanksi

2.4.1 Penerbitan SKPKBT

1. Apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap
yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

12
2. Masih ditemukan lagi data yang semula belum terungkap pada saat
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan atau
data baru yang diketahui kemudian dibuat oleh Direktur Jenderal Pajak
3. Data baru adalah data atau keterangan mengenai segala sesuatu yang
diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah pajak yang terutang yang
oleh wajib pajak belum
diberitahukan pada waktu penetapan semula, baik dalam Surat
pemberitahuan dan lampiran-lampirannya maupun dalam pembukuan
perusahaan yang diserahkan pada waktu pemeriksaan.
4. Data yang semula belum terungkap adalah data atau keterangan lain
mengenai segala sesuatau yang diperlukan untuk menghitung besarnya
jumlah pajak yang terutang, yang:
Tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam surat pemberitahuan beserta
lampirannya (termasuk laporan keuangan) dan atau Pada waktu
pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak mengungkapkan
data dan atau memberikan keterangan lain secara benar, lengkap, dan terinci
sehingga tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar dalam menghitung
jumlah pajak yang terutang.

2.4.2. Sanksi administrasi SKPKBT

Pasal 15 (2): sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus


persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut dalam SKPKBT

Penjelasan: Dalam hal setelah diterbitkan surat ketetapan pajak ternyata


masih ditemukan data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang
belum diperhitungkan sebagai dasar penetapan tersebut, atas pajak yang kurang
dibayar ditagih dengan surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari pajak
yang kurang bayar.

13
Pasal 15 (4): sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh
delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, dalam hal
Wajib Pajak setalah jangka waktu5 (lima) tahun dipidana karena melakukan
tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Penjelasan: Dalam Hal Wajib Pajak dipidana karena melakukan tindak pidana
yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berupa pajak
berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan, ditambah
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar meskipun jangka waktu 5(
tahun)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui

2.4.3 Jangka Waktu Penerbitan SKPKBT

1. Dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, apabila ditemukan data baru
dan atau data yang semula belum terungkap yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang.
2. Setelah lewat jangka waktu 10 tahun sesudah saat terutangnya pajak,
berakhirnya masa pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dalam hal
Wajib Pajak setelah jangka waktu 10 tahun tersebut dipidana karena
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan keputusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.5 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar(SKPLB)

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar dari pada pajak yang terutang atau yang tidak seharusnya terutang.

14
2.5.1 Fungsi SKPLB

Sebagai sarana atau alat untuk mengembalikan kelebihan pembayran pajak


yang telah dilakukan oleh Wajib PajaK

2.5.2 Penerbitan SKPLB

1. Untuk pajak penghasilan, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak
yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak
terutang.
2. Untuk Pajak Pertambahan Nihil, jumlah kredit pajaklebih besar dari jumlah
pajak atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang,
Apabila terdapat pajak terutang yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai, maka yang dimaksud dengan jumlah Pajak Yang terutang
adalah jumlah pajak keluaran setelah dikurangi pajak yang dipungut oleh
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut.
3. Untuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, jumalah pajak yang dibayar lebih
besar dari jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak
yang tidak seharusnya terutang.

2.5.3 Sanksi Administrasi SKPLB

Pajak yang lebih dibayar karena diterbitakn Keputusan Pengurangan atau


Penghapusan Sanksi Administrasi, sebagai akibatkan diterbitkan Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding yang menerima Sebagian atau seluruh
permohonan Wajib Pajak.

2.5.4 Jangka Waktu Penerbitan SKPLB

Kelebihan pajak yang masih tersisa, dikembalikan dalam jangka waktu 1


bulan sejak;

a) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran


b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
c) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
d) Keputusan Keberatan diterbitkan atau putusan banding

15
e) Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
1. Direktur Jenderal Pajak setalah melakukan pemeriksaan atas permohonan
pengembalian kelebihan pembyaran pajak selain permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kreteria tertentu,
sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 17C UU No. 16 Tahun 2000, harus
menerbitkan surat ketetapan pajak paling lambat 12 bulan sejak surat
permohonan diterima secara lengkap dalam arti bahwa Surat Pemberitahuan
telah diisi lengkap, kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan lain dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

2.6 Surat Ketetapan Pajak Nihil

SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak
sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kreditpajak. SKPN diterbitkan setelah Ditjen Pajak melakukan pemeriksaan Surat
Pemberitahuan.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007, SKPN diterbitkan


untuk;

1. Pajak Penghasilan jika jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang terutanng
atau pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;
2. Pajak Pertambahan Nilai jika jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak
yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Jika
terdapat pajak yang di pungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai,
jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak Pertambahan
Nilai tersebut;
3. Pajak Pernjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang dibayar
sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak
ada pembayaran pajak.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ketetapan Pajak adalah suatu ketentuan dalam sistem perpajakan untuk
pembayaran pajak terutang dengan Surat Ketetapan Pajak.
2. Macam-Macam Ketetapan Pajak:
a) Surat Tagihan Pajak (STP)
b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKBT)
c) Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
d) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
e) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
f) Surat Ketetapan Pajak Terutang (SPPT)
3. Fungsi Ketetapan Pajak:
a) Sarana untuk melakukan koreksi fiksal terhadap WP tertentu yang nyata-
nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban
formal dan atau kewajiban materil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan.
b) Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan
c) Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d) Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.

B. Saran

Demikiian makalah ini disusun, saran bagi surat ketetapan pajak mungkin
saran ini dapat dijadikan masukan sistem e-filing baru dapat digunakan untuk
penyampaian surat ketetapan pajak (SKP) penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih bjauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://edu/59111267/MAKALAH_PERPAJAKAN_1_SURAT_KETETAPAN_PAJAK_SKP_DAN
_SURAT_KETETAPAN_PAJAK_NIHIL_SKPN. (Diakses tanggal 4 April 2023)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Surat_Ketetapan_Pajak https://www.academia
(Diakses tanggal 7 April 2023)

18

Anda mungkin juga menyukai