UNIVERSITAS DIPONEGORO
Makalah ini dapat selesai berkat kerjasama dan bantuan berbagai pihak
kepada penulis. Secara khusus penulis haturkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah PDRD, Clara Yully Diana Ekaristi, S.E., M.Acc. karena
dengan arahan, bimbingan, hingga pemberian materi beliau penulisan makalah ini
dapat terselesaikan. Selanjutnya, terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa
pihak antara lain penulis jurnal atau makalah dan pembuat peraturan perundang-
undangan terkait yang kami jadikan acuan karena telah beberapa detail informasi
dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar dan paham bahwa dalam makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan sebab keterbatasan wawasan yang kami miliki. Terkait dengan hal
tersebut, saran dan kritik akan penulis terima dari para pembaca maupun pihak lain
demi perbaikan makalah saat ini dan kedepan.
Group 6 PDRD
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak daerah dapat didefinisikan sebagai peran serta dari wajib pajak atau
masyarakat daerah, orang pribadi ataupun badan. Pajak daerah memiliki sifat
memaksa, hal tersebut didasarkan menurut undang-undang yang terkait dan dipakai
dalam pemenuhan kebutuhan daerah semata-mata bagi kemakmuran rakyat daerah
setempat. Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah telah diatur
dalam Undang-undang No.28 Th. 2009 mengenai PDRD dan dijelaskan lebih detail
dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55 Th. 2016. Pelaksanaan pemungutan Pajak
Daerah diatur oleh daerah itu sendiri yang ditetapkan pada Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, serta peraturan lainnya.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6. Masa Pajak, periode satu bulan atau sesuai peraturan kepala daerah
maksimal tiga bulan. Menjadi acuan bagi WP untuk melakukan
hitungan, menyetorkan, serta melaporkan pajak terutang.
7. Tahun Pajak, periode waktu satu tahun.
8. Pajak yang terutang merupakan besaran nominal pajak yang wajib
dibayarkan selama masa pajak, tahun pajak atau selama bagian tahun
pajak, peraturan perundang-undangan pajak daerah.
9. Pemungutan ialah serentetan tahapan mulai dari penghimpunan data
objek, subjek pajak, penentuan besar nominal pajak yang terutang
hingga penagihan pajak kepada wajib pajak
10. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah adalah surat untuk lapor dan bayar
pajak, objek pajak dan atau yang bukan objek pajak, dan atau harta serta
kewajiban yang digunakan WP sesuai dengan peraturan perundang-
undangan pajak daerah..
11. Surat Setoran Pajak Daerah, bukti pembayaran atau bukti setor pajak
melalui formulir atau cara lain masuk ke kas daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk
12. Surat Ketetapan Pajak Daerah, surat yang memuat besar jumlah pokok
pajak yang terutang.
Wajib Pajak atau disingkat dengan WP, dapat melaporkan pajak daerah
dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah atau SPTPD. Pelaporan
pajak daerah dapat dilakukan secara online maupun langsung pada loket
pelayanan setempat. Pelaporan pajak daerah via online atau berbasis website,
Wajib Pajak cukup mendaftar akun e-SPTPD dan mengisi SPTPD melalui
website, yang selanjutnya akan terekam dan mendapatkan kode bayar,
pelaporan pajak daerah secara daring secara otomatis terintegrasi dengan
aplikasi pembayaran online melalui bank-bank yang ditunjuk.
4
kemudian melakukan pelaporan omset bulanan atau pelaporan pajak daerah
dengan mengisi formulir SPTPD setelah mengisi formulir SPTPD, Formulir
tersebut akan diinput dan diverifikasi, Wajib pajak akan mendapatkan STS
(Surat Tanda Setoran) sebagai pengantar ke bank (tempat pelayanan pajak
daerah akan mengirimkan data pembayaran pajak yang harus dibayar ke bank),
Wajib Pajak kemudian melakukan pembayaran atas pelaporan pajak daerah,
Bank akan mengeluarkan bukti pembayaran sah yang diberikan kepada WP
dan mengirim data pajak yang telah dibayarkan ke tempat pelayanan pelaporan
pajak daerah.
1. Pertama, dengan cara official assessment system. Melalui cara ini Wajib
Pajak bisa membayar pajak setelah mendapat SKPD atau dokumen lain
yang setara.
5
2. Kedua, dengan cara self assessment system. Melalui Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD) WP bisa memperhitungkan, melapor, dan
melakukan pembayaran pajak yang terutang secara mandiri.
Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak melalui STPD apabila dalam kurun
tahun berjalan pajak tidak atau kurang bayar, dari hasil observasi SPPD
terdapat kurang bayar sebagai dampak salah penulisan ataupun salah
penghitungan, dan WP dikenakan sanksi bunga atau sanksi denda.
Pada saat pemungutan Pajak Daerah akan dikenakan biaya pemungutan.
Biaya pemungutan merupakan biaya dalam rangka pemungutan pajak yang
diserahkan kepada aparat yang berwenang melaksanakan pemungutan.
Berdasarkan Perda Kota Semarang No. 10 Tahun 2007 Pasal 2 ayat (2), biaya
pemungutan pajak daerah ditetapkan maksimal 5% dari penerimaan pajak
daerah.
Contoh: Tata Cara Pemungutan PAT (Pajak Air Tanah)
Berdasarkan Perwali Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012, Wajib Pajak harus
melakukan pendaftaran dan pendataan. Dasar Pengenaan Pajak yang
diperhitungkan merupakan dari nilai perolehan air (NPA) serta ditetapkan tarif
sebesar 20%. Perhitungan PAT dirumuskan dengan NPA x 20%. Pemungutan
pada Pajak Air Tanah ini dilakukan secara official assessment sehingga WP
diharuskan membayar besaran PAT sesuai dengan SKPD. Pembayaran PAT
selambat-lambatnya lima belas hari sejak terbitnya SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, dan STPD.
2.4 Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
6
administratif yang harus dibayar, dan total pajak yang masih
harus dibayar oleh wajib pajak.
b) SKPDKB Tambahan (KBT)
SKPD yang menjadi penentu tambahan kurang bayar atas total
pajak yang sudah ditentukan.
c) SKPD Lebih Bayar (LB)
SKPD yang menjadi penentu total lebih bayar pajak yang terjadi
karenakan adanya kredit pajak lebih besar dibanding pajak yang
terutang atau pajak yang semestinya tidak terutang.
d) SKPD Nihil (N)
SKPD yang menjadi penentu total pokok pajak sama besar
dengan total kredit pajak atau pajak yang tidak terutang dan tidak
ditemukan adanya kredit pajak.
7
disampaikan sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan di Surat
Teguran yang bersangkutan.
- Kewajiban pengisian SPTPD tidak dipenuhi.
- Bila besaran pajak terutang sama nominal dengan total kredit pajak atau
total pajak yang tak terutang atau tiada kredit pajak hasilnya sama.
• Penerbitan SKPD Lebih Bayar (LB)
8
Bila terdapat kelebihan dalam pembayaran pajak, WP dapat
mengajukan permohonan untuk pengembalian kelebihan tersebut ke Kepala
Daerah. Maksimal 12 bulan terhitung sejak permohonan WP diterima,
Kepala Daerah harus memberi keputusan. Bila kurun waktu 12 bulan
tersebut telah terlampaui dan belum ada keputusan dari Kepala Daerah,
permohonan WP atas pengembalian kelebihan bayar pajak tersebut
dikabulkan.
9
Apabila merujuk Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2022
pada pasal 9 mengenai Aturan Pembayaran Kewajiban dan
Perwujudan Hak Perpajakan, seperti dibawah:
10
yang dibayarkan pada jumlah pajaknya dipenuhi paling lama 1 bulan
sesudah jatuh tempo.
11
2.6 Surat Ketetapan Pajak dan Tagihan Pajak
1. SKPDKB
2. SKPDKBT
3. SKPLB
12
seharusnya dibayarkan. WP terlebih dahulu membuat permohonan
tertulis sehingga SKPLB baru bisa diterbitkan.
4. SKPN
Penerbitan surat ini guna mengetahui sama besarnya total pajak dengan
total kredit pajak serta pajak yang tidak seharusnya dibayarkan dan tidak
adanya kredit pajak.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
sesuai antara penerimaan maupun realisasi pajak daerah tersebut sebesar-besarnya
untuk kepentingan masyarakat daerahnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Damas Dwi. 20017. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: UB
Press.
Peraturan Daerah Kota Semarang No. 10 Tahun 2007 Tentang Biaya Pemungutan
Pajak Daerah
Ana, Ovilya Rambu dan Norman Duma. 2017. Peranan Penagihan Tunggakan
Pajak Terhadap Pertumbuhan Tunggakan Pajak. Jurnal Akuntansi dan
Perpajakan, 3(1)
Mustikaati, Linda. 2010. “Analisis Penagihan Pajak”. Jurnal Sains, Akuntansi &
Manajemen.
16